belajar

Waktu kita sekolah, kita pasti mengenal apa yang namanya ulangan. Sebelum ulangan, kita belajar dengan giat supaya dapat nilai yang bagus. Bagi kita yang beruntung dan menjadi mahasiswa di jenjang perguruan tinggi, biasanya akan berkutat dengan adanya tugas akhir dan ujian akhir. Untuk menghadapi ujian ketika kuliah, kita akan belajar lagi supaya nilai kita menjadi bagus.
Ketika kita melakukan sesuatu, termasuk ketika kita belajar, kita pasti memiliki motivasi dan tujuan. Kalau kita belajar untuk mencari uang, berarti kita menganggap bahwa uang itu suatu hal yang penting. Kalau kita belajar supaya nilai bagus, berarti kita menganggap bahwa nilai bagus itu yang penting. Kalau kita belajar supaya tidak dimarahi orang tua, berarti kita menganggap orang tua tidak mengomel itu adalah hal yang penting. Artinya, kita tahu bahwa sesuatu yang penting itu patut untuk dikejar.
Nah, bagi kita sebagai orang Kristen yang sudah diselamatkan, Allah kita itu penting atau tidak? Mengenal siapakah Allah kita, itu penting tidak? Tentunya penting! Kenapa? Karena Ia bukan hanya Allah pencipta yang di mana kita harus mempertanggungjawabkan segala sesuatu yang kita perbuat, melainkan Ia juga adalah penebus kita yang telah memberikan Anak-Nya yang tunggal untuk mati menebus dosa-dosa kita.
Melalui alam, Allah kita memberi tahu dan mengajarkan kepada manusia tentang siapakah diri-Nya sebagai sang pencipta. Allah kita juga memberi tahu tentang diri-Nya melalui Alkitab. Ia mengajarkan kepada umat-Nya bahwa Allah adalah Allah yang menebus kita. Sayang sekali kalau kita malas, tidak mau belajar Alkitab, atau menganggap itu tidak penting dengan alasan apa pun, karena di Alkitab dan hanya melalui firman-Nya di Alkitab, Allah memberitahu tentang diri-Nya sebagai sang penebus.
Belajar Alkitab vs belajar pelajaran sekolah
Jadi, bagi kita yang sudah sedemikian semangat untuk belajar mengenai siapa Allah, apakah kita mempelajarinya seperti kita belajar pelajaran di sekolah? Iya dan tidak. Iya karena tentunya kita perlu belajar Alkitab dengan dalam dan dengan detail. Bahkan lebih daripada ketika kita belajar pelajaran di sekolah, karena Allah kita itu jauh lebih besar daripada pelajaran matematika atau pelajaran fisika.
Tetapi kita harus ingat bahwa firman Allah itu adalah perkataan Allah. Jadi, cara kita mempelajari firman Allah pasti ada perbedaan dengan cara mempelajari pelajaran di sekolah. Ketika kita belajar pelajaran sekolah, biasanya yang terjadi adalah saya menjadi subjek dan mata pelajarannya menjadi objek. Berbeda halnya ketika kita membaca Alkitab. Ketika kita membaca Alkitab, itu artinya kita sedang membaca bahwa Allah yang berbicara. Alkitab adalah perkataan Allah yang diilhamkan untuk gereja-Nya, sehingga kita tidak bisa belajar Alkitab seperti seolah-olah kita adalah subjek dan Alkitab adalah objek. Sebaliknya, kita diajak untuk memiliki sikap yang taat terhadap apa yang Allah nyatakan kepada kita setiap kali kita membaca firman Allah.
Artikel ini ditutup dengan sebuah ayat untuk mengingatkan kita, yaitu Mazmur 1:1-2 yang berbunyi “Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi