Devotion from Kisah Rasul 3:17-26
Ayat 17 dan 18
Petrus melanjutkan khotbahnya dengan menawarkan kesempatan bertobat.
Banyak orang tidak tahu kalau Yesus adalah Sang Mesias. Mereka tetap
berdosa besar, tetapi Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk
bertobat. Mereka tidak tahu, karena itu mereka memakukan Dia di kayu
salib. Tetapi kejahatan mereka membunuh Kristus yang tidak bersalah,
ternyata dipakai Allah untuk menggenapi rencana keselamatan-Nya. Yesus
Kristus memang harus dibunuh untuk menjadi korban bagi banyak orang.
Berarti mereka yang ikut membunuh Yesus tidak bersalah? Tetap bersalah!
Kedaulatan Allah yang merancang segala sesuatu tidak membuat manusia
tidak perlu bertanggung jawab. Tuhan berdaulat, karena itulah manusia
harus bertanggung jawab. Tetapi Tuhan sanggup membuat apa yang baik dari
apa yang jahat. Manusia mereka-rekakan yang jahat, Tuhan
mereka-rekakannya untuk kebaikan, seperti dikatakan Yusuf (Kej. 50:20).
Kejahatan yang paling besar adalah pembunuhan terhadap Anak Allah.
Kebaikan paling besar adalah Yesus Kristus mati di kayu salib demi
menebus dosa manusia. Kejahatan paling besar terjadi karena rancangan
jahat manusia yang penuh kebusukan dan dengki, tetapi kebaikan paling
besar terjadi karena tangan Allah yang penuh kuasa dan kebaikan. Memang
orang Israel telah membunuh Kristus, tetapi Tuhan Allah memakai
peristiwa ini untuk memperdamaikan orang berdosa dengan diri-Nya
sehingga mereka menjadi umat-Nya.
Berita ini bukanlah berita yang baru saja dinyatakan. Ini bukanlah
berita para rasul saja. Berita tentang Kristus yang harus mati demi
menebus dosa manusia telah dinyatakan oleh para nabi dari Perjanjian
Lama. Sang Penebus harus mengalami sengsara, bahkan kematian (Yes.
52:13-53:10; Mzm. 22). Apa yang terjadi adalah penggenapan dari
rancangan Allah sejak zaman yang lampau.
Ayat 19 dan 20
Setelah melihat kematian Kristus sebagai penebusan, barulah orang-orang
Israel itu dapat mengerti bahwa inilah jalan Allah yang telah
ditetapkan-Nya sejak lampau, bahkan sejak dalam kekekalan (Ef. 1:3-7).
Kristus bukanlah “victim” tetapi “sacrifice”. Victim berarti Dia adalah
korban dari tindakan jahat orang-orang sekitarnya. Dia ditaklukkan oleh
keadaan. Tetapi Kristus bukan korban dari tindakan jahat orang-orang
sekitar. Dia bukan ditaklukkan oleh keadaan. Dia adalah “korban” sesuai
dengan ketentuan Bapa di surga. Dia bukan ditaklukkan oleh keadaan,
tetapi Dia menaklukkan diri kepada kehendak Bapa. Dia mati karena
kehendak Bapa, bukan karena keadaan. Kematian-Nya bukan karena takluk
oleh keadaan, sebaliknya keadaan dunia akhirnya takluk ke dalam
kematian-Nya! Kematian akhirnya dimatikan oleh kematian-Nya! Maka
sekarang Kristus dinyatakan di dalam khotbah Petrus sebagai yang
berkuasa menyembuhkan orang lumpuh dan – lebih penting lagi – yang
berkuasa memulihkan Israel karena – yang terpenting – Dia telah menang
atas kematian. Maukah engkau bertobat sekarang? Dosamu yang begitu
banyak akhirnya akan menenggelamkan hidupmu. Siapakah yang bisa
menolongmu? Hanya Kristus! Bukankah Kristus korban permainan para
pemimpin agama? Dia tidak bisa tolong diri-Nya sendiri, bagaimana mau
tolong kami? Dia bukan korban permainan para pemimpin agama, tetapi Dia
adalah penebusan di dalam rencana Allah. Bertobatlah karena Dia, yang
telah menginjak maut sampai mati, akan menjadi Hakimmu! Bertobatlah
karena Dia, yang telah mati menggantikanmu, telah menjadi Juruselamatmu.
Di dalam ayat 20 dikatakan jika mereka, yaitu segenap Israel, mau
menerima Kristus sebagai Raja yang telah menyelamatkan mereka, maka
Tuhan akan memperbaiki bangsa ini dan memakai bangsa Israel untuk
menyatakan Kristus, Raja mereka, hingga ke ujung dunia.
Ayat 21 dan 22
Jika mereka mau menerima, apakah ini tidak mengkhianati identitas
Israel mereka? Bukankah mereka menjadi umat Tuhan karena mengikuti
Taurat Musa? Apakah ada di dalam Taurat Musa segala sesuatu yang
dikhotbahkan Petrus ini? Ya. Yang pertama Petrus mengingatkan bahwa Musa
bukanlah orang yang masuk ke tanah perjanjian. Musa tidak masuk ke
Kanaan. Yosualah yang memimpin Israel masuk. Taurat tidak diberikan
untuk membuat orang Israel masuk ke tempat peristirahatan Tuhan, tetapi
Taurat diberikan untuk menuntun orang Israel mendapatkan janji ke tempat
peristirahatan itu. Yesus Kristus bukan saja telah diajarkan dalam
ajaran Musa, lebih dari itu Yesus Kristus menggenapi ajaran Musa. Ajaran
Musa menjadi sempurna jika Kristus menjadi titik akhir dari ajaran
tersebut. Musa tidak masuk ke tempat perhentian, tetapi Kristus masuk!
Dia sekarang ada di sebelah kanan Allah. Kristus tidak gagal masuk ke
tempat perhentian itu, bahkan Dialah jalan yang membuat kita semua dapat
masuk ke tempat perhentian itu. Israel mau menjadi pengikut Musa?
Silakan berputar 40 tahun di padang gurun dan gagal masuk tanah Kanaan.
Israel mau mengikut Yesus Kristus? Dialah yang telah ada di surga, duduk
di sebelah kanan Allah. Berarti Kristus lebih besar dari Musa? Pasti!
Bahkan Musa sendiri mengatakan demikian. Ayat 22 mengutip perkataan Musa
yang menubuatkan kedatangan Nabi yang berikut. Nabi yang menjadi kunci
Israel binasa atau selamat. Binasa jika menolak Dia, dan selamat jika
menerima Dia (Ul. 18:18-19).
Ayat 23 dan 24
Kristus bukanlah nabi sama seperti nabi yang lain. Seluruh nabi di
Perjanjian Lama, dari Kitab Kejadian hingga Yohanes Pembaptis, semua
menubuatkan kedatangan Sang Nabi ini, yaitu Kristus. Kristus tidak sama
dengan semua nabi lain karena otoritas yang dimiliki Kristus lebih
tinggi daripada nabi mana pun. Mengapa demikian? Karena Kristuslah Nabi
yang dibicarakan oleh nabi-nabi lain, berarti Kristuslah penggenap
seluruh nubuat para nabi di dalam Perjanjian Lama. Betapa besarnya
Kristus itu. Dialah inti dari pemberitaan Kitab Suci. Seluruh Kitab
Suci, firman Allah yang berkuasa dan benar, memberitakan tentang
Kristus. Kristus melampaui semua nabi yang pernah Tuhan bangkitkan.
Ayat 25 dan 26
Sekarang Kristus telah bertakhta di sebelah kanan Allah. Siapakah yang
lebih tinggi daripada Dia? Dan Jika Israel mau bertobat dan mengikut
Yesus Kristus sebagai Juruselamat mereka, maka Tuhan akan memberkati
seluruh bangsa-bangsa seperti yang telah dinubuatkan di dalam Kitab
Kejadian, yaitu melalui keturunan Abraham, seluruh bangsa di bumi akan
mendapat berkat (Kej. 22:18). Kristuslah keturunan Abraham yang dimaksud
(Gal. 3:16). Melalui Kristus dan melalui pemberitaan dari Israel, anak
Abraham, berita Injil disebar dari Yerusalem, Yudea, Samaria, sampai ke
ujung bumi. Jika Israel menerima, maka untuk Israellah Sang Juruselamat
itu, dan melalui Israel Dia akan menjadi Juruselamat bagi orang-orang
percaya di seluruh penjuru bumi. Tetapi akankah Israel menerima? Israel
telah begitu banyak mendapatkan hak istimewa tetapi mereka juga telah
begitu berdosa dengan menginjak-injak semua hak istimewa yang Tuhan
berikan kepada mereka. Sekarang mereka mendapatkan hak istimewa menjadi
umat Tuhan di dalam Kristus yang pertama sebagai bangsa. Israel
diberikan kesempatan untuk menjadikan Kristus Raja mereka sebelum
melalui Israel juga bangsa-bangsa lain juga akan mendengar Injil. Tetapi
apakah Israel menerima? Ayat-ayat selanjutnya dari Kisah Rasul
menunjukkan bahwa mereka tetap menolak sebagai bangsa.
Kiranya Tuhan menjaga kita dan memberikan kita hati yang memahami
betapa mulianya Yesus Kristus sehingga kita tidak keras hati seperti
Bangsa Israel dan menolak Kristus yang mulia.
- Home
- No Label
- khotbah di serambi salomo(part2)