para pelayan meja

Devotion from Kisah Rasul 6:1-7

Di dalam ayat 1 dikatakan bahwa jumlah murid semakin bertambah. Semakin bertambahnya murid berarti juga semakin bertambahnya pekerjaan yang harus dilakukan. Tuhan memberikan kepercayaan yang besar dengan jumlah orang-orang Kristen yang menjadi sangat besar. Begitu besarnya jumlah mereka sehingga tidak mungkin lagi segala sesuatu dilakukan oleh jumlah pelayan yang ada. Inilah tanda pertumbuhan jemaat Tuhan, yaitu selalu jumlah yang melayani terasa kurang. Mengapa kurang? Karena Tuhan memercayakan jumlah jemaat yang lebih besar daripada yang dapat ditangani. Ini berarti Roh Kudus memberikan pertumbuhan yang melampaui kemampuan pelayan-Nya. Tuhan tidak membangkitkan pekerja-pekerja-Nya melampaui pelayanan yang Dia percayakan. Jika seseorang tidak dipanggil menjadi pelayan-Nya, tetapi menjadi pelayan-Nya karena motivasi yang egois, ini membuat akhirnya gereja penuh dengan pelayan-pelayan yang tidak punya visi dan tidak tahu harus kerjakan apa. Tetapi ini tidak pernah terjadi pada gereja Tuhan yang sedang Tuhan percayakan untuk melayani-Nya dengan pengaruh yang terus berlimpah. Begitu banyak hal yang harus dikerjakan dan begitu banyak orang yang harus dilayani. Itu sebabnya tanda bahwa gereja sedang dipakai oleh Tuhan adalah pekerjaan yang Tuhan percayakan melampaui kemampuan para pelayan yang Tuhan telah bangkitkan.

Ketidakmampuan para rasul untuk menangani semua murid yang Tuhan percayakan ini mirip dengan kesulitan yang dialami oleh Musa. Musa mengatakan bahwa dia tidak sanggup menangani seluruh Israel (Bil. 11:14-17). Setelah Musa menyadari kesulitan yang dia pikul untuk mengerjakan semuanya, maka Tuhan pun beranugerah dengan membangkitkan lebih banyak orang-orang yang dipanggil-Nya dan dipenuhi-Nya dengan Roh Kudus. Demikian juga para rasul tidak sanggup menangani semua murid yang makin lama makin bertambah di luar kemampuan mereka melayani. Ribuan telah Tuhan panggil dan ribuan telah Tuhan tambahkan ke dalam gereja-Nya, tetapi Dia belum juga membangkitkan orang-orang yang melayani bersama-sama dengan para rasul dan para murid mula-mula.

Setelah menyadari kesulitan itu, para rasul memutuskan untuk menambah tujuh orang lagi untuk menolong mereka melayani. Lalu bagian pelayanan manakah yang harus ditangani oleh para rasul dan bagian pelayanan manakah yang ditangani oleh tujuh orang itu? Para rasul tetap menangani firman Allah dan doa (ay. 2, 4). Ini adalah pelayanan yang paling penting untuk pertumbuhan gereja Tuhan. Gereja yang sejati harus bertumbuh karena firman Tuhan, bukan karena yang lain. Jika gereja bertambah banyak karena orang-orang yang ditawarkan kesenangan-kesenangan duniawi yang mereka tidak mau tinggalkan, maka sebenarnya gereja itu tidak sedang bertumbuh, tetapi sedang makin menyerupai dunia ini dan makin tidak terlihat kekudusan, takut akan Tuhan, dan kegentaran untuk hidup menaati Tuhan. Tuhan menambahkan jumlah orang-orang yang bertobat karena mereka mendengar Injil yang dikhotbahkan. Mereka juga bertumbuh di dalam iman mereka karena mereka mendengar firman Tuhan yang disampaikan melalui gereja-Nya. Jika tidak ada firman Tuhan, maka gereja akan menjadi kumpulan orang yang saling akrab, hidup seperti keluarga, tetapi tidak pernah mengenal Tuhan dengan benar. Ini bukan gereja. Ini perkumpulan orang-orang dunia yang saling kenal dan saling akrab. Gereja sejati harus terdiri dari orang-orang yang disatukan oleh iman kepada Kristus dan bertumbuh semakin menyerupai Kristus melalui pemberitaan firman Tuhan (Ef. 4:11-15).

Pelayanan diakonia sangat penting. Gereja harus memberikan perhatian dan menunjukkan kasih. Tetapi pelayanan firman tetap jauh lebih penting. Karena ada pelayanan firman yang sejati maka orang-orang Kristen dapat tergerak untuk menolong orang lain dengan motivasi yang benar dan cara yang bijaksana. Karena ada pelayanan firman maka orang-orang Kristen dapat mengenal kasih Allah dan mempunyai kekuatan untuk mengasihi sesama. Karena ada pelayanan firman maka orang-orang Kristen bisa hidup sebagai komunitas dari orang-orang yang sudah diselamatkan. Karena ada pelayanan firman, maka setiap kali ada orang yang melakukan perbuatan kasih maupun setiap kali ada orang yang menerima perbuatan baik, nama Tuhan yang akan dipermuliakan dan iman orang-orang itu akan bertumbuh. Mengutamakan firman bukan berarti mengabaikan diakonia. Tetapi memerhatikan pelayanan diakonia bukan berarti menyejajarkannya dengan pelayanan firman. Itulah sebabnya di dalam ayat 2 dan 4 para rasul tetap memberikan prioritas kepada pelayanan firman.

Hal kedua yang menjadi fokus para rasul adalah doa. Pelayanan firman dan doa menjadi pelayanan paling penting di dalam gereja Tuhan. Doa menunjukkan relasi kita dengan Allah. Tanpa relasi dengan Allah maka relasi manusia hanya akan dirusakkan oleh dosa dan kepalsuan. Ketulusan, kasih, pengorbanan, dan kesetiaan hanya ada pada Allah, dan Allah membuktikannya dengan memberikan Kristus sebagai korban untuk menyelamatkan kita. Hanya ketika kita telah benar-benar mengenal kesempurnaan kasih Allah, barulah kita mampu mencerminkan kasih itu kepada sesama kita. Tetapi bisakah kasih dirasakan tanpa relasi? Tidak. Kasih sejati terjadi di dalam relasi dan membuat relasi menjadi begitu dekat dan hangat. Bagaimana mungkin relasi kita dikatakan dekat dan hangat jika kedekatan dan kehangatan itu tidak ditemukan di dalam doa-doa kita? Kedekatan dan kehangatan yang penuh hormat dan memadukan dengan sempurna kasih dan rasa takut kita kepada Allah adalah tanda relasi yang benar dengan Allah. Gereja Tuhan harus mengutamakan firman dan doa. Sekali lagi, pelayanan diakonia tidak boleh diabaikan. Pelayanan diakonia harus dianggap sangat penting dan darurat. Tetapi pelayanan diakonia tidak boleh disejajarkan dengan pelayanan firman dan doa. Firman dan doa menjadi dasar bagi pelayanan lain. Firman dan doa menjadi fondasi bagi “batu-batu” pelayanan lainnya diletakkan. Tembok sebuah rumah sangat penting, demikian juga atapnya. Tetapi tanpa ada fondasi maka tembok dan seluruh rumah akan rubuh.

Setelah menekankan pentingnya pelayanan firman dan doa, bagian hari ini juga mengingatkan bahwa para rasul tidak merendahkan pelayanan diakonia kepada janda-janda orang Yahudi berbahasa Yunani. Melayani janda dari golongan minoritas (kelompok berbahasa Yunani sangat mungkin hanyalah sekelompok kecil orang pada waktu itu) tidak dilakukan dengan sembarangan. Bagaimana kita tahu bahwa ini tidak dilakukan sembarangan? Karena yang diutus untuk menangani pelayanan ini bukanlah orang-orang sembarangan. Mereka memilih tujuh orang yang terbaik dari antara para murid untuk mengerjakan pelayanan ini. Filipus adalah seorang penginjil yang berkuasa sehingga banyak daerah di Samaria bertobat melalui pelayanan Injil yang dia kerjakan (Kis. 8:5-6), dan Stefanus adalah seorang penginjil yang berkuasa dan mempunyai hikmat melebih orang-orang lain (Kis. 6:8-10). Apakah kita telah mengerti keseimbangan antara dua hal ini di gereja kita? Kadang-kadang kita mengutamakan pemberitaan firman, tetapi mengabaikan diakonia. Juga kadang-kadang kita menekankan diakonia tanpa memberikan keutamaan firman dan doa di dalam pelayanan gereja. Biarlah bacaan kita hari ini memberikan kembali keseimbangan di dalam cara kita melihat pelayanan di gereja Tuhan.

Doa:
Tuhan, berkatilah gereja kami dengan kebiasaan berdoa yang benar, giat, dan penuh kerinduan, dan berkatilah juga gereja kami dengan firman-Mu yang benar dan limpah. Tuhan, kami mohon Engkau tidak meninggalkan gereja kami, melainkan rela memakainya sebagai saluran berkat bagi orang-orang yang memerlukan pertolongan. Berikanlah firman-Mu dengan limpah melalui para hamba-Mu di gereja kami. Dalam nama Tuhan Yesus. Amin.