seruan orang makedonia

Devotion from Kisah Rasul 16:4-12

Paulus meneruskan perjalanannya bersama Timotius dan Silas untuk memberitakan ajaran dari hasil pertemuan di Yerusalem. Mereka mengajarkan keputusan itu dengan cara yang menguatkan dan mempertumbuhkan iman setiap jemaat yang mendengarnya. Bukan saja jemaat-jemaat itu makin diteguhkan, mereka juga semakin bertambah di dalam jumlah. Sejak pasal 2 kitab ini hingga pasal 16 terus diingatkan bahwa Roh Kudus yang mempertumbuhkan jemaat dengan jumlah yang terus bertambah. Tuhan benar-benar memberkati sehingga di tempat mana pun gereja-Nya berdiri, Dia tidak pernah tidak memberikan pertumbuhan yang pesat di dalam jumlah orang. Selalu ada orang baru yang bertobat. Selalu ada yang mendengar Injil dan kemudian menjadi percaya. Selalu ada pertumbuhan jumlah yang besar dengan didorong oleh firman dan tuntutan untuk hidup suci. Jemaat mula-mula tidak menjadi besar karena mengundang artis, atau memakai gedung mewah untuk menarik orang datang. Mereka juga tidak memakai modus dunia entertainment untuk menarik orang datang. Semua cara gereja zaman sekarang yang berkembang sangat besar sebenarnya sangat berlawanan dengan cara gereja mula-mula. Betapa jauhnya kita sudah menyimpang dari semangat, pengertian, dan gairah gereja mula-mula. Saat ini gereja telah kehilangan gairah yang menyala-nyala untuk Tuhan. Dan kalaupun ada gairah yang menyala-nyala, alasan munculnya gairah itu pun rusak dan tidak bertanggung jawab. Kita harus kembali membaca Kisah Rasul dengan teliti dan menemukan fakta bahwa gereja zaman sekarang telah berjalan di dalam track yang jauh berbeda dengan di dalam zaman Kisah Rasul.

Tetapi, di tengah-tengah kenyamanan berada di dalam gereja yang mulai bertumbuh pesat dan mulai menjadi stabil, Roh Tuhan mengarahkan Paulus untuk pergi ke daerah sulit sekali lagi. Ketika mereka memutuskan untuk masuk ke daerah Asia, Roh Kudus melarang mereka dengan menutup jalan bagi mereka (ay. 6). Tuhan tidak mengizinkan mereka masuk ke daerah Asia lebih dalam lagi. Tuhan, di dalam kedaulatan-Nya yang melampaui pikiran kita, memerintahkan Paulus untuk pergi memberitakan Injil ke daerah-daerah yang pernah dijajah oleh Makedonia di daerah Eropa. Paulus hanyalah alat yang dipakai oleh Roh Kudus. Ke mana saja Roh Kudus memerintahkan dia, dia telah bersiap hati. Allah berniat untuk menaklukkan daerah-daerah yang merupakan pusat kekuatan militer terbesar selama beberapa ratus tahun terakhir, yaitu Makedonia dan Romawi. Itulah sebabnya berita Injil masuk ke dua wilayah taklukkan dua kerajaan ini dengan cara yang makin mendekati jantung kerajaan Romawi, yaitu kota Roma.

Halangan bagi Paulus datang dengan cara paling jelas ketika dia bermimpi tentang orang Makedonia yang berteriak meminta tolong kepada Paulus. Paulus sangat yakin kalau melalui mimpi ini Tuhan memanggil dia ke Makedonia. Mimpi yang Paulus alami adalah orang-orang Makedonia sedang berteriak untuk minta tolong. Ini merupakan mimpi yang sangat penuh dengan makna yang luar biasa. Kerajaan Makedonia telah mencapai puncaknya di dalam kebudayaan. Makedonia mungkin telah kehilangan kuasa politik dan militernya pada saat itu. Mereka jauh lebih kecil dan lemah dibandingkan penguasa saat itu, yaitu kerajaan Romawi. Kerajaan Romawilah pemilik kuasa politik terbesar di seluruh dunia. Tetapi sebelum Romawi menguasai begitu banyak daerah di Eropa, Afrika, hingga Asia, Makedonia telah lebih dulu menancapkan kuasa politiknya di daerah-daerah Eropa, Afrika, hingga seberang sungai Efrat. Di bawah kepemimpinan Alexander Agung, Makedonia berhasil menguasai daerah-daerah tersebut dengan kecepatan yang luar biasa. Tetapi pengaruh mereka yang lebih besar bukanlah di dalam kuasa politik. Mereka sangat berhasil di dalam menyebarkan pengaruh Yunani. Makedonia menaklukkan kota-kota penting Yunani pada zaman Raja Philip II, ayah Alexander Agung. Sejak itu kebudayaan Yunani balik “menjajah” Makedonia pada zaman pemerintahan Alexander Agung. Alexander begitu terpesona dengan budaya Yunani sehingga ke mana pun dia pergi, dia akan membawa juga orang-orang ahli untuk mempelajari budaya dari tempat yang mereka taklukkan sekaligus menyebarkan pengaruh Yunani di tempat yang mereka taklukkan. Inilah yang membuat budaya Hellenistik (budaya Yunani yang dikembangkan oleh orang-orang non Yunani) menjadi budaya terbesar dan paling berpengaruh saat itu. Bahkan bahasa yang digunakan secara internasional pun adalah bahasa Yunani. Lebih dari itu, kerajaan Romawi pun menyebarkan mitologi maupun kebudayaan yang merupakan versi Roma dari budaya Yunani. Inilah pengaruh besar orang-orang Makedonia di dalam pengaruh kebudayaan dunia. Tetapi mimpi Paulus menunjukkan bahwa mereka perlu ditolong. Kebudayaan Yunani tidak mampu mengisi kekosongan yang ada di dalam diri mereka. Mereka belum sadar akan kekosongan itu, tetapi seorang pemberita Injil harus lebih dahulu tahu kekosongan yang dialami, dan belum disadari, oleh orang-orang yang akan dia Injili. Itulah sebabnya Tuhan memberikan mimpi ini, yaitu supaya Paulus sadar bahwa Tuhan mau dia membawa berita Injil itu ke orang-orang Makedonia yang kosong, sama seperti orang dari bangsa mana pun yang belum mengenal Kristus.

Panggilan ke Makedonia ini bukan saja pernyataan kekosongan orang-orang Makedonia. Ini merupakan langkah awal Injil dibawa mendekati jantung politik dan kekuasaan pada waktu itu, yaitu Roma. Tuhan membukakan kepada Paulus bahwa para penakluk, penguasa, dan pengembang kebudayaan yang sangat besar dan maju itu tetap berada dalam keadaan kosong. Kosong karena mereka tidak kenal Allah yang benar, yang sudah menyediakan jalan keselamatan melalui Kristus Yesus. Bukan hanya orang Makedonia saja, tetapi juga seluruh kerajaan yang terpengaruh budaya yang dianggap paling maju dan megah saat itu, yaitu Yunani; baik kerajaan Makedonia, maupun kerajaan Romawi, semua harus ditaklukkan oleh Injil Kristus sehingga mereka hidup sepenuhnya bagi Juruselamat, yaitu Anak Daud, Yesus Kristus. Itulah sebabnya kota pertama yang Paulus dan kawan-kawan datangi adalah Filipi. Ini adalah kota di daerah Makedonia yang dihuni oleh banyak perantau dari kota Roma. Banyak orang Makedonia dan Romawi tinggal di tempat yang akan menjadi tempat pertama Paulus memberitakan Injil dan mendirikan jemaat di daerah Eropa.

Untuk direnungkan:
Paulus menyatakan diri sebagai pelayan Roh Kudus dalam memberitakan Injil Kristus. Itu sebabnya walaupun dia berencana dengan sematang mungkin, seluruh rencananya ditaklukkan di bawah kehendak Roh Kudus. Dia berencana untuk menggembalakan, mengajar, dan menguatkan jemaat-jemaat yang dia dirikan, tetapi Tuhan melihat kebutuhan yang lain. Bukan apa yang kita pertimbangkan yang harus jadi, tetapi apa yang Tuhan perintahkan, itulah yang harus jadi. Tuhan membelokkan Paulus dari rencananya semula dan mengarahkan dia menuju ke bangsa-bangsa utara. Paulus dengan peka dan taat mengikuti pimpinan Roh Kudus. Roh Kudus memimpin Paulus memulai suatu pekerjaan yang sangat besar, yaitu menaklukkan daerah-daerah penting di dalam kerajaan Makedonia dan daerah-daerah taklukkan orang Roma yang sangat maju di dalam filsafat dan kebudayaan berpikir. Mereka memang tidak mendirikan piramida besar, atau kota dengan benteng yang luar biasa megah. Tetapi mereka mengembangkan kebudayaan berpikir dan inilah yang Tuhan akan taklukkan. Seperti nubuat Daniel, kerajaan yang tidak dibangun oleh tangan manusia akan mengambil alih kerajaan ke-4, menutupinya, dan terbangun menjadi gunung besar yang memenuhi seluruh bumi (bandingkan Dan. 2:35, 44). Manusia tidak bisa hidup tanpa Kristus. Mereka bisa membangun kebudayaan yang sangat besar, ide-ide brilian yang tidak habis-habis, kekuatan militer yang tak tertandingi, tetapi semua itu tetap membuat manusia kosong dan perlu pertolongan. Seruan orang Makedonia dalam mimpi Paulus itu mewakili seruan seluruh dunia ini. Seluruh bangsa, termasuk negara maju, militer kuat, teknologi mutakhir sekalipun, mereka tetap kosong dan akan binasa. Mereka perlu Juruselamat.