ANAK allah sejati

Devotion from Yohanes 8:33-47

Perdebatan antara Yesus dan orang-orang yang “percaya” kepada-Nya semakin meruncing. Bahkan Yesus mengetahui niat hati mereka untuk membunuh Dia karena apa yang telah Dia katakan (ay. 37 dan 44). Mereka mengaku sebagai anak Abraham (ay. 33), tetapi mereka tidak sadar bahwa mereka tidak mengerjakan apa yang dikerjakan oleh bapa mereka. Pada zaman itu seorang anak akan dididik oleh ayahnya untuk mengerjakan apa yang ayahnya kerjakan. Seperti yang dikerjakan oleh sang bapa, demikianlah pekerjaan sang anak (Yoh. 5:19; 8:38). Jika seseorang mengakui bahwa Abraham adalah bapanya, maka dia seharusnya mengerjakan pekerjaan yang dilakukan oleh Abraham. Di dalam Kitab Makabe ke-4, yaitu kitab tulisan sejarah dari orang Yahudi, dicatat tentang keturunan Abraham secara iman, yaitu orang-orang yang beriman seperti Abraham beriman. Mereka ini adalah orang-orang yang rela mati demi iman kepada Allah. Meskipun menghadapi aniaya dan kekejaman dari bangsa-bangsa lain, keturunan Abraham secara iman akan mempertahankan kepercayaan mereka kepada Allah Israel. Tetapi orang Israel hanyalah menjadi keturunan Abraham secara fisik saja, tidak memiliki iman. Mereka langsung kompromi dan menyangkal Allah Israel. Keturunan secara iman akan melakukan tindakan-tindakan beriman sama seperti Abraham beriman. Ini jugalah kalimat yang dipakai Paulus di dalam Galatia 3:7. Jadi, apakah orang-orang Yahudi ini keturunan Abraham secara iman? Ataukah hanya secara fisik, dan tidak pernah hidup seperti Abraham hidup? Mereka bukan keturunan Abraham secara iman. Yesus mengatakan bahwa mereka bertindak sesuai dengan tindakan bapa mereka, dan karena mereka ingin membunuh Yesus, maka tidak mungkin kalau Abraham adalah bapa mereka. Orang Yahudi mengenal prinsip ini dengan sangat baik. Bukan fisik yang menentukan seorang anak menjadi anak dari bapanya. Tidak semua keturunan Israel akan disebut “Israel”, tetapi hanya sisanya saja yang disebut Israel sejati dan diselamatkan, sedangkan yang lain disebut “Sodom” dan “Gomora” (Yes. 1:9). Siapakah Israel sejati itu? Dia yang meneladani Abraham sebagai bapanya. Abraham yang bertindak karena iman, yaitu melihat apa yang rohani di balik yang terlihat secara fisik; dan dia mengharapkan apa yang hanya oleh iman dapat diperolehnya. Abraham tidak mendapatkan tanah yang dijanjikan dan keturunan yang menjadi berkat bagi bangsa-bangsa. Dia tidak menyaksikannya ketika dia masih hidup di bumi ini. Tetapi dia menyaksikannya ketika dia hidup di surga (Yoh. 8:56). Dia melihat Yesus dan bersukacita! Inilah Abraham. Tetapi orang-orang Yahudi melihat Yesus, penggenap janji Abraham, dan mereka ingin membunuh Dia! Mereka ingin membunuh Dia, padahal Tuhan pun tidak ingin Abraham membunuh Ishak. Ishak akan melanjutkan janji Tuhan kepada Abraham, maka dia tidak boleh mati. Tuhan menyediakan kambing sebagai korban untuk menggantikan Ishak. Demikian juga Yesus Kristus. Dia adalah penggenap janji Tuhan kepada Abraham. Dialah yang akan memberi berkat bagi bangsa-bangsa di bumi. Tetapi mereka ingin membunuh Yesus Kristus! Mereka pasti bukan keturunan Abraham. Namun, berbeda dengan Ishak yang tidak diizinkan mati oleh Tuhan, Yesus justru dikehendaki untuk mati oleh Tuhan. Kematian-Nya adalah syarat untuk bangsa-bangsa lain mendapat berkat dari Allah. Kematian karena iri hati dan kebencian dari orang-orang yang mengaku keturunan Abraham, tetapi yang membenci sang anak Abraham, Yesus Kristus. Jadi Abraham bersukacita melihat Yesus, dan keturunan Abraham secara iman seharusnya juga melakukan hal yang sama, tetapi mereka tidak melakukannya. Mereka bukan keturunan Abraham secara iman.

Lalu muncullah kalimat di ayat 41, bahwa mereka adalah anak-anak Allah. Mereka tidak lahir dari zinah. Mengapa kalimat ini muncul? Apa maksudnya tidak lahir dari zinah? Di dalam pengertian mereka, perzinahan (secara rohani, tentunya) adalah penyembahan berhala. Mereka setia kepada satu Tuhan, yaitu Allah Abraham, Ishak, dan Yakub. Yesus mengatakan bahwa mereka bukan anak Abraham karena tidak melakukan pekerjaan yang dilakukan Abraham. Pekerjaan Abraham menurut pengertian Yesus adalah bersukacita melihat Yesus telah datang ke dalam dunia. Tetapi menurut orang-orang Yahudi, sebagai keturunan Abraham, mereka melakukan pekerjaan yang dilakukan Abraham, yaitu beriman kepada satu Tuhan. Mereka hanya mengenal satu Allah, sama seperti Abraham. Yesus segera mengatakan bahwa karena mereka ingin membunuh Yesus, maka bapa mereka adalah Iblis (ay. 44), sama seperti Kain. Bersama dengan Habel, Kain menyembah satu Allah. Tetapi, walaupun dia menyembah satu Allah yang sama dengan Habel, Kain justru membunuh Habel. Sama seperti orang-orang Yahudi. Mereka menyembah Allah yang sama dengan Allah Habel, tetapi mereka melakukan tindakan yang sama dengan tindakan Kain. Iblislah yang menjadi bapa Kain maupun orang-orang Yahudi ini. Iblis adalah pembunuh manusia dan pendusta. Dengan dustanya dia menjadikan manusia seteru Allah sehingga manusia pun mati. Manusia hidup tanpa mengenal Allah, hidup di dalam kematian karena dusta dari Iblis yang menjauhkan manusia dari Allah.

Yesus telah menyatakan dengan sebenar-benarnya tentang keadaan orang Yahudi, tetapi mereka tetap menolak Dia. Mereka lebih menyukai dusta dan kebencian dari Iblis ketimbang kebenaran dan kasih dari Yesus.

Jika benar mereka adalah anak Allah, dan mereka berani menyebut Allah sebagai Bapa mereka, maka mereka tidak mungkin tidak mengasihi Yesus. Karena Yesus Kristus menyatakan Allah dengan sempurna. Sebagaimana Allah akan berkata dan bertindak, demikian Yesus Kristus berkata dan bertindak. Seluruh hati-Nya adalah milik Bapa di surga, dan Dia melakukan dengan setia segala kehendak Bapa-Nya yang di surga. Bapa-Nya sangat mengasihi Dia dan meninggikan Dia. Apakah mungkin ada orang-orang yang mengaku Allah sebagai Bapa mereka, sekaligus membenci Yesus dan ingin membunuh Dia? Tidak mungkin. Mengapa mereka bisa menjadi orang-orang seperti ini? Mengakui Allah sebagai Bapa, dan membenci serta ingin membunuh Yesus Kristus. Betapa mengerikannya menjadi orang-orang seperti ini? Ditaklukkan oleh dosa dan kesia-siaan, tetapi masih merasa dirinya penting dan berharga. Tuhan akan menghancurkan orang-orang seperti ini, tetapi mereka masih juga belum sadar kalau mereka akan dihancurkan. Mereka menipu diri mereka sendiri dengan membenci, ingin membunuh, dan segala kegigihan membela Tuhan dan demi nama Tuhan. Sayangnya mereka justru membenci, ingin membunuh, dan menghabisi Anak Allah yang sangat dikasihi oleh Allah mereka, yang nama-Nya telah mereka catut untuk menunjukkan “kesetiaan” munafik mereka dengan niat membunuh Yesus. Mereka mengatasnamakan Tuhan untuk sesuatu yang sebenarnya sangat duniawi dan berpusat ke diri dan kelompok sendiri.

Untuk direnungkan:
Kiranya Tuhan memberikan kita hati yang mengasihi Tuhan. Di dalam hati yang mengasihi Tuhan akan ada kerinduan untuk menikmati sifat-sifat Tuhan dan mengagumi rencana-Nya yang penuh mulia bagi dunia ini. Hati yang mengasihi Tuhan akan mengasihi segala kemuliaan Tuhan yang ada pada Yesus Kristus. Mari mohon hati yang seperti ini. Sangat sulit untuk melihat kemuliaan Allah dan Kristus dengan hati yang masih terikat dengan dunia. Kita akan terus jadi orang-orang sombong, merendahkan orang atau kelompok lain, dan mengatasnamakan Tuhan untuk segala keganasan dan kesombongan kita. Tetapi hati yang berpaut kepada Allah akan sanggup melihat kemuliaan dari kasih, pengorbanan, pengampunan, bahkan kematian dan salib. Semoga Tuhan memberikan kita hati yang seperti ini. Tidak ada apa pun yang dapat menghalangi kita menikmati kemuliaan Allah di dalam Kristus yang rela berkorban dengan mati disalib karena kasih yang agung dan sempurna. Datanglah kepada Dia. Kasih-Nya yang begitu besar telah dicurahkan, kiranya hati kita cukup luas untuk menampung kelimpahan kasih-Nya yang mengalir dari darah-Nya yang tercurah bagi kita.