Kebangkitan dan datangnya kerajaan Allah

Devotion from Yohanes 14:18-24

Percakapan Yesus dengan para murid terus berlanjut, dan Yohanes membagikannya dengan penekanan theologis yang begitu dalam. Yesus berbicara tentang kehadiran Roh Kudus yang akan membuat para murid terus menerus disertai oleh Yesus. Murid-murid adalah milik Yesus sampai selama-lamanya dan Roh Kudus memberikan jaminan tentang hal ini. Tetapi, lebih dari itu, Yesus juga sebenarnya memberikan penjelasan tentang Kerajaan Allah yang akan dengan sempurna tiba melalui kematian dan kebangkitan-Nya. Perhatikan penjelasan dari Yesus di dalam Injil Yohanes di ayat 18 dan 19. Penjelasan yang penuh dengan keintiman dan kasih tentang Kerajaan Allah. Kerajaan Allah adalah milik orang-orang yang mengenal Bapa, Kristus, dan Roh Kudus (ay. 15, 17, dan 20). Di dalam Roh Kudus, orang-orang yang percaya kepada Kristus menjadi satu dengan Dia dan dengan Sang Bapa (ay. 20). Orang-orang inilah yang akan menerima Kerajaan Allah, mewarisinya, dan memperjuangkannya di bumi ini. Bagaimanakah Kerajaan Allah dinyatakan di bumi ini? Dengan kedatangan Sang Raja yang mati dan bangkit. Kematian dan kebangkitan Sang Raja menginaugurasikan Kerajaan Allah. Inilah Kerajaan Allah yang sekarang sudah datang di bumi. Datang melalui pekerjaan Sang Raja yang rela menaati Allah hingga mati. Datang melalui pekerjaan Sang Raja yang menaklukkan maut dengan bangkit pada hari yang ke-3. Inilah kedatangan Kerajaan Allah itu.

Kerajaan Allah tidak datang dengan tanda-tanda yang asing. Tuhan tidak ingin kedatangan Kerajaan-Nya dipahami dengan mengadopsi pengertian dari orang-orang yang tidak mengenal Kristus. Bagaimana mungkin mereka dapat berspekulasi tentang tanda-tanda mana yang benar-benar menandakan kedatangan Allah, tetapi mereka tidak mengenal Raja yang memerintah di Kerajaan Allah tersebut? Kerajaan Allah tiba? Kalau begitu mengapa engkau membunuh Sang Raja dari kerajaan tersebut? Orang yang tidak mengenal Allah sebagai Raja, tidak akan mungkin memiliki kepekaan tentang Kerajaan Allah yang tiba. Orang yang mengenal Allah sebagai Raja, pastinya akan mengenal juga Yesus Kristus yang diutus oleh Bapa, bahkan bersama-sama dengan Bapa di dalam kekekalan. Dan mereka yang mengenal Yesus Kristus, mereka ini dapat mengenal Dia karena dipimpin oleh Roh Kudus. Yesuslah Sang Raja alam semesta. Bapalah Sang Raja di surga dan di bumi. Roh Kuduslah yang saat ini menyertai setiap orang mengenal Sang Bapa, Sang Anak, dan Roh Kudus.

Yesus menjanjikan penyertaan-Nya kepada para murid, dan Dia mengingatkan para murid untuk terus tekun di dalam iman kepada Dia walaupun Dia harus meninggalkan mereka untuk sementara. Murid-murid tidak boleh gelisah karena walaupun Kristus harus mati, bangkit, dan naik ke surga, para murid itu tidak akan ditinggalkan seorang diri. Kematian dan kebangkitan Yesus Kristus inilah yang mendatangkan Kerajaan Allah. Kerajaan Allah tiba dengan begitu beda dengan ekspektasi banyak orang Yahudi. Mengapa ekspektasi mereka berbeda dengan kenyataan? Karena ekspektasi mereka bukan lagi ekspektasi yang mengikuti rancangan awal dari sejarah umat Tuhan. Ekspektasi mereka telah banyak dikotorkan dengan pengharapan yang tidak Alkitabiah. Sumber pengharapan mereka bukanlah Perjanjian Lama, tetapi tradisi. Bukanlah apa yang Tuhan bentuk melalui perjalanan sejarah umat-Nya di sepanjang Perjanjian Lama, melainkan apa yang menjadi peraturan dan kebiasaan yang mereka jalani tanpa kejelasan dukungan Perjanjian Lama di dalamnya. Ekspektasi mereka hancur seketika ketika realitas penggenapan kehadiran Sang Mesias ternyata terjadi melalui penderitaan, kematian, dan kebangkitan.

Apakah yang kita percaya? Siapakah Yesus? Apakah yang Dia kerjakan? Apakah semua pengertian ini datangnya dari Kitab Suci? Ataukah kita sebenarnya hanya mengikuti tradisi yang tidak ada pengaruh Alkitab sama sekali? Semua pertanyaan-pertanyaan ini hanya mungkin dijawab ketika kita mau benar-benar belajar memahami apa yang Alkitab katakan. Ketika kita mengerti kisah-kisah yang dinyatakan di dalam Kitab Suci, dan kita melihat bagaimana kisah-kisah itu menyatakan pekerjaan Tuhan atau tidak, lalu melihat dengan sempurna penggenapan Kristus di dalamnya, barulah kita melihat kebesaran Allah yang sedang menyatakan Kerajaan-Nya. Dari manakah pengetahuan kita tentang Kristus? Dari manakah pengetahuan kita tentang Kerajaan Allah? Benarkan Alkitab membangun kerangka berpikir kita dengan utuh sehingga kita dapat melihat bahwa Kristus adalah fondasinya dan Kristus adalah batu penjurunya? Ataukah tradisi kita yang jauh lebih kuat memberikan warna yang menenggelamkan warna sejati dari Sang Juru Selamat? Tidak ada orang Yahudi yang mengerti apa itu salib. Tidak ada dari mereka yang menyadari bahwa Sang Mesias akan segera ditangkap dan dibunuh. Tetapi Yesus justru memberitakan Kerajaan Allah yang dinyatakan melalui salib dan pengampunan Tuhan kepada para murid terdekat-Nya (minus Yudas).

Berita yang dinyatakan Tuhan Yesus di ayat 18 dan 19 menjadi puncak dari pemisahan antara umat dan bukan umat. Injil Yohanes menulis terus menerus tentang siapa orang pilihan dan siapa bukan. Semakin mendekat ke narasi penyaliban Tuhan Yesus, perbedaan antara orang percaya dan tidak semakin tegas dan kontras. Yesus Kristus mengatakan bahwa dunia tidak lagi akan melihat dan mengenal Dia. Ini benar-benar suatu hukuman besar sekali. Dunia tidak lagi boleh datang kepada Tuhan. Ini bukanlah larangan seorang manusia. Ini merupakan peringatan besar dari Kristus bagi orang-orang yang terus menerus memain-mainkan anugerah dengan menolak firman Tuhan. Pada akhirnya Tuhan akan menarik semua anugerah dan kita hidup tanpa ada kesempatan untuk meminta Tuhan kembali lagi.

Tetapi Tuhan akan menyatakan diri-Nya kepada para murid. Dunia tidak akan tahu bahwa Yesus bangkit dan naik ke surga. Tetapi para murid akan mengetahuinya karena Dia akan menemui mereka. Yesus akan menemui mereka setelah Dia bangkit! Baik dunia maupun para murid hanya akan mengenal Yesus yang menderita, mati, dan dilupakan. Tetapi Tuhan Yesus membuat para murid mengenal kematian dan kebangkitan Kristus sebagai kemenangan yang harus ada untuk kedatangan Kerajaan Allah.

Bukankah lebih baik kalau Yesus langsung menyatakan diri-Nya kepada seluruh dunia? Mengapa hanya menyatakan diri kepada para murid? Inilah yang menjadi pertanyaan Yudas (bukan Iskariot) kepada Yesus. Mengapa tidak pamerkan kebangkitan-Nya di tempat perbelanjaan yang padat, atau di tengah-tengah istana Herodes, atau, lebih besar lagi? Karena Kerajaan Allah memang akan mengutubkan orang-orang di bumi ke dalam dua bagian. Kelompok yang menolak anugerah dan kelompok yang dijadikan umat-Nya. Yesus Kristus menampakkan diri-Nya yang bangkit. Dia bangkit menyatakan diri-Nya kepada umat yang akan mewarisi Kerajaan Allah. Umat yang akan mewarisi Kerajaan Allah bukan hanya sekadar kelompok yang mengetahui informasi, atau yang saleh, atau yang pandai, atau yang bijaksana, tetapi orang-orang yang dikenal, dikasihi, dan pada waktunya akan mengenal dan mengasihi Tuhan. Tuhan memanggil umat-Nya, dipersiapkan untuk melanjutkan pekerjaan Allah di bumi ini, dan ditarik ke dalam suatu relasi kasih dengan Allah Tritunggal. Kerajaan Allah akan menaklukkan bumi, dan pada waktu Kristus datang kedua kali nanti, bumi benar-benar diwariskan kepada mereka yang lemah lembut, murah hati, mengasihi Tuhan Yesus dan sesamanya. Dunia tidak akan melihat Yesus setelah Yesus mati. Tetapi murid-murid akan melihat Yesus dan akan terhibur karenanya. Mari renungkan hal ini. Dunia ini bukanlah milik sembarang orang. Dunia ini adalah bagi yang mengenal Allah kita. Allah akan memberikan bumi ini setelah diperbarui olehnya di dalam keadaan langit dan bumi yang baru. dan kitalah yang akan menikmati kemurahan Tuhan yang memanggil kita.