Devotion from Yohanes 14:1-12
Yesus Kristus melanjutkan pesan-Nya kepada para murid mengenai tempat tinggal di rumah Bapa. Ini merupakan bagian yang sering disalah mengerti. Jika kita melihat ini sebagai janji Tuhan Yesus bahwa Dia sedang menyiapkan tempat di surga bagi para murid, maka kita akan sulit menafsirkan ayat-ayat selanjutnya, seperti misalnya ayat 6, 9, 10, dan 11. Sebenarnya pada bagian ini Yesus sedang memberikan jawaban bagi perdebatan yang sedang terjadi sebagaimana dikisahkan di dalam Injil Yohanes, yaitu perdebatan apakah Yesus benar-benar Sang Mesias, Anak Allah yang akan mendirikan Kerajaan Allah atau bukan? Jika Dia benar-benar Anak Allah yang akan memulihkan Kerajaan Allah di bumi, mengapa Dia belum juga melakukannya? Jika Dia bukan Anak Allah yang akan memulihkan Kerajaan Allah di bumi, mengapa Dia bisa melakukan begitu banyak tanda? Banyak sekali perdebatan yang terjadi, terutama ketika Dia akan segera masuk ke kota Yerusalem. Orang banyak menyambut Dia, tetapi banyak juga yang mengertakkan gigi mencari kesempatan untuk membunuh Dia (Yoh. 12:17-19). Jadi, apakah Dia Sang Raja itu? Apakah kedatangan Dia ke Yerusalem adalah untuk memulai membangun kembali Kerajaan Israel? Jika ya, bagaimanakah caranya? Jika tidak, berarti Dia palsu! Tetapi Tuhan Yesus menjelaskan hal yang membuat dua pengertian orang Yahudi menjadi tidak tepat dan tidak limpah. Yesus memang datang untuk mendirikan kembali Kerajaan Israel. Dia bukanlah Mesias palsu. Dengan demikian, kedatangan-Nya ke Yerusalem memang adalah untuk mendirikan kembali Kerajaan Israel. Jika ini gagal kita pahami, berarti kita menganggap kisah Israel di Perjanjian Lama sebagai kisah terputus, pameran kegagalan Allah menggenapi janji-Nya bagi Israel, dan memulai kisah baru untuk memperbaiki kegagalan itu dengan membuang Israel dan memanggil bangsa-bangsa lain. Ini tidak benar. Perhatikan apa yang Paulus katakan tentang imannya kepada Kristus, yaitu iman kepada pengharapan Israel yang digenapi (Kis. 26:7; 28:20). Yesus memang datang untuk membangkitkan Kerajaan Israel. Dialah Raja Israel. Dialah Anak Daud. Semua ini tidak boleh terputus dari kisah Perjanjian Lama yang berisi janji pemulihan dari Allah yang setia kepada perjanjian-Nya dengan Israel.
Tetapi Dia tidak membangkitkan Kerajaan Israel seperti yang dipikirkan oleh orang-orang pada waktu itu (Yoh. 18:35-37). Dia mendirikan Kerajaan-Nya dengan kerelaan untuk berkorban, menebus Israel (dan umat pilihan dari bangsa-bangsa lain) dengan cara mati di kayu salib. Inilah cara Dia mendirikan kerajaan-Nya. Dan, bagi para murid, inilah cara Dia mendirikan tempat bagi para murid. Tempat, atau rumah yang dimaksud Yesus bukanlah rumah di surga. Yang Dia sedang bicarakan adalah pemulihan bumi dan pernyataan Kerajaan Allah di atas bumi. Kerajaan yang merombak kebencian menjadi kasih, menghancurkan kekejaman diganti dengan belas kasihan, mengalahkan dendam dan menggantinya dengan pengampunan. Inilah Kerajaan yang Yesus dirikan itu. Jadi apakah Dia Raja? Ya. Apakah Dia datang untuk memulihkan Kerajaan Israel? Ya. Apakah Kerajaan yang Dia pulihkan akan mencakup banyak bangsa-bangsa lain di seluruh dunia? Ya. Bagaimana Dia mendirikan Kerajaan-Nya? Dengan perangkah? Tidak. Dengan berkorban di atas kayu salib. Inilah tema yang Yesus terus bagikan dengan konsisten ketika berbicara tentang maksud kedatangan-Nya ke Yerusalem. Yesus membangkitkan Kerajaan Israel dengan membangkitkan penduduknya, pasukan tentaranya yang telah mati dengan cara memberikan nyawa-Nya. Ingatkah peristiwa yang disaksikan Yehezkiel di dalam Yehezkiel 37? Tulang-tulang orang Israel yang telah mati dan telah kering itu bangkit kembali. Kebangkitan Israel bukanlah kebangkitan menaklukkan Mesir, atau Babel, atau Persia, atau Makedonia, atau Romawi. Kebangkitan Israel di dalam Yesus Kristus adalah kebangkitan menaklukkan maut.
Inilah sebabnya Yesus mengatakan bahwa Dia akan pergi menyiapkan tempat. Tempat tinggal di rumah Bapa adalah bahasa yang Yesus pakai untuk Kerajaan itu. Kerajaan, yang sangat bersifat luas, berbau politik kekuasaan, dan berkait dengan kesatuan besar yang tidak bersifat intim, diganti dengan tempat tinggal di rumah Bapa, yang bersifat dekat, berbau kasih dan kehangatan, dan berkait dengan keintiman, relasi, kasih, mengenal, dan memperhatikan. Kerajaan-Nya luas dan mencakup seluruh bumi, tetapi keadaan di dalamnya adalah seperti tinggal di rumah Bapa yang penuh kasih. Yesus akan menyiapkan Kerajaan itu dengan cara pergi ke dunia orang mati. Karena Dia rela mati, maka rumah Bapa itu akan selesai. Kapankah rumah itu selesai? Ketika Dia bangkit. Di manakah rumah Bapa yang disiapkan Kristus itu? Di bumi, dengan kehadiran Kristus. “Kami tidak tahu ke mana Engkau pergi…” demikian ditanyakan Tomas (ay. 5), “jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?” Dan untuk pertanyaan ini Yesus menjawab “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak seorang pun akan datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku.” Jadi Dialah jalan menuju Bapa. Dan di manakah Bapa? Inilah pertanyaan Filipus di ayat 8. “Tunjukkanlah Bapa kepada kami.” Dan Yesus menjawab dengan mengatakan di dalam ayat 9, “Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa.” Di manakah dari ayat-ayat ini yang berbicara tentang surga? Yesus pergi kepada Bapa, dan jalan kepada Bapa adalah Yesus, dan Bapa bisa dijumpai di dalam Yesus. Bagaimana semua ini bisa dipahami kecuali jika kita sadar bahwa Yesus sedang berbicara tentang kedatangan Kerajaan Allah di bumi! Kerajaan itu sudah datang dan mengambil alih bumi. Tetapi Yesus telah menyiapkan tempat bagi para murid sehingga ketika Kerajaan Bapa-Nya dipulihkan di bumi, mereka mendapat tempat di dalam “rumah Bapa” itu. Dan di manakah Sang Raja itu berada? Di bumi, di dalam Kristus. Bapa, Kristus, dan Roh Kudus akan memerintah dan mendatangkan damai sejahtera di seluruh bumi bagi kemuliaan Allah Tritunggal di tempat yang mahatinggi.
Jadi Kristus memulihkan Kerajaan Allah di bumi melalui kematian dan kebangkitan-Nya. Tetapi tidak berhenti sampai di situ saja. Kerajaan itu akan diteruskan oleh Roh Kudus melalui orang-orang yang percaya kepada Kristus. Roh Kudus akan dikirim oleh Kristus yang setelah menyelesaikan pekerjaan-Nya di kayu salib, akan segera pergi kepada Bapa. Roh Kudus inilah yang melanjutkan pekerjaan Kristus, membawanya sampai ke ujung bumi, dan menyiapkan kedatangan kedua Kristus bersama dengan Bapa-Nya untuk menjadi Raja di langit dan bumi yang baru. Betapa agung dan indah pengertian yang utuh, yang dibagikan oleh Yohanes ini. Kerajaan Allah akan dipulihkan di bumi melalui pengorbanan, kasih, dan kerelaan untuk menaati Allah. Yesus menjadi teladan di dalam hal ini. Dia menebus dosa manusia, memberikan kebenaran-Nya untuk menjadi bagian kita yang beriman kepada-Nya, dan menjadi contoh untuk cara hidup yang baru, yaitu cara hidup di dalam Kerajaan-Nya.
Kristus menyatakan pekerjaan yang mempermuliakan Bapa. Sampai kematian-Nya Dia terus mengerjakan itu dengan setia. Demikian juga Dia mengajarkan bahwa murid-murid-Nya pun akan melakukan pekerjaan yang sama. Murid-murid akan menjadi umat yang menyatakan kasih, kebenaran, dan kesetiaan Kristus. Dan bahkan pengaruh para murid dan orang-orang percaya lainnya, melalui pekerjaan Roh Kudus di dalam mereka, akan menyebarkan pengenalan akan Kristus Sang Raja sampai ke seluruh dunia. Pekerjaan-pekerjaan besar sedang dimulai. Kebangunan yang dialami oleh umat Tuhan akan menggoncang dunia. Ini semua terjadi karena Sang Raja telah menyelesaikan bagian pekerjaan-Nya untuk menjadi korban dan teladan bagi berdirinya Kerajaan Allah di bumi. Yesus telah mendirikan fondasi bagi Kerajaan Allah dinyatakan di bumi. Yesus jugalah yang akan menyelesaikannya hingga tuntas pada saat kedatangan kedua-Nya nanti. Tetapi di antara kebangkitan-Nya dan kedatangan-Nya yang kedua, kita semua, murid-murid-Nya, digerakkan oleh Roh Kudus untuk membawa kemenangan final Kristus di dalam kematian dan kebangkitan-Nya sehingga seluruh dunia tahu bahwa Kerajaan itu sudah didirikan, dan Kerajaan itu sudah disiapkan oleh Kristus, dan terus menerus disiapkan oleh kita, milik yang dikasihi-Nya.