Amnon dan tamar

Devotion from 2 Samuel 13:1-22
Seperti yang telah kita bahas kemarin, Tuhan memulihkan Daud sekaligus menghukum dia. Inilah bedanya ketika Tuhan menghukum orang fasik dengan menghukum anak-anak-Nya sendiri. Ibrani 12:6 mengatakan bahwa Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya. Demikian juga 1 Korintus 11:32 menyatakan bahwa penghukuman kita dengan penghukuman bagi dunia itu berbeda. Apakah bedanya? Bedanya adalah Tuhan menghukum dunia ini dengan kehangatan murka-Nya, sedangkan Tuhan menghukum anak-anak-Nya dengan kehangatan cinta kasih-Nya untuk mendisiplin kita. Itulah sebabnya kerohanian Daud tidak mungkin dipulihkan tanpa adanya hukuman dari Tuhan. Kerohanian Daud harus pulih sejalan dengan hukuman yang sedang ditanggungnya.
Bacaan kita hari ini menunjukkan bagaimana bibit-bibit kekacauan mulai terjadi di tengah-tengah keluarga Daud. Bibit yang akan memuncak dalam kematian Amnon dan juga Absalom. Tetapi apakah adil kalau Tuhan menghantam anak-anak Daud untuk menghukum Daud? Jawabannya adalah Allah pasti adil. Jika Allah tidak adil bagaimana mungkin bisa ada standar keadilan yang dapat diterapkan di dunia ini. Allah yang adil memilih untuk menghukum Daud dengan membunuh anak-anak Daud karena Dialah yang memegang nyawa anak-anak Daud, yaitu Amnon dan Absalom. Walaupun misalnya Amnon dan Absalom tidak melakukan dosa yang setimpal dengan hukuman mati, tetaplah Allah yang berhak menentukan hidup mati mereka. Faktanya adalah bahwa Amnon dan Absalom memang pantas diberikan hukuman mati karena kefasikan mereka. Amnon adalah orang fasik yang dengan kejam memperkosa Tamar. Tetapi meskipun demikian manusia tidak boleh menghukum mati Amnon, karena hukuman bagi pemerkosa bukanlah hukuman mati. Karena itu Absalom, yang membunuh Amnon, dan lebih lagi, yang memberontak terhadap ayahnya sendiri, memang seharusnya dihukum mati. Jadi kita lihat, tidak pernah ada tindakan Tuhan yang melawan konsep keadilan-Nya sendiri.
Kisah dimulai dengan Amnon yang jatuh cinta kepada adiknya sendiri, yaitu Tamar. Tamar adalah anak Daud tetapi dari perempuan yang berbeda dengan ibu dari Amnon. Di sini dikatakan bahwa begitu besar perasaan cintanya kepada Tamar sehingga Amnon menjadi sakit. Perasaan dari seorang yang begitu jahat karena ayat 2 mengatakan bahwa alasan Amnon menjadi sakit adalah karena Amnon tidak bisa meniduri Tamar. Mengapa bisa disimpulkan demikian? Karena ayat 2 mengatakan bahwa Tamar adalah gadis yang telah cukup usia untuk menikah, tetapi masih perawan. Ini berarti dia tinggal di tempat dengan penjagaan sangat ketat karena dia adalah gadis perawan yang merupakan anak raja. Maka, karena adanya keinginan yang tidak bisa dipenuhi inilah Amnon menjadi begitu tertekan.
Keadaan Amnon sebagai anak raja membuat dia terbiasa mendapatkan apa pun yang diinginkannya. Keadaan yang diperparah dengan pergaulannya dengan Yonadab yang penuh dengan strategi cerdik. Yonadab mengusulkan agar Amnon pura-pura sakit dan meminta tolong agar dia dirawat oleh Tamar. Inilah kesempatan Amnon bisa tidur dengan Tamar karena Tamar akan berada satu kamar dengan dia. Narasi cerita memasuki pesan utamanya ketika gadis itu diperkosa oleh Amnon pada ayat 14. Pesan yang menyatakan beberapa hal, yaitu bahwa perasaan takut akan Tuhan masih belum dengan sempurna dinyatakan di dalam keluarga Daud. Amnon adalah seorang yang fasik, hanya mengincar kesenangan hawa nafsunya sendiri dan yang tidak memedulikan apa pun yang lain. Setelah memperkosa Tamar, dia mengusir gadis itu. Ini adalah penghinaan yang sangat besar. Amnon memperlakukan Tamar seperti perempuan sundal dan mengusirnya begitu saja. Perkosaan dan penghinaan yang sangat berat yang dialami Tamar membuat Absalom, kakak dari Tamar (dari ibu yang sama), menyimpan dendam yang sangat besar kepada Amnon. Dendam yang sebenarnya tidak harus berujung pada pembunuhan Amnon andai kata Daud bertindak tegas kepada anak-anaknya. Ayat 21 mengatakan bahwa Daud sangat marah karena kejadian perkosaan Tamar oleh Amnon. Tetapi, jika kita lihat dalam bagian selanjutnya, tidak ada tindakan apa pun yang dilakukan Daud kepada Amnon.
  1. Kaitan bagian ini dengan seluruh Kitab 2 Samuel
    Bagian ini mulai mengisahkan hal-hal yang terjadi yang menyebabkan adanya pemberontakan paling besar dalam sejarah pemerintahan Daud sebagai raja Israel. Pemberontakan satu-satunya yang berhasil menyingkirkan Daud dari Yerusalem untuk sementara waktu. Pemberontakan yang sanggup merebut hati orang-orang Israel dengan sangat mulus dan penuh perhitungan. Pemberontakan yang merupakan bagian dari hukuman Tuhan bagi Daud, namun juga terjadi dari keputusan-keputusan Daud yang tidak bijaksana. Kasus ini misalnya, tidak ditangani Daud hingga tuntas. Daud gagal mendisiplin anak-anaknya sendiri dan itulah sebabnya mereka tidak pernah belajar takut akan Tuhan.
  2. Apa yang dapat kita pelajari dari bagian ini
    Bagian ini membukakan kepada kita sebuah fakta yang menyedihkan, yaitu makin kaya dan bebasnya seorang anak, makin liar hidupnya. Anak yang terbiasa dengan kelimpahan harta dan tidak pernah belajar menangani kesulitan akan menjadi orang yang rusak. Anak yang tidak pernah mengenal kekurangan dan kesulitan, dan hanya terus diberikan kelonggaran dan kelimpahan, akhirnya akan membuat kesulitan yang tidak habis-habis di tengah masyarakat. Anak yang tidak pernah menerima jawaban “tidak” pada akhirnya akan menjadi beban bagi semua orang karena semua keinginannya harus dipenuhi. Amnon adalah contoh kerusakan yang sedemikian. Setiap anak perlu dilatih beberapa hal untuk mencegah dia menjadi anak kaya yang manja yang akan segera menjadi sampah masyarakat. Dia perlu diajar untuk memedulikan orang lain. Ini yang paling utama. Orang lain tidak diciptakan Tuhan untuk melayani dia! Dia yang harus belajar untuk melayani orang lain. Yang kedua adalah dia perlu belajar untuk menghormati orang lain. Menghargai mereka sebagai manusia yang sama dengan dirinya sendiri. Entah orang lain kaya, miskin, pendidikan tinggi, rendah, semua harus dihormati. Yang ketiga adalah dia perlu belajar hemat. Banyak anak orang kaya diberi kelimpahan uang dan harta. Apa pun yang dia mau, dibelikan. Itu sama saja dengan membelikan tiket ke neraka! Akar dari segala kejahatan adalah cinta uang (1Tim. 6:10), jadi jangan biasakan anak mendapat kesenangan yang dihasilkan dari hidup mewah. Anak-anak yang tidak bisa hidup susah akan membuat hidup banyak orang susah, demikian dikatakan Pdt. Stephen Tong dalam khotbahnya. Salah satu kelemahan Daud yang paling menonjol adalah dia tidak pernah mengatakan tidak kepada anak-anaknya (1Raj. 1:6).
  3. Bayang-bayang Kristus
    Kitab 2 Samuel menyatakan bahwa satu-satunya anak Daud yang dikasihi Tuhan adalah Salomo (2Sam. 12:24). Tetapi nama Salomo hanya disebut dua kali dalam kitab ini. Nama Salomo pun tidak pernah muncul lagi setelah pasal 12. Salomo seperti tenggelam dan baru muncul ketika akan dilantik menjadi raja. Ini merupakan salah satu cara Kitab 2 Samuel untuk memberitahu kita bahwa tidak satu pun anak-anak Daud selain Salomo yang mempunyai keagungan seorang raja. Tidak satu pun mewarisi jiwa besar Daud selain Salomo. Maka Kitab 2 Samuel mencatat kegagalan mereka. Apakah Amnon anak yang dijanjikan Tuhan akan membangun bait-Nya? Tidak. Bukan dia. Apakah Absalom? Bukan. Jangan memandang parasnya yang gagah sebab Tuhan sudah menolak dia. Bukan mereka, tetapi Salomo. Demikian juga nanti Kristus akan muncul dan sebelum Dia datang untuk mengklaim takhta-Nya, tidak ada yang menyadari kemuliaan-Nya. Kedatangan Kristus yang pertama begitu tenang dan rendah sehingga dunia tidak menyadari bahwa Sang Pencipta mereka tengah menjelma menjadi manusia.