mempersiapkan bait Allah

Devotion from 1 Raja-raja 5:1-18
Setelah Tuhan memberikan keamanan dari segala musuh-musuhnya, sekarang Israel akan segera mempunyai Bait Allah. Tuhan menggerakkan Hiram, raja Tirus untuk menjalin persahabatan dengan Salomo. Dan jalinan persahabatan yang diikat antara Tirus dan Salomo ini menjelaskan mengapa Tuhan memakai Salomo untuk membangun Bait Suci padahal Daudlah yang mempunyai beban mula-mula mengenai pembangunan Bait Suci. Salomo menjelaskan bahwa pembangunan bait harus dilakukan setelah adanya kedamaian di tengah-tengah Israel. Bait adalah simbol kehadiran Allah, dan kehadiran Allah adalah kehadiran yang menyebabkan terjadinya damai sejahtera bagi Israel.
Sekarang di dalam Zaman Salomo akhirnya ketenangan itu tiba. Tuhan telah mengaruniakan keamanan kepada Salomo dan juga kekuatan untuk menjaga keamanan itu. Salomo meminta ahli menebang pohon untuk mengambil kayu-kayu yang ada di Libanon. Mengapa Salomo mengizinkan ada bangsa lain ikut memberikan sumbangan berupa kayu-kayu besar dari Libanon? Sebab Bait Suci itu akan menjadi Rumah Doa bagi bangsa-bangsa (Yes. 56:7). Bait Suci ini akan menjadi tempat di mana orang Israel memusatkan ibadahnya. Bait Suci ini akan memberikan kembali harapan akan pemulihan Israel. Bait Suci juga menjadi lambang meningkatnya cara orang-orang Israel menghormati Tabut Perjanjian.Di dalam Zaman Eli, Tabut Perjanjian dipakai untuk menjadi semacam jimat pembawa kemenangan bagi Israel. Lalu pada Zaman Daud, Tabut Perjanjian dipindahkan ke Yerusalem supaya semua orang tahu bahwa Tuhanlah yang memerintah, bukan Daud.
Apakah makna dari Bait Suci ini sebenarnya? Jika kita melihat segala ornamen yang dibuat oleh Salomo, maka kita dapat menyimpulkan bahwa yang menjadi fokus pembahasan dari Bait Suci sebenarnya adalah manusia kembali ke Taman Eden. Yang dicari dari Taman Eden bukanlah lokasi taman itu di mana, tetapi relasi yang begitu intim antara manusia dengan Allah. Inilah yang mau dibuat kembali dengan pendirian Bait Suci. Manusia boleh kembali bersekutu dengan Tuhan. Kerinduan Tuhan memanggil Israel adalah supaya mereka boleh bersekutu dengan Tuhan. Kedatangan Kristus ke dalam dunialah yang nantinya akan menggenapi tujuan Bait Suci. Tuhan Yesus adalah satu-satunya yang sanggup memberikan persekutuan yang sempurna antara Allah dengan manusia. Tetapi sebelum Kristus datang, simbol kedatangan-Nya, yaitu Bait Suci, memberikan foreshadow/bayangan tentang damainya manusia dengan Allah.
Sejak relasi manusia dengan Allah rusak di Taman Eden, Tuhan memberikan jalan keselamatan kepada manusia. Jalan keselamatan ini akan digenapi di dalam pengorbanan Tuhan Yesus dan akan disempurnakan di dalam kedatangan-Nya yang kedua. Pemanggilan Tuhan kepada para bapa leluhur Israel, yaitu Abraham dan Ishak, juga mencakup janji tentang tempat tinggal bagi umat pilihan. Kemudian, selain menjanjikan tempat tinggal, Tuhan juga menjanjikan peraturan Taurat untuk mereka ketahui. Dari Musa, yang menyampaikan firman Tuhan dan Taurat, janji Tuhan makin mengarah ke Bait Suci dengan adanya perintah firman Tuhan bahwa Dia akan menunjuk satu tempat di tanah Israel untuk orang-orang Israel mempersembahkan korban dan beribadah kepada Allah (Ul. 12:4). Lalu Tuhan menggerakkan Daud untuk mempersiapkan pembangunan Bait Suci dengan janji bahwa Dia akan membangkitkan keturunan Daud yang kemudian. Keturunan Daud inilah yang akan mendirikan rumah bagi Allah. Keturunan ini adalah Salomo. Dan sekarang, setelah Tuhan melantik dan mengurapi raja-Nya, dan Dia memberikan kedamaian dan kerjasama yang baik dengan bangsa-bangsa lain untuk memulai pendirian Bait Suci ini.
Demikianlah bagian hari ini penuh dengan pembahasan tentang Bait Suci. Apakah sebenarnya pentingnya memahami Bait Suci dalam kehidupan rohani kita? Sangat penting, karena pembahasan tentang Bait Suci adalah pembahasan tentang Tubuh Kristus. Bait Suci adalah lambang kehadiran Allah. Bait Suci adalah tanda yang menyatakan anugerah Allah sehingga umat Tuhan boleh datang mendekat untuk beribadah kepada Allah, berdoa, mempersembahkan korban, dan untuk menerima pengampunan. Mengapa pembahasan tentang Bait Suci dibahas berkali-kali di Alkitab? Karena pembahasan Bait Suci berarti juga pembahasan bagi orang-orang yang miskin rohani dan sebenarnya tidak layak untuk datang mendekat kepada Allah. Bangsa Israel adalah bangsa yang telah berdosa, tetapi kehadiran Bait Suci Allah seolah-olah menyatakan bahwa Allah yang memanggil mereka, Allah juga yang hadir di tengah-tengah mereka. Dengan adanya simbol kehadiran Allah ini, maka orang Israel tetap dapat bersekutu dengan Allah yang sudah memanggil mereka. Orang Israel dapat merasakan dukacita dosa ketika mempersembahkan korban ke hadapan Allah. Orang Israel juga dapat merasakan keindahan berdoa kepada Allah, sekaligus mendengar pembacaan Taurat dan penjelasan Taurat melalui Bait Suci. Tetapi kehadiran Bait Suci sebagai pernyataan bahwa Allah hadir, hanyalah sementara. Setelah itu, di dalam penggenapan janji-Nya, Dia menubuatkan tentang Kristus.
Untuk direnungkan
Bagaimana kaitannya dengan kita sekarang? Kita yang telah mendapatkan penggenapan di dalam Kristus, apakah yang dapat kita renungkan dari bacaan hari ini? Kita akan merenungkannya dengan melihat posisi kita di dalam Kristus. Kita melihat Bait Allah dengan cara pandang orang yang sudah ditebus di dalam Kristus.
  1. Keadaan damai Israel dan pembangunan Bait Suci menjadi tanda bagi kedatangan Kristus dan keadaan damai yang mengiringi-Nya. Kristuslah yang telah menjadi Imam Besar kita. Bait Suci sekarang adalah Kristus sendiri. Dengan demikian, keadaan damai yang menyertai dibangunnya Bait Suci, yaitu Kristus, adalah keadaan damai antara kita dengan Allah Bapa. Kristus mengatakan, “rombaklah Bait Suci ini dan Aku akan mendirikannya kembali dalam tiga hari” (Yoh. 2:19-21). Bait Suci dibangunkan kembali, dan keadaan damai yang menyertainya bukanlah damai dengan musuh-musuh secara fisik, tetapi damai dengan Allah. Selama kita belum berada di dalam Tuhan Yesus, kita akan selalu menjadi musuh Allah. Karena itu biarlah kita memberi diri kita diperdamaikan dengan Allah (2Kor. 5:20). Apakah gunanya menjalani hidup yang damai dengan sesama, damai dengan apa pun di dalam hidup sehari-hari, tetapi bermusuhan dengan Allah? Oleh karena itu, mari terima Kristus, satu-satunya Tuhan dan Juruselamat kita.
  2. 1 Petrus 2:5 dan 1 Korintus 3:16 mengatakan bahwa kita adalah Bait Allah karena kita telah datang kepada Kristus sebagai batu penjuru. Kita adalah Bait Allah karena kita telah berada di dalam Yesus Kristus, Bait Allah yang sejati. Kalimat yang sangat indah dari 1 Petrus 2:5 adalah pernyataan bahwa kita adalah batu-batu yang tersusun menjadi Bait. Kitalah materi-materi yang dikumpulkan untuk suatu pembangunan Bait Allah yang rohani. Seolah-olah kitalah kayu aras, kayu sanobar, dan batu-batu yang diukir oleh tukang-tukang Salomo. Jika kita merupakan bagian dari Bait Allah, yaitu Kristus, maka kita mempunyai tugas untuk memelihara kesamaan ciri dengan seluruh bangunan. Kita hidup sebagai satu dari banyak anggota gereja. Biarlah kita boleh menunjukkan ciri yang sama itu dengan meneladani Kristus. Dialah batu penjuru yang menopang semua batu yang lain yang terbangun menjadi Bait Allah. Meneladani Kristus di dalam mengasihi Bapa, menaati Dia sebagai Tuhan kita, dan mengasihi Dia sebagai Juruselamat kita.
  3. Jika kita adalah batu-batu penyusun Bait Allah rohani ini, maka tentulah kita memerlukan batu yang lain dan, di atas semuanya, kita juga memerlukan Batu Penjuru. Marilah kita belajar untuk melihat diri kita dan orang lain yang sama-sama menjadi “batu” untuk pembangunan Bait Allah. Marilah kita belajar untuk saling menerima karena kita adalah satu bangunan. Marilah kita belajar untuk bergantung pada orang dan juga menjadi tempat di mana orang bergantung kepada kita. Tetapi di atas semuanya, biarlah Kristus, batu yang menopang semua batu yang lain, menjadi panutan kita untuk boleh saling menerima satu dengan yang lain.