Devotion from 2 Samuel 22:21-51
Hari ini kita melanjutkan perkataan-perkataan Mazmur Daud di dalam Kitab 2 Samuel ini. Dalam ayat 21 Daud mengatakan bahwa Tuhan memperlakukan dia sesuai dengan kebenaran dia. Ini merupakan kalimat yang menunjuk kepada Sang Mesias. Daud bukanlah orang benar yang memiliki kebenaran yang sempurna. Ketika dia mau menyatakan diri sebagai orang benar, maka segala keberdosaan yang pernah dia lakukan akan segera menghantui dia kembali. Tetapi Daud sedang berbicara tentang Kristus, Sang Kebenaran sejati. Kristuslah yang benar. Dialah yang suci tangan-Nya. Tangan Daud penuh dengan darah dan karena itu tidak dapat membangun Bait Suci. Tetapi Kristus bersih tangan-Nya. Segala hal tentang kesucian hidup dengan sempurna dan tanpa cacat inilah yang sebenarnya menjadi fokus pembahasan Daud. Setelah membahas tentang kebenaran Kristus, Daud melanjutkan dengan mengatakan dalam ayat 26, bahwa Allah akan membalas setiap orang menurut perbuatan mereka. Siapa yang berpura-pura dalam relasi dengan Tuhan, akan Tuhan balas. Kita tidak bisa menipu Tuhan. Orang-orang yang mencari Tuhan demi keuntungan duniawi, mereka tidak akan bisa menipu Tuhan. Orang-orang yang kehidupannya penuh kecemaran, tetapi berpura-pura suci di depan manusia, Tuhan mengetahui. Orang-orang yang tingkah lakunya tanpa cela tetapi hatinya penuh kebusukan, Tuhan juga tahu. Siapa yang jujur, yang murni, yang menyatakan diri apa adanya, dialah yang akan diberkati oleh Tuhan dengan penyertaan-Nya. Demikianlah Kristus mendapatkan seperti apa yang layak Dia dapatkan. Kristus memperhatikan segala firman Tuhan dan tidak menyimpang dari ketetapan Tuhan.
Tetapi apa yang telah diperbuat Kristus itupun menjadi sesuatu yang kita miliki melalui pekerjaan Roh Kudus. Paulus mengatakan bahwa kebenaran Kristus menjadi milik kita (Rm. 10:4). Bukan kita yang benar, tetapi kita dibenarkan oleh karena kebenaran Kristus. Inilah yang menjadi harapan kita untuk layak berdiri di hadapan Allah. Kita boleh berdiri di hadapan Allah sebagai orang benar karena kebenaran Kristus menjadi milik kita. Inilah anugerah yang agung itu. Tuhan memberikan kepada kita kebenaran yang Dia telah nyatakan di dalam hidup-Nya sehingga kita dapat mengatakan sama seperti yang dikatakan oleh Daud: “aku berlaku tidak bercela kepada-Nya…” Siapakah yang berlaku tidak bercela? Kristus, karena kebenaran sejati yang Dia miliki; dan saya, karena kebenaran Kristus yang menjadi milik saya karena anugerah.
Mazmur ini juga menyatakan sifat-sifat Allah dengan sangat limpah. Perhatikan ayat 31. Di sini dikatakan bahwa firman Tuhan itu murni (atau teruji). Siapakah yang dapat mengatakan bahwa firman Tuhan teruji? Daud dapat. Karena dia telah menjalani hidup yang penuh bahaya dan semua janji Tuhan teruji. Tidak ada satu pun yang gagal. Tidak ada satu pun janji Tuhan yang tidak menjadi nyata bagi Daud. Di tengah-tengah zaman yang sangat skeptik dan terus menerus meminta bukti tentang keberadaan Allah, Daud telah mengalami bahwa segala yang Allah nyatakan itu telah teruji. Dia sendirilah saksi kebenaran firman yang telah Tuhan ucapkan. Dialah pelindung Daud dan Dia tidak pernah gagal membuktikannya kepada Daud. Biarlah kita yang hidup di zaman sekarang dapat mengatakan hal yang sama. Firman Tuhan adalah kebenaran. Firman Tuhan menyebabkan segala sesuatu menjadi ada. Firman Tuhan menyatakan janji yang pasti terjadi. Biarlah kita menjadi saksi-saksi firman yang menyatakan bahwa semua yang Tuhan katakan teruji.
Allah adalah tempat perlindungan bagi siapa pun yang berlindung kepada-Nya (ay. 31). Dialah yang menyatakan diri-Nya sebagai perlindungan bagi yang tidak mempunyai kekuatan. Dialah pemelihara orang miskin, janda, dan anak-anak yatim. Dialah yang memperhatikan semua yang memerlukan dan memberikan apa yang diperlukan dengan berlimpah. Ribuan lidah sekalipun tidak sanggup menggambarkan ucapan syukur, pujian, dan pernyataan kemuliaan bagi Allah kita! Hanya Dialah tempat perlindungan yang tidak pernah gagal. Tetapi siapakah yang dapat memuji Allah dengan sedemikian limpahnya? Hanya orang-orang yang pernah mengalami keputusasaan dan ketiadaan tempat berlindung. Orang-orang ini melihat hanya kepada Allah karena mereka tidak punya dukungan dari siapa pun.
Daud segera melanjutkan Mazmurnya dengan mengatakan bahwa Allah akan memberikan kemenangan kepada Yang Diurapi oleh Dia, yaitu Kristus. Dalam pembacaan Mazmur kita harus dengan peka melihat siapakah yang sedang dimaksudkan oleh penulis. Dirinyakah? Atau orang-orang agung yang pernah hidup? Atau Kristus? Setiap seruan kemenangan final pasti berbicara mengenai Kristus. Sebab hanya Kristus Raja yang akan menaklukkan seluruh orang fasik dengan kemenangan yang kekal. Perhatikan ayat 44-49. Ini adalah kemenangan-kemenangan yang akan digenapi di dalam kemenangan Kristus. Daud menaklukkan beberapa bangsa, tetapi Kristus akan memiliki seluruh dunia sebagai jarahan. Allah Bapa akan menaklukkan segala bangsa ke bawah kaki Kristus. Mazmur ini bukan hanya menyatakan kemenangan Orang Yang Diurapi saja, tetapi juga menyatakan bahwa kemuliaan sepenuhnya milik Allah. Allah yang melapangkan jalan (ay. 32), Allah yang menjadi tempat berlindung ketika Daud sedang terusir (ay. 33), Allah yang mengajarkan Daud berperang (ay. 35), Allah yang membuat Daud besar karena kebaikan-Nya (ay. 36), Allah jugalah yang membuat musuh-musuh Daud melarikan diri dari dia (ay. 41).
Apakah yang dapat kita terapkan dalam hidup kita?
Kiranya kita pun boleh mengalami pengalaman rohani selimpah ini. Bisakah kita mengatakan bahwa firman Tuhan telah teruji karena telah kita alami dalam hidup? Ya. Tentu saja bisa. Asalkan kita dengan setia mengikuti Tuhan dan dengan setia menaati firman-Nya, kita akan mengalami sendiri pengalaman yang indah bersama dengan Tuhan di mana setiap kata-kata Tuhan sungguh-sungguh menyatakan apa yang sesuai dengan kenyataan. Firman Tuhan bukan hanya sesuai dengan kenyataan, tetapi firman Tuhan adalah sumber segala kenyataan!
Dengan mengamini firman Tuhan sebagai otoritas paling tinggi, dengan usaha sekuat tenaga untuk menaatinya, dan dengan kerinduan untuk makin mengenal Tuhan dan makin mengenal rencana-Nya, maka kita pun akan makin diubahkan menjadi orang yang sungguh-sungguh diizinkan Tuhan untuk mengalami pimpinan-Nya langkah demi langkah. Jangan puas dengan hidup yang belum mengalami penyertaan Tuhan dan tuntunan firman-Nya. Berdoalah, mintalah kepada Tuhan untuk adanya kekuatan mengingat firman, memahami firman, dan menaati firman. Itulah kekayaan rohani yang sesungguhnya. Itulah pengalaman rohani teragung. Pengalaman-pengalaman rohani yang lain begitu remeh dan banyak yang palsu, tetapi pengalaman rohani karena mengingat, memahami, dan menaati firman, itulah pengalaman rohani sejati.
Pada bagian terakhir Daud mengingat bahwa Tuhan membenci orang fasik. Tuhan membenci orang yang menindas orang lain, menipu orang lain, merugikan orang lain, dan bertindak kejam kepada orang lain. Kemenangan akhir Kristus akan menghabisi orang-orang seperti ini. Daud sudah melihat bagaimana Tuhan memimpin hidupnya untuk menaklukkan begitu banyak bangsa-bangsa yang kejam dan fasik. Tetapi Daud tahu bahwa janji Tuhan akan adanya takhta Daud yang kekal justru menunjukkan bahwa Daud bukanlah Sang Raja yang akan menaklukkan kefasikan dengan total. Kemenangan akhir adalah milik Sang Anak Daud, bukan milik Daud. Inilah pergumulan untuk mengalami firman yang terakhir. Mengalami firman dengan iman bahwa Allah akan menyatakan damai sejahtera dan kebenaran pada kedatangan Kristus kedua kalinya ini. Mari berlatih untuk mengharapkan kedatangan Kristus. Mari berlatih di dalam kerinduan untuk melihat orang benar dibenarkan dan orang fasik dihukum. Kerinduan inilah yang membuat kita bisa dengan berlimpah mempunyai pengharapan yang kokoh. Kita tidak mungkin sanggup mengerjakan semua tuntutan Tuhan akan keadilan. Kristuslah yang sanggup. Dan karena itu pengharapan akan keadilan sejati ada pada kedatangan kedua Kristus. Jika kita mengharapkan ini lebih daripada mengharapkan apa pun di dunia ini, maka kita akan mengalami pengalaman rohani yang limpah seperti Daud. Kerinduan kita akan kebenaran menaklukkan kefasikan pasti akan dipuaskan nanti.
Hari ini kita melanjutkan perkataan-perkataan Mazmur Daud di dalam Kitab 2 Samuel ini. Dalam ayat 21 Daud mengatakan bahwa Tuhan memperlakukan dia sesuai dengan kebenaran dia. Ini merupakan kalimat yang menunjuk kepada Sang Mesias. Daud bukanlah orang benar yang memiliki kebenaran yang sempurna. Ketika dia mau menyatakan diri sebagai orang benar, maka segala keberdosaan yang pernah dia lakukan akan segera menghantui dia kembali. Tetapi Daud sedang berbicara tentang Kristus, Sang Kebenaran sejati. Kristuslah yang benar. Dialah yang suci tangan-Nya. Tangan Daud penuh dengan darah dan karena itu tidak dapat membangun Bait Suci. Tetapi Kristus bersih tangan-Nya. Segala hal tentang kesucian hidup dengan sempurna dan tanpa cacat inilah yang sebenarnya menjadi fokus pembahasan Daud. Setelah membahas tentang kebenaran Kristus, Daud melanjutkan dengan mengatakan dalam ayat 26, bahwa Allah akan membalas setiap orang menurut perbuatan mereka. Siapa yang berpura-pura dalam relasi dengan Tuhan, akan Tuhan balas. Kita tidak bisa menipu Tuhan. Orang-orang yang mencari Tuhan demi keuntungan duniawi, mereka tidak akan bisa menipu Tuhan. Orang-orang yang kehidupannya penuh kecemaran, tetapi berpura-pura suci di depan manusia, Tuhan mengetahui. Orang-orang yang tingkah lakunya tanpa cela tetapi hatinya penuh kebusukan, Tuhan juga tahu. Siapa yang jujur, yang murni, yang menyatakan diri apa adanya, dialah yang akan diberkati oleh Tuhan dengan penyertaan-Nya. Demikianlah Kristus mendapatkan seperti apa yang layak Dia dapatkan. Kristus memperhatikan segala firman Tuhan dan tidak menyimpang dari ketetapan Tuhan.
Tetapi apa yang telah diperbuat Kristus itupun menjadi sesuatu yang kita miliki melalui pekerjaan Roh Kudus. Paulus mengatakan bahwa kebenaran Kristus menjadi milik kita (Rm. 10:4). Bukan kita yang benar, tetapi kita dibenarkan oleh karena kebenaran Kristus. Inilah yang menjadi harapan kita untuk layak berdiri di hadapan Allah. Kita boleh berdiri di hadapan Allah sebagai orang benar karena kebenaran Kristus menjadi milik kita. Inilah anugerah yang agung itu. Tuhan memberikan kepada kita kebenaran yang Dia telah nyatakan di dalam hidup-Nya sehingga kita dapat mengatakan sama seperti yang dikatakan oleh Daud: “aku berlaku tidak bercela kepada-Nya…” Siapakah yang berlaku tidak bercela? Kristus, karena kebenaran sejati yang Dia miliki; dan saya, karena kebenaran Kristus yang menjadi milik saya karena anugerah.
Mazmur ini juga menyatakan sifat-sifat Allah dengan sangat limpah. Perhatikan ayat 31. Di sini dikatakan bahwa firman Tuhan itu murni (atau teruji). Siapakah yang dapat mengatakan bahwa firman Tuhan teruji? Daud dapat. Karena dia telah menjalani hidup yang penuh bahaya dan semua janji Tuhan teruji. Tidak ada satu pun yang gagal. Tidak ada satu pun janji Tuhan yang tidak menjadi nyata bagi Daud. Di tengah-tengah zaman yang sangat skeptik dan terus menerus meminta bukti tentang keberadaan Allah, Daud telah mengalami bahwa segala yang Allah nyatakan itu telah teruji. Dia sendirilah saksi kebenaran firman yang telah Tuhan ucapkan. Dialah pelindung Daud dan Dia tidak pernah gagal membuktikannya kepada Daud. Biarlah kita yang hidup di zaman sekarang dapat mengatakan hal yang sama. Firman Tuhan adalah kebenaran. Firman Tuhan menyebabkan segala sesuatu menjadi ada. Firman Tuhan menyatakan janji yang pasti terjadi. Biarlah kita menjadi saksi-saksi firman yang menyatakan bahwa semua yang Tuhan katakan teruji.
Allah adalah tempat perlindungan bagi siapa pun yang berlindung kepada-Nya (ay. 31). Dialah yang menyatakan diri-Nya sebagai perlindungan bagi yang tidak mempunyai kekuatan. Dialah pemelihara orang miskin, janda, dan anak-anak yatim. Dialah yang memperhatikan semua yang memerlukan dan memberikan apa yang diperlukan dengan berlimpah. Ribuan lidah sekalipun tidak sanggup menggambarkan ucapan syukur, pujian, dan pernyataan kemuliaan bagi Allah kita! Hanya Dialah tempat perlindungan yang tidak pernah gagal. Tetapi siapakah yang dapat memuji Allah dengan sedemikian limpahnya? Hanya orang-orang yang pernah mengalami keputusasaan dan ketiadaan tempat berlindung. Orang-orang ini melihat hanya kepada Allah karena mereka tidak punya dukungan dari siapa pun.
Daud segera melanjutkan Mazmurnya dengan mengatakan bahwa Allah akan memberikan kemenangan kepada Yang Diurapi oleh Dia, yaitu Kristus. Dalam pembacaan Mazmur kita harus dengan peka melihat siapakah yang sedang dimaksudkan oleh penulis. Dirinyakah? Atau orang-orang agung yang pernah hidup? Atau Kristus? Setiap seruan kemenangan final pasti berbicara mengenai Kristus. Sebab hanya Kristus Raja yang akan menaklukkan seluruh orang fasik dengan kemenangan yang kekal. Perhatikan ayat 44-49. Ini adalah kemenangan-kemenangan yang akan digenapi di dalam kemenangan Kristus. Daud menaklukkan beberapa bangsa, tetapi Kristus akan memiliki seluruh dunia sebagai jarahan. Allah Bapa akan menaklukkan segala bangsa ke bawah kaki Kristus. Mazmur ini bukan hanya menyatakan kemenangan Orang Yang Diurapi saja, tetapi juga menyatakan bahwa kemuliaan sepenuhnya milik Allah. Allah yang melapangkan jalan (ay. 32), Allah yang menjadi tempat berlindung ketika Daud sedang terusir (ay. 33), Allah yang mengajarkan Daud berperang (ay. 35), Allah yang membuat Daud besar karena kebaikan-Nya (ay. 36), Allah jugalah yang membuat musuh-musuh Daud melarikan diri dari dia (ay. 41).
Apakah yang dapat kita terapkan dalam hidup kita?
Kiranya kita pun boleh mengalami pengalaman rohani selimpah ini. Bisakah kita mengatakan bahwa firman Tuhan telah teruji karena telah kita alami dalam hidup? Ya. Tentu saja bisa. Asalkan kita dengan setia mengikuti Tuhan dan dengan setia menaati firman-Nya, kita akan mengalami sendiri pengalaman yang indah bersama dengan Tuhan di mana setiap kata-kata Tuhan sungguh-sungguh menyatakan apa yang sesuai dengan kenyataan. Firman Tuhan bukan hanya sesuai dengan kenyataan, tetapi firman Tuhan adalah sumber segala kenyataan!
Dengan mengamini firman Tuhan sebagai otoritas paling tinggi, dengan usaha sekuat tenaga untuk menaatinya, dan dengan kerinduan untuk makin mengenal Tuhan dan makin mengenal rencana-Nya, maka kita pun akan makin diubahkan menjadi orang yang sungguh-sungguh diizinkan Tuhan untuk mengalami pimpinan-Nya langkah demi langkah. Jangan puas dengan hidup yang belum mengalami penyertaan Tuhan dan tuntunan firman-Nya. Berdoalah, mintalah kepada Tuhan untuk adanya kekuatan mengingat firman, memahami firman, dan menaati firman. Itulah kekayaan rohani yang sesungguhnya. Itulah pengalaman rohani teragung. Pengalaman-pengalaman rohani yang lain begitu remeh dan banyak yang palsu, tetapi pengalaman rohani karena mengingat, memahami, dan menaati firman, itulah pengalaman rohani sejati.
Pada bagian terakhir Daud mengingat bahwa Tuhan membenci orang fasik. Tuhan membenci orang yang menindas orang lain, menipu orang lain, merugikan orang lain, dan bertindak kejam kepada orang lain. Kemenangan akhir Kristus akan menghabisi orang-orang seperti ini. Daud sudah melihat bagaimana Tuhan memimpin hidupnya untuk menaklukkan begitu banyak bangsa-bangsa yang kejam dan fasik. Tetapi Daud tahu bahwa janji Tuhan akan adanya takhta Daud yang kekal justru menunjukkan bahwa Daud bukanlah Sang Raja yang akan menaklukkan kefasikan dengan total. Kemenangan akhir adalah milik Sang Anak Daud, bukan milik Daud. Inilah pergumulan untuk mengalami firman yang terakhir. Mengalami firman dengan iman bahwa Allah akan menyatakan damai sejahtera dan kebenaran pada kedatangan Kristus kedua kalinya ini. Mari berlatih untuk mengharapkan kedatangan Kristus. Mari berlatih di dalam kerinduan untuk melihat orang benar dibenarkan dan orang fasik dihukum. Kerinduan inilah yang membuat kita bisa dengan berlimpah mempunyai pengharapan yang kokoh. Kita tidak mungkin sanggup mengerjakan semua tuntutan Tuhan akan keadilan. Kristuslah yang sanggup. Dan karena itu pengharapan akan keadilan sejati ada pada kedatangan kedua Kristus. Jika kita mengharapkan ini lebih daripada mengharapkan apa pun di dunia ini, maka kita akan mengalami pengalaman rohani yang limpah seperti Daud. Kerinduan kita akan kebenaran menaklukkan kefasikan pasti akan dipuaskan nanti.