Jatuh bangun adalah hal yang wajar yang manusia alami di dalam kehidupan di dunia ini. Dalam hal spiritualitas, orang Kristen pun juga mengalami hal yang serupa. Ada saatnya kerohanian kita sedang down karena kita gagal menjalankan dan menghidupi firman Tuhan. Mungkin satu seruan semangat yang sering kita dengar dari teman-teman kita adalah, “ya sudah… Sekarang akui saja dosamu di hadapan Tuhan dan ke depannya, jangan diulangi lagi. Tuhan itu selalu beranugerah kok.” Ya memang benar, Tuhan kita adalah Tuhan yang Mahakasih. Dia memberikan anugerah-Nya dengan begitu limpah kepada orang-orang berdosa yang tidak layak seperti kita ini. Namun, kita sering tidak sadar kalau anugerah itu tidak akan selalu ada. Ketika kita berharap bahwa Tuhan akan beranugerah lagi ketika kita gagal atau menyia-nyiakan anugerah-Nya yang pertama, mungkin anugerah yang sama tidak akan datang lagi untuk yang kedua kalinya.
Begitu pula dengan kita yang mengatakan, “gereja atau persekutuan masih ada lagi minggu depan. Pelayanan yang ini juga masih ada lagi tahun depan. Santai aja deh.” Bisa saja momen ketika kita mengatakan hal ini adalah kesempatan terakhir yang Tuhan berikan kepada kita, tetapi kita menyia-nyiakannya. Mengerikan bukan?
Ketika kita gagal dan menyia-nyiakan anugerah Tuhan tetapi Tuhan masih memberikan kita kesempatan yang kedua, itu karena Tuhan yang masih terlalu baik kepada kita. We don’t deserve His grace, at all. Justru ketika kesempatan itu ada, kita seharusnya merespons hal tersebut dengan takut dan gentar. Amsal 1:8 berkata, “Hai anakku, dengarkanlah didikan ayahmu, dan jangan menyia-nyiakan ajaran ibumu.” Oleh sebab itu, marilah kita mendengar didikan Kitab Suci ini. Jangan sampai kita mengalami hal yang pahit dan menyakitkan terlebih dahulu sebelum kita mengerti bijaksana ini. Jangan sia-siakan anugerah yang Tuhan berikan karena anugerah Tuhan tidak akan selalu datang lagi. Mari kita belajar menjadi pemuda Kristen yang bertanggung jawab di hadapan Tuhan.