Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya? Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya." - Yeremia 17:9-10
Tidak ada satu orang pun yang dapat mengetahui isi hati orang lain. Bahkan kita harus dengan rendah hati mengakui bahwa pada kenyaataanya kita tidak dapat mengenal isi hati kita sendiri. Pikirkanlah, betapa rumit dan tidak terselidiki hati kita. Suatu saat kita begitu bersemangat melakukan sesuatu, di saat lain kita begitu malas. Apakah kita benar-benar tahu kenapa kita memilih jus mangga atau jus melon? Satu hari kita dapat menjadi seseorang yang kesannya begitu bijaksana dan tepat, keesokan harinya kita bersikap seperti seorang badut. Kita dapat menjadi begitu romantis lalu begitu dingin. Hari ini Yesus segalanya bagi kita, di lain hari kita mencintai dunia lebih daripada Raja Midas.
Bukan hanya itu, ternyata hati "lebih licik daripada segala sesuatu". Jika kita tidak percaya, coba pikirkanlah: Kita tahu bahwa memberikan perpuluhan itu hal yang benar, tetapi pada saat kita mau memasukkan perpuluhan ke dalam kantong persembahan, kita berharap Allah tidak terlalu menuntut seperti itu. Kita juga tahu kalau setiap pagi kita harus bersaat teduh, tetapi kita tidak dapat tahan jika bangun pagi tidak langsung melihat HP beserta segala isinya itu.
Ya, betapa malang jiwa yang rumit, penuh teka-teki, bingung, dan berlorong-lorong. Bagaimanakah kita bisa memecahkan teka-teki ini? Hati adalah teka-teki yang hanya mungkin diselesaikan Allah! Kita tidak mengenal hati kita sendiri, tetapi Ia mengenalnya. Roh Kudus menerangi hati kita dan menjadi obor yang menyala-nyala. Ia membimbing kita kepada kekotoran seluk hati kita serta menyingkapkan seluruh kecemaran kita. Betapa berbahagianya orang yang menyadari betapa jahat hatinya, karena mereka yang merasa baik hanya menipu diri sendiri. Marilah kita meminta agar Tuhan menyadarkan kita betapa licik hati kita sehingga kita bisa bertobat. Mari kita meminta agar Tuhan menguji batin kita agar kita tidak sekadar melakukan akitvitas-aktivitas kita dengan hati yang bercabang-cabang. Mari kita memohon kepada Tuhan agar kita dapat mempersembahkan hati yang utuh di hadapan Tuhan demi hormat dan kemuliaan-Nya.