A. Latar
Belakang
Seorang Worship Leader (WL)
bukan hanya sekedar berperan sebagai pemimpin pujian dalam sebuah ibadah atau
komsel, namun lebih daripada itu. Seorang Worship Leader seharusnya
berperan sebagai penyembah yang benar (taken of role to be a true worshiper)
yang senantiasa hidup di dalam doa (Yoh. 4:23), serta berpegang teguh pada
kebenaran firman Allah setiap hari (Fil. 2:13-15).
Seorang Worship Leader
bukan hanya cakap memimpin pujian dan penyembahan atau memiliki suara yang
bagus, tetapi harus menjadi seorang pribadi penyembah yang dipanggil dan
diurapi oleh Allah untuk melayani dalam sebuah ibadah atau mengaplikasikan
pujian dan penyembahan dalam kehidupan sehari-hari. Mereka yang
terpanggil untuk mengambil bagian dalam pujian dan penyembahan ini, bukan
hanya mereka yang pandai bermain musik atau bernyanyi, namun mereka yang
telah menyerahkan diri sepenuhnya dan setia untuk melayani
dalam bidang pujian dan penyembahan (Mzm. 57:8-10, Mzm. 108:2-4).
Seorang Worship Leader bertanggung
jawab kepada Tuhan dan Gereja-Nya dalam rangka melaksanakan tugas pelayanan
yang Tuhan percayakan serta sebagai wujud ucapan syukur atas setiap anugerah
yang diberikan-Nya kepada kita, sesuai dengan talenta dan kapasitas rohani
masing-masing.
B. Persiapan
Awal Memimpin Pujian dan Penyembahan
Persiapan awal merupakan
bagian yang sangat penting bagi seorang Worship Leader (Pemimpin
Pujian), sebab hal ini akan mempengaruhi
keberhasilan kita pada saat memimpin pujian dan penyembahan dalam sebuah ibadah
gerejawi. Adapun persiapan awal tersebut meliputi 2 (dua) hal sebagai berikut:
Persiapan Diri
Sebelum mengawali pelayanan
pujian dan penyembahan, seorang Worship Leader hendaknya mempersiapkan
diri dengan baik, dengan cara membangun hubungan pribadi yang erat bersama
Tuhan melalui kehidupan doa yang benar untuk memohon pengampunan dosa,
penyertaan dan hikmat dari Tuhan (Ams. 24:3, Kol. 3:23). Mengapa harus
demikian? Karena tanpa penyertaan dan hikmat dari Tuhan, maka pelayanan kita
akan menjadi kacau dan sia-sia (Mzm. 127:1) serta Tuhan tidak berkenan dengan
pelayanan pujian dan penyembahan kita (Kej. 4:4-5, Hos. 4:6).
Persiapan doa ini bisa
dilakukan secara pribadi maupun dalam kelompok doa yang telah diagendakan oleh
gereja. Betapa pentingnya mengawali setiap pelayanan dengan doa, sehingga
pelayanan pujian dan penyembahan yang kita lakukan menyenangkan hati Tuhan
serta menggerakkan Roh Kudus untuk melawat setiap jemaat yang hadir dalam
ibadah (Rom. 12:1, Kis. 2:1-4).
Jika hal ini terjadi, maka
pemulihan dan mujizat yang datangnya dari Tuhan akan dinyatakan dalam ibadah,
khususnya pada saat pujian dan penyembahan dinaikkan dengan benar di hadapan
Tuhan oleh Worship Leader dan jemaat (Yos. 6:20, Kis. 12:11-12).
Persiapan Teknis
Setelah melakukan persiapan
diri dengan baik, maka langkah selanjutnya adalah melakukan persiapan secara
teknis. Seorang Worship Leader yang baik hendaknya mempersiapkan
beberapa hal teknis agar mampu memimpin pujian dan penyembahan dengan tertib
dan mendatangkan sukacita bersama dalam ibadah. Berikut ini merupakan
langkah-langkah yang penting untuk dilakukan seorang Worship Leader sebelum
memulai pelayanan pujian dan penyembahan:
1) Mempersiapkan daftar
lagu/pujian yang akan dinyanyikan untuk diserahkan kepada para pemain musik dan
petugas OHP/LCD projector.
2) Menentukan tema pujian dan
penyembahan sebelum memilih susunan lagu atau jenis musik yang akan
dinyanyikan.
3) Perhatikan pemilihan lagu
dalam daftar pujian yang disusun berdasarkan tema, apakah WL dan jemaat
menguasai lagu yang akan dinyanyikan tersebut dengan baik atau tidak. Jika
tidak, maka perlu dipertimbangkan lagi apakah lagu tersebut tidak jadi
dinyanyikan, atau tetap dinyanyikan dengan catatan WL dan singers
harus hafal syair lagu yang dimaksud dan melatih jemaat secara bertahap agar
dapat menguasai lagu tersebut dengan baik.
4) Memastikan berapa lama
pujian dan penyembahan akan berlangsung serta tentukan alokasi waktu, jika
selama aktivitas pujian tersebut memberikan ruang kesaksian atau kata sambutan
tertentu dari jemaat yang sedang dilayani.
5) Mengikuti latihan sesuai
dengan waktu dan tempat yang telah ditentukan bersama dengan singers (jika
hendak menggunakan beberapa singer sebagai pendukung vokal) dan tim
musik.
6) Hadir 10-20 menit sebelum
ibadah dimulai untuk persiapan diri (doa bersama) dan persiapan teknis (check
sound/microphone dengan pemain musik).
7) Beradaptasi dengan suasana
gereja dimana liturgi atau acara ibadah akan diselenggarakan. Biasakanlah
mempertimbangkan hal-hal berikut ini sebelum melayani sebagai Worship Leader
dalam ibadah:
Estimasi jumlah jemaat yang biasa hadir dalam acara ibadah
Pada prinsipnya jumlah
memang tidak memengaruhi kualitas rohani sebuah pujian dan penyembahan, namun
faktor ini perlu mendapat perhatian karena berkaitan dengan hal-hal yang
bersifat teknis, misalnya dengan kondisi jumlah jemaat yang banyak, maka WL harus
meningkatkan kemampuan penglihatan untuk memastikan bahwa seluruh jemaat
menikmati pujian dan penyembahan dengan baik, atau mereka hanya sekedar
bernyanyi. Dengan memperhatikan
faktor ini, WL diharapkan dapat membantu menciptakan atau membangkitkan
suasana pujian dan penyembahan yang lebih semangat dan dinamis, mungkin bisa
juga WL dibantu dengan para singers (jika ada) mengajak jemaat
untuk melakukan gerakan tertentu sesuai dengan lagu yang sedang dinyanyikan,
agar pujian dapat berlangsung dengan meriah dan penuh sukacita.
Kondisi jemaat
Apakah mayoritas jemaat
berusia tua, muda, atau komposisinya berimbang antara usia tua dan muda,
sehingga WL dapat menyesuaikan lagu pujian dan ritme musik dengan
kondisi jemaat.
Kapasitas ruang dan sound system pendukung ibadah
Hal ini berkaitan dengan kapasitas atau
volume suara WL pada saat memberikan instruksi atau ketika menyanyi,
agar dapat didengar dengan jelas oleh jemaat.
Waktu penyelenggaraan ibadah
Perhatikan apakah ibadah berlangsung waktu
pagi, siang, ataupun malam, sebab hal ini berkaitan dengan pemilihan nada dasar
yang disesuaikan dengan kondisi pita suara Worship Leader. Proses
adaptasi ini sangat penting, terutama jika pelayanan tersebut akan dilakukan
dalam sebuah komunitas atau kelompok jemaat yang masih baru dan kita belum
mengenal para jemaat dengan akrab. Hal ini berlaku juga untuk singers atau
tim musik yang melayani di gereja lokal maupun pada saat memenuhi undangan
pelayanan di luar gereja lokal.
C. Kriteria
Seorang Worship Leader
Untuk menjadi seorang Worship
Leader yang baik dan berkenan di hadapan Tuhan, maka diperlukan kecakapan
khusus secara rohani maupun teknis, agar pelayanan pujian dan penyembahan dapat
berlangsung sesuai rencana, sehingga jemaat
diberkati secara rohani melalui pelayanan kita tersebut. Berikut ini akan
diuraikan kriteria secara rohani dan teknis yang hendaknya dipenuhi oleh
seorang Worship Leader.
Kriteria Rohani
Ø
Lahir baru (II Kor. 5:17,
Ef. 4:21-32) serta mengalami buah-buah pertobatan dalam dirinya (Gal. 5:22-23).
Ø
Memiliki karakter Kristus
(Fil. 2:1-5).
Ø
Selalu semangat untuk
melayani Tuhan (Rom. 12:11) dan hidup dalam pimpinan Roh Kudus (Ef. 5:18b).
Ø
Hidup dalam doa dan
penyembahan yang benar setiap hari (Yoh. 4:23, Ef. 5:19-20).
Ø
Mengerti dan melakukan kebenaran
firman Tuhan setiap hari (Mzm. 119:105, Mat. 13:23, II Tim. 3:14-17).
Ø
Berusaha untuk senantiasa
hidup dalam kekudusan (Ibr. 12:14, Mzm. 15:1-3, 24:4-5, I Ptr. 1:16).
Kriteria Teknis
Ø
Memiliki talenta vokal yang
cukup baik serta selalu membiasakan diri agar tidak menyanyi dengan suara yang
sumbang (fals voice).
Ø
Mengerti pengetahuan dasar
tentang musik (nada dasar dan kode/simbol instruksi lagu sebagai sarana
komunikasi antara WL dengan pemain musik pada saat performance).
Ø
Mampu memimpin pujian dan
penyembahan dengan baik (tumbuhkan rasa percaya diri/ berusaha untuk
meminimalisasi rasa gugup/grogi pada saat akan melayani; disinilah salah satu
alasan pentingnya doa sebelum melayani, agar Roh Kudus memampukan kita untuk
memimpin dengan tegas dan penuh percaya diri).
Ø
Mampu berkomunikasi dengan
baik melalui penggunaan kata-kata yang positif untuk menguatkan iman dan
membangun kehidupan rohani jemaat yang sedang dilayani.
Ø
Mencari dan mengembangkan
perbendaharaan lagu pujian (belajar untuk menghafal lirik atau kata-kata dalam
syair lagu, baik lagu pujian dan penyembahan versi lama maupun baru).
D. Hal-Hal
Praktis Yang Harus Diperhatikan Saat Menjadi Worship Leader
Menjadi seorang Worship
Leader sebenarnya tidak terlalu sulit, asalkan kita mempelajari dan
memahami dengan benar hal-hal penting yang berkaitan dengan pelayanan ini, agar
tugas pelayanan tersebut dapat berlangsung sesuai rencana. Berikut ini adalah
hal-hal praktis yang dapat dijadikan acuan untuk mengawali dan menjalankan
tugas sebagai seorang Worship Leader dalam sebuah ibadah:
1. Cobalah untuk membangun
komunikasi yang erat dan hangat dengan jemaat yang kita layani pada kesempatan
pertama dengan penuh kasih dan tidak terkesan “dibuat-buat”, baik
melalui kata-kata pembuka yang mengakrabkan atau yang menguatkan rohani jemaat,
serta jangan lupa berikan pandangan mata dan senyuman yang manis agar tidak
terkesan bahwa pujian dan penyembahan sedang dalam suasana yang tegang.
Ciptakan suasana pujian dan penyembahan yang nyaman serta menyenangkan,
sehingga jemaat dapat menikmati hadirat Tuhan dengan baik.
2. Hindari menggunakan
kata-kata atau instruksi yang melemahkan dan menghakimi jemaat, misalnya
menghakimi atau menegur jemaat yang terlambat datang ibadah pada saat WL sedang
memimpin pujian dan penyembahan, atau menghakimi jemaat mengenai cara mereka
ketika memuji Tuhan. Jangan paksakan jemaat untuk “menjadi sama” seperti
kita, tugas kita hanyalah mengajak dan mengarahkan jemaat untuk tetap fokus dan
menikmati suasana pujian dan penyembahan. Gunakan selalu kata-kata iman untuk
memotivasi jemaat dan mendorong mereka untuk semangat dalam memuji Tuhan.
Berikut ini adalah beberapa contoh kata-kata positif yang dapat digunakan
untuk memotivasi jemaat:
Ø
“Shaloom.. Saya percaya
Allah hadir di sini dan siap memberkati Saudara..!” (dengan
memberikan senyum seraya mengangkat salah satu tangan sebagai ekspresi
memberkati).
Ø
“Bapak, ibu, dan saudara
sekalian percaya bahwa ada kuasa dalam pujian dan penyembahan saat ini..?” (dengan
memberikan senyum, sambil mengangkat bahu, seraya mengangkat salah satu tangan
menunjukkan ekspresi bertanya kepada jemaat).
Ø
“Saudara yang datang dengan
masalah pasti akan pulang dengan membawa pemulihan dan pertolongan dari
Tuhan..” (sambil tersenyum dan menunjukkan ekspresi
bahwa selalu ada pengharapan di dalam Tuhan kepada jemaat sembari mengangkat
tangan kanan setinggi kepala dengan posisi menengadah lalu mengarahkan jari
telunjuk ke arah atas).
3. Mempersiapkan penampilan
yang terbaik untuk Tuhan dan jemaat dengan cara berpakaian yang rapi dan sopan,
rambut disisir dengan rapi dan menarik, serta tunjukkan ekspresi wajah yang
segar, cerah, dan bersih.
4. Hindari pertentangan atau
kesalahpahaman (miss understanding) dengan singers dan tim musik
agar tidak menimbulkan suasana tegang dan perasaan seolah tidak ada damai
sejahtera selama ibadah berlangsung.
5. Berikan instruksi atau
komentar lagu dengan jelas disertai senyuman manis, baik instruksi kepada tim
musik (berkaitan dengan kode lagu) maupun kepada jemaat.
6. Jika pada saat pujian dan
penyembahan berlangsung terjadi kesalahan atau gangguan secara teknis, maka
usahakan pujian dan penyembahan tersebut tetap berlangsung dengan tertib dan
jangan panik. Berusahalah untuk tetap tenang serta arahkan jemaat untuk tetap
fokus memuji dan menyembah Tuhan. Ingatlah bahwa kita sedang memuji dan
menyembah Tuhan, maka jangan mudah terpengaruh oleh situasi dan kondisi yang
berusaha untuk mengganggu jalannya pujian dan penyembahan. Percayalah bahwa Roh
Kudus yang akan menolong kita untuk mengatasi gangguan tersebut.
7. Hindarilah pengulangan lagu
yang terlalu sering agar jemaat tidak bosan atau jenuh, sehingga jemaat merasa
enggan dan menjadi turun semangatnya untuk memuji Tuhan.
8. Berusahalah peka terhadap
kehendak Roh Kudus untuk suatu perubahan berkaitan dengan sikap dan berbagai
ekspresi atau bersikap fleksibel ketika sedang memimpin pujian dan penyembahan
agar tercipta suasana ibadah yang hidup, penuh sukacita, semangat, dan harmonis
serta jemaat dapat merasakan jamahan kuasa Roh Kudus secara pribadi atas hidup
mereka. Hal ini dapat terjadi ketika Worship Leader memiliki kualitas
doa dan hubungan pribadi yang intim dengan Tuhan (have an intimacy
relationship with God).
9. Hindari kebiasaan-kebiasaan
yang kurang baik seperti terlalu sering menutup mata, gerakan tangan yang
kurang baik (misalnya tangan diletakkan di saku, tangan diletakkan di belakang
punggung, atau tangan menggaruk-garuk kepala), membelakangi jemaat, dan gerak
refleks mata yang sering berkedip-kedip.
10. Berikan
komentar terhadap lagu seperlunya saja, sesuaikan dengan lirik lagu serta
suasana pujian dan penyembahan pada saat itu.
11. Jangan
biarkan suasana menjadi vakum (kosong tanpa ekspresi) karena WL seolah
kehabisan kata-kata atau sedang berusaha untuk meminimalisasi perasaan gugup
atau grogi yang terlalu lama.
12. Buatlah
kesepakatan dengan tim musik dan singers mengenai instruksi atau kode
tangan (hand signal) berkaitan dengan pemilihan nada dasar, pengulangan
lagu (intro, middle, atau ending) menaikkan nada (overtone),
memperlambat atau mempercepat tempo lagu, tinggi rendahnya volume suara,
memberikan coda atau bridge (variasi tertentu dalam gaya
bermusik), menunjuk hanya satu alat musik saja yang bunyi (drum only,
keyboard only, guitar only, saxsophone only).
Sebagai worship leader, kadang kita bingung dengan peranan kita ketika melayani. Apakah tugas kita hanya sekedar bernyanyi? Atau,
seperti yang sering dikatakan beberapa orang, tugas kita adalah membawa jemaat
untuk masuk ke dalam hadirat Tuhan. But, is it that all? I don't think
so.
Di dalam buku Bob
Kauflin, seorang worship leader dan dosen praise &
worship mengenai peranan seorang worship leader. Beliau
menulis seperti ini:
An effective corporate worship leader, aided and led by the Holy Spirit,
skillfully combines biblical truth with music to magnify the
worth of God and the redemptive work of Jesus Christ,thereby motivating the
gathered church to join him in
proclaiming and cherishing the truth about God and seeking to live all of life
for the glory of God.
(Seorang
worship leader yang efektif, dengan pertolongan dan pimpinan Roh Kudus, dengan
ahli memadukan kebenaran Alkitab dan musik, mengagungkan pribadi Tuhan, dan
karya penebusan Yesus Kristus. Dengan begitu, dia memotivasi jemaat yang berkumpul
untuk bergabung dengannya dalam memproklamasikan dan merayakan kebenaran Tuhan
dan mengejar kehidupan yang memuliakan Tuhan)
Isn't that great? Menurut saya, definisi itu
cukup mewakili karakteristik yang kita harus miliki sebagai seorang worship
leader. Dari definisi Kauflin, seorang worship leader seharusnya
memiliki kemampuan dan karakteristik sebagai berikut:
1. Dituntun oleh Roh Kudus
This is so true! Tanpa Roh Kudus, maka pelayanan
kita takkan berarti apa-apa, karena sesungguhnya, kita hanyalah bejana. God
works through us by His spirit. Itu yang membuat kita berbeda. Awal
kegagalan terbesar kita sebagai worship minister adalah ketika
kita berpikir bahwa kita bisa mengandalkan kemampuan kita dan tak memerlukan
Roh Kudus. Orang lain mungkin tidak bisa merasakannya, namun hati kita tidak
akan bisa bohong. Kita tahu persis kapan pelayanan kita 'hidup' atau
'mati'. Spend some quality times everyday with the Lord. Ijinkan
Roh Kudus bekerja dan memenuhi hidup kita.
2. Memahami kebenaran Alkitab
Nah, kalo yang ini sepertinya kurang begitu populer..hehe.. Don't
you know that a worship leader is also a preacher? Ya, bener banget!
Kita adalah pemberita firman Tuhan melalui lagu-lagu yang kita nyanyikan. Don't
miss this! Kadang jemaat malah lebih bisa mengingat lagu daripada
khotbah, right? So, how come kita memberitakan
firman Tuhan sementara kita sendiri tidak pernah belajar dan memahami kebenaran
firman Tuhan? I'm not saying kalau kita semua harus sekolah Alkitab secara
formal, (puji Tuhan kalo ada kesempatan), tapi kita semua harus belajar.
Lagipula, di jaman sekarang, seharusnya tidak ada alasan untuk tidak
bisa belajar dengan banyaknya sumber daya yang ada. Dari mulai Alkitab dengan
berbagai bahasa dan versi (saya suka Amplified dan The Message), buku-buku
rohani, website, blog (seperti yang ini, hehe..), video, dan lain-lain.Trust
me, semakin dalam kita mengenal pribadi Tuhan lewat firman-Nya, semakin besar
juga dampaknya bagi hidup kita dan pelayanan kita. Don't just read your
bible, but you also need to learn, meditate, and do it.
3. Punya kemampuan bermusik
Poin yang ini sepertinya cukup jelas. Seorang worship leader seharusnya
punya kemampuan bernyanyi yang cukup baik. Adalah lebih baik jika seorang
worship leader juga punya pengetahuan mengenai instrumen musik. Memang sih,
secara musikal, mungkin banyak yang mengganggap bahwa memimpin pujian di gereja
tidak membutuhkan kemampuan bermusik atau bernyanyi yang gimana banget. But,
let's see it from a different view. Anggaplah bahwa keinginan kita
untuk terus mengasah kemampuan kita adalah bagian dari ibadah dan penyembahan
kita kepada Tuhan.
Jangan sampai keterbatasan skill kita menghalangi Tuhan
untuk berkarya lebih besar lewat pelayanan kita. Apa maksudnya? Contohnya,
ketika tim worship kita sedang mencoba menyanyikan lagu baru
yang kita tahu akan memberkati jemaat; namun, ada beberapa bagian dari lagu
tersebut yang membutuhkan kemampuan ekstra, sementara kita malas untuk
meng-upgrade diri dengan berlatih. Akhirnya, terjadi kesalahan disana-sini saat
membawakan lagu tersebut dan kita tahu kan apa yang akan terjadi?
So, please do yourself a favour: Belajar dan terus belajar.
4. Punya Kemampuan Menjadi Motivator
Motivator
adalah salah satu pekerjaan yang lagi nge-trend belakangan ini. Dengan speech-nya,
dia bisa menggerakkan orang untuk menjadi lebih baik dalam pekerjaan maupun
aspek lainnya. Jangan salah, seorang worship leader juga
seharusnya bisa menjadi motivator bagi jemaat dan bagi tim worship yang
dipimpinnya. Bagaimana caranya? Apakah kita harus belajar public
speaking? Bukankah tugas kita lebih ke aspek musikal?
Oke, kalau
kita mengartikan istilah motivator hanya secara sempit, memang tugas worship
leader mungkin bukan seperti itu. Saya ingin mencoba mengartikannya
secara luas. Kata dasar dari motivator adalah motive, yang menurut
kamus bahasa Inggris berarti something that causes a person to act in a certain way, do
a certain thing.
Dengan kata lain, motivator adalah seseorang yang menolong atau
menggerakkan orang lain supaya mendapatkan alasan yang kuat untuk melakukan
sesuatu. Tugas worship leader adalah menggerakkan orang lain
supaya mendapatkan alasan untuk menyembah Tuhan dan hidup bagi Tuhan. Ini
adalah kemampuan yang harus kita pelajari.
Kita harus terus bertanya pada diri kita, jika saya hadir di gereja dan
duduk sebagai jemaat, hal seperti apa yang akan menggerakkan saya untuk lebih
sungguh-sungguh menyembah Tuhan? Pertanyaan kedua adalah, jika saya jemaat,
apakah saya akan termotivasi dengan pelayanan worship leader yang
seperti saya sendiri?
5. Punya kerinduan untuk menghidupi seluruh kehidupannya untuk kemuliaan
Tuhan
Dari semua poin diatas, menurut saya, inilah yang paling penting.
Seorang worship leader harus terlebih dulu menjadi
seorang worshipper. Seorang worshipper adalah
orang yang mempersembahkan seluruh tubuhnya sebagai persembahan yang hidup,
sebagai ibadah yang sejati (Roma 12:1). Ini ungkapan yang sering saya ingatkan
pada diri saya sebagai worship leader, “Nyanyikanlah apa yang kita
hidupi, dan hidupilah apa yang kita nyanyikan”
Mari kita terus belajar untuk menjadi worshipper dan worship
leader yang baik. Saya berharap semoga bacaan ini dapat setidaknya
memberikan gambaran bagi semua worship minister untuk lebih
maksimal dalam pelayanan. Let our King be lifted up!
MENGAPA SEORANG SONG LEADER
HARUS SEORANG WORSHIP LEADER
Seorang Song Leader bukan hanya sekedar seorang Pemimpin
nyanyi-nyanyian dalam sebuah Kebaktian atau Ibadah, tetapi lebih dari itu
seorang Pemimpin Nyanyi-nyanyian harus seorang PENYEMBAH dan PEMUJI / WORSHIP
LEADER (WL).
Seorang Worship Leader bukan hanya seorang Pemimpin
nyanyian yang trampil dan memiliki suara yang bagus, tetapi harus menjadi
PENYEMBAH – PENYEMBAH yang dipanggil dan diurapi oleh Allah untuk melayani dalam
rumah Tuhan / Gereja.
Mereka yang terpanggil atau terlibat dalam
Pelayanan Gereja bukanlah mereka yang bermain musik atau bernyanyi,
tetapi mereka yang telah MENYERAHKAN DIRI untuk pelayanan Musik –
Nyanyian untuk Tuhan (Mzm. 57 : 8 – 10; Mzm. 108 : 2 – 4)
TATA TERTIB WORSHIP LEADER
& SINGER
Setiap WORSHIP LEADER DAN SINGER bertanggung jawab kepada
Tuhan dan Gereja-Nya
untuk melakukan tugas pelayanan yang Tuhan anugrahkan padanya.
Setiap WORSHIP LEADER & SINGER wajib mempersiapkan
diri dengan baik untuk melayani Tuhan, diantaranya dengan cara :
1.
Persiapan Diri
- Pelayan Tuhan wajib mempersiapkan keberadaannya untuk melayani di hadirat Tuhan yang kudus.
- Membangun kehidupan rohani yang berakar, bertumbuh dan berbuah secara berkesinambungan.
2.
Persiapan Teknis
a)
Wajib mempersiapkan daftar
lagu/pujian yang akan dinyanyikan, sebelum tugas pelayanannya.
b)
Wajib
mengikuti latihan sesuai dengan waktu dan tempat yang telah ditentukan.
c)
Wajib hadir sebelum Ibadah
dimulai.
Bagi Setiap WORSHIP LEADER DAN SINGER yang dengan
sengaja melanggar ketentuan-ketentuan diatas, berarti pelayan tersebut telah
meremehkan HAK yang sudah diberikan oleh Tuhan dan mempermainkan tugas yang
sudah menjadi tanggung jawabnya baik secara langsung ataupun tidak langsung
terhadap Tuhan dan Gereja.
v
KRITERIA SEORANG WORSHIP
LEADER
1.
Kriteria Rohani
- Lahir baru dan ada buah pertobatan.
- Memiliki karakter Kristus.
- Penuh Roh Kudus.
- Seorang Penyembah Allah.
- Suka Berdoa.
- Dipenuhi Firman Allah.
- Menguduskan perkataan, bersih dalam ucapan/nyanyian.
2. Kriteria
Teknis
a)
Memiliki talenta vokal yang
cukup baik.
b)
Mengerti dasar-dasar musik.
c)
Mampu memimpin.
d)
Mampu berkomunikasi dengan
baik.
e)
Memiliki dan mengembangkan
perbendaharaan lagu pujian.
v
PERSIAPAN SEORANG WORSHIP
LEADER
1. Persiapan
Rohani
a)
Setia dalam waktu doa.
b)
Membaca Firman Tuhan.
c)
Penyembahan pribadi.
d)
Selalu menjaga kekudusan.
e)
Doa dan puasa secara
khusus.
f)
Pemurnian motivasi,
merendahkan diri.
2. Persiapan
Teknis
a) Worship Leader harus
mengetahui thema setiap nyanyian Pujian atau Penyembahan yang disusunnya.
b) Pemilihan lagu, apakah kita
menguasai lagu tersebut? dan apakah jemaat mengenal lagu tersebut?
c)
Menjaga kualitas vocal,
latihan pernafasan.
d)
Persiapan team, latihan
bersama team musik & Singer.
e) Berapa waktu yang tersedia,
termasuk kesaksian atau kata sambutan persembahan, pengumuman.
f)
Tingkat pengenalan atau
penguasan Lagu.
g)
Kondisi atau keadaan Jemaat
yang akan kita layani.
Ø
Kita mengenal dengan baik.
Ø
Cari informasi tentang usia
mayoritas Jemaat.
Ø
Bagaimana karakter jemaat
di tempat atau daerah tersebut.
Ø
Berapa jumlah jemaat yang
ada.
3. Bagaimana
Fasilitas Tempat Dan Waktu
a)
Fasilitas penunjang (Sound
system, musik, AC, dll).
b)
Kondisi tempat (besar /
kecil).
c)
Waktu (pagi / siang / sore
/ malam).
HAL–HAL
YANG HARUS DIPERHATIKAN SAAT MENJADI WORSHIP LEADER
1.
Bangun Komunikasi Yang Erat Dengan Jemaat Pada Kesempatan Pertama :
a)
Penuh kasih bukan
dibuat-buat.
b)
Kata-kata pembuka yang
mengakrabkan dan menguatkan.
c)
Pandangan mata dan
senyuman.
2. Hindari Kata-Kata Yang
Melemahkan Dan Menghakimi Jemaat.
- Memotivasi dan membangun jemaat dengan kata-kata yang positif, seperti :
Ø
“Saya percaya Allah hadir
di sini dan siap memberkati Saudara…”
Ø
“Ada kuasa dalam hadirat
Allah ……”
Ø
“Saudara yang datang dengan
masalah pasti akan pulang dengan kelepasan ……”
- Jangan menghakimi keterlambatan jemaat.
- Jangan menghakimi cara jemaat memuji, jangan paksakan jemaat untuk sama seperti kita.
- Gunakan kata-kata iman : “ Saya percaya ………”
3.
Persiapkan Penampilan Yang
Baik :
a)
Pakaian rapi dan sopan.
b)
Rambut rapi.
c)
Wajah segar, cerah dan
bersih.
4. Hindari pertentangan dengan
pemusik atau singers yang menimbulkan ketidak-sejahteraan suasana ibadah :
a)
Beri aba-aba atau komando
yang jelas dan disertai dengan senyum.
b)
Kalau terjadi kesalahan,
jalan terus (untuk membangun kepercayaan diri seluruh team).
c)
Ingat! kita sedang
menyembah dan memuji Allah, dan sedang membangun komunikasi yang akrab dengan
Allah.
5.
Hindari pengulangan lagu
terlalu banyak, yang dapat menjenuhkan.
6. Fleksibel dalam memimpin
dan peka terhadap kehendak Roh Kudus untuk suatu perubahan-perubahan sikap dan
berbagai gaya dalam memimpin sehingga membawa suasana yang hidup, meriah,
indah dan penuh kuasa Roh Kudus.
7.
Hindari banyak bicara,
komentar disaat lagu sedang dinyanyikan, sebaiknya gunakan kata-kata,
komentar-komentar yang tepat pada saat jeda lagu.
8.
Hindari kebiasaan-kebiasaan
yang kurang baik :
a)
Terlalu sering menutup
mata.
b)
Kebiasan gerakan tangan
yang kurang baik.
c)
Membelakangi jemaat.
d)
Refleks mata
berkedip-kedip.
9.
Jangan biarkan suasana
vakum untuk beberapa waktu.
10.
Seringlah mengkoreksi
penampilan saudara.
a)
Gaya di panggung, cara
berdiri, gerakan tangan.
b)
Cara memegang microphone.
c)
Pengucapan istilah dan
komentar
11. Perhatikan nada dasar
lagu yang PAS, tidak ketinggian, juga tidak kerendahan
(perhatikan nada dasar Asli dari Pencipta Lagunya).
12. Perhatikan “Intro” dan
“Ending” setiap lagu, sehingga tepat dengan iramanya, juga pada saat
“Interlude” jika ada.
13.
Pengulangan lagu yang wajar
sesuaikan dengan situasi Jemaat.
14.
Kuasai Aba-aba (Hand
Signals).
- Nada dasar.
- Pengulangan.
- Overtone.
- Perlambat / Percepat tempo.
- Perkeras / perhalus suara.
- Pengulangan coda.
- Acapela.
- Drums Only.
- Piano / keyboards only.
SINGER’S (1
Taw. 25 : 1 – 31)
Seorang Singer dalam ibadah haruslah seorang penyembah
Allah (worshippers), sehingga persiapan seorang singer tidak hanya pada saat
menjelang ibadah saja melainkan setiap saat membangun kehidupan penyembahannya.
Singer harus penuh Roh Kudus, agar ada URAPAN dalam
pelayanannya, ia senantiasa mengandalkan Roh Kudus dan mempersiapkan dirinya
untuk semakin peka dalam tuntunan dan pekerjaan Roh Kudus.
Singer haruslah seorang yang suka berdoa :
1.
Mempersiapkan diri dalam
doa khusus bagi seluruh team yang ditunjangnya bagi umat yang dilayani.
2.
Berlatih khusus. memiliki
kemauan kuat untuk meningkatkan “Skill”-nya
FUNGSI SINGER’S DALAM TEAM
1.
Memberi tenaga vokal (vocal
power) pada setiap pujian yang dinaikkan.
2.
Memberi harmoni dan
keindahan pada setiap pujian yang dinaikkan.
3.
Memberi inspirasi bagi
jemaat dalam memuji Tuhan. Inspirasi dapat berupa :
- Ekspresi atau mimic muka, mata
- Mengangkat tangan atau bertepuk tangan.
- Gerakan atau tarian tertentu.
4.
Menopang pemimpin pujian
dan pemusik melalui doa.
PEMUSIK
Dalam pelayanan musik, peran pemusik adalah mambawa
suasana pemyembahan ke atmosfir yang penuh hadirat Allah dan membantu jemaat
untuk mengangkat suara mereka dalam menyanyikan lagu.
Sebagai seorang pemusik, anda tidak dapat menghindari
suatu kondisi di mana jemaat tidak memandang/melihat anda; dengan kata lain,
anda pasti menjadi panutan/sorotan/contoh bagi jemaat. Menjadi seorang pemusik
gereja merupakan panggilan yang luarbiasa. Jangan memandang rendah panggilan
tersebut. Menjadi contoh berarti menjadi saksi hidup bagi orang lain.
Carilah Tuhan tiap hari dalam saat teduhmu dan “BERDOA SEBELUM MEMAINKAN ALAT
MUSIK”
Sebagai seorang pemusik, anda mungkin belajar sendiri
atau pernah dilatih tetapi jangan memainkan alat musik melewati batas saat
ibadah karena anda berada dalam satu tim musik. Jka ada suatu teknik atau
permainan yang anda ingin tonjolkan maka gunakan pada saat berlatih sehingga
permainan tersebut sempurna saat dibawa ke ibadah.
Juga sebagai seorang pemusik, anda pasti tidak pernah
puas untuk mengetahui tentang musik. Tetaplah kejar suatu pelajaran yang baru.
Tetap berlatih dan belajar.
TATA TERTIB WORSHIP PEMUSIK
Setiap PEMUSIK bertanggung jawab kepada Tuhan dan
GerejaNya untuk melakukan tugas pelayanan yang Tuhan anugerahkan padanya.
Setiap WORSHIP LEADER & SINGER wajib mempersiapkan
diri dengan baik untuk melayani Tuhan, diantaranya dengan cara:
1.
Persiapan Diri
a)
Pelayan Tuhan wajib
mempersiapkan keberadaannya untuk melayani di hadirat Tuhan yang kudus.
b)
Membangun kehidupan rohani
yang berakar, bertumbuh dan berbuah secara berkesinambungan.
2.
Persiapan Teknis
a)
Wajib
mengikuti latihan sesuai dengan waktu dan tempat yang telah ditentukan.
b) Wajib hadir sebelum Ibadah
dimulai.
ASPEK TEKNIS PUJIAN
PENYEMBAHAN
Ada tiga jenis aspek dalam Teknis Pujian Penyembahan yaitu :
Aransemen,Tema,dan Struktur Lagu.
1.
Aransemen adalah upaya kreatif menata
dan memperkaya sebuah melodi,lagu,atau komposisi ke dalam format serta gaya
yang baru.Mediumnya bisa apa saja ,dari instrument tunggal hingga sebuah
orchestra. Pembuatan aransemen sering kali juga dipengaruhi oleh latar belakang
dan jenis musik yang disukai oleh masing-masing pemain.Misal seorang pemain
berlatar belakang musik Rock tentu akan membawa influence musiknya pada saat
dia menciptakan sebuah aransemen.
2. Tema adalah ide pokok dari sebuah komposisi yang nantinya dapat
dikembangkan. Pastikan dalam menciptakan aransemen juga memperhatikan tema dari
lagu tersebut.
3. Struktur Lagu, terdiri dari : Intro,
Verse, Pre-Chorus, Chorus, Vamp, Bridge, Interlude, Coda, Ending.
Ø Intro (Pembukaan lagu), pada
bagian ini kita harus menentukan tema lagu, chord, beat, dan melodi tema.
Ø Verse(Bait),pada bagian ini
sebaiknya semua instrument tidak bermain full,dengan dinamika yang tidak
melebihi chorus.
Ø Pre-Chorus(Jembatan menuju Chorus),
pada bagian ini dinamika dibangun menuju chorus.
Ø Chorus (Reffrain), pada bagian
ini dinamika sudah diatas.
Ø Vamp yaitu bagian pengulangan
dari salah satu bagian lagu, atau menggunakan kata-kata dari lagu tersebut
tetapi dibedakan nadanya.
Ø Bridge yaitu pengulangan/penekanan
kata tema yang sama.
Ø Interlude dipakai apabila
memang dibutuhkan sebagai jembatan untuk mengulang tema lagu. Fungsinya
adalah menghidari kemonotonan,memberikan variasi lagu, keindahan dan unjuk
kebolehan dari pemain musik.Misalnya mengulang lagu secara instrumental, bisa juga
dengan memainkan pattern chord/ketukan,dan salah satu instrument melakukan Adlib
(solo), atau juga bisadengan membuat unison.
Ø Coda yaitu ujung lagu yang
diulang-ulang. Untuk variasi dapat juga dengan merubah progresi chord.
Ø Ending yaitu musik penutup
lagu.Bisa mengulang intro lagu menggunakan pattern chord,beat,atau unison.
TEKNIK INDIVIDUAL
Teknik Individual ada 2 macam yaitu Vocal
dan Worship Leader.
1.
Vocal
Vocal, Ada 2 jenis suara manusia
yaitu Wanita dan Pria. Suara Wanita
terdiri dari Sopran, Mezzo Sopran, dan Alto, sedangkan suara Pria
terdiri dari Tenor, Bariton, Bass. Sedangkan suara manusia
ada 2 macam yaitu Chest voice dan Head voice
Dalam Teknik
Vokal dikenal beberapa macam istilah seperti : Pitch Control, Breath
Control, Power, Articulation, Interpretation, Improvisation, Rhythm.
Ø Pitch Controladalah ketepatan dalam
menyanyikan nada (pitch). Setiap nada berada pada frekuensi tersebut. Contohnya
nada A berada pada frekuiensi 440Hz. Dalam bernyanyi,seseorang harus dapat
menyanyikan nada dengan tepat di frekuensi nada tersebut. Jadi Pitch
Control adalah kemampuan untuk menyesuaikan nada dengan dengan suara
kita.
Ø Breath Control dalam
bernyanyi,pernafasan menjadi suatu hal yang penting,dan patut dipelajari
walaupun sebenarnya pernafasan adalah suatu hal yang dialami.Pernafasan sendiri
dibagi menjadi 3 yaitu : Pernafasan dada,pernafasan perut,dan pernafasan
diafragma.
Ø Power untuk menyanyikan
sebuah lagu dengan baik,salah satu hal yang mempengaruhi adalah Power,atau
kekuatan suara.Biasa juga dikenal dengan dinamika,yaitu besar kecilnya suara
yang dihasilkan untuk menambah suasana yang diinginkan dari sebuah lagu.
Ø Articulationadalah cara melafalkan kata
dalam sebuah lagu.Dalam bernyanyi,seringkali cara melafalkan lirik
diabaikan.Pada kenyataannya saat sebuah lirik tidak diucapkan dengan benar,
pesan yang terdapat pada lagu tersebut tidak dapat tersampaikan dengan
baik.Oleh karena itu artikulasi menjadi salah satu poin yang penting.
Ø Interpretation bagaimana
menginterpretasikan sebuah lagu sesuai dengan lirik di lagu tersebut. Dalam
setiap lagu pasti ada pesan yang disampaikan saat kita menyanyikannya,kita
harus dapat mengartikannya dengan cepat. Contohnya lagu yang mengungkapkan
ucapan syukur,sebaiknya jangan dinyanyikan dengan mimik yang sukacita, nada
yang lebih ceria dan lain-lain.
Ø Improvisation adalah pengembangan gaya
bernyanyi berdasarkan melodi awal.Ada kalanya dalam menyanyikan sebuah lagu,
lagu tersebut dapat dinyanyikan tidak persis sama dengan melodi awalnya, tapi
dikembangkan. Pengembaangan tersebut yang dinamakan improvisasi.
Ø
Rhytym adalah jenis irama musik yang mempengaruhi gaya
bernyanyi.
2.
Worship Leader
Tugas seorang Worship
Leader adalah sebagai Pembajak hati, Pemberita, MC, Pemimpin Pemandu
Sorak Bagi Tuhan.
Ø Pembajak Hati, pernahakah anda melihat
seorang pembajak sawah?? Dengan menggunakan bajak,air,dan kerbau dia mengubah
tanah yang keras menjadi lembut dan siap ditanami.Hati manusia itu sama seperti
tanah.Ketika merekan datang ke tempat ibadah,kita tidak tahu yang ada di dalam
hati mereka.Salah satu tugas Worship Leader adalah untuk membajak hati
yang keras untuk dilembutkan dan siap menerima firman Tuhan.
Ø Pemberita,Musik adalah alat
komunikasi.Tidak ada lagu yang tidak mengandung pesan,oleh karena itu tugas
seorang Worship Leader adalah menjadi pemberita kebenaran firman Tuhan
lewat lagu-lagu yang dinyanyikan.Bahkan,bukan tidak mungkin bahwa apa yang
dinyanyikan oleh tim pemuji akan memperkuat pesan firman Tuhan yang dibawakan
pengkhotbah.
Ø MC, mohon diingat, Worship
Leader bukan sekedar bernyanyi,tetapi juga memandu jalannya ibadah
layaknya seorang MC.Bagaimana anda berpindah dari satu lagu ke lagu
lain,bagaimana anda menyusun following sebuah ibadah,kapan suasana
harus dibuat khusyuk,kapan harus dibuat gegap gempita,semua itupun harus
diperhatikan.
Ø Pemimpin Pemandu Sorak Bagi
Tuhan, pernah meluhat
Cheerleaders bearksi?? Ketika mereka melakukan aksinya dari pinggir lapangan
untuk mendukung tim kesayanganny, penonton pasti akan terpancing dan ikut
terbakar untuk juga bersorak-sorai dan menyemangati timnya.Itulah tugas Worship
Leader, memimpin jemaat untuk memberikan pujian yang terbaik bagi
Tuhan.Jika anda meminta jemaat bertepuk tangan, itu berarti anda haruslah
menjadi yang paling semangat dalam bertepuk tangan terlebih dulu.Jika anda
meminta jemaat bersorak-sorai, anda haruslah menjadi orang yang paling keras
bersorak-sorai.
Hal-hal yang
perlu diperhatikan oleh seorang Worship Leader antara lain: Opening, Body
language, Bermazmur, Transisi Antar Lagu, Tempo.
Ø
Opening, bisa dilakukan dengan speech, musik
pengiring, bernyanyi solo, atau speech dengan interactive action. Andapun dapat
menggabungkan dua atau tiga jenis opening ini dalam sebuah ibadah.
Ø
Body Language, bisa dilakukan dengan Eye Contact,
Ekspresi Wajah, atau gerakan tubuh, tangan, kaki. Hal ini akan dapat memperkuat
ingatan jemaat kepada pesan lagu yang disampaikan.
Ø
Bermazmur, dalam bahasa sederhana bermazmur
artinya menyanyikan pujian bagi Tuhan.Dalam ibadah saat ini ,bermazmur adalah
saat dimana sebuah lagu pujian telah memcapai ending dan kemudian ada musik
pengiring dimana Worship Leader harus mengisi bagian tersebut dengan kata-kata
pujian dan mazmur. Dalam sebuah , kemampuan bermazmur sangatlah penting. Di
momen inilah biasanya kehadiran Tuhan dinyatakan. Kemampuan bermazmur akan
sangat dipengaruhi oleh 2 hal yaitu: musikalitas dan kepekaan terhadap suara
Tuhan.
Ø
Transisi Antar Lagu (Transition Between Song),
untuk
membuat sebuah transsisi yang baik, hindarilah menyusun dua lagu yang nada
dasarnya sangat berbeda secara berurutan, terurama pada lagu yang bertempo
lambat. Mengapa?? Karena jika tim musik kita tidak hati-hati, maka transisinya
tidak akan smooth dan bahkan bisa saja menggangu jemaat.
Ø Tempo, sebagian besar orang pasti
sudah tahu apa itu yang dinamakan Tempo. Yaitu cepat lambatnya ketukan
dalam sebuah lagu. Ukurannya adalah bpm (beat per minute). Nah, untuk transisi antar
lagu lambat, usahakanlah untuk membuat temponya naik atau sama namun dengan
dinamika yang naik (dinamika: keras lemahnya bunyi). Hal yang sama juga berlaku
pada lagu cepat.Butalah supaya temponya naik, jangan seebaliknya. Atau, hindari
juga loncat chord yang terlalu jauh.