Devotion from Kisah Rasul 8:4-17
Setelah penganiayaan berat yang terjadi di Yerusalem, Tuhan menyatakan Injil-Nya ke seluruh daerah Israel. Jika sebelumnya orang-orang dari berbagai tempat berkumpul di Yerusalem, sekarang Tuhan menyebarkan mereka ke berbagai tempat. Salah satu tokoh yang disorot dalam bacaan kita hari ini adalah Filipus. Filipus adalah seorang dari diaken yang diangkat di dalam Kisah Rasul 6:5. Dia ternyata lebih daripada hanya sekadar pelayan meja. Seperti Stefanus, dia juga dipenuhi oleh Roh Kudus sehingga dia berkhotbah dengan penuh kuasa dan melakukan banyak mukjizat. Dengan kuasa dan tanda-tanda dari Tuhan, dia mempertobatkan orang-orang di sebuah kota di Samaria. Orang-orang Yahudi telah begitu lama bermusuhan dengan orang-orang Samaria. Bagi orang Yahudi, orang-orang Samaria itu mempunyai sistem agama yang begitu rusak dan menggabungkan ajaran Perjanjian Lama dengan tradisi kafir yang sangat kacau. Sebaliknya orang-orang Samaria menuduh orang-orang Yahudi mempunyai agama yang telah dipolitisasi untuk berpihak kepada dinasti Daud sehingga menjadikan Yerusalem tempat suci. Orang-orang Samaria percaya bahwa gunung Gerizimlah yang seharusnya menjadi tempat suci. Permusuhan atas nama agama ini sangat sulit diperdamaikan. Namun baik orang Yahudi maupun orang Samaria sama-sama memberontak terhadap penjajahan bangsa-bangsa lain dan mengharapkan Sang Mesias segera datang. Pengharapan mesianik yang sama ini tetap diwarnai oleh perbedaan konsep theologi yang sangat sulit disatukan. Tetapi Roh Kudus mengutus Filipus untuk menyatakan kuasa Kristus atas orang-orang Yahudi maupun Samaria. Orang-orang Samaria akhirnya bertemu dengan Sang Mesias melalui pemberitaan Filipus.
Dalam ayat 7 kita lihat bahwa Tuhan mengerjakan bagi orang-orang Samaria apa yang Dia kerjakan bagi orang-orang Yerusalem. Di Samaria pun terjadi mukjizat kesembuhan yang besar. Setan-setan takluk dan penyakit-penyakit hilang. Kristus telah memanggil orang-orang Samaria itu dan memberi berkat kepada mereka melalui Filipus. Seperti Yerusalem (sebelum mereka akhirnya menganiaya murid-murid Kristus), Samaria pun penuh sukacita karena apa yang Tuhan kerjakan bagi mereka. Bahkan seorang mesias palsu yang mereka miliki, yaitu Simon sang penyihir pun ikut percaya kepada pemberitaan Filipus. Telah terjadi mukjizat yang melampaui apa yang sebelumnya disaksikan orang-orang Samaria. Dahulu mereka melihat mukjizat-mukjizat palsu dari Simon sang penyihir. Dia membuat orang-orang begitu kagum sehingga mereka menganggap bahwa Simonlah juruselamat yang Tuhan kirimkan. Tetapi sebutan “sihir” yang dipakai oleh Lukas di dalam ayat 9 menunjukkan bahwa kuasa yang membuat Simon melakukan segala “mukjizat” itu adalah kuasa gelap. Setanlah yang memberikan kemampuan kepada Simon untuk memamerkan mukjizatnya. Di dalam ayat 9 juga dikatakan bahwa Simon menganggap dirinya orang penting. Jika setan yang bekerja, maka seseorang akan menganggap dirinya penting. Jika Roh Kudus yang bekerja, maka seseorang akan meninggikan Kristus dan merendahkan dirinya hingga tidak terlihat. Setan yang bekerja, maka Simon menyombongkan diri dan meninggikan dirinya. Pengaruhnya begitu besar karena tanda-tanda supranatural yang dia kerjakan. Tetapi mukjizat palsu tidak bisa dibandingkan dengan mukjizat yang sejati. Begitu yang sejati tiba, maka yang palsu akan terbongkar. Banyak mukjizat yang sekarang dipamerkan oleh pendeta-pendeta palsu sebenarnya begitu remeh dan kecil jika dibandingkan dengan apa yang terjadi di dalam zaman Kisah Rasul. Mukjizat Simon ternyata terlalu remeh dan kecil jika dibandingkan dengan mukjizat melalui Filipus. Begitu hebatnya mukjizat yang dikerjakan oleh Roh Kudus melalui Filipus sehingga Simon pun menjadi takjub kepada Filipus (ay. 13)! Mukjizat Tuhan sangat jauh melampaui karya-karya palsu dari si setan! Jangan lekas kagum kepada fenomena-fenomena palsu. Jika seseorang tidak memiliki ajaran yang selaras dengan ajaran para rasul, tidak mungkin mukjizatnya berasal dari Tuhan.
Ayat 12 mengatakan bahwa orang banyak di kota Samaria itu menjadi percaya dan menyerahkan diri mereka untuk dibaptis. Sama dengan keadaan di Yerusalem di dalam Kisah Rasul 2:41. Ternyata sambutan orang-orang Samaria sama dengan sambutan orang-orang di Yerusalem. Berarti masih begitu banyak daerah-daerah Israel yang lain yang harus dijangkau oleh berita Injil, sebab siapa tahu sambutan mereka pun ternyata sama dengan murid-murid pertama yang menerima Injil di Yerusalem.
Di dalam ayat 14 dikatakan bahwa rasul-rasul dari Yerusalem, yaitu Petrus dan Yohanes, diutus ke Samaria untuk menyaksikan kabar baik bahwa orang-orang di Samaria juga telah menerima berita Injil. Tetapi terjadi hal yang aneh. Roh Kudus belum menyatakan kuasa kehadiran-Nya dengan turun atas orang-orang Samaria. Apakah sebabnya? Apakah karena Filipus adalah seorang pelayan meja, dan bukan seorang rasul (Kis. 6:5)? Ya. Roh Kudus akan memberikan pernyataan kemuliaan-Nya dengan turun atas orang-orang Samaria dengan memakai Rasul Petrus dan Rasul Yohanes. Roh Kudus turun atas orang-orang Samaria menandakan periode berikut dari penyebaran Injil dan itu perlu dikonfirmasi melalui pelayanan para rasul. Roh Kudus membuka jalan dari Yerusalem ke Samaria. Perpindahan inilah yang ditandai dengan pernyataan turunnya Roh Kudus. Itulah sebabnya peristiwa Roh Kudus turun tidak berarti Roh Kudus turun dari Surga. Turunnya Roh Kudus dari Surga sudah terjadi di Yerusalem pada Hari Pentakosta. Turunnya Roh Kudus di Samaria ini menandakan terbukanya daerah lain bagi penyebaran Injil Kristus oleh para murid. Di dalam Kisah Rasul 10:44 dan Kisah Rasul 19:6 peristiwa yang sama terjadi lagi. Tetapi selain di Yerusalem, di kota di Samaria, di rumah Kornelius di Kaisarea, dan di Efesus, peristiwa turunnya Roh Kudus tidak dinyatakan. Mengapa tidak? Karena pernyataan turunnya Roh Kudus ini bersifat simbolik. Sekali Roh Kudus turun pada hari Pentakosta, Dia terus berdiam memimpin umat Tuhan sampai Kristus datang kedua kalinya nanti. Tetapi pernyataan kemuliaan-Nya di dalam empat peristiwa ini mengandung pengertian terbukanya daerah yang lebih besar bagi pemberitaan Injil. Setiap kali Roh Kudus memimpin para murid masuk ke daerah yang lebih jauh lagi, Dia menyatakan kemuliaan-Nya dengan turun dan memenuhi orang-orang yang menerima berita Injil.
Dari Yerusalem-Samaria-Kaisarea-Efesus. Ini paralel dengan apa yang Tuhan Yesus katakan di dalam Kisah Rasul 1:8. Tetapi mengapa pernyataan Roh Kudus, walaupun tetap di empat tempat, mengabaikan Yudea dan melibatkan Kaisarea? Mengapa jika dalam Kisah Rasul 1:8 Yesus Kristus menyatakan daerah Yerusalem, Yudea, Samaria, ujung bumi, tetapi pernyataan Roh Kudus terjadi di Yerusalem, Samaria, Kaisarea, dan Efesus? Karena penyebaran Injil keluar Yerusalem terjadi setelah Yerusalem menolak Injil. Penyebaran Injil terjadi setelah Yerusalem menganiaya murid-murid Kristus, maka Roh Kudus tidak menyatakan penyebaran yang meluas (Yerusalem-Yudea), tetapi menjauh dari Yerusalem ke arah utara (Yerusalem-Samaria-Kaisarea-Efesus). Tuhan Yesus melalui Roh Kudus-Nya menyatakan rencana-Nya untuk menyebarkan berita Injil ke arah utara, ke tempat bangsa-bangsa kafir yang tidak mengenal Tuhan. Tuhan telah menyiapkan rancangan ini setelah Yerusalem, kota tempat Dia memanggil gereja-Nya pertama kali, ternyata memilih untuk menganiaya murid-murid Kristus sama seperti mereka menganiaya Kristus.
Doa:
Ya Tuhan, betapa mengerikan kalau kami menolak pekerjaan Roh Kudus. Ketika Yerusalem membunuh Stefanus dan menganiaya para murid, Roh Kudus segera membuka tempat baru di Samaria. Tolong kami dan tolong gereja kami untuk sungguh-sungguh menerima firman-Mu sehingga dari kami karya Injil-Mu tersebar meluas tanpa kami harus dibuang oleh Tuhan. Perluaslah pekerjaan-Mu melalui kami dan beri anugerah-Mu sehingga kami sungguh-sungguh menerima dan hidup di dalam firman-Mu senantiasa. Amin.