Devotion from Kisah Rasul 14:21-28
Di dalam ayat 19 ditulis mengenai orang-orang yang dengan cepat berubah karena provokasi orang-orang Yahudi. Sebelumnya mereka mendewa-dewakan Paulus dan Barnabas, tetapi sekarang mereka mau melempari kedua rasul itu. Entah apa yang dikatakan oleh orang-orang Yahudi dari Antiokhia dan Ikonium itu. Apa pun itu menunjukkan kehebatan mereka di dalam memengaruhi orang banyak. Keahlian yang juga dimiliki oleh orang-orang Yahudi di Yerusalem ketika mereka menghasut seluruh kota untuk melawan Yesus Kristus. Dari dahulu hingga saat ini kebanyakan orang hidup tanpa standar kebenaran yang jelas. Satu kali mereka memuja tanpa alasan, kali yang lain mereka membenci tanpa alasan. Sungguh bodoh orang yang berusaha untuk hidup dengan tujuan menyenangkan orang banyak.
Ayat 19 mengatakan bahwa mereka melempari Paulus dengan batu dan menyeret dia ke luar kota. Mungkin mereka mengira Paulus telah mati setelah dilempar batu, maka mereka pun menyeret dia ke luar kota. Ini adalah hukuman yang sangat kejam. Mereka mau membunuh Paulus walaupun tidak ada alasan yang kuat mengapa Paulus harus dihukum oleh mereka. Tetapi yang lebih jahat lagi adalah orang-orang Yahudi yang menyebarkan fitnah tidak benar supaya kedua rasul itu dilempari batu hingga mati. Kekejaman yang telah Tuhan Yesus sendiri peringatkan di dalam Kisah Rasul 9:16. Paulus dirajam dengan tidak adil. Tetapi pekerjaan Paulus baru saja mulai. Tidak seperti Stefanus yang memang sudah akan Tuhan panggil, Paulus belum melaksanakan apa yang Tuhan percayakan kepada dia. Tuhan memberikan mukjizat yang sangat besar, yaitu Paulus selamat dari lemparan batu orang banyak, yang dimotori oleh orang Yahudi. Lemparan batu yang sebenarnya mustahil bisa membuat orang tidak mati. Orang Yahudi akan mempersiapkan batu besar untuk lemparan terakhir yang mematikan di kepala orang yang dieksekusi. Hanya mukjizat yang membuat Paulus tetap hidup setelah dieksekusi seperti ini.
Tetapi dikatakan bahwa setelah Tuhan tetap memberikan kekuatan kepada Paulus untuk bangkit, keesokan harinya dia melanjutkan perjalanan penginjilannya dengan Barnabas menuju ke Derbe. Seolah tidak terjadi apa-apa! Paulus didorong oleh keinginan untuk memberitakan Injil kepada sebanyak mungkin orang. Dia tidak ingin buang waktu untuk menuntaskan pekerjaan Tuhan sebaik mungkin. Dengan kekuatan dari Tuhan dia melanjutkan pengabaran Injil ke Derbe. Ayat 21 menyatakan bahwa usaha penginjilan di Derbe diberkati dengan limpah. Banyak orang menjadi percaya di kota itu. Ayat-ayat selanjutnya mencatat bahwa Paulus dan Barnabas kembali mengunjungi kota-kota yang pernah mereka datangi untuk memberitakan Injil, meskipun di beberapa kota itu Paulus dan Barnabas terancam bahaya sangat besar. Di Ikonium mereka hampir dilempar batu, dan di Listra bahkan Paulus telah dilempar batu. Mengapa mereka ingin kunjungi kembali kota-kota itu? Karena mereka mau memelihara domba-domba Tuhan. Meskipun penuh dengan bahaya, tetapi mereka tetap mengutamakan tugas dari Tuhan untuk menjaga kawanan domba-Nya. Kawanan domba yang diperoleh dengan darah Kristus yang mahal dan yang dimenangkan oleh pekerjaan penuh kuasa dari Roh Kudus inilah yang menjadi perhatian Paulus dan Barnabas. Mereka tidak memikirkan tentang aniaya dan bahaya yang harus mereka hadapi. Mereka hanya ingin domba-domba Tuhan dijaga dari ajaran yang sesat, dari ketidakpercayaan, dan dari hidup yang rusak. Kegiatan mereka adalah untuk memelihara jemaat Tuhan dari keadaan ini dan menjaga agar mereka tetap milik Kristus dan mereka tetap memberikan dedikasi hidup mereka kepada Kristus saja.
Selanjutnya di ayat 23 dikatakan bahwa para rasul itu menetapkan penatua di setiap tempat. Para penatua inilah yang harus melanjutkan pekerjaan para rasul itu jika mereka sudah tidak lagi ada di kota tersebut. Para rasul harus menjadi milik banyak kota dan bangsa. Tetapi setiap jemaat pun harus dijaga dan diperhatikan. Tuhan yang memiliki ladang tuaian ini telah menyiapkan para penatua untuk mengerjakan ladangnya ini. Meskipun nampaknya begitu mudah, tetapi memilih penatua ini sangat sulit. Mereka harus orang-orang yang dewasa secara rohani. Mereka harus mempunyai nama baik. Mereka harus mempunyai kasih kepada jemaat Tuhan dan pengertian tentang ajaran yang benar mengenai Injil. Tidak gampang menemukan orang-orang seperti ini. Jika di gereja kita Tuhan berkati dengan orang-orang seperti ini, itu adalah anugerah yang besar dari Tuhan. Kita harus doakan orang-orang ini untuk menjadi pelayan yang bisa membimbing jemaat Tuhan bertumbuh dalam iman. Paulus dan Barnabas begitu mencintai jemaat Tuhan sehingga di dalam situasi yang membahayakan nyawa mereka pun mereka tetap mengunjungi jemaat Tuhan. Mereka juga begitu memedulikan pertumbuhan domba-domba Tuhan sehingga mereka memastikan para domba ini berada di dalam tangan yang baik.
Untuk direnungkan:
Inilah akhir dari perjalanan misi Paulus yang pertama. Penuh dengan kesulitan, tetapi juga Tuhan berkati dengan pertobatan yang begitu limpah. Perjalanan ini juga menunjukkan betapa besar Paulus mengasihi jemaat Tuhan yang baru berdiri melalui pelayanannya. Biarlah kita semua, yang melayani gereja Tuhan setelah Tuhan izinkan berkembang begitu pesat ke seluruh bangsa, mengingat kembali awal mulanya gereja berkembang kepada bangsa-bangsa lain. Kesulitan, tantangan, halangan-halangan yang sepertinya mustahil dilewati, semua ini dijalani dengan penuh kemenangan oleh para pemberita Injil mula-mula. Tuhan berkarya dengan begitu melimpah sehingga para rasul, terutama Paulus dan Barnabas, menjadi alat yang berhasil dengan sangat melimpah karena kuasa Roh Kudus. Tetapi kuasa, kemampuan berkhotbah, keberanian menerjang segala bahaya, tidak kenal lelah, tidak kenal putus asa, semua ini menjadi tidak ada gunanya jika tidak disertai dengan kepedulian terhadap orang-orang yang belum mengenal Kristus. Kepedulian terhadap orang-orang yang belum percaya, ataupun kepedulian terhadap pertumbuhan iman mereka setelah mereka percaya menjadi kekuatan di dalam hati para rasul yang sangat perlu kita ingat. Kuasa apakah yang membuat mereka begitu giat? Bukan kuasa militer, peperangan, atau kuasa perkataan, bahkan tanda-tanda mukjizat; tetapi kuasa kasih Allah yang ada dalam diri para rasul. Paulus dan Barnabas memiliki kasih yang sangat besar kepada para jemaat sehingga mereka berani mengatasi rasa takut dianiaya di Ikonium dan Listra. Paulus dan Barnabas memiliki kasih yang sangat besar kepada jemaat sehingga mereka memikirkan dengan total apa yang diperlukan untuk pertumbuhan iman jemaat Kristus ini.
Jika Tuhan mengizinkan kita melayani gereja Tuhan, itu adalah anugerah yang sangat besar. Tetapi biarlah kita juga menangkap semangat perjuangan dan kasih yang dimiliki Kristus, dan yang telah diadopsi para rasul. Paulus bukanlah seorang yang sempurna, tetapi dia memberikan hati yang total kepada umat Kristus. Biarlah kita pun belajar melakukan hal yang sama. Baik kita sebagai hamba Tuhan, maupun pelayan yang Tuhan percayakan untuk melayani jemaat Tuhan. Sadarkah kita kalau kita dituntut untuk mempunyai hati bagi jemaat yang kita layani? Tetapi jika kita hanya sibuk mementingkan diri, bertengkar dan berkelahi tidak habis-habisnya, apakah mungkin kita akan berbuah bagi Tuhan? Karena itu biarlah kita belajar untuk menempatkan gereja-Nya di dalam hati kita sama seperti Kristus telah menempatkan gereja-Nya di dalam hati-Nya. Karena Kristus menempatkan gereja-Nya di dalam hati-Nya, maka Dia rela mati di kayu salib untuk gereja-Nya. Biarlah kita menempatkan gereja Kristus di dalam hati kita seperti Paulus yang telah meneladani Kristus, sehingga pertumbuhan iman jemaat Tuhan benar-benar kita rindukan, doakan, dan perjuangkan. Sudahkah perjuangan kita didorong oleh kasih kita kepada gereja Tuhan?