Devotion from Kisah Rasul 27:14-26
Di dalam bagian sebelumnya telah dibahas bahwa setelah tiba waktunya, sesuai keputusan pengadilan yang mengabulkan permohonan banding Paulus ke pengadilan Kaisar, Paulus pun berangkat ke Roma. Ini adalah hal yang sangat dia inginkan. Paulus sudah sangat rindu mengabarkan Injil ke Roma (Rm. 1:15), tetapi tentunya tidak dengan terbelenggu. Puji Tuhan karena rencana Tuhan pasti terjadi. Paulus akan mengabarkan Injil di tengah-tengah orang Roma, meskipun sebagai tahanan. Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, perjalanan Paulus menuju Roma dimulai dengan perjalanan menuju pantai-pantai Asia kecil. Di dalam anugerah Tuhan, perwira yang memimpin pasukan penjaga para tahanan, yaitu Yulius, memperlakukan Paulus dengan ramah. Perlakuan ini membuat Paulus dapat dikunjungi jemaat-jemaat yang ada di daerah dekat pelabuhan kapalnya merapat. Pemeliharaan Tuhan yang ajaib dirasakan oleh hamba-Nya yang harus mengalami kesulitan besar sebagai seorang tahanan. Tetapi di dalam bagian selanjutnya, makin menjadi nyata bahwa penyertaan Tuhanlah yang membuat perjalanan Paulus begitu penuh berkat. Berkat Tuhan tidak dilihat dari keadaan Paulus secara pandangan dunia. Dunia ini melihat Paulus sebagai seorang tua yang lelah, dipenjara, dan sangat kasihan. Tetapi orang-orang beriman akan segera melihat bahwa mereka tidak perlu mengasihani Paulus. Mengapa harus mengasihani orang yang demikian besar diberkati oleh anugerah Tuhan? Tuhan menggerakkan perwira Romawi untuk menjaga dia di dalam perjalanan, dan Tuhan juga yang memberikan penyertaan-Nya kepada Paulus, juga di dalam melihat kesulitan ke depan yang harus dihadapinya. Ini hal yang mengingatkan orang kepada peristiwa Yunus, tetapi dengan tokoh utama yang berbeda keadaan. Yunus adalah seorang yang dikejar oleh Tuhan karena kekerasan hatinya menolak Tuhan. Yunus tidak dilepaskan oleh Tuhan karena meskipun Tuhan sudah menyatakan kehendak-Nya, Yunus tidak tergerak. Yunus menolak merasakan apa yang Tuhan rasakan bagi Niniwe, sehingga dia memberontak kepada panggilan Tuhan. Berbeda dengan Paulus. Paulus tergerak oleh karena hati Tuhan yang terlebih dahulu tergerak karena kasih-Nya kepada bangsa-bangsa. Yunus tidak mengerti kasih Tuhan kepada kebudayaan besar seperti Niniwe, sedangkan Paulus sangat mengerti hal ini dan sangat ingin pergi ke Roma dengan cara apa pun. Yunus menjadi penyebab ombak besar yang dialami oleh kapal yang dia tumpangi, sedangkan Paulus menjadi suara yang menyatakan berkat bagi kapal yang dia tumpangi (Kis. 27:21-22). Inilah kebenaran yang harus kita renungkan di dalam hidup. Berkat Tuhan jangan dipersempit, biarlah kita melihat dari sudut pandang Alkitab tentang keadaan Paulus.
Tuhan menyediakan perlindungan bagi Paulus dari para pemimpin tentara Romawi. Paulus ditolong oleh Claudius Lisias dari amukan orang banyak (Kis. 21:31-32). Tuhan menyediakan Festus untuk menghindarkan dia dari ancaman orang Yahudi (Kis. 25:3-4). Ini tidak berarti Paulus harus bergantung kepada orang Romawi. Ini juga tidak berarti Tuhan membangkitkan orang Romawi khusus untuk melindungi umat-Nya. Ini memberikan pengajaran kepada kita bahwa Tuhan dapat memakai bangsa atau orang-orang yang seharusnya menjadi musuh untuk melindungi umat-Nya. Tuhan berkuasa memakai siapa pun yang Dia mau untuk menjaga umat-Nya. Tuhan tidak akan membiarkan Paulus mengalami bencana sebelum apa yang Dia kehendaki menjadi genap. Meskipun akan ada saatnya Tuhan mengizinkan orang-orang yang dikasihi-Nya masuk ke dalam penderitaan, bahkan kematian, tetapi Dia tidak akan membiarkan itu semua terjadi di luar kendali dan penghakiman-Nya. Dia tidak akan membiarkan itu semua terjadi untuk merusak rencana-Nya yang agung. Dia akan membuat segala sesuatu menggenapi kehendak-Nya. Dan untuk memastikan kehendak-Nya dinyatakan, Dia tidak pernah kekurangan cara. Orang Kristen tidak perlu terlalu takut ketika melihat bahwa para pemimpin dunia ini ternyata orang-orang yang tidak mengenal Tuhan. Tuhan tetap berkuasa atas mereka, sekalipun mereka bukan orang Kristen. Jadi, apakah yang menjadi berkat Tuhan bagi Paulus? Tuhan mengizinkan hidup Paulus berada di dalam rencana-Nya, sehingga apa pun yang terjadi pada hidup Paulus, semua terjadi di dalam rancangan Tuhan menyatakan kehendak-Nya.
Bukan saja Tuhan menyertai Paulus demi rencana-Nya, ternyata orang-orang di kapal pun mendapatkan berkat karena kehadiran Paulus. Tuhan memberikan pimpinan melalui Paulus sehingga seluruh kapal bisa berlayar dan tiba di tujuan mereka. Tetapi pimpinan Tuhan ini diberikan melalui seorang yang diremehkan oleh perwira di kapal tersebut (ay. 11). Bagaimana mungkin nasihat Paulus lebih baik daripada pendapat jurumudi. Bukankah jurumudi itu memiliki keahlian dan pengalaman yang jauh melebihi Paulus? Seluruh teori dan pengalaman manusia menjadikan manusia semakin tuli mendengarkan Tuhan. Keahlian jurumudi membuat dia tidak peka terhadap pernyataan Tuhan. Dia tidak sadar bahwa pada saat itu Pauluslah penyebab mereka disertai. Bahkan bukan hanya sang perwira dan jurumudi kapal, tetapi hampir semua orang di dalam kapal tidak sadar bahwa Paulus jauh lebih penting daripada mereka. Paulus tidak lebih penting karena dia lebih berpendidikan, atau karena dia lebih berkedudukan politis. Paulus lebih penting karena Tuhan memilih dan memakai dia untuk menjalankan rencana-Nya. Ketika semua orang lain hanya sibuk untuk memikirkan keuntungan dari perdagangan atau urusan-urusan mereka, Paulus memikirkan perluasan Kerajaan Sang Mesias. Ketika semua orang lain membuat dan menjalankan rencana mereka atas perhitungan untung rugi pribadi, Paulus membuat dan menjalankan rencananya di dalam ketaatan kepada pekerjaan Roh Kudus. Karena itu tidak heran kalau kisah ini mengatakan bahwa karena Pauluslah Tuhan menyertai seluruh kapal itu. Karena Pauluslah Tuhan memberikan keamanan kepada kapal itu.
Di sini kita melihat hal lain yang dapat dikontraskan dengan Yunus. Hal pertama telah kita bahas di atas. Yunus melawan Tuhan dan karena dialah kapal yang ditumpanginya ditimpa bencana, sedangkan Paulus menaati Tuhan dan karena dialah kapal yang ditumpanginya mendapatkan keselamatan. Hal lain lagi adalah Yunus didengar, dan karena itu kapal yang ditumpanginya diluputkan dari kebinasaan. Yunus, sekalipun sedang memberontak kepada Tuhan, tetap harus didengarkan ketika dia tetap menyampaikan firman Tuhan. Tuhan memang akan mendisiplin para hamba-Nya jika mereka mengeraskan hati, tetapi Tuhan tetap menuntut firman-Nya melalui para hamba-Nya didengar. Tuhan memang menyertai kapal itu, tetapi penyertaan Tuhan menuntut ketaatan. Tuhan menyertai dan Dia menuntut firman-Nya didengar. Jika kita mau penyertaan Tuhan tetapi menolak mendengar firman-Nya, berarti kita menghina kehadiran-Nya itu. Tuhan tidak akan mau menyertai tanpa kita rela memberikan kebertundukan kepada firman-Nya. Ayat 24 mengatakan bahwa setelah ditimpa ombak yang berbahaya, Tuhan tetap menjanjikan keselamatan. Tuhan tidak akan membiarkan kapal itu binasa karena kehadiran Paulus di dalamnya. Tetapi Tuhan tetap menuntut firman-Nya didengar.
Untuk direnungkan:
Kehadiran orang benar memberikan berkat bagi sekelilingnya, karena kehadiran orang benar akan mendapatkan perhatian dari Tuhan. Tuhan memerhatikan dan menyertai orang-orang benar. Tetapi jangan lupa, orang benar juga akan menyuarakan kehendak Tuhan. Orang benar akan menyatakan apa yang Tuhan mau dan Tuhan menuntut perkataan-Nya didengarkan. Kita terlalu terbiasa menginginkan penyertaan Tuhan dan memohon kehadiran-Nya. Tetapi jika kita tidak siap untuk tunduk dan mendengar firman-Nya, maka kehadiran-Nya tidak akan menjadi berkat yang besar bagi kita. Kehadiran Tuhan adalah berkat besar bagi Paulus karena dia siap untuk mendengarkan dan menaati apa pun yang Tuhan inginkan.
Doa:
Ya Tuhan, sertailah kami, pimpinlah kami! Kami rindu Engkau hadir dan memberikan penyertaan-Mu. Tetapi kami juga siap menaati-Mu ya Tuhan. Berkati kami dengan hati yang menikmati kehadiran-Mu dengan penuh, yaitu bila kami juga menaati apa yang Engkau inginkan. Hadirlah ya Tuhan dan nyatakanlah kehendak-Mu, sebab kami siap menaati-Mu.
Di dalam bagian sebelumnya telah dibahas bahwa setelah tiba waktunya, sesuai keputusan pengadilan yang mengabulkan permohonan banding Paulus ke pengadilan Kaisar, Paulus pun berangkat ke Roma. Ini adalah hal yang sangat dia inginkan. Paulus sudah sangat rindu mengabarkan Injil ke Roma (Rm. 1:15), tetapi tentunya tidak dengan terbelenggu. Puji Tuhan karena rencana Tuhan pasti terjadi. Paulus akan mengabarkan Injil di tengah-tengah orang Roma, meskipun sebagai tahanan. Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, perjalanan Paulus menuju Roma dimulai dengan perjalanan menuju pantai-pantai Asia kecil. Di dalam anugerah Tuhan, perwira yang memimpin pasukan penjaga para tahanan, yaitu Yulius, memperlakukan Paulus dengan ramah. Perlakuan ini membuat Paulus dapat dikunjungi jemaat-jemaat yang ada di daerah dekat pelabuhan kapalnya merapat. Pemeliharaan Tuhan yang ajaib dirasakan oleh hamba-Nya yang harus mengalami kesulitan besar sebagai seorang tahanan. Tetapi di dalam bagian selanjutnya, makin menjadi nyata bahwa penyertaan Tuhanlah yang membuat perjalanan Paulus begitu penuh berkat. Berkat Tuhan tidak dilihat dari keadaan Paulus secara pandangan dunia. Dunia ini melihat Paulus sebagai seorang tua yang lelah, dipenjara, dan sangat kasihan. Tetapi orang-orang beriman akan segera melihat bahwa mereka tidak perlu mengasihani Paulus. Mengapa harus mengasihani orang yang demikian besar diberkati oleh anugerah Tuhan? Tuhan menggerakkan perwira Romawi untuk menjaga dia di dalam perjalanan, dan Tuhan juga yang memberikan penyertaan-Nya kepada Paulus, juga di dalam melihat kesulitan ke depan yang harus dihadapinya. Ini hal yang mengingatkan orang kepada peristiwa Yunus, tetapi dengan tokoh utama yang berbeda keadaan. Yunus adalah seorang yang dikejar oleh Tuhan karena kekerasan hatinya menolak Tuhan. Yunus tidak dilepaskan oleh Tuhan karena meskipun Tuhan sudah menyatakan kehendak-Nya, Yunus tidak tergerak. Yunus menolak merasakan apa yang Tuhan rasakan bagi Niniwe, sehingga dia memberontak kepada panggilan Tuhan. Berbeda dengan Paulus. Paulus tergerak oleh karena hati Tuhan yang terlebih dahulu tergerak karena kasih-Nya kepada bangsa-bangsa. Yunus tidak mengerti kasih Tuhan kepada kebudayaan besar seperti Niniwe, sedangkan Paulus sangat mengerti hal ini dan sangat ingin pergi ke Roma dengan cara apa pun. Yunus menjadi penyebab ombak besar yang dialami oleh kapal yang dia tumpangi, sedangkan Paulus menjadi suara yang menyatakan berkat bagi kapal yang dia tumpangi (Kis. 27:21-22). Inilah kebenaran yang harus kita renungkan di dalam hidup. Berkat Tuhan jangan dipersempit, biarlah kita melihat dari sudut pandang Alkitab tentang keadaan Paulus.
Tuhan menyediakan perlindungan bagi Paulus dari para pemimpin tentara Romawi. Paulus ditolong oleh Claudius Lisias dari amukan orang banyak (Kis. 21:31-32). Tuhan menyediakan Festus untuk menghindarkan dia dari ancaman orang Yahudi (Kis. 25:3-4). Ini tidak berarti Paulus harus bergantung kepada orang Romawi. Ini juga tidak berarti Tuhan membangkitkan orang Romawi khusus untuk melindungi umat-Nya. Ini memberikan pengajaran kepada kita bahwa Tuhan dapat memakai bangsa atau orang-orang yang seharusnya menjadi musuh untuk melindungi umat-Nya. Tuhan berkuasa memakai siapa pun yang Dia mau untuk menjaga umat-Nya. Tuhan tidak akan membiarkan Paulus mengalami bencana sebelum apa yang Dia kehendaki menjadi genap. Meskipun akan ada saatnya Tuhan mengizinkan orang-orang yang dikasihi-Nya masuk ke dalam penderitaan, bahkan kematian, tetapi Dia tidak akan membiarkan itu semua terjadi di luar kendali dan penghakiman-Nya. Dia tidak akan membiarkan itu semua terjadi untuk merusak rencana-Nya yang agung. Dia akan membuat segala sesuatu menggenapi kehendak-Nya. Dan untuk memastikan kehendak-Nya dinyatakan, Dia tidak pernah kekurangan cara. Orang Kristen tidak perlu terlalu takut ketika melihat bahwa para pemimpin dunia ini ternyata orang-orang yang tidak mengenal Tuhan. Tuhan tetap berkuasa atas mereka, sekalipun mereka bukan orang Kristen. Jadi, apakah yang menjadi berkat Tuhan bagi Paulus? Tuhan mengizinkan hidup Paulus berada di dalam rencana-Nya, sehingga apa pun yang terjadi pada hidup Paulus, semua terjadi di dalam rancangan Tuhan menyatakan kehendak-Nya.
Bukan saja Tuhan menyertai Paulus demi rencana-Nya, ternyata orang-orang di kapal pun mendapatkan berkat karena kehadiran Paulus. Tuhan memberikan pimpinan melalui Paulus sehingga seluruh kapal bisa berlayar dan tiba di tujuan mereka. Tetapi pimpinan Tuhan ini diberikan melalui seorang yang diremehkan oleh perwira di kapal tersebut (ay. 11). Bagaimana mungkin nasihat Paulus lebih baik daripada pendapat jurumudi. Bukankah jurumudi itu memiliki keahlian dan pengalaman yang jauh melebihi Paulus? Seluruh teori dan pengalaman manusia menjadikan manusia semakin tuli mendengarkan Tuhan. Keahlian jurumudi membuat dia tidak peka terhadap pernyataan Tuhan. Dia tidak sadar bahwa pada saat itu Pauluslah penyebab mereka disertai. Bahkan bukan hanya sang perwira dan jurumudi kapal, tetapi hampir semua orang di dalam kapal tidak sadar bahwa Paulus jauh lebih penting daripada mereka. Paulus tidak lebih penting karena dia lebih berpendidikan, atau karena dia lebih berkedudukan politis. Paulus lebih penting karena Tuhan memilih dan memakai dia untuk menjalankan rencana-Nya. Ketika semua orang lain hanya sibuk untuk memikirkan keuntungan dari perdagangan atau urusan-urusan mereka, Paulus memikirkan perluasan Kerajaan Sang Mesias. Ketika semua orang lain membuat dan menjalankan rencana mereka atas perhitungan untung rugi pribadi, Paulus membuat dan menjalankan rencananya di dalam ketaatan kepada pekerjaan Roh Kudus. Karena itu tidak heran kalau kisah ini mengatakan bahwa karena Pauluslah Tuhan menyertai seluruh kapal itu. Karena Pauluslah Tuhan memberikan keamanan kepada kapal itu.
Di sini kita melihat hal lain yang dapat dikontraskan dengan Yunus. Hal pertama telah kita bahas di atas. Yunus melawan Tuhan dan karena dialah kapal yang ditumpanginya ditimpa bencana, sedangkan Paulus menaati Tuhan dan karena dialah kapal yang ditumpanginya mendapatkan keselamatan. Hal lain lagi adalah Yunus didengar, dan karena itu kapal yang ditumpanginya diluputkan dari kebinasaan. Yunus, sekalipun sedang memberontak kepada Tuhan, tetap harus didengarkan ketika dia tetap menyampaikan firman Tuhan. Tuhan memang akan mendisiplin para hamba-Nya jika mereka mengeraskan hati, tetapi Tuhan tetap menuntut firman-Nya melalui para hamba-Nya didengar. Tuhan memang menyertai kapal itu, tetapi penyertaan Tuhan menuntut ketaatan. Tuhan menyertai dan Dia menuntut firman-Nya didengar. Jika kita mau penyertaan Tuhan tetapi menolak mendengar firman-Nya, berarti kita menghina kehadiran-Nya itu. Tuhan tidak akan mau menyertai tanpa kita rela memberikan kebertundukan kepada firman-Nya. Ayat 24 mengatakan bahwa setelah ditimpa ombak yang berbahaya, Tuhan tetap menjanjikan keselamatan. Tuhan tidak akan membiarkan kapal itu binasa karena kehadiran Paulus di dalamnya. Tetapi Tuhan tetap menuntut firman-Nya didengar.
Untuk direnungkan:
Kehadiran orang benar memberikan berkat bagi sekelilingnya, karena kehadiran orang benar akan mendapatkan perhatian dari Tuhan. Tuhan memerhatikan dan menyertai orang-orang benar. Tetapi jangan lupa, orang benar juga akan menyuarakan kehendak Tuhan. Orang benar akan menyatakan apa yang Tuhan mau dan Tuhan menuntut perkataan-Nya didengarkan. Kita terlalu terbiasa menginginkan penyertaan Tuhan dan memohon kehadiran-Nya. Tetapi jika kita tidak siap untuk tunduk dan mendengar firman-Nya, maka kehadiran-Nya tidak akan menjadi berkat yang besar bagi kita. Kehadiran Tuhan adalah berkat besar bagi Paulus karena dia siap untuk mendengarkan dan menaati apa pun yang Tuhan inginkan.
Doa:
Ya Tuhan, sertailah kami, pimpinlah kami! Kami rindu Engkau hadir dan memberikan penyertaan-Mu. Tetapi kami juga siap menaati-Mu ya Tuhan. Berkati kami dengan hati yang menikmati kehadiran-Mu dengan penuh, yaitu bila kami juga menaati apa yang Engkau inginkan. Hadirlah ya Tuhan dan nyatakanlah kehendak-Mu, sebab kami siap menaati-Mu.