Berbicara mengenai baptisan, sering kali yang menjadi perdebatannya
adalah bagaimana cara membaptis yang benar. Diselam atau dipercik? Bagi
penganut baptisan selam, diselam merupakan cara yang tepat dalam
melakukan baptisan. Argumennya yang pertama terletak pada arti kata
“baptis” yang berarti diselam. Kedua, karena Yesus dikatakan keluar dari
air maka hal ini berarti Yesus dibaptis dengan cara diselam. Melalui
dua argumen ini dapat disimpulkan bahwa Yesus sendiri telah memberikan
contoh bagaimana suatu baptisan seharusnya dilakukan. Hal ini
mengakibatkan orang yang dibaptis dengan cara percik dianggap tidak sah,
bahkan tidak Alkitabiah, sehingga perlu dibaptis kembali dengan cara
diselam.
Di dalam artikel “Arti Kata Baptis”, kita telah melihat bahwa kata baptis bukan hanya semata-mata berarti diselam, ditenggelamkan, ataupun menenggelamkan. Pada artikel kali ini kita akan melihat di dalam Alkitab dan membahas dengan cara apakah Yesus sebenarnya dibaptis?
Di dalam Alkitab (terjemahan LAI) tidak memberitahukan kepada kita dengan cara apa Yesus dibaptiskan. Apakah dengan cara dipercik atau diselam? Kita hanya membaca setelah Yesus dibaptis, Ia keluar dari air. Dalam hal ini, kita tidak bisa langsung menarik kesimpulan bahwa Yesus dibaptis selam dan mengajarkan baptis selam. Ada beberapa alasan yang dapat dikemukan.
Pertama, kita percaya bahwa baptisan air melambangkan baptisan Roh Kudus. Maka cara baptisan air juga melambangkan bagaimana baptisan Roh Kudus diberikan. Sekarang mari kita melihat kepada peristiwa pembaptisan di dalam Tritunggal. Pertama kita melihat bahwa Allah Bapa berada di surga (di atas) sedang Kristus yang merupakan Allah Anak berada di dunia (di bawah). Dikatakan sesudah Yesus keluar dari air, langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya. Di sini kita melihat bahwa Roh Kudus turun dari atas ke bawah, dari Allah Bapa yang berada di surga turun kepada Yesus yang berada di dunia.
Kedua, Sebelum Yesus naik ke surga, Ia berkata kepada murid-murid-Nya bahwa mereka akan menerima kuasa kalau Roh Kudus turun ke atas mereka. Di sini sekali lagi kita melihat bahwa Roh Kudus ketika dicurahkan akan turun dari atas ke bawah.
Ketiga, Yesus mengatakan bahwa Ia datang untuk menggenapi hukum Taurat. Ia adalah Imam Besar yang mempersembahkan diri-Nya sebagai persembahan yang tak bercacat di hadapan Allah. Kita akan melihat kaitan antara hukum Taurat dan keimaman-Nya. Di dalam Bilangan 4:3, 23, 30, dan 35, dikatakan bahwa usia 30 merupakan usia pengkhususan dan penyucian bagi orang Lewi untuk tugas keimamannya. Yesus sendiri datang kepada Yohanes untuk dibaptiskan pada usia 30. Kemudian pada Bilangan 8:7 kita melihat bahwa Allah memberitahukan kepada Musa berkaitan dengan pengkhususan orang Lewi, di mana untuk menahirkan mereka, mereka dipercikkan dengan air penghapus dosa. Dengan demikian, kita dapat mengatakan bahwa Ia yang memberikan perintah tersebut kepada Musa, Ia juga yang menggenapkannya di dalam diri-Nya sendiri. 1
Keempat, kita melihat kepada Yohanes Pembaptis. Ia adalah anak dari seorang imam yang bernama Zakharia, ibunya Elisabet, dan berasal dari keturunan Harun. Tentunya Yohanes mengetahui dan mengerti hal-hal yang berkaitan dengan penghapusan dosa. Maka besar kemungkinan Yohanes membaptis dengan cara memercikkan.
Inilah beberapa argumen yang berkaitan dengan cara baptisan percik. Dengan kembali melihat kepada Alkitab, marilah sekali lagi kita belajar, bukan hanya terfokus pada satu peristiwa dan mengabaikan bagian-bagian yang lain dalam Alkitab. Jangan kita dengan segera mengambil kesimpulan bahwa hanya baptisan selam saja yang sah dan Alkitabiah, sedangkan baptisan percik tidak sah atau tidak Alkitabiah. Mari kita belajar melihat apa yang Alkitab nyatakan secara menyeluruh, sehingga dengan demikian kita boleh memiliki sebuah pengertian yang benar, yang semakin hari boleh semakin bertambah.
Di dalam artikel “Arti Kata Baptis”, kita telah melihat bahwa kata baptis bukan hanya semata-mata berarti diselam, ditenggelamkan, ataupun menenggelamkan. Pada artikel kali ini kita akan melihat di dalam Alkitab dan membahas dengan cara apakah Yesus sebenarnya dibaptis?
Di dalam Alkitab (terjemahan LAI) tidak memberitahukan kepada kita dengan cara apa Yesus dibaptiskan. Apakah dengan cara dipercik atau diselam? Kita hanya membaca setelah Yesus dibaptis, Ia keluar dari air. Dalam hal ini, kita tidak bisa langsung menarik kesimpulan bahwa Yesus dibaptis selam dan mengajarkan baptis selam. Ada beberapa alasan yang dapat dikemukan.
Pertama, kita percaya bahwa baptisan air melambangkan baptisan Roh Kudus. Maka cara baptisan air juga melambangkan bagaimana baptisan Roh Kudus diberikan. Sekarang mari kita melihat kepada peristiwa pembaptisan di dalam Tritunggal. Pertama kita melihat bahwa Allah Bapa berada di surga (di atas) sedang Kristus yang merupakan Allah Anak berada di dunia (di bawah). Dikatakan sesudah Yesus keluar dari air, langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya. Di sini kita melihat bahwa Roh Kudus turun dari atas ke bawah, dari Allah Bapa yang berada di surga turun kepada Yesus yang berada di dunia.
Kedua, Sebelum Yesus naik ke surga, Ia berkata kepada murid-murid-Nya bahwa mereka akan menerima kuasa kalau Roh Kudus turun ke atas mereka. Di sini sekali lagi kita melihat bahwa Roh Kudus ketika dicurahkan akan turun dari atas ke bawah.
Ketiga, Yesus mengatakan bahwa Ia datang untuk menggenapi hukum Taurat. Ia adalah Imam Besar yang mempersembahkan diri-Nya sebagai persembahan yang tak bercacat di hadapan Allah. Kita akan melihat kaitan antara hukum Taurat dan keimaman-Nya. Di dalam Bilangan 4:3, 23, 30, dan 35, dikatakan bahwa usia 30 merupakan usia pengkhususan dan penyucian bagi orang Lewi untuk tugas keimamannya. Yesus sendiri datang kepada Yohanes untuk dibaptiskan pada usia 30. Kemudian pada Bilangan 8:7 kita melihat bahwa Allah memberitahukan kepada Musa berkaitan dengan pengkhususan orang Lewi, di mana untuk menahirkan mereka, mereka dipercikkan dengan air penghapus dosa. Dengan demikian, kita dapat mengatakan bahwa Ia yang memberikan perintah tersebut kepada Musa, Ia juga yang menggenapkannya di dalam diri-Nya sendiri. 1
Keempat, kita melihat kepada Yohanes Pembaptis. Ia adalah anak dari seorang imam yang bernama Zakharia, ibunya Elisabet, dan berasal dari keturunan Harun. Tentunya Yohanes mengetahui dan mengerti hal-hal yang berkaitan dengan penghapusan dosa. Maka besar kemungkinan Yohanes membaptis dengan cara memercikkan.
Inilah beberapa argumen yang berkaitan dengan cara baptisan percik. Dengan kembali melihat kepada Alkitab, marilah sekali lagi kita belajar, bukan hanya terfokus pada satu peristiwa dan mengabaikan bagian-bagian yang lain dalam Alkitab. Jangan kita dengan segera mengambil kesimpulan bahwa hanya baptisan selam saja yang sah dan Alkitabiah, sedangkan baptisan percik tidak sah atau tidak Alkitabiah. Mari kita belajar melihat apa yang Alkitab nyatakan secara menyeluruh, sehingga dengan demikian kita boleh memiliki sebuah pengertian yang benar, yang semakin hari boleh semakin bertambah.