Pengertian sejarah dan latar belakang dunia Perjanjian Baru
Kitab ini melanjutkan pembahasannya dengan kisah penangkapan Paulus. Beberapa hal yang perlu kita ketahui dari narasi atau bacaan hari ini.
Ya Tuhan, kami bersyukur karena dapat melihat perbedaan dua kelompok orang. Sekali lagi kitab ini mengingatkan kami bahwa para murid Kristus didorong oleh cinta kasih kepada sesama dan dorongan dari Sang Juru Selamat, sedangkan agama dengan fanatisme buta hanya didorong oleh hawa nafsu marah, kebanggaan diri yang kosong, dan sifat paranoia yang tidak beralasan. Tolong kami untuk menyaksikan sendiri pimpinan-Mu di dalam hidup kami. Pimpinan Roh Kudus yang membuat kami memiliki ketekunan dan dorongan yang sama dengan para murid sehingga kami dapat memenangkan orang-orang yang dikuasai oleh fanatisme buta. Kuatkan kami sehingga di dalam setiap keadaan kami tetap percaya dan menjadi kuat oleh pimpinan Roh Kudus-Mu. Amin.
Kitab ini melanjutkan pembahasannya dengan kisah penangkapan Paulus. Beberapa hal yang perlu kita ketahui dari narasi atau bacaan hari ini.
- Di dalam ayat 27 dikatakan bahwa masa tujuh hari orang-orang yang bernasar sudah hampir berakhir. Di dalam Kitab Bilangan 19:12 dikatakan bahwa proses nazar dan penyucian diri berlangsung selama 7 hari di mana hari yang ke-3 dan hari yang ke-7 adalah yang terpenting. Paulus dan orang-orang yang sedang bernazar itu sedang berada di dalam puncak upacara pengudusan yang penting di dalam nazar empat orang yang pergi bersama Paulus (ay. 23-24), tetapi justru ketika sedang melakukan upacara Yahudi, Paulus ditangkap dengan tuduhan menentang tradisi Yahudi. Ini aneh sekali. Tuduhan yang tidak berdasar dan hanya didorong oleh kebencian yang melahirkan fitnah, tuduhan seperti inilah yang dituduhkan ke Yesus Kristus, para murid, dan juga termasuk kepada Paulus.
- Masih di ayat 27 dikatakan bahwa orang-orang Yahudi yang datang dari Asia inilah yang menghasut rakyat untuk menangkap Paulus. Ini adalah orang-orang dari Efesus (Kis. 20:19) yang begitu menentang Paulus sehingga berusaha membunuh dia dengan memanfaatkan agama sebagai alasan. Mereka menuduh Paulus telah meninggalkan tradisi Yahudi, maka mereka menggerakkan orang untuk menangkap dia. Di Efesus mereka gagal menangkap dia, tetapi mereka menemukan kesempatan baru untuk menangkap Paulus. Mereka menangkap orang yang, katanya, telah meninggalkan agama Yahudi ketika dia sedang menjalankan upacara agama Yahudi!
- Mereka menggerakkan orang banyak dengan provokasi yang penuh kebohongan. Mereka menuduh Paulus telah membawa orang Yunani ke dalam Bait Suci. Orang-orang Yahudi begitu memandang najis orang-orang non Yahudi sehingga mereka memberikan ancaman hukuman mati bagi siapa pun orang asing yang berani masuk ke dalam bait. Mereka hanya diperbolehkan ada di halaman luar, yaitu halaman yang dalam bahasa Inggris disebut “court of the gentile”. Apakah Paulus membawa orang Yunani ke Bait Suci? Tidak benar. Meskipun Paulus membawa ke Yerusalem seorang Yunani bernama Trofimus dari Efesus (seorang yang kemungkinan telah dikenal oleh orang-orang Yahudi dari Asia Minor), tetapi Paulus tidak membawa dia ke dalam Bait Suci. Tetapi karena tidak ada kalimat provokasi yang lebih membakar daripada berita ada seorang non Yahudi masuk ke Bait Suci, maka orang-orang Yahudi dari Asia ini menuduh Paulus membawa masuk seorang Yunani. Benarkah berita ini? Bisakah diklarifikasi? Tidak. Mereka hanya ingin mengenyahkan ancaman bagi mereka, mengenyahkan pesaing mereka. Tidak peduli berita itu benar atau tidak, selama rakyat banyak bisa digerakkan emosinya, menggunakan berita bohongpun tidak dianggap salah. Kerusakan dari fanatisme buta orang beragama adalah membuat pengikutnya mudah percaya kebodohan, gampang dihasut, dan mencurigai serta membuang cara berpikir yang benar.
- Setelah digerakkan oleh provokasi orang-orang Yahudi dari Efesus, rakyat banyak pun berkumpul untuk menangkap, memukul, bahkan berencana untuk membunuh Paulus (ay. 30). Di ayat 30 juga dikatakan bahwa pintu-pintu Bait Suci segera ditutup. Pintu yang dimaksud adalah pintu antara ruang dalam (halaman tempat adanya altar persembahan korban) dan daerah luar Bait Suci. Pintu-pintu ini ditutup untuk mencegah lebih banyak orang masuk sehingga kesucian bait menjadi tercemar. Apalagi kalau orang banyak itu membuat keributan di dalam Bait Allah. Di dalam ayat 31 dikatakan bahwa kepala pasukan beserta perwira dan prajurit segera bertindak untuk mengatasi keributan ini. Pasukan Romawi selalu berjaga-jaga di dekat Bait Suci, di Benteng Antonia yang berjarak sekitar 200 meter dari Bait Allah, karena keributan di Yerusalem sering kali terjadi pada waktu perayaan besar seperti saat ini. Ketika mengetahui bahwa Pauluslah sumber keributan itu, dan bahwa rakyat banyak berusaha untuk memukul Paulus sampai mati, pasukan Romawi itu segera menangkap Paulus untuk mengamankannya. Paulus dibelenggu dengan tangan kanan terbelenggu pada satu orang prajurit, dan tangan kirinya terbelenggu pada tangan prajurit yang lain. Inilah cara orang Romawi menangkap dan membawa tahanan mereka. Jumlah pasukan yang cukup banyak membuat orang-orang itu berhenti memukul Paulus dan membiarkan pasukan Romawi menangkap dia. Tetapi keributan dan desakan dari orang banyak itu membuat Paulus bahkan harus digendong oleh para prajurit.
- Narasi hari ini membukakan kepada kita betapa mudahnya orang-orang Yahudi tersulut amarahnya. Mereka telah sangat dibutakan oleh kebanggaan agama yang kosong. Setiap hal yang mengganggu identitas agama mereka selalu diresponi dengan marah. Iman yang membuahkan kemarahan, kepicikan, kebencian, dan perasaan tidak aman (insecure) dari para penganutnya tidak mungkin iman sejati. Bagaimana mungkin mereka berani melanggar kesucian Bait Allah dengan berencana memukul sampai mati seseorang yang sedang menjalankan ibadahnya. Anehnya ini dilakukan dalam rangka membela agama mereka. Inilah kesalahan dari orang-orang Yahudi. Mereka berespons kepada situasi apa pun dengan cara yang berbeda dengan rencana Tuhan. Sejak dulu mereka gagal setia kepada Allah yang menyelamatkan mereka. Mereka memberontak kepada Allah. Hingga tiba saatnya Allah memanggil mereka untuk beriman kepada Anak-Nya pun mereka tetap bertindak dengan cara yang sama, yaitu melawan Tuhan. Apakah perbedaan antara semangat yang menyala-nyala dari Paulus dengan kegigihan mereka memukul Paulus? Perbedaannya adalah Paulus digerakkan oleh cinta kepada Allah dan umat-Nya (2Kor. 5:14), sedangkan mereka digerakkan oleh perasaan paranoia, kesempitan hati, dan kebanggaan diri yang besar. Agama sejati harus digerakkan oleh kasih kepada Allah dan sesama. Inilah alasan Paulus membagikan berita Injil dengan tanpa lelah dan tanpa takut, dengan gairah dan semangat yang menyala-nyala. Kasih kepada Allah dan manusia telah menggerakkan dia. Tetapi orang-orang Yahudi itu tidak mengerti kasih. Mereka hanya tahu menghantam ancaman, membunuh orang, dan menyebabkan teror di dalam segala tingkah laku memurnikan agama mereka. Kekerasan menjadi identik dengan iman yang kosong.
- Bacaan hari ini juga mengingatkan kita untuk mempunyai iman kepada cara Tuhan keberanian untuk terus bergantung kepada Tuhan. Injil diberitakan dengan cara yang sangat sulit. Paulus berhasil selamat dari orang-orang Yahudi yang membenci dia di Efesus. Ternyata mereka justru berhasil menggerakkan orang untuk menangkap Paulus di Yerusalem. Tetapi sejak awal Paulus telah mengatakan bahwa dia adalah tawanan Roh. Roh Kudus menuntun dia untuk mengabarkan Injil. Terkadang tuntunan itu terasa begitu indah dan penuh berkat. Terkadang kita tidak sanggup melihat kebaikan dari tuntunan itu. Terkadang, seperti yang dialami Paulus, tuntunan itu malah membahayakan dan dapat mencelakakan kita. Tetapi inilah penggenapan dari perkataan Kristus. Bukankah ini yang Yesus Kristus katakan di dalam Lukas 21:12? Marilah kita bersiap bukan hanya ketika tuntunan Tuhan membawa kita ke dalam keadaan yang jaya dan megah. Marilah kita juga bersiap ketika tuntunan Roh Kudus membawa kita ke dalam keadaan yang sulit, menderita, bahkan penuh bahaya. Jangan lupa bahwa Injil Tuhan disebarkan oleh orang-orang yang bersedia mengalami kesulitan dan bahaya, karena dorongan cinta kasih Tuhan di dalam diri mereka.
Ya Tuhan, kami bersyukur karena dapat melihat perbedaan dua kelompok orang. Sekali lagi kitab ini mengingatkan kami bahwa para murid Kristus didorong oleh cinta kasih kepada sesama dan dorongan dari Sang Juru Selamat, sedangkan agama dengan fanatisme buta hanya didorong oleh hawa nafsu marah, kebanggaan diri yang kosong, dan sifat paranoia yang tidak beralasan. Tolong kami untuk menyaksikan sendiri pimpinan-Mu di dalam hidup kami. Pimpinan Roh Kudus yang membuat kami memiliki ketekunan dan dorongan yang sama dengan para murid sehingga kami dapat memenangkan orang-orang yang dikuasai oleh fanatisme buta. Kuatkan kami sehingga di dalam setiap keadaan kami tetap percaya dan menjadi kuat oleh pimpinan Roh Kudus-Mu. Amin.