penangkapan paulus di yerusalem (part2)

Devotion from Kisah Rasul 21:37-22:7

Pengertian sejarah dan latar belakang dunia Perjanjian Baru
Setelah ditangkap, Paulus diamankan di markas (Benteng Antonia) untuk diinterogasi. Tetapi Paulus minta izin untuk menyatakan pembelaannya kepada orang banyak terlebih dahulu. Paulus meminta izin kepada kepala pasukan dan setelah diperbolehkan, dia pun menyatakan Injil melalui pembelaannya kepada orang banyak itu. Berikut hal-hal yang kita perlu ketahui untuk memahami bacaan hari ini.

Ayat 37 mengatakan bahwa Paulus meminta izin kepada kepala pasukan. Kepala pasukan ini adalah pemimpin dari 1.000 tentara, dan di dalam keadaan Yerusalem pada abad ke-1, pasukan yang ditempatkan di Yerusalem memiliki tugas yang sangat berat akibat seringnya orang-orang Israel di Yerusalem melakukan pemberontakan. Di dalam sejarah Israel sendiri, pada zaman penjajahan Romawi, Israel telah melakukan pemberontakan besar sebanyak tiga kali. Kali kedua (tahun 70) membuat Romawi menghancurkan Yerusalem dan meruntuhkan Bait Allah, dan kali ketiga (tahun 135) membuat Israel hancur sama sekali. Mengingat tingginya potensi konflik di Yerusalem, maka pastilah tentara yang ditempatkan di sana juga berada di dalam keadaan tegang dan gampang tersulut untuk berespons dengan kekerasan.Ayat 38 menjelaskan kepada kita bahwa Paulus memohon izin dari kepala pasukan dengan menggunakan bahasa Yunani. Setelah mendengar Paulus berbicara dengan bahasa Yunani, maka kepala pasukan menjadi curiga kalau Paulus adalah pemberontak asal Mesir yang melarikan diri. Terjemahan bahasa Indonesia kurang akurat di dalam ayat ini. Terjemahan yang lebih tepat seharusnya seperti berikut: “Tahukah engkau bahasa Yunani? Apakah engkau orang Mesir itu, yang baru-baru ini menimbulkan pemberontakan…” Apakah kaitan bahasa Yunani dengan Mesir? Mesir adalah daerah yang kebanyakan penduduknya berbahasa Yunani, berbeda dengan Israel yang kebanyakan penduduknya berbahasa Aramaik. Di dalam catatan sejarah dari Josephus, ada seorang nabi palsu dari Mesir yang datang ke Israel, mengumpulkan ribuan orang menjadi sicarii, yaitu pembunuh menggunakan pisau tajam yang disembunyikan di balik jubah. Orang-orang ini akan pergi ke pasar atau tempat umum lainnya dan menikam orang Romawi yang mereka temui dengan mendadak, lalu melarikan diri dengan membaur di tengah-tengah orang banyak. Ribuan orang mengikuti orang Mesir ini karena orang Mesir ini menubuatkan bahwa tembok benteng Romawi akan runtuh jika dia berseru, dan pasukannya telah dipilih untuk menjadi kelompok penghancur Romawi. Ribuan orang ini akhirnya terdesak oleh pasukan Romawi pimpinan Gubernur Feliks, dan setelah lebih dari 400 orang pengikutnya dibunuh pasukan Feliks, dan lebih dari 200 orang tertangkap, pengikut orang Mesir ini melarikan diri dan meninggalkan dia. Setelah kejadian ini, orang-orang Yahudi sangat membenci orang Mesir ini karena dianggap nabi palsu. Maka ketika dia berusaha mengumpulkan pengikut lagi, orang-orang Yahudi menjadi marah dan timbul kerusuhan besar untuk membunuh dia. Orang Mesir itu berhasil melarikan diri dan tidak pernah terdengar lagi kabarnya. Kepala pasukan ini curiga kalau Paulus adalah nabi palsu dari Mesir itu, yang membuat marah sedemikian banyak orang di Yerusalem.Tetapi Paulus menjawab bahwa dia berasal dari kota Tarsus di Kilikia. Paulus sedang menegaskan posisinya. Tarsus adalah kota sangat penting di dalam pendidikan budaya Yunani pada zaman Romawi. Pada abad ke-1, pada zaman Paulus, kota terpenting untuk kaum intelektual bukan lagi Atena. Atena adalah kota simbol masa jaya yang telah berakhir ratusan tahun yang lalu. Sedangkan Tarsus bukan kota sembarangan. Ini adalah kota penting di dalam diskusi-diskusi pikiran-pikiran yang tajam. Paulus sedang menegaskan kalau dia bukanlah orang sembarangan. Dia warga terpandang dan dia berasal dari tempat terpandang. Dia bukanlah sampah masyarakat yang layak diperlakukan seperti ini.Ayat 40 mengatakan bahwa Paulus berbicara kepada orang banyak itu dengan menggunakan bahasa Ibrani. Apakah orang banyak itu mampun memahami Ibrani? Mengingat bahwa pada abad ke-1 orang-orang Yahudi sudah lupa bahasa Ibrani. Mereka umumnya berbicara dalam bahasa Aramaik. Bahkan sejak 200 tahun sebelumnya mereka sudah tidak lagi menggunakan bahasa Ibrani. Bahasa Yunani dan Aramaik menjadi bahasa yang umum mereka pergunakan. Ketika Lukas memakai kata “bahasa Ibrani”, yang dia maksudkan adalah bahasa yang umumnya digunakan oleh orang-orang Ibrani pada waktu itu, yaitu Aram. Pada bagian ini Paulus berbicara kepada orang banyak itu dalam bahasa Aramaik.Paulus menekankan di dalam ayat 3 bahwa walaupun dia lahir dan besar di kota di luar Israel, tetapi dia dididik di bawah seorang rabi besar bernama Gamaliel. Rabi Gamaliel adalah orang yang sangat terkenal dari golongan Hillel. Bahkan Gamaliel adalah cucu dari Rabi Hillel, pendiri golongan penafsiran Hillel. Paulus bukanlah orang yang tidak mengerti Taurat. Dia sangat terdidik dalam hal Taurat.

Renungan untuk hari ini:
Ayat-ayat selanjutnya berbicara tentang khotbah Paulus kepada orang banyak itu. Dia menyatakan dengan jelas keadaannya sebelum bertemu dengan Kristus, bagaimana dia adalah penganiaya orang Kristen. Dia bukanlah orang yang dapat dengan mudah kehilangan akar budaya Yahudi. Walaupun dia adalah seorang yang lahir di luar Israel, tetapi dia dibesarkan dan dididik di Yerusalem, bahkan menjadi orang yang sangat keras membela agama Yahudi. Paulus mengatakan ini untuk membuat pendengarnya menyadari bahwa dia jauh lebih keras dan ketat daripada mereka semua. Tidak satu pun dari orang-orang yang berusaha membunuh dia dapat disetarakan dengan Paulus dalam hal kebencian kepada orang-orang Kristen dan kuasa untuk melaksanakan kebencian itu. Dia bahkan memiliki surat izin dari Imam Besar untuk menangkap orang-orang Yahudi yang murtad. Ayat 4 mengatakan bahwa Paulus menganiaya orang-orang Kristen sampai mereka mati. Ada yang ditangkap untuk dimasukkan ke dalam penjara. Paulus ingin menekankan satu hal pada bagian ini. Dia ingin orang-orang di Yerusalem ini berpikir tentang perubahan yang Paulus alami. Siapakah yang sanggup mengubahkan dia? Siapakah yang sanggup mengubah dia dari seorang pembenci orang-orang Kristen menjadi seorang pembela kekristenan yang paling berani dan paling berpengaruh?

Ini adalah cara menyampaikan Injil yang sangat baik. Paulus menyampaikan pembelaannya dengan menjadikan hidupnya contoh agar orang menerima berita Injil. Di dalam ayat 5-7 Paulus mengatakan bahwa walaupun dia berusaha untuk menangkap orang-orang Kristen, tetapi ternyata justru dia ditangkap oleh Kristus untuk menjadi orang Kristen. Paulus berusaha menangkap Kristus untuk menganiaya Dia (melalui menganiaya anggota tubuh-Nya, yaitu orang-orang Kristen), tetapi Kristus yang sudah teraniaya bagi Paulus justru yang menangkap Paulus untuk mengabarkan Dia. Inilah kesaksian yang harus kita semua miliki. Kesaksian yang menyadarkan orang lain bahwa sebelum seseorang “ditangkap” oleh Kristus, dia tidak bisa mengenal Allah dan rencana-Nya yang besar untuk memanggil orang-orang ke dalam kerajaan-Nya. Di depan orang-orang yang berusaha membunuhnya, Paulus mengabarkan keadaannya yang dahulu sama dengan mereka. Tanpa Kristus mereka semua hanyalah sekelompok orang yang memperjuangkan hal kosong. Tanpa Kristus mereka semua hanyalah sekelompok orang dengan kebanggaan yang kosong dan tidak berguna. Tanpa Kristus mereka semua hanyalah sekelompok orang yang tidak mempunyai harapan apa pun untuk menerima janji Allah. Apakah yang kita perjuangkan? Apakah yang kita banggakan? Apakah yang kita harapkan? Jika kita memperjuangkan, membanggakan, dan mengharapkan hal-hal yang berlainan dengan apa yang sedang Allah kerjakan, maka semua itu akan sia-sia. Semua membuat kita menjadi orang-orang fanatik buta yang mengejar sesuatu yang tidak akan pernah diperoleh. Tetapi sebelum Kristus menangkap kita, kita tidak ada pilihan, kemampuan, dan jalan keluar dari segala kesia-siaan itu. Kristus telah menangkap Paulus sehingga dia tidak lagi sama dengan semua orang Yahudi yang mau menangkap dia. Sudahkah kita juga ditangkap oleh Kristus dan diselamatkan dari perjuangan, kebanggaan, dan pengharapan yang kosong?