Devotion from Yohanes 3:5-15
Nikodemus bertemu dengan Yesus dan mendapatkan pengajaran yang sama sekali baru baginya, yaitu dilahirkan kembali dari atas. Apakah yang dimaksudkan dengan dilahirkan kembali? Di dalam ayat 5 Yesus menjelaskan dilahirkan kembali dengan istilah “lahir dari air dan Roh”. Tentu setelah kita mengenal cara penulisan Yohanes yang penuh dengan bahasa simbolik, kita juga tidak akan menafsirkan air sebagai air secara literal. Jika demikian apakah yang dimaksudkan dengan lahir dari air dan Roh? Yohanes 7:37-39 menjelaskan bahwa air menjelaskan kepenuhan Roh atau kelimpahan hidup setelah dimiliki oleh Roh Kudus. Air telah menjadi simbol kelimpahan dan vitalitas, yaitu kehidupan yang penuh dengan kekuatan dan kuasa karena kelimpahan dari Tuhan (bandingkan Mzm. 1:3; 65:50; 84:6-8). Dilahirkan dari air dan Roh berbicara tentang satu hal yang sama, yaitu dilahirkan untuk mengalami hidup yang penuh dengan kelimpahan, kuasa, dan pimpinan Roh Kudus. Jika demikian, lahir kembali adalah sesuatu yang membuat seseorang hidup dengan limpah dan penuh kuasa di dalam Roh Kudus yang telah melahirkan kembali orang itu. Kelahiran kembali bukan hanya sebuah status surgawi yang tidak mempunyai dampak di dunia ini. Tuhan tidak pernah mengerjakan apa pun yang surgawi dan tidak berdampak di dunia ini. Demikian juga Tuhan tidak menginginkan kita membangun kerangka berpikir tentang Allah yang hanya bekerja di surga. Status kita adalah anak-anak Allah yang dilahirkan dari atas, tetapi ini harus menjadi sesuatu yang terlihat di dalam kehidupan di dunia, yaitu kehidupan yang penuh dengan kekuatan, kelimpahan, keberanian, dan kasih yang menyala-nyala akan Tuhan dan sesama.
Di dalam ayat 6 Yesus meneruskan pengajaran-Nya dengan mengatakan lahir dari dunia dan lahir dari Roh adalah dua hal yang berbeda. Orang dunia ini akan terus hidup secara kedagingan. Di sini kedagingan tidak berarti tubuh fisik. Tubuh fisik kita bukanlah sesuatu yang Tuhan benci. Tuhan membenci dosa, bukan tubuh kita. Dialah yang menciptakan tubuh manusia. Tuhan membenci kedagingan, dan arti kedagingan adalah kehidupan yang dikuasai keinginan berdosa. Seseorang yang tidak dilahirkan dari Roh hanya menginginkan sesuatu yang dikuasai oleh dosa. Keadaan inilah yang membuat dia tidak sanggup melihat tanda-tanda dengan cara yang benar, sehingga dia juga tidak sanggup melihat surga dengan cara yang benar. Orang duniawi akan menafsirkan surga sebagai tempat yang penuh dengan kesenangan, hadiah, puluhan bidadari cantik, emas, jamuan makan enak, dan lain sebagainya, untuk memuaskan hasrat cemar mereka. Tetapi seorang yang mengenal Tuhan ingin menikmati Tuhan, kemuliaan-Nya, hikmat-Nya, firman-Nya, rancangan-Nya, rencana-Nya, dan segala sesuatu tentang Dia. Orang duniawi akan menafsirkan Kerajaan Kristus sebagai kerajaan dunia yang penuh glamor, kemegahan, dan kemenangan militer terkuat di dunia. Tetapi orang surgawi akan melihat Kerajaan Allah di dalam relasi kasih dan hormat kepada Allah. Mata yang memandang Sang Raja, bukan memandang sesuatu untuk memuaskan hawa nafsu, kecemaran, dan keberpusatan pada diri. Jika seseorang merancang hidupnya secara duniawi dan menjalani keinginan secara duniawi dan berpusat ke diri sendiri, maka Roh Kudus tidak ingin ada tempat di dalam hidup orang tersebut. Ini berarti dia hidup sebagai pengikut dunia ini. Tetapi semua ini berubah setelah orang itu dilahirkan oleh Roh. Dia akan menjadi seperti Roh Kudus di dalam mengasihi Sang Anak, mengasihi Bapa di Surga, dan dengan sepenuh hati mendengarkan ajaran Roh Kudus yang menyatakan firman Tuhan.
Tidak seorang pun dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah tanpa dilahirkan dari air dan Roh. Ini tidak berarti seseorang harus mampu mengasihi Tuhan, mendengar Firman-Nya, dan menaati Dia dengan sempurna sebagai syarat untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah. Ini berarti bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah adalah pekerjaan Roh Kudus. Pekerjaan Roh Kudus sajalah yang membuat Dia menjadi milik Allah, dan pekerjaan Roh Kudus sajalah yang membuat seseorang hidup seperti seharusnya di dalam Kerajaan-Nya. Pekerjaan Roh Kudus melahirkan kembali seseorang membuat dia menjadi terlahir di dalam Kerajaan Allah. Kerajaan yang bukan berasal dari dunia ini. Di dalam ayat 8 Yesus mengatakan bahwa sama seperti angin bertiup ke mana ia mau tanpa dapat kita ketahui, demikian juga Roh melahirkan kembali orang-orang yang menjadi milik Allah di dalam Kerajaan-Nya. Orang tidak dapat mengetahuinya karena dia bukanlah milik Allah. Dia milik dunia ini. Ketika Roh Kudus bekerja, orang dunia ini tidak menyadarinya. Sama seperti orang dunia tidak mengenal Yesus dan mereka tidak menyadari kalau Allah bekerja melalui Dia, demikian juga orang dunia tidak mengenal Roh Kudus dan tidak menyadari pekerjaan-Nya. Dunia tidak menyadari perlunya keadaan baru yang radikal berbeda. Dunia tidak menyadari perlunya dilahirkan kembali. Dunia tidak menyadari bahwa keadaannya yang duniawi tidak memungkinkan dia berbagian di dalam Kerajaan Allah.
Ayat 9 makin menjelaskan ketidakmengertian Nikodemus. Tetapi Nikodemus mewakili kita semua yang sulit memahami bahwa Kerajaan Allah adalah milik orang-orang yang berbeda sepenuhnya dengan kita semua yang berasal dari dunia. Yesus mengatakan di dalam ayat 10 bahwa ketidakmengertian Nikodemus sangat tidak baik. Dia pengajar Israel dan dia tidak bisa memahami hal ini. Yesus mengatakan di dalam ayat 12 bahwa Dia akan berkata-kata tentang hal surgawi, tetapi jika Nikodemus tidak bisa mengerti hal-hal duniawi, bagaimana mungkin dia bisa memahami hal-hal surgawi? Yang dimaksudkan Yesus di dalam ayat 12 adalah berita yang ingin Dia nyatakan masih begitu banyak. Jika berita awal ini tidak dipahaminya, maka berita yang akan muncul kemudian akan lebih sulit lagi dipahami. Yesus berbicara tentang perlunya seseorang dilahirkan dari Roh untuk dapat melihat tanda-tanda Kerajaan Surga. Inilah berita pertama yang sangat penting, tetapi tidak sepenting berita yang menyusul selanjutnya. Dibandingkan dengan berita yang akan Yesus bagikan, berita mengenai kelahiran kembali adalah hal-hal “duniawi”. Berita “duniawi” mengatakan bahwa tanpa dilahirkan dari Roh dan menjadi baru sama sekali, seseorang tidak dapat melihat Kerajaan Allah, tanda-tanda Kerajaan Allah, maupun berbagian di dalam Kerajaan Allah. Tetapi setelah seseorang dilahirkan dari Roh dan menjadi baru sama sekali, barulah dia mendapat bagian di dalam Kerajaan Allah dan mendapatkan terang Kerajaan Allah (ay. 21), melihat tanda-tanda Kerajaan Allah, yaitu Anak Manusia yang turun dari surga untuk ditinggikan seperti ular ditinggikan di padang gurun. Inilah berita surgawi itu. Inilah berita yang lebih mulia, lebih dalam, lebih sulit , bahkan mustahil dipahami orang dunia ini. Inilah yang Yesus sedang ajarkan kepada Nikodemus. Dia belum melihat tanda-tanda sejati dari Sang Mesias. Tanda sejati itu akan terjadi nanti, yaitu ketika Yesus Kristus disalib dan mati. Tidak ada yang dapat memahami ini, kecuali dia dilahirkan dari atas, dari Roh Kudus. Tidak ada yang akan dapat memahami rencana Allah mematikan Sang Juru Selamat di atas kayu salib, kecuali dia adalah milik Allah yang telah dilahirkan dari air dan Roh. Kita belum melihat tanda sesungguhnya dari Kerajaan Allah jika kita baru melihat mujizat, tanda-tanda ajaib, hal-hal megah yang besar. Ini semua adalah hal-hal duniawi. Orang dunia mampu memahami tanda-tanda hebat untuk menunjukkan kemuliaan Kerajaan Allah. Tetapi siapakah yang mampu memahami hal-hal surgawi? Siapakah yang mampu memahami kalau ternyata kemuliaan Kerajaan Allah justru dinyatakan dengan salib? Yesus yang terpaku di atas kayu salib, seperti ular tembaga di atas tiang, inilah tanda surgawi itu. Siapakah yang dapat melihat kemuliaan salib Yesus? Hanya dia yang telah dilahirkan dari air dan Roh. (