2 April 2018
Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya? (Yer. 17:9)
Kata “licik” di dalam terjemahan King James Version maupun New International Version adalah deceitful. Bahasa Ibraninya adalah aqob {aw-kobe'}. Kata ini memiliki pengertian hati yang busuk, hati yang penuh tipu daya, hati yang penuh kepalsuan, hati yang penuh kebohongan, hati yang licik, dan sebagainya.
Pertanyaannya: siapa yang suka dituduh memiliki hati yang seperti demikian? Tidak ada bukan? Tetapi faktanya Alkitab mengatakan bahwa semua manusia berdosa memiliki hati yang demikian. Bahkan karena begitu liciknya, diri kita sendiri pun diperdaya oleh kelicikan hati kita. Kita mau terima atau tidak terima, itulah kebenaran yang sesungguhnya yaitu manusia, kita semua memiliki hati yang licik dan bebal.
Dapatkah kita membayangkan kengerian tersebut? Tidak ada lagi yang bisa dipercaya, bahkan diri kita sendiri pun tidak bisa dipercaya oleh diri sendiri. Itulah manusia berdosa. Siapakah yang bisa menyelamatkan manusia dari hati yang licik dan penuh tipu daya tersebut? Hanya melalui Yesus Kristus yang menyerahkan nyawa-Nya mati di kayu salib yang sanggup menebus hati manusia yang licik dan penuh tipu daya tersebut kepada hati yang baru yang diisi oleh kebenaran firman Tuhan.
Namun harus disadari bahwa tidak otomatis seseorang yang sudah bertobat akan langsung memiliki hati yang benar-benar murni dan hidup dalam kebenaran. Secara status memang ia telah dimurnikan. Namun secara faktual, dia harus berjuang untuk terus diproses dan dimurnikan hatinya. Seturut ia menaati firman Tuhan, seturut itu pula hatinya dimurnikan.
Hanya Kristus melalui Roh Kudus-Nya yang mampu melunakkan hati manusia yang sudah membatu dan memurnikannya kembali. Bila kita mengaku sudah bertobat, marilah kita mulai dengan menundukkan diri kepada kebenaran dan belajar taat hari ke hari dari perkara yang kecil. Marilah kita membuka hati kita untuk terus dimurnikan dan disucikan oleh Roh Kudus. Hanya melalui jalan seperti inilah kita dikembalikan menjadi manusia yang sejati.