Devotion from Yohanes 1:1-9
Injil ini dibuka dengan memperkenalkan Sang Firman. Sang Firman ini pada mulanya ada dan Dia bersama-sama dengan Allah. Yohanes memperkenalkan Sang Firman ini dengan cara yang mirip dengan permulaan Kitab Kejadian. Setidaknya ada dua hal yang mirip dengan Kejadian 1. Di dalam Kejadian 1:1 dan 3 dikatakan bahwa pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Pada mulanya Allah menciptakan, inilah pengertian dari Kitab Kejadian. Pada mulanya adalah Firman, inilah Kitab Yohanes. Siapakah Firman ini? Bagaimana mungkin Dia ada sejak “pada mulanya”. Pada mulanya ketika Allah menciptakan, Sang Firman ada. Apakah ini berarti Sang Firman ini ciptaan yang mula-mula? Apakah berarti Allah menciptakan Dia sebagai ciptaan pertama? Tidak! Yohanes 1:3 mengatakan bahwa Sang Firman ada pada mulanya dan Dia menciptakan segala sesuatu. Dia bukanlah ciptaan, Dia adalah Sang Pencipta! Ciptaan dan Sang Pencipta tidak mungkin bisa disamakan. Jika demikian Sang Firman adalah Sang Pencipta? Ya. Tetapi Kejadian 1:1 mengatakan bahwa Allahlah yang menciptakan segala sesuatu pada mulanya. Ya, dan Yohanes 1:1 mengatakan bahwa Firman itu adalah Allah. Jadi Sang Firman itu adalah Allah sendiri? Ya. Tetapi mengapa di dalam ayat 1 dan 2 dikatakan juga bahwa Firman itu bersama-sama dengan Allah? Jika Dia adalah Allah, bagaimana mungkin Dia juga bersama-sama dengan Allah? Ini pengertian yang sangat sulit bagi orang yang tidak mengetahui bahwa Allah yang dikabarkan oleh Alkitab adalah Allah Tritunggal. Tetapi bagi orang Kristen sejati, yaitu orang-orang yang menyembah Allah Tritunggal, tahu bahwa Sang Firman itu adalah Pribadi kedua dari Allah Tritunggal. Allah yang Esa, tetapi terdiri dari tiga Pribadi. Satu Allah, dan tiga Pribadi. Tiga Pribadi, dan satu Allah. Sang Firman bersama-sama dengan Allah, dan Dia adalah Allah. Dia tidak sama dengan Bapa, tetapi Dia satu dengan Bapa. Satu, tidak dapat dipisah, tetapi harus dapat dibedakan. Meskipun sulit, tetapi tema tentang Allah Tritunggal telah menjadi inspirasi yang tidak habis-habisnya untuk memahami bagaimana seharusnya berelasi. Demikian juga pada bagian ini dinyatakan bahwa Sang Firman bersama-sama dengan Allah. Renungkanlah hal ini. Sang Firman bersama-sama dengan Allah. Mencipta bersama-sama dengan Allah. Berada bersama-sama dengan Allah di dalam suatu relasi kasih yang sempurna. Saling mengasihi, saling mempermuliakan, saling menikmati keberadaan pribadi yang lain. Betapa berbedanya kehidupan manusia yang penuh dosa di bumi ini! Siapakah yang menciptakan segala sesuatu? Allah Tritunggal. Sang Bapa, Sang Anak, dan Sang Roh Kudus. Sang Firman telah ada sejak semula. Bersama Allah, Dia mencipta segala sesuatu. Bersama Allah, tetapi juga Dia adalah Allah. Satu, tetapi dua Pribadi yang berbeda. Kiranya kita makin mengagumi Allah kita karena adanya rahasia agung tentang Tritunggal ini.
Sang Firman ini menciptakan segala sesuatu. Dialah yang menyebabkan seluruh ciptaan ini ada. Dari ketiadaan menjadi ada oleh karena kuasa-Nya yang besar. Tetapi Yohanes menyadari satu hal penting, bahwa Kitab Kejadian memberikan kisah penciptaan yang memuncak pada penciptaan manusia, bukan langit, bukan laut, bukan gunung-gunung, bukan bintang, bukan bulan, bahkan bukan matahari. Bukan binatang-binatang laut yang besar, ataupun binatang darat yang perkasa, manusialah mahkota seluruh ciptaan di dalam Kitab Kejadian 1. Manusia, gambar dan rupa Allah yang mulia, diciptakan untuk menundukkan dan mengatur seluruh ciptaan. Tuhan memang menciptakan langit yang megah, tetapi bukan langit yang menjadi fokus Tuhan. Dari langit turun ke bumi, itulah pola dari enam hari penciptaan. Dari langit turun ke bumi, demikian juga Yohanes menulis pendahuluan Injilnya ini dengan kisah di surga (Sang Firman yang bersama-sama dengan Allah), lalu fokus beralih ke bumi (Sang Firman menjadi daging dan hidup bersama dengan kita). Kisah indah yang agung di dalam Kitab Kejadian dan Injil Yohanes berpusat pada bumi dan kehidupan manusia. Siapakah yang Allah perhatikan? Manusia.
Ayat 4 mengatakan bahwa di dalam Sang Firman ada hidup dan terang. Mengapa berpusat pada dua hal ini? Karena inilah yang diperlukan manusia di bumi. Manusia yang lebih suka hidup dalam kegelapan dan terus bertekun di dalam kecemaran. Manusia yang mati karena hidup di dalam belenggu dosa dan pemberontakan kepada Allah, Sang Sumber Hidup. Sang Firman itu rela datang karena Dia tahu jikalau Dia tidak datang, manusia tidak mungkin menemukan hidup dan terang. Tahukah kita mengapa Dia datang ke dalam dunia? Karena jika Dia tidak datang membawa hidup dan terang, kita tidak mungkin memperoleh hidup dan terang. Tidak ada lagi yang dapat membawakannya bagi kita. Sadarkah kita akan kebobrokan kita? Kegelapan dan kematian telah menjadi keseharian kita, tetapi kita tidak menyadarinya. Kita merasakan kehidupan kita yang berjalan baik, tetapi di dalam pandangan Tuhan kehidupan kita hanyalah kehidupan palsu yang menuju kematian. Kita berasa kita hidup, tetapi untuk apakah kita hidup? Kita hidup untuk membenci. Kita hidup untuk iri hati. Kita hidup untuk melampiaskan hawa nafsu. Kita hidup untuk memenuhi keinginan yang tidak pernah bisa dipuaskan. Kita hidup untuk menghancurkan orang lain. Kita hidup dengan menghancurkan diri sendiri. Hidupkah kita, jika hanya hal-hal tadi yang kita jalani di dalam hidup? Tuhan tidak pernah merencanakan hidup hanya untuk hal-hal tersebut. Tuhan merancangkan hidup di dalam damai sejahtera-Nya bagi manusia. Tuhan tidak pernah menginginkan dosa menjadi bagian hidup manusia ketika Dia menghembuskan nafas ke dalam hidung manusia! Tuhan tidak pernah menganggap “kehidupan” yang kita jalani hari demi hari sebagai kehidupan yang sebenarnya. Bagi Tuhan kita mati! Bagi Tuhan kita tidak pernah benar-benar hidup. Manusia-manusia malang yang sudah mati tetapi yang ditipu oleh hidup yang palsu. Di manakah pengharapan kita dengan hidup yang seperti ini?
Tetapi manusia bukan hanya mati, manusia juga diperdaya oleh kegelapan. Kita hidup dengan perasaan tenang dan aman karena kita hidup di dalam kegelapan. Kita tidak kenal Allah, tidak tahu kemuliaan-Nya, tidak mengenal kekudusan-Nya, tidak mengenal kebenaran-Nya. Kita hidup di dalam kegelapan. Atau, lebih tepat lagi, kita mati di dalam kegelapan! Kegelapan yang membuat kita bahkan tidak sadar kalau kita sudah mati rohani!
Tetapi apakah yang dikatakan oleh Injil Yohanes? Sang Firman rela datang membawa hidup dan terang. Dia datang untuk menerangi kegelapan. Dia hadir untuk memberikan hidup bagi orang-orang mati. Tetapi orang-orang mati ini terlalu keras hati. Orang-orang yang hidup di dalam kegelapan ini terlalu buta. Itu sebabnya Tuhan mengutus Yohanes Pembaptis datang terlebih dahulu untuk mempersiapkan jalan bagi Sang Firman yang menjadi daging. Yohanes memberitakan tentang Dia supaya kita bersiap menyambut Dia, bersiap menerima anugerah yang mulia, yang jauh melampaui pikiran kita, yang diberikan oleh Sang Firman. Siapa yang mendengar seruan Yohanes akan menerima Kristus, Sang Firman yang datang kemudian. Siapa yang menerima Kristus, Sang Firman, dia mendapatkan terang dan hidup yang diberikan-Nya dengan limpah. Siapkanlah hatimu, hai umat Tuhan! Berbaliklah kepada Dia! Mengapa terus menerus hidup di dalam kematian? Mengapa terus menerus hidup di dalam kegelapan? Mengapa senang terus dibelenggu dosa dan kejahatan? Kristus datang, dan di dalam Dialah hidup dan terang bagi manusia. Di dalam Dialah ada hidup karena adanya pengampunan, kehangatan relasi, kemuliaan, kekudusan, penerimaan, dan kesempurnaan kasih yang telah dimiliki-Nya bersama dengan Allah sejak pada mulanya.
Injil ini dibuka dengan memperkenalkan Sang Firman. Sang Firman ini pada mulanya ada dan Dia bersama-sama dengan Allah. Yohanes memperkenalkan Sang Firman ini dengan cara yang mirip dengan permulaan Kitab Kejadian. Setidaknya ada dua hal yang mirip dengan Kejadian 1. Di dalam Kejadian 1:1 dan 3 dikatakan bahwa pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Pada mulanya Allah menciptakan, inilah pengertian dari Kitab Kejadian. Pada mulanya adalah Firman, inilah Kitab Yohanes. Siapakah Firman ini? Bagaimana mungkin Dia ada sejak “pada mulanya”. Pada mulanya ketika Allah menciptakan, Sang Firman ada. Apakah ini berarti Sang Firman ini ciptaan yang mula-mula? Apakah berarti Allah menciptakan Dia sebagai ciptaan pertama? Tidak! Yohanes 1:3 mengatakan bahwa Sang Firman ada pada mulanya dan Dia menciptakan segala sesuatu. Dia bukanlah ciptaan, Dia adalah Sang Pencipta! Ciptaan dan Sang Pencipta tidak mungkin bisa disamakan. Jika demikian Sang Firman adalah Sang Pencipta? Ya. Tetapi Kejadian 1:1 mengatakan bahwa Allahlah yang menciptakan segala sesuatu pada mulanya. Ya, dan Yohanes 1:1 mengatakan bahwa Firman itu adalah Allah. Jadi Sang Firman itu adalah Allah sendiri? Ya. Tetapi mengapa di dalam ayat 1 dan 2 dikatakan juga bahwa Firman itu bersama-sama dengan Allah? Jika Dia adalah Allah, bagaimana mungkin Dia juga bersama-sama dengan Allah? Ini pengertian yang sangat sulit bagi orang yang tidak mengetahui bahwa Allah yang dikabarkan oleh Alkitab adalah Allah Tritunggal. Tetapi bagi orang Kristen sejati, yaitu orang-orang yang menyembah Allah Tritunggal, tahu bahwa Sang Firman itu adalah Pribadi kedua dari Allah Tritunggal. Allah yang Esa, tetapi terdiri dari tiga Pribadi. Satu Allah, dan tiga Pribadi. Tiga Pribadi, dan satu Allah. Sang Firman bersama-sama dengan Allah, dan Dia adalah Allah. Dia tidak sama dengan Bapa, tetapi Dia satu dengan Bapa. Satu, tidak dapat dipisah, tetapi harus dapat dibedakan. Meskipun sulit, tetapi tema tentang Allah Tritunggal telah menjadi inspirasi yang tidak habis-habisnya untuk memahami bagaimana seharusnya berelasi. Demikian juga pada bagian ini dinyatakan bahwa Sang Firman bersama-sama dengan Allah. Renungkanlah hal ini. Sang Firman bersama-sama dengan Allah. Mencipta bersama-sama dengan Allah. Berada bersama-sama dengan Allah di dalam suatu relasi kasih yang sempurna. Saling mengasihi, saling mempermuliakan, saling menikmati keberadaan pribadi yang lain. Betapa berbedanya kehidupan manusia yang penuh dosa di bumi ini! Siapakah yang menciptakan segala sesuatu? Allah Tritunggal. Sang Bapa, Sang Anak, dan Sang Roh Kudus. Sang Firman telah ada sejak semula. Bersama Allah, Dia mencipta segala sesuatu. Bersama Allah, tetapi juga Dia adalah Allah. Satu, tetapi dua Pribadi yang berbeda. Kiranya kita makin mengagumi Allah kita karena adanya rahasia agung tentang Tritunggal ini.
Sang Firman ini menciptakan segala sesuatu. Dialah yang menyebabkan seluruh ciptaan ini ada. Dari ketiadaan menjadi ada oleh karena kuasa-Nya yang besar. Tetapi Yohanes menyadari satu hal penting, bahwa Kitab Kejadian memberikan kisah penciptaan yang memuncak pada penciptaan manusia, bukan langit, bukan laut, bukan gunung-gunung, bukan bintang, bukan bulan, bahkan bukan matahari. Bukan binatang-binatang laut yang besar, ataupun binatang darat yang perkasa, manusialah mahkota seluruh ciptaan di dalam Kitab Kejadian 1. Manusia, gambar dan rupa Allah yang mulia, diciptakan untuk menundukkan dan mengatur seluruh ciptaan. Tuhan memang menciptakan langit yang megah, tetapi bukan langit yang menjadi fokus Tuhan. Dari langit turun ke bumi, itulah pola dari enam hari penciptaan. Dari langit turun ke bumi, demikian juga Yohanes menulis pendahuluan Injilnya ini dengan kisah di surga (Sang Firman yang bersama-sama dengan Allah), lalu fokus beralih ke bumi (Sang Firman menjadi daging dan hidup bersama dengan kita). Kisah indah yang agung di dalam Kitab Kejadian dan Injil Yohanes berpusat pada bumi dan kehidupan manusia. Siapakah yang Allah perhatikan? Manusia.
Ayat 4 mengatakan bahwa di dalam Sang Firman ada hidup dan terang. Mengapa berpusat pada dua hal ini? Karena inilah yang diperlukan manusia di bumi. Manusia yang lebih suka hidup dalam kegelapan dan terus bertekun di dalam kecemaran. Manusia yang mati karena hidup di dalam belenggu dosa dan pemberontakan kepada Allah, Sang Sumber Hidup. Sang Firman itu rela datang karena Dia tahu jikalau Dia tidak datang, manusia tidak mungkin menemukan hidup dan terang. Tahukah kita mengapa Dia datang ke dalam dunia? Karena jika Dia tidak datang membawa hidup dan terang, kita tidak mungkin memperoleh hidup dan terang. Tidak ada lagi yang dapat membawakannya bagi kita. Sadarkah kita akan kebobrokan kita? Kegelapan dan kematian telah menjadi keseharian kita, tetapi kita tidak menyadarinya. Kita merasakan kehidupan kita yang berjalan baik, tetapi di dalam pandangan Tuhan kehidupan kita hanyalah kehidupan palsu yang menuju kematian. Kita berasa kita hidup, tetapi untuk apakah kita hidup? Kita hidup untuk membenci. Kita hidup untuk iri hati. Kita hidup untuk melampiaskan hawa nafsu. Kita hidup untuk memenuhi keinginan yang tidak pernah bisa dipuaskan. Kita hidup untuk menghancurkan orang lain. Kita hidup dengan menghancurkan diri sendiri. Hidupkah kita, jika hanya hal-hal tadi yang kita jalani di dalam hidup? Tuhan tidak pernah merencanakan hidup hanya untuk hal-hal tersebut. Tuhan merancangkan hidup di dalam damai sejahtera-Nya bagi manusia. Tuhan tidak pernah menginginkan dosa menjadi bagian hidup manusia ketika Dia menghembuskan nafas ke dalam hidung manusia! Tuhan tidak pernah menganggap “kehidupan” yang kita jalani hari demi hari sebagai kehidupan yang sebenarnya. Bagi Tuhan kita mati! Bagi Tuhan kita tidak pernah benar-benar hidup. Manusia-manusia malang yang sudah mati tetapi yang ditipu oleh hidup yang palsu. Di manakah pengharapan kita dengan hidup yang seperti ini?
Tetapi manusia bukan hanya mati, manusia juga diperdaya oleh kegelapan. Kita hidup dengan perasaan tenang dan aman karena kita hidup di dalam kegelapan. Kita tidak kenal Allah, tidak tahu kemuliaan-Nya, tidak mengenal kekudusan-Nya, tidak mengenal kebenaran-Nya. Kita hidup di dalam kegelapan. Atau, lebih tepat lagi, kita mati di dalam kegelapan! Kegelapan yang membuat kita bahkan tidak sadar kalau kita sudah mati rohani!
Tetapi apakah yang dikatakan oleh Injil Yohanes? Sang Firman rela datang membawa hidup dan terang. Dia datang untuk menerangi kegelapan. Dia hadir untuk memberikan hidup bagi orang-orang mati. Tetapi orang-orang mati ini terlalu keras hati. Orang-orang yang hidup di dalam kegelapan ini terlalu buta. Itu sebabnya Tuhan mengutus Yohanes Pembaptis datang terlebih dahulu untuk mempersiapkan jalan bagi Sang Firman yang menjadi daging. Yohanes memberitakan tentang Dia supaya kita bersiap menyambut Dia, bersiap menerima anugerah yang mulia, yang jauh melampaui pikiran kita, yang diberikan oleh Sang Firman. Siapa yang mendengar seruan Yohanes akan menerima Kristus, Sang Firman yang datang kemudian. Siapa yang menerima Kristus, Sang Firman, dia mendapatkan terang dan hidup yang diberikan-Nya dengan limpah. Siapkanlah hatimu, hai umat Tuhan! Berbaliklah kepada Dia! Mengapa terus menerus hidup di dalam kematian? Mengapa terus menerus hidup di dalam kegelapan? Mengapa senang terus dibelenggu dosa dan kejahatan? Kristus datang, dan di dalam Dialah hidup dan terang bagi manusia. Di dalam Dialah ada hidup karena adanya pengampunan, kehangatan relasi, kemuliaan, kekudusan, penerimaan, dan kesempurnaan kasih yang telah dimiliki-Nya bersama dengan Allah sejak pada mulanya.