hukuman bagi yang tidak percaya

Devotion from Yohanes 3:18-21

Jika ayat-ayat sebelumnya mengajarkan kepada kita tentang bahagia besar yang dialami oleh orang-orang percaya, maka pada ayat-ayat ini diajarkan tentang hukuman bagi mereka yang menolak Dia. Meskipun hukuman Tuhan telah disiapkan bagi orang-orang fasik, tetapi pada bagian ini Yohanes menyoroti hukuman dengan cara yang berbeda. Jika orang yang percaya kepada Yesus karena tanda agung-Nya, yaitu salib-Nya, memperoleh hidup yang kekal, apakah yang terjadi kepada orang yang tidak percaya kepada-Nya? Mereka sudah berada di dalam hukuman. Demikian dikatakan oleh ayat 18. Tidak percaya kepada Anak Tunggal Allah adalah hukuman. Sebab, dengan menolak percaya Anak Tunggal Allah, manusia akan terus hidup di dalam dosa-dosanya. Dia adalah anak kegelapan yang akan terus dijerat dan diikat oleh kegelapan. Demikianlah hukuman yang tanpa sadar sedang dijalani oleh orang-orang tidak percaya.

Dunia ini tidak menyadari betapa gelapnya mereka hidup. Tidak ada orang berdosa yang menyadari besarnya kebobrokan dosa mereka. Hukuman yang Tuhan berikan kepada mereka yang menolak Yesus adalah mereka terus menerus hidup di dalam kebobrokan ini walaupun begitu dekat untuk menerima pertolongan dari Yesus. Hukuman yang akan dianggap enteng oleh orang-orang yang belum disadarkan oleh Roh Kudus. Dosa membuat manusia tidak sadar dosa. Iblis membuat kita menyenangi hidup di dalam dosa tanpa menyadari sengsaranya hidup di dalam dosa. Inilah tipuan besar dari setan. Sadarkah orang berdosa bahwa berdosa itu menyengsarakan? Orang yang mengatakan dia bebas merokok sebenarnya sedang berada di dalam sengsara. Dia tidak bisa menikmati apa yang dirasakan orang lain yang tidak merokok. Dia tidak tahu bahwa di dalam setiap tarikan nafas orang yang tidak merokok ada kesegaran yang tidak pernah dia rasakan setelah dirusak oleh kebiasaan merokok. Andai para perokok itu tahu betapa bedanya kesegaran bernafas yang dialami oleh paru-paru yang bersih. Demikian juga orang yang hidup di dalam kegelapan tidak pernah menyadari betapa nikmatnya hidup di dalam terang. Betapa kasihan hidup seperti ini. Tidak menyadari keadaan yang sebenarnya sangat malang. Tidak menyadari sukacita mengenal Tuhan. Tidak menyadari kenikmatan beriman kepada janji-Nya. Tidak menyadari bimbingan penuh hikmat dari firman-Nya. Semua ini tidak pernah dinikmati oleh orang yang hidup di dalam kegelapan.

Hal berikutnya adalah kenikmatan bersekutu di dalam kegelapan. Inilah hukuman yang mengerikan bagi orang-orang berdosa. Mereka menikmati kegelapan. Tuhan tidak pernah menciptakan manusia untuk melakukan dosa. Tetapi orang berdosa menikmati dosa yang dia lakukan. Dia tidak sadar bahwa dosa telah membuat dia tidak lagi menjadi manusia sebagaimana seharusnya. Dia menikmati berbuat dosa dan karena itu merasa lebih nyaman di dalam kegelapan. Tetapi ini adalah keadaan yang membuat sengsara. Tidak ada manusia bisa menikmati hidup di dalam dosa. Kenikmatan yang dialami oleh karena hidup dalam dosa selalu bersifat menghancurkan, merusak, membuat terjerat. Kenikmatan yang dirasakan bukan lagi kenikmatan sejati, melainkan belenggu hawa nafsu yang menuntut dipuaskan selalu. Pendosa sebenarnya tidak sedang menikmati dosa. Pendosa sedang mengalami belenggu dosa, tidak pernah puas, dan tidak pernah dalam keadaan damai sejahtera. Jika bukan karena Yesus yang rela menyerahkan nyawa-Nya, maka kita semua tidak mempunyai harapan apa pun.

Betapa sengsaranya orang-orang yang hidup kosong, tetapi ditipu oleh hiburan-hiburan yang makin menjerat mereka di dalam kerusakan. Mengapa tidak mau datang kepada Tuhan? Mengapa menolak kasih-Nya dan menolak mengasihi Dia? Tidakkah kita tahu bahwa kita memerlukan relasi dengan Tuhan? Jika kita terus mencari alternatif lain yang membuat hati kita berada di dalam kedamaian palsu, maka kita tidak akan pernah menikmati berkat sejati di dalam relasi dengan Kristus. Tetapi sulit untuk datang kepada Kristus. Dialah terang sejati. Berarti jika orang berdosa datang mendekat kepada-Nya, dosanya akan terlihat dan terbongkar. Inilah yang membuat orang berdosa tidak mau datang kepada Kristus. Dia sudah nyaman dengan dosa-dosanya, tidak perlu diubah lagi, apalagi diberi ajaran, nasihat, dan teguran keras. Betapa besar sengsara orang-orang yang berada di dalam kenyamanan palsu karena ditopang oleh kesenangan palsu.

Biarlah kita menyadari betapa tidak mungkin kita kembali kepada Tuhan. Kita tidak mungkin ingin meninggalkan dosa-dosa kita. Kita tidak mungkin ingin menggantikan semua kenikmatan palsu itu dengan mengenal salib Kristus. Kita sudah terlalu nyaman dengan tipuan dosa. Bagaimana dengan keadaan kita? Apakah kita mau berbalik dari dosa-dosa kita? Apakah kita telah menyadari cemar dan rusaknya cara hidup yang lama? Maukah kita berbalik dari dosa-dosa kita dan hidup dengan sungguh-sungguh percaya kepada Yesus Kristus? Jika semua ini dijawab dengan “ya”, berarti Roh Kudus sedang bekerja di dalam hati kita. Hanya karena Roh Kudus telah bekerja, bahkan bekerja dengan melahirkan kita kembali, hanya karena inilah kita sanggup sungguh-sungguh berubah.

Jadi, inikah hukuman? Ya. Hukuman dari Tuhan yang membiarkan manusia “menikmati” kegelapan mereka. Kemarahan Tuhan bisa dinyatakan dengan membiarkan orang berbuat jahat (Rm. 1:23-24). Sadarilah hal ini! Hidup di dalam dosa adalah penderitaan. Hidup di dalam belenggu hawa nafsu cemar adalah penderitaan. Hidup di dalam penipuan adalah penderitaan. Hidup di dalam manipulasi orang lain adalah penderitaan bagi yang melakukan manipulasi! Hidup di dalam harta yang didapat dari korupsi adalah penderitaan. Hidup mengutamakan dunia adalah penderitaan. Semua ini adalah hidup sengsara yang, herannya, dikejar oleh orang-orang yang hidup di dalam kegelapan. Sukses duniawi, serakah, ambisi bagi nama sendiri, semua ini adalah kesengsaraan. Mengapa bisa nyaman dengan semua ini? Kita tidak merasa rusak, tidak merasa cemar, dan tidak merasa perlu untuk mengenal Yesus Kristus. Mengapa mereka tidak merasa perlu mengenal Yesus Kristus? Karena untuk mengenal Yesus Kristus semua hal-hal cemar tadi harus dibuang.

Dosa menjerat manusia dengan sangat dalam. Sulit untuk lepas. Karena dosa membuat manusia menikmati kenikmatan yang sangat diperlukan, tetapi dimanipulasi. Manusia memerlukan relasi yang dalam, dan dosa menawarkan relasi manipulatif dan saling memanfaatkan. Seperti sudah berelasi, tetapi sama sekali belum. Manusia memerlukan iman dan keamanan di dalam janji Tuhan, tetapi dosa menawarkan alternatif uang. Uanglah pemberi keamanan, bukan janji Tuhan. Manusia memerlukan kesenangan sejati di dalam damai sejahtera, tetapi dosa menawarkan alternatif melampiaskan hawa nafsu. Penghiburan dari Tuhan diganti dengan hiburan-hiburan kosong yang hanya membius sementara, tetapi memberikan kekosongan seterusnya. Inikah hidup? Dijerat hawa nafsu itu hidup? Melihat relasi untuk menipu orang adalah hidup? Kecanduan seks adalah hidup? Kehidupan malam adalah hidup? Tidak, itu bukan hidup! Itu adalah jerat hidup yang membuat hidup menjadi rusak. Betapa mengerikannya jika Tuhan membiarkan kita keras hati dan terus hidup dengan cara yang merusak hidup! Itu sebabnya mari kembali kepada Tuhan. Menikmati berkat-Nya dan kasih-Nya, tuntunan-Nya, dan terutama penebusan-Nya, inilah hidup yang sejati. Inilah terang itu! Kita harus datang kepada terang itu dan mengakhiri kehidupan gelap yang selama ini kita jalankan.