artikel acceptance " who is my neighbour, rabbi ?"

Bacaan: Lukas 10:36
Nasir Abbas merupakan seorang mantan pimpinan kelompok Jamaah Islamiyah (JI) yang jaringannya pernah tersebar di Asia Tenggara. Tujuan dari didirikannya JI ini hanya satu, yaitu mendirikan sebuah negara berasaskan satu agama. Pada tahun 2003, Nasir Abbas tertangkap dalam sebuah penggerebekan di Bekasi dan menjalankan hukuman penjara selama dua tahun.
Yang mengherankan adalah, ketika berada di penjara, ia berbalik haluan dan justru menjadi kolaborator Polri dalam mengungkap jaringan teroris JI. Apa yang membuatnya dapat berbalik lebih mencengangkan. Menurut pengakuannya, dia berbalik haluan setelah melihat sendiri bahwa para anggota polisi pun adalah seorang Muslim yang taat. Sedangkan polisi yang non-Muslim memperlakukannya dengan baik. Dia merasa bahwa doktrin yang selama ini disampaikan oleh kelompok JI adalah salah.
Secuplik kisah di atas menjadi pengantar kepada refleksi kita sebagai seorang Kristen. Mungkin kita sering mendengar, atau bahkan yang mengatakan, bahwa dunia berdosa sudah jatuh dan jauh dari penerimaan Tuhan. Namun kita yang merasa sudah diterima Tuhan tak jarang membuat orang di luar sana sulit melihat bahwa penerimaan Tuhan melalui pengorbanan Kristus adalah apa yang selama ini mereka cari. Tak ada perlakuan kita yang mencerminkan bahwa kita adalah orang yang pernah mendapat penerimaan dan belas kasihan Tuhan.
Jadi, sungguhkah kita sudah dikasihi Tuhan ketika tidak pernah ternyatakan dalam hidup kita untuk mengasihi sesama kita manusia seperti diri kita sendiri?