Dari manakah yesus?

Devotion from Yohanes 9:26-34

Orang buta itu menyindir orang-orang Yahudi yang terus menerus meminta dia mengulangi kisah kesembuhannya (ay. 27). “Apakah kamu mau menjadi murid Orang itu (seperti saya juga mau menjadi murid-Nya)?” Orang Yahudi itu segera menyangkal. Mereka adalah murid Musa, bukan murid Yesus. Mereka mempertentangkan ajaran Musa dengan ajaran Yesus. Alasan yang mereka kemukakan adalah bahwa ajaran Musa berasal dari Allah. Musa menerima firman dari Allah, dan Israel menaati firman itu sebagai identitas mereka. Musa adalah pemimpin mereka yang memberikan mereka hal yang sangat penting, yang memberikan mereka ciri yang unik sebagai umat Tuhan, yaitu Taurat. Tetapi apakah yang difirmankan oleh Allah di dalam Taurat? Banyak hal. Tuhan memberikan firman yang memerintahkan Israel untuk hidup kudus, hidup benar dan adil, dan hidup dengan mengasihi Allah dan sesama. Tetapi, selain hal-hal itu, Tuhan juga memberikan nubuat tentang Sang Nabi yang akan diutus-Nya untuk menyatakan firman Tuhan bagi Israel. Inilah nubuat tentang Sang Mesias, yang juga adalah Nabi yang menggenapi tugas para nabi sebelum Dia. Namun, para murid Musa ini, yaitu orang-orang Yahudi dan orang-orang Farisi, melihat Taurat sebagai pemberi identitas. Taati Taurat, supaya kita hidup dengan cara yang unik, berbeda dari bangsa-bangsa lain yang cemar. Taurat adalah pembimbing mereka untuk membuat mereka lebih baik daripada bangsa-bangsa lain. Sayangnya, cara melihat Taurat sebagai pembentuk identitas yang agung ini akan mengurung cara Israel memahami Taurat. Mereka tidak akan mengerti bahwa Taurat akan digenapi. Mereka tidak bisa mengerti bahwa Taurat bukanlah klimaks dari Perjanjian Allah dengan Abraham. Mereka tidak mau menerima fakta bahwa Taurat akan disempurnakan oleh Dia yang diutus oleh Allah. Mereka tidak mau percaya bahwa mereka adalah umat di dalam perjalanan menjadi sempurna. Mereka menganggap bahwa merekalah puncak, kesempurnaan pekerjaan Allah. Jika nanti Sang Raja, Anak Daud bertakhta, akan menjadi nyata bahwa Israel adalah puncak dari pekerjaan Allah. Tetapi ternyata tidak. Israel dipakai Tuhan sebagai bangsa yang akan melahirkan Sang Mesias yang Allah janjikan. Sang Mesias inilah kesempurnaan dari pekerjaan Tuhan, bukan Israel. Sang Mesias inilah puncak dari sejarah keselamatan Allah, bukan Israel. Sang Mesiaslah kemuliaan dari umat Allah, bukan Israel.

Kegagalan ini sangat fatal. Mereka menganggap Taurat telah selesai dinyatakan, Musa adalah nabi yang paling puncak, dan mereka adalah umat Allah di dalam kepenuhannya. Mereka merasa tugas mereka hanya tinggal menanti kedatangan Sang Raja, Anak Daud, yaitu Mesias untuk memerintah. Semua sudah beres, kecuali fakta bahwa mereka sedang dijajah. Tetapi tidak demikian di dalam pandangan Allah. Segala sesuatu dari Israel tidak beres. Mereka gagal menaati Taurat, mereka gagal melihat rencana Allah, dan mereka gagal sebagai umat yang menyatakan kemuliaan Allah. Kegagalan-kegagalan inilah yang membuat kedatangan Kristus mutlak diperlukan. Kedatangan Kristus akan membereskan kegagalan-kegagalan ini sekaligus memberikan pusat ibadah yang baru, yaitu Kristus sendiri. Dia tidak hanya datang untuk bertakhta sebagai raja, Dia juga datang untuk menjadi Imam yang sejati. Dia juga datang untuk menjadi pengajar yang sejati. Yesus tidak bisa disejajarkan dengan para pengajar Israel. Seluruh pengajar Israel harus tunduk kepada pengajaran Yesus. Yesus menggenapi tugas nabi dan pengajar. Dia Raja, Imam, dan juga Nabi.

Ketika orang-orang Yahudi terus meragukan siapa Kristus, orang buta itu menunjukkan bagaimana dia dapat melihat dengan tepat karena mata hatinya yang jernih. Dia mengingatkan para pemimpin agama untuk berpikir sehat. Sebenarnya cara untuk memastikan apakah Yesus datang dari Allah atau bukan itu sangat mudah. Mereka hanya perlu menjawab pertanyaan orang buta ini di ayat 30 dan 31. Jika Yesus bukan dari Allah, bagaimana mungkin Dia memelekkan mata orang buta? Bagaimana mungkin Allah bekerja melalui Dia memulihkan umat Tuhan dengan mukjizat yang sangat bersifat simbolik ini? Ini pertanyaan yang sangat penting. Apakah mungkin asal usul Yesus diragukan jika kita melihat apa yang telah Dia kerjakan? Tidak mungkin. Tetapi bukannya menjawab orang buta itu, mereka malah mengusir dia keluar dari tempat persidangan itu. Orang percaya ditindas dan diusir oleh pemimpin umat yang palsu. Domba milik Allah dibuang oleh gembala-gembala palsu!

Untuk direnungkan:
Betapa indahnya pesan dari firman Tuhan pada hari ini. Tuhan mengingatkan kita bahwa bahkan orang buta pun bisa Tuhan berikan pengelihatan, bukan hanya pada mata fisiknya, tetapi juga pada mata rohaninya. Dia bisa melihat Tuhan bekerja di dalam pekerjaan Kristus. Kristus menyatakan identitas-Nya melalui pekerjaan-Nya. Dialah Sang Mesias itu. Pekerjaan Tuhan dinyatakan dengan begitu jelas, tetapi tidak banyak yang diberi anugerah untuk melihatnya. Tidak banyak yang diberi anugerah, tetapi jika Tuhan berkehendak, orang buta pun akan melihatnya. Tetapi orang-orang yang terus mengeraskan hati tidak akan melihat apa-apa.

Tuhan menyatakan diri-Nya melalui alam, tetapi orang yang mengeraskan hati tidak melihat apa-apa. Tuhan menyatakan diri-Nya melalui Musa dan para nabi, tetapi orang yang mengeraskan hati tidak melihat apa-apa. Tuhan menyatakan diri-Nya dengan sempurna melalui Anak-Nya, yaitu Yesus Kristus, dan orang yang mengeraskan hati menolak, menghina, bahkan menyalibkan Dia! Tuhan menyatakan diri-Nya melalui Roh Kudus yang membawa berita Injil melalui para rasul dan pemberita Injil, dan orang yang mengeraskan hati menolak berita itu, menganggapnya sebagai batu sandungan atau sebagai kebodohan. Apakah kita juga mengeraskan hati? Apakah kita sudah terbiasa mengabaikan pernyataan diri Allah? Jangan-jangan kita melatih hati kita untuk keras, tidak peka, terbiasa dengan pemberontakan kepada Allah, terbiasa dengan siraman hawa nafsu cemar yang menjijikkan dan membutakan mata rohani kita? Apakah kita menolak ketika khotbah diberitakan? Menganggapnya angin lalu yang biasa dan lewat begitu saja? Apakah kita menolak peringatan Tuhan? Menganggapnya suatu berita kosong tanpa kekuatan untuk dinyatakan? Apakah kita terus mengabaikan Tuhan? Menganggapnya sebagai berita kuno orang-orang bodoh yang tidak layak didengar lagi pada zaman ini? Jangan biarkan hati kita terus keras! Jangan permainkan kebenaran! Tidak selamanya kita sanggup mengabaikan Tuhan. Suatu saat penghakiman Tuhan akan datang, dan pada saat itu kita tidak akan sanggup mengabaikan Dia lagi. Itulah sebabnya kita terus diperingatkan untuk tidak mengabaikan Dia ketika Dia menyatakan diri dengan penuh kelemahlembutan. Jangan keraskan hatimu saat ini! Tetapi jika kita tetap memilih untuk keras hati, maka akan datang saatnya kuasa kebenaran Tuhan dinyatakan, hikmat Tuhan yang mempermalukan orang-orang pandai ditinggikan, dan Allah penguasa segala zaman akan menyatakan takhta-Nya. Jika saat itu tiba, sudah sangat terlambat bagi kita untuk mengubah hati kita.

Doa:
Ya Tuhan, ajarkan kami melihat pekerjaan-Mu. Pekerjaan-Mu di dalam alam semesta yang megah dan indah ini. Pekerjaan-Mu melalui gereja-Mu. Pekerjaan-Mu melalui firman yang dikhotbahkan. Pekerjaan-Mu menyatakan diri-Mu melalui Kitab Suci. Kami sudah muak dengan kerasnya hati kami, ya Tuhan. Kami rindu dapat melihat kemuliaan-Mu, kami rindu memahami dan menghargai kebenaran-Mu. Kami mau lebih lagi mengasihi-Mu melalui memahami-Mu. Tolong kami ya Tuhan. Berkati kami seperti Engkau memberkati orang buta itu dengan hati yang mampu melihat Engkau.