Devotion from Yohanes 6:60-71
Murid-murid Yesus bersungut-sungut karena perkataan Yesus yang bagi mereka keras. Mengapa keras? Karena mereka tidak mengerti bahwa Yesus sedang berbicara tentang diri-Nya sebagai domba paskah yang harus dimakan oleh umat Tuhan agar mereka luput dari maut. Mereka mendengar perkataan Yesus dan menafsirkannya secara literal. Mereka tidak tahu kalau Yesus sedang berbicara tentang hal-hal yang telah diajarkan di dalam Kitab Suci mereka. Apakah Yesus sengaja membuat mereka salah memahami Dia? Tidak. Yesus telah mengatakan bahwa siapa pun yang memakan Dia akan memperoleh hidup yang kekal, dan siapa pun yang memakan Dia akan dibangkitkan oleh Dia pada akhir zaman (ay. 39-40). Di dalam ayat 37 Yesus juga telah mengatakan bahwa Dia tidak akan membuang siapa pun yang datang kepada Dia. Dari ayat-ayat ini saja kita dapat mengetahui bahwa Yesus tidak sedang berbicara tentang kanibalisme. Tetapi orang-orang yang mendengarnya sangat sempit hatinya. Mereka menafsirkan perkataan Yesus dengan salah (ay. 53). Mereka mengejar hal-hal duniawi yang hanya berkait dengan kehidupan yang terlihat saat ini saja. Roti, minuman, raja yang memberi roti, hanya ini yang mereka ketahui. Jika seseorang memenuhi pikirannya hanya dengan hal-hal yang sementara saja, maka pikirannya akan menjadi kaku dan tidak terlatih untuk menerima berita yang kekal dari Allah. Siapa pun yang mengarahkan hatinya hanya kepada dunia ini saja akan sulit memahami berita tentang dunia yang akan datang. Siapa pun yang melihat hanya roti untuk mengenyangkan perut saja, dia akan sulit melihat Roti Hidup yang turun dari surga.
Yesus mengetahui di dalam hati-Nya bahwa para murid tidak memahami Dia dan mengeluh kepada Dia. Yesus pun menjelaskan kepada mereka dengan teguran yang sama seperti yang Dia berikan kepada Nikodemus (Yoh. 3:12). Yesus mengingatkan mereka untuk mulai berpikir tentang kerajaan yang akan datang itu. Memikirkan perkara surgawi, yaitu kehidupan yang sebenarnya, yang akan Tuhan bawa ke bumi ini. Siapa yang tidak bisa memahami perkara-perkara rohani, sebenarnya dia tidak bisa hidup secara tepat di bumi ini. Perkara-perkara rohani adalah hal-hal yang Tuhan siapkan bagi bumi yang sempurna. Itulah sebabnya Tuhan Yesus mengatakan bahwa daging sama sekali tidak berguna (ay. 63). Bukan roti dan daging yang memberi hidup, tetapi Roh. Apakah gunanya hidup jika hanya dilihat sebagai suatu aktivitas tubuh kita? Hidup karena jantung berdetak, otak berfungsi, tetapi tidak ada pengenalan tentang siapakah Allah dan apakah yang sedang Dia kerjakan di bumi ini. Jika demikian pengertian hidup, maka hidup seperti ini sama sekali tidak berguna. Roh memberi hidup yang sejati. Seluruh aktivitas tubuh dan juga kebutuhan makan menjadi sesuatu yang bermakna jika hidup yang sejati telah kita miliki. Hidup sejati di dalam pengenalan akan Allah yang benar dan penuh kasih. Jika tidak ada hati yang mengasihi Allah, apakah gunanya makan roti dan bertahan hidup?
Tetapi setelah memberikan penjelasan tambahan, Yesus tetap mengatakan bahwa hanya orang yang dikaruniakan oleh Allah sajalah yang dapat datang kepada Yesus. Apakah penjelasan Yesus mudah dimengerti oleh orang-orang berdosa? Tidak. Apakah ada kemungkinan orang-orang berdosa datang kepada Yesus? Ya, yaitu kalau Allah mengaruniakannya kepada mereka. Orang-orang yang dikaruniakan Allah untuk datang kepada Yesus mungkin belum memahami apa yang Yesus ajarkan. Bahkan para rasul pun sering kali salah memahami perkataan-perkataan Yesus. Tetapi mereka dengan rendah hati mengikuti Dia. Mereka tidak dengan angkuh berpegang pada pengertian mereka yang semula. Mereka dengan rela mengikut Tuhan walaupun banyak hal belum mereka pahami. Tetapi sebaliknya dengan orang-orang lain, mereka menolak Yesus bukan hanya karena tidak mengerti perkataan Yesus, tetapi karena mereka ingin Yesus menjadi seperti yang mereka inginkan. Murid-murid sejati ingin menjadi seperti yang Yesus mau, tetapi murid-murid palsu ingin menjadikan Yesus seperti yang mereka mau. Pengertian kita terlalu sedikit dan terus bertumbuh. Sering kali kita pun tidak mengerti apa yang Yesus sedang ajarkan. Tetapi dengan rendah hati kita bersedia untuk diajar, diubah, dan dibentuk oleh firman Kristus. Inilah yang membedakan kita dengan murid yang palsu.
Banyak orang yang mulai meninggalkan Yesus karena perkataan yang Dia ajarkan. Jika Yesus hanya memberi mukjizat dan tidak mengajar apa pun, mungkin seluruh Israel akan mengikut Dia. Jika Yesus mau menyesuaikan diri-Nya dengan tuntutan orang Israel, pasti Dia akan mereka dukung menjadi raja. Tetapi Yesus tidak mau menjadi raja karena dukungan manusia. Jika bukan Bapa-Nya yang di surga yang memberikan kepada Dia, maka Dia tidak menginginkan itu. Maka banyak orang yang kecewa dan meninggalkan Yesus. Mereka berpikir bahwa mereka sedang merugikan Yesus, Dia akan kekurangan pengikut. Dia akan menjadi Mesias yang gagal karena ditinggalkan rakyat banyak. Tetapi ini sungguh pemikiran yang bodoh sekali. Mungkinkah Dia dirugikan oleh orang-orang yang tidak mau datang kepada-Nya? Tidak mungkin. Dia memperoleh segala sesuatu dari Bapa, mengharapkan segala sesuatu dari Bapa, menikmati segala sesuatu dari Bapa. Bagaimana mungkin sekelompok orang ini merugikan Dia karena mereka meninggalkan Dia? Sebaliknya, orang-orang itu merugikan diri mereka sendiri. Mereka memerlukan Yesus Kristus lebih daripada apa pun di dunia ini. Tetapi mereka meninggalkan Dia dan mereka menuju kebinasaan mereka sendiri.
Jika tidak dianugerahkan oleh Bapa di surga, tidak ada seorang pun akan datang kepada Yesus. Semua hanya menginginkan hal-hal yang memuaskan hawa nafsu dan keinginan yang berdosa. Semua ingin segala sesuatu yang mementingkan diri sendiri, memuaskan diri sendiri, mengagungkan diri sendiri, tidak heran jika semua sulit menerima Yesus. Yesus begitu berbeda, Dia mengosongkan diri, memuaskan hati Bapa di surga, mengagungkan Bapa di surga, dan mementingkan kesejahteraan umat Allah walaupun berarti Dia harus mati sekalipun. Sangat tidak cocok dengan dunia ini. Karena itulah, jika Allah tidak menganugerahkan kepada kita, kita pun tidak mungkin datang kepada Yesus.
Tetapi apakah ini berarti semua orang yang datang kepada Kristus adalah orang-orang yang ditarik oleh Bapa kepada Kristus? Ternyata tidak. Yesus mengatakan bahwa ada di antara orang-orang yang mengikut Dia yang ternyata dari Iblis (ay. 70).
Untuk direnungkan:
Tuhan memanggil kita agar kita menyembah Dia, mengenal Dia, dan hidup di dalam kasih-Nya. Tetapi tidak seorang pun menginginkan hal ini, termasuk kita. Tetapi jika kita ternyata berubah, menjadi orang-orang yang lembut hati mau mengikut Tuhan, hidup di dalam kasih-Nya, dan menyerahkan hati untuk mengasihi Tuhan, maka kita tahu bahwa ini adalah pekerjaan Tuhan. Tuhan yang menggerakkan kita dengan gerakan yang begitu lembut dan penuh belas kasihan. Hati kita perlahan-lahan menginginkan untuk ikut Tuhan. Hati kita perlahan-lahan ingin menaati Dia, ingin bersama Dia, ingin mengasihi Dia. Semua ini hanya mungkin karena Tuhan yang menarik kita datang kepada Dia. Tetapi jangan lupa satu hal. Di tengah-tengah orang-orang yang datang kepada Yesus untuk mengikut Dia, ternyata ada juga orang yang berasal dari si Jahat. Di dalam gereja Tuhan tetap ada orang-orang yang ikut Tuhan untuk mengacaukan gereja-Nya, mengacaukan pekerjaan-Nya, dan mengacaukan iman umat-Nya. Ini sesuatu yang tidak bisa kita hindari sebelum Kristus datang kedua kalinya nanti. Biarlah kita menyadari bahwa hanya melalui firman Kristus sajalah ada hidup yang kekal sehingga kita menjalani hidup kekal itu selama kita hidup di bumi ini dengan kesadaran yang benar. Kesadaran bahwa tidak ada cara lain untuk hidup selain mengikuti Dia dengan setia. Tidak ada kemungkinan lain untuk hidup selain mengikuti Kristus dan firman-Nya.