Tubuh dan darah Kristus

Devotion from Yohanes 6:41-59

Yesus mengatakan bahwa Dialah roti yang turun dari surga. Apakah perbedaan dari roti manna yang dimakan oleh nenek moyang orang Yahudi dengan Yesus Kristus? Yang pertama adalah roti manna diberikan kepada semua orang Israel, sedangkan Kristus diberikan hanya kepada mereka yang ditarik oleh Bapa untuk datang kepada Kristus. Tidak semua orang berbagian di dalam roti surga, yaitu Yesus Kristus. Jika Tuhan memberikan pemeliharaan-Nya secara umum, maka Dia memberikan anugerah keselamatan-Nya hanya kepada sebagian orang saja, yaitu orang-orang yang telah dipilih-Nya dari semula. Tuhan tidak memberikan Kristus untuk dunia ini, bahkan Tuhan tidak memberikan Kristus kepada semua orang yang mengaku sebagai umat-Nya. Tuhan hanya memberikan Kristus kepada mereka yang sungguh-sungguh umat, yaitu mereka yang dipilih oleh Tuhan. Mereka inilah yang mendapatkan janji dari Tuhan, yaitu janji yang digenapi oleh Kristus. Janji hidup yang kekal di dalam kasih dan mengenal Allah melalui pengajaran-Nya (ay. 45) sebagai murid-murid yang dikasihi-Nya.

Yang kedua, roti manna diberikan supaya Israel memiliki kekuatan untuk berjalan di padang gurun hingga mereka tiba di Tanah Perjanjian. Setelah mereka tiba di Kanaan, manna itu pun berhenti turun (Yos. 5:12). Tetapi Yesus Kristus diberikan sampai umat Tuhan melihat Tuhan di surga. Yesus Kristus adalah roti yang turun dari surga untuk membawa orang ke surga. Mengapa ke surga? Karena di situlah Allah bertakhta. Yesus membawa umat Allah yang sejati kepada Allah, bukan hanya kepada tempat tertentu. Di dalam roti surga inilah kita dapat mengenal Allah dan dapat datang kepada Dia. Dia tidak membawa kita untuk menikmati dunia. Dia membawa kita untuk menikmati Allah sendiri.

Tetapi bagaimanakah caranya semua ini dapat kita miliki? Semua dapat kita miliki jika kita berbagian di dalam Dia. Dengan cara apakah kita berbagian di dalam Dia? Dengan cara memakan Dia. Tentu saja Yesus tidak memaksudkan kita menjadi pemakan daging manusia. Yang Dia mau tekankan adalah bahwa untuk kita semua bisa berbagian di dalam Dia, Dia harus memecahkan tubuh-Nya. Tubuh-Nya harus dibagi-bagi kepada semua orang-orang yang akan diselamatkan. Untuk itu Dia harus mati sehingga tubuh-Nya dapat diberikan kepada banyak orang. Sama seperti sebuah roti harus dibagi-bagi dengan cara dipecah-pecahkan agar bisa diterima oleh semua orang yang makan di meja itu, demikian juga tubuh Kristus harus dipecah-pecahkan agar bisa diterima semua orang yang akan makan bersama Allah di dalam zaman akhir nanti. Ini berarti kematian-Nya ditekankan dengan cara yang digambarkan oleh sebuah roti. Yesus menyerahkan tubuh-Nya untuk dipecah-pecahkan. Dia menyerahkan diri-Nya untuk dimiliki oleh semua orang yang datang kepada Dia. Dia menyerahkan diri-Nya demi orang-orang yang dipilih oleh Bapa di surga.

Tetapi ada hal lain lagi yang juga digambarkan di sini. Yesus juga berkata bahwa tubuh-Nya yang dimakan dan darah-Nya yang diminum akan memberikan hidup yang kekal (ay. 54). Kematian-Nya adalah kematian yang sangat berkuasa. Dia tidak menyerahkan diri-Nya di dalam kelemahan dan Dia tidak menjadi takluk oleh kematian. Dia dengan aktif menyerahkan diri-Nya dan dengan kuasa-Nya, kematian-Nya dapat memberikan hidup kepada setiap orang yang datang kepada-Nya. Ini gambaran yang sangat indah karena menyatakan betapa berkuasanya Kristus. Bayangkan kita semua diundang datang ke meja dengan roti yang adalah tubuh Kristus dihidangkan. Lalu kita memakan roti surga itu. Ternyata dengan adanya roti surga itu di dalam kita, maka kita akan memiliki kuasa Dia, yaitu kuasa yang mengalahkan kematian. Siapa pun yang datang kepada Kristus akan berbagian di dalam kuasa-Nya yang mengalahkan maut.

Setiap orang yang datang kepada Kristus dan percaya kepada-Nya, menjadi milik-Nya. Dan siapa pun yang menjadi milik-Nya hanya mungkin digerakkan untuk datang kepada-Nya karena ditarik oleh Bapa di surga. Tidak ada yang dapat menjadi milik Kristus dengan mengandalkan diri sendiri. Orang banyak yang mendengarkan Yesus sering kali salah memahami apa yang Yesus katakan. Hanya orang-orang yang dipilih oleh Allah untuk menjadi milik-Nyalah yang akan memahami dan menerima perkataan Yesus. Jika kita dapat menjadi pengikut Yesus Kristus, menerima pengajaran-Nya, setia kepada Dia, menjadi umat-Nya yang taat kepada-Nya, semua ini dikerjakan oleh Allah. Kita semua adalah orang-orang yang diberikan Allah kepada Kristus untuk menjadi milik Kristus. Dan untuk orang-orang yang diberikan Allah kepada-Nya inilah Kristus memecahkan tubuh-Nya di kayu salib. Ini anugerah besar yang tidak mungkin dipahami dan dinikmati oleh orang-orang di luar Kristus.

Orang-orang Yahudi yang mendengarkan Dia mengira Dia sedang mengajarkan kanibalisme (ay. 52), tetapi siapa pun yang menjadi milik Kristus akan mengerti bahwa Kristus sedang berbicara mengenai kematian-Nya yang menyelamatkan, sama seperti orang Israel di Mesir di dalam Kitab Keluaran (Kel. 12:1-11). Ketika terjadi tulah mematikan, yaitu tulah ke-10 yang menyebabkan anak-anak sulung Mesir mati, seluruh orang Israel luput dari tulah ini. Mereka luput karena mereka berbagian di dalam darah kambing atau domba yang dipilih untuk menjadi korban. Mereka luput karena mereka memakan daging hewan korban itu. Demikian juga umat-Nya yang sejati. Umat Tuhan yang sejati luput dari maut dan memperoleh hidup yang kekal, yaitu hidup di dalam persekutuan yang sempurna dengan Allah, Kristus, dan sesama umat-Nya yang sejati. Bagaimanakah caranya umat Tuhan yang sejati luput dari maut? Dengan menerima pengorbanan Kristus di kayu salib, pengorbanan yang akan memberikan kekuatan kepada kita untuk mengalahkan maut dan bangkit dari kematian, sama seperti Yesus bangkit dari kematian. Inilah yang dimaksud dengan memakan daging Kristus dan meminum darah-Nya.

Untuk direnungkan:
Sungguh sulit untuk memahami perkataan Kristus jika kita tidak memahami bahwa Dialah Juru Selamat yang menggenapi janji Allah di dalam Perjanjian Lama. Kita sulit memahami siapa Dia jika kita juga menolak pekerjaan-Nya yang menebus kita. Jika kita terus-menerus menolak Dia, terus menerus mengabaikan siapa Dia, maka tidak mungkin kita akan memiliki harapan untuk benar-benar mengenal Allah dengan benar. Tanpa mengenal Allah, tidak ada hidup yang kekal. Sadarkah kita apa makna hidup yang kekal itu? Mengasihi Allah Tritunggal dan dikasihi oleh Allah Tritunggal, serta hidup di dalam kasih dan persekutuan yang sempurna dengan Allah Tritunggal dan sesama orang tebusan lainnya, itulah hidup yang kekal itu. Inilah hal yang manusia perlukan. Tanpa ini semua manusia mati. Hidup secara tubuh, tetapi mati secara relasi. Itulah penyebab segala kekosongan, kehampaan, ketidakberartian, dan semua ini membuat manusia menjadi serakah, egois, menghancurkan diri, menghancurkan orang lain, dan akhirnya mengalami murka Tuhan dan terpisah dari Dia selama-lamanya. Ini benar-benar adalah keadaan yang sangat menakutkan.

Tetapi jika kita menjadi milik Tuhan, maka Tuhan akan mengajar kita untuk mengenal Dia. Mengajar kita melalui pembacaan Kitab Suci, melalui pengajaran para hamba Tuhan, melalui gereja-Nya, semua akan Tuhan pakai untuk membuat kita tidak terus menerus hidup di dalam kebodohan dan mengabaikan siapa Kristus. Dan di dalam bagian hari ini, Kristus memberikan tubuh dan darah-Nya bagi orang-orang yang menjadi milik-Nya. Bagaimana mungkin kita menerima pemberian yang begitu agung ini dan tidak mengetahuinya? Biarlah hari ini kita tahu bahwa di dalam diri kita telah ada roti surga yang berkuasa mengalahkan maut. Biarlah hari ini kita tahu bahwa di dalam pengorbanan Kristus ada kasih Allah yang tidak akan ditarik kembali. Biarlah hari ini berita kematian Kristus dan kebangkitan-Nya yang penuh kuasa mengubah kita dari orang-orang yang mengabaikan Kristus dan tidak memedulikan pekerjaan-Nya, menjadi orang yang mengasihi Dia dengan segenap hati.