Devotion from Yohanes 10:19-25
Bagian ini ditutup dengan perdebatan orang-orang tentang siapakah Kristus. Perdebatan ini akhirnya mendorong mereka untuk meminta kepastian kepada Yesus pada hari raya Hanukkah, penahbisan Bait Suci. Setelah Yesus mengajar tentang Gembala yang baik, banyak orang menjadi bingung. Mengapa Sang Gembala itu harus memberikan nyawa-Nya? Mengapa Mesias harus mati? Tema Mesias yang menderita ternyata sangat sulit diterima oleh orang Israel. Mesias harus jaya dan mengalahkan raja-raja seluruh dunia. Seluruh kerajaan harus takluk kepada Israel. Tetapi bagaimana mungkin kerajaan-kerajaan takluk kalau Sang Mesias Israel ternyata harus mati? Itu sebabnya banyak orang mengatakan bahwa Yesus kerasukan setan atau gila (ay. 20). Perkataan Yesus seperti perkataan orang gila bagi mereka yang ingin pahlawan perang yang dapat membunuh Goliat dengan sebuah batu. Tetapi orang lain lagi mengingatkan mereka bahwa Yesus melakukan hal-hal yang sangat spektakuler. Perkataan-Nya seperti orang gila? Seperti orang kerasukan setan? Kalau begitu mengapa perbuatan-Nya seperti orang yang penuh Roh Kudus? Bisakah orang gila atau kerasukan setan disertai Allah sehingga memberikan pengelihatan kepada orang yang lahir buta? Ini bukan lagi menyembuhkan penyakit. Ini sama seperti menciptakan ulang mata orang yang lahir buta itu. Perdebatan ini menbuat banyak orang menjadi bimbang. Perkataan-Nya sangat mengundang kontroversi, tetapi perbuatan-Nya sangat menakjubkan. Haruskah kita tolak perkataan-Nya? Tetapi bisakah kita menolak perkataan-Nya dan menerima perbuatan-Nya? Dua hal ini sepertinya menyatakan tentang dua orang yang berbeda. Perbuatan-Nya sangat menandakan bahwa Dia adalah Mesias, tetapi perkataan-Nya sangat sulit diterima orang Yahudi.
Tetapi dua hal ini, yaitu mempertentangkan perkataan dan pekerjaan Yesus, sebenarnya bukan masalah besar. Mereka bersikeras menjadikan perbedaan ini suatu masalah besar, tetapi sebenarnya masalah akan teratasi jika saja mereka dengan rendah hati menerima ajaran Yesus, yaitu ajaran bahwa Sang Mesias akan menyerahkan nyawa-Nya. Dengan keras hati mereka mempermasalahkan perkataan Yesus. Keras hati merekalah yang menjadi masalah, bukan perkataan Yesus. Jika keras hati mereka hilang, tidak akan ada lagi pertentangan antara perkataan dan perbuatan Yesus Kristus. Tetapi mereka memilih untuk mempertahankan kekerasan hati mereka dan menjadikan perkataan dan pekerjaan Kristus saling bertentangan. Dengan masalah yang dicari-cari inilah mereka datang kepada Yesus dan bertanya meminta kepastian kepada Dia. Mereka pun bertemu Dia di Yerusalem ketika perayaan penahbisan Bait Allah. Yesus sedang berjalan di Serambi Salomo (suatu bagian Bait Allah yang baru ada pada periode Bait Allah kedua – setelah pembuangan dan penghancuran Bait yang pertama). Ini juga adalah tempat yang nanti akan dipakai oleh orang-orang Kristen untuk berkumpul dan beribadah. Mereka melihat pemandangan yang sangat agung. Sang Anak Daud berjalan-jalan di daerah yang disebut dengan nama Salomo. Hati mereka sangat tergugah, tetapi memori mereka mengingatkan mereka akan pengajaran Yesus tentang Mesias yang menyerahkan nyawa. Maka mereka pun meminta Yesus berhenti membuat mereka bimbang. Mereka meminta Yesus dengan tegas menyatakan apakah Dia Mesias atau bukan. Mereka bukan hanya meminta Yesus mengatakan bahwa Dia Mesias. Mereka juga meminta Yesus untuk mengonfirmasi bayangan mereka tentang Sang Mesias. Mereka melarang Yesus mengajarkan tentang Mesias yang berbeda dengan gambaran yang telah mereka bentuk sendiri. “Apakah Engkau Mesias? Nyatakanlah diri-Mu dengan cara yang cocok dengan gambaran kami tentang siapa Sang Mesias itu!” Begitulah kira-kira yang mereka maksudkan ketika mereka bertanya kepada Yesus. Yesus menolak untuk menggambarkan diri-Nya seperti yang mereka mau. Maka Yesus berkata dengan terus terang kalau Dia sudah menyatakan bahwa diri-Nya adalah Sang Mesias. Kalimat pengajaran Yesus tidak akan Dia ubah. Dia tetaplah Sang Mesias yang Dia gambarkan sebagai Gembala yang menyerahkan nyawa-Nya. Kalimat ini sulit diterima? Kalau sulit, bagaimana dengan pekerjaan-pekerjaan mukjizat Yesus? Apakah ini sulit diterima juga? Jika pekerjaan-pekerjaan Yesus meyakinkan mereka, maka perkataan Yesus seharusnya juga meyakinkan mereka. Baik pekerjaan maupun perkataan Yesus adalah satu. Dia adalah sebagaimana Dia menyatakan diri-Nya melalui perkataan dan pekerjaan-Nya. Sama seperti Allah menyatakan diri-Nya di dalam pekerjaan dan perkataan-Nya, demikian juga Anak Allah. Yesus Kristus menyatakan siapa diri-Nya di dalam pekerjaan dan perkataan-Nya.
Untuk direnungkan:
Jika kita ingin mengenal siapa Yesus, kita harus belajar untuk dirombak oleh Kitab Suci. Banyak hal yang kita telah bentuk di dalam pikiran kita ternyata salah. Yesus Kristus menyatakan diri-Nya dengan penuh kuasa dan kebenaran. Dia tidak akan mungkin mengubah pernyataan-Nya demi orang-orang yang salah memahami Dia. Tetapi Yesus Kristus juga tidak pernah membiarkan orang di dalam kesalahan mengerti Dia. Itulah sebabnya Dia senantiasa mengajar bangsa Israel untuk dapat mengenal Dia dengan benar. Tidak satu pun orang Israel yang memiliki pengenalan yang benar akan siapa Kristus jika dia tidak mendengarkan Allah berfirman tentang siapakah Kristus. Firman Allah lebih berkuasa daripada tradisi dan segala bentuk pemikiran lain. Ini tidak berarti bahwa Firman Allah akan selalu bertentangan dengan tradisi dan bentuk pemikiran lain dari dunia ini, tetapi ini memang berarti bahwa kuasa dan otoritas ada pada firman Tuhan, bukan yang lain. Banyak hal indah akan Tuhan perkenalkan kepada kita andai saja kita mau rendah hati diajar oleh-Nya. Andai saja orang Israel tidak keras hati, mereka akan memahami pengertian yang sangat indah, yang sebelumnya tidak mereka ketahui, yaitu pengertian tentang Sang Mesias Israel yang penuh kasih dan kerelaan berkorban. Ada begitu banyak gambaran tentang siapa Mesias, tetapi ketika Israel mempersempit diri dengan hanya mengambil satu atau dua gambaran tentang siapa Mesias, maka mereka gagal mengenal Sang Mesias ketika Dia menyatakan diri-Nya.
Kitab Suci berkuasa untuk menyusun kembali pikiran kita tentang siapa Allah dan apa yang Dia kerjakan di dalam alam ciptaan-Nya ini. Oleh sebab itu marilah kita senantiasa rela dibentuk. Kadang pembentukan Kitab Suci sangat indah dan sangat dirasakan. Tetapi juga kadang pembentukan ini sangat berat dan merombak pola pikir yang lama. Tema-tema di dalam Kitab Suci tidak selalu menyegarkan hati. Jika hati kita busuk, picik, sombong, dan kotor, maka berita Kitab Suci akan terasa berat ketika semua sifat busuk itu dibersihkan. Mari minta kerendahan hati agar pikiran kita dibentuk oleh Kitab Suci, dan pembentukan itu membuat kita semakin mengenal Tuhan dan mengasihi Dia.
Doa:
Ya Tuhan, Allah kami, tolong kami untuk melihat pembentukan yang Engkau kerjakan di dalam diri kami melalui firman-Mu. Biarlah perkataan-perkataan keras, sulit diterima, dan berbeda secara radikal dengan pengertian kami saat ini dapat kami terima dengan hati yang rela. Kami mau belajar beriman ya Tuhan. Kami mau belajar mengenal Engkau dengan benar. Kami ingin mengenal dengan benar, ya Tuhan, bukan mengenal dengan mudah, atau mengenal dengan cara yang menyenangkan. Berikan kami hati yang berlimpah dengan ucapan syukur ketika kami sedang dibentuk oleh Tuhan untuk mengenal Tuhan dengan benar dan limpah.