Devotion from Yohanes 12:1-11
Sebelum Yesus masuk ke dalam sengsara dan kematian-Nya, Injil Yohanes menunjukkan bahwa para pengikut Yesus pun sudah harus menanggung serangan dari orang-orang yang memusuhi Kristus. Seperti yang dikatakan Yesus sendiri, dunia membenci Dia karena Dia bersaksi bahwa perbuatan dunia ini jahat (Yoh. 7:7). Kebencian kepada Yesus akan berlanjut menjadi kebencian kepada murid-murid-Nya yang sejati, yaitu murid-murid yang mengikuti firman Kristus (Yoh. 15:18-19; 17:14). Firman Kristus membuat murid sejati bertindak untuk mempermuliakan Kristus, karena firman-Nya membuat murid sejati mengenal Dia, mengasihi Dia, dan berbagian untuk mengerjakan apa yang Dia kerjakan. Maria adalah murid yang sejati. Dia bertindak untuk mempermuliakan Kristus karena dia mengenal dan mengasihi Kristus. Apa yang dia lakukan di dalam Yohanes 12 menunjukkan hal ini. Dia mengenal dan mengasihi Kristus, dan karenanya dia menjadi peka serta berbagian di dalam apa yang Kristus lakukan. Dia dengan tekun menyimpan uangnya untuk membeli setengah kati (164 gram) minyak narwastu murni dan mendedikasikannya untuk mengurapi kaki Yesus. Menurut Craig Keener di dalam tafsirannya, orang-orang kaya pada zaman itu sering kali memamerkan kekayaannya dalam sebuah jamuan makan dengan wangi-wangian yang akan memenuhi ruangan dan membuat orang-orang di dalam ruangan itu menikmati wangi-wangian dan mengakui kekayaan orang yang memakainya. Tetapi wangi-wangian, yang menjadi lambang kehormatan dan kemuliaan ini, tidak dipakai sendiri oleh Maria. Dia menyiapkannya untuk Yesus. Dia tidak mempersiapkan uang dan minyak ini untuk pengakuan ataupun penghormatan bagi dirinya sendiri, dia melakukannya untuk Sang Kristus. Mengapa? Karena dia mendengar firman Allah dan mengenal Yesus Kristus. Dia tahu bahwa ini adalah kesempatan terakhir untuk memberikan pengurapan seperti ini dan dia dipakai untuk mempersiapkan kematian Sang Mesias.
Tindakan ini memancing kemarahan Yudas Iskariot. Yudas mendengar firman Tuhan melalui Yesus dengan porsi yang jauh lebih banyak daripada Maria. Yesus sering bepergian dan berada di tempat-tempat tertentu untuk secara khusus mengajar para murid-Nya, sehingga Yudas mendapatkan kelimpahan pengajaran Yesus lebih daripada Maria. Tetapi apakah dia mendengar? Tidak. Maria menggunakan uangnya untuk kemuliaan Kristus pada waktu yang tepat. Yudas mencuri uang. Yudas menggunakan kemuliaan Kristus untuk mendapatkan uang. Yudas penuh dengan kepalsuan. Mengambil uang tanpa peduli apa pun lagi. Pencuri seperti dia sangat sulit untuk memahami ajaran Kristus. Apa pun yang dikatakan tidak akan mendapat tempat di hatinya. Dia begitu memikirkan tentang jumlah uang di kas yang dipegangnya karena pencurian yang dia lakukan. Dengan mata seperti ini dia melihat peristiwa Maria mengurapi kaki Yesus dan memberikan komentar yang sangat munafik. Mengapa tidak bantu orang miskin? Seperti biasa, orang miskin dimanipulasi untuk kepentingan orang serakah. Orang yang gila kekuasaan memanfaatkan orang miskin. Menyatakan janji-janji yang seperti pro orang miskin. Tetapi orang-orang miskin itu hanya penting karena mereka dapat memilih sang politikus untuk mencapai ambisi politiknya. Demikian juga orang serakah seperti Yudas, berpura-pura mengelola badan pemberi bantuan bagi orang miskin, tetapi jatah yang dia nikmati lebih besar daripada apa yang akan diberikan kepada orang-orang miskin. Ini tipuan kuno manusia sejak zaman dulu. Berpura-pura peduli, padahal yang ada di dalam pikiran dan hatinya hanyalah diri sendiri. Tidak peduli Tuhan, pekerjaan Tuhan, waktu Tuhan, kemuliaan Tuhan, keinginan Tuhan, dan tidak peduli sesama manusia. Hanya diri, diri, diri! Tidak ada yang lain! Orang seperti ini sungguh sangat munafik. Orang-orang serakah dan munafik ini pasti tidak mengerti ibadah dan penyembahan kepada Allah. Mereka hanya bisa lihat uang. Kemuliaan Tuhan jauh lebih besar daripada uang. Orang yang hanya memberi persembahan sekadarnya karena sifat serakah, mau kuasai uang untuk memuaskan keinginan diri, dan merasa rugi ketika harus bayar uang untuk Tuhan, adalah orang yang tidak kenal Tuhan. Orang yang mengenal Tuhan selalu rasa tidak layak memberi bagi Tuhan, walaupun yang dia berikan selalu yang terbaik. Bahkan terbaik pun tidak cukup! Orang serakah mengatakan, “kalau terbaik tidak cukup, ya percuma memberi. Lebih baik simpan bagi diri sendiri.” Tetapi orang-orang yang cinta Tuhan mengatakan, “kalau terbaik saja tidak cukup, maka saya mohon anugerah supaya Tuhan menerima yang paling baik yang bisa saya berikan.” Akankah seorang laki-laki yang sangat mencintai kekasihnya, menganggap remeh pemberian bagi kekasihnya itu? Beri yang murah pun tidak apa-apa. Toh saya lebih penting daripada dia. Biar saya dapat bagian paling besar, dan dia dapat sisa saja. Ini menunjukkan bahwa kasih orang itu hanya bagi diri sendiri. Tuhan dan kemuliaan-Nya layak untuk diutamakan. Maria mengerti ini dan Yudas tidak. Dan karena kejahatannya, Yudas menghina apa yang dilakukan Maria. Dia dianggap sebagai orang yang kejam, bodoh, dan tidak perhitungan. “Terlalu boros menghabiskan minyak mahal untuk Tuhan. Beri yang murah saja untuk Tuhan.” Kira-kira itulah yang ada di dalam hati Yudas. Orang Kristen dihina dan diejek karena orang dunia ini tidak mengerti apa yang kita kerjakan. Mereka tidak mengerti pengorbanan kita layak untuk diberikan kepada Tuhan. Mereka tidak mengerti dan menghina dedikasi kita untuk Tuhan. Tetapi yang lebih menyakitkan adalah kalau sesama pengikut Kristus sendiri yang belum mengerti dan menghina dedikasi kita untuk Tuhan. Orang Kristen sejati di sepanjang zaman mengalami hal ini. Diejek dan dihina karena “terlalu setia” kepada Tuhan.
Setelah itu di dalam ayat 9-11 dicatat penderitaan lain. Lazarus terancam nyawanya karena melalui dia banyak orang percaya kepada Kristus. Dunia begitu membenci Kristus sehingga dunia ingin memusnahkan Kristus dan siapa pun yang menyebabkan banyak orang mengikut Kristus. Kebencian yang diberikan kepada Kristus, sekarang diberikan juga kepada murid-murid-Nya (Yoh. 15:19). Dunia kehilangan pengaruh, dan ini membuat mereka bergerak untuk memusnahkan Kristus dan pengikut-Nya. Lazarus ingin dibunuh karena para pemimpin agama sudah kehilangan cara untuk menghancurkan pengaruh Yesus. Pekerjaan Tuhan tidak akan terbendung, dan yang bisa dilakukan oleh dunia ini hanyalah membenci Dia dan membenci siapa pun yang mengasihi Dia. Kebencian dunia ini sangat tidak beralasan. Kebencian mereka adalah karena mereka memutlakkan diri, sehingga jikalau ada apa pun yang membuat diri tidak lagi mutlak, pasti akan menyulut kebencian. Mereka ingin ada di pusat, menjadi inti dari sejarah, menjadi penting, sehingga Tuhan pun ingin mereka marginalkan. “Tuhan di pinggir, karena saya mau di tengah. Jika Tuhan masuk ke pusat, maka saya akan singkirkan Tuhan.” Tetapi ini tidak mungkin. Tuhan akan selalu menjadi pusat dari segala sesuatu, dan pekerjaan-Nya akan mengklaim tempat sentral di dalam sejarah. Siapa pun yang membenci ini sedang membenci hal yang tidak bisa ditolak. Sentralitas Tuhan dan kerajaan-Nya adalah suatu keniscayaan yang tidak akan mungkin digantikan. Siapa pun yang menolak ini akan mulai bertindak tidak rasional, kacau, dan destruktif. Kerusakan, baik yang dialami diri maupun lingkungan, selalu terjadi karena tindakan ini. Menolak Tuhan, menolak Yang Diurapi-Nya, menolak Kerajaan-Nya adalah tindakan yang merusak diri dan sekitar. Orang-orang Yahudi, orang-orang yang tadinya adalah milik Tuhan yang spesial, sekarang merusak diri sendiri dan merusak sekitarnya karena ingin menggeser Kristus. Semakin mereka berusaha menggeser Kristus, semakin Kristus menyatakan diri sebagai yang tidak mungkin digeser (Yoh. 12:19). Semakin Allah ditolak, semakin kemuliaan-Nya dinyatakan di sekitar mereka yang telah menolak Dia. Jangan bodoh dan jangan memutlakkan diri. Biarlah Tuhan dan Kristus, juga Kerajaan-Nya mendapat tempat utama, dan biarlah dengan penuh sukacita kita menerima diri yang berada di pinggir, menikmati Allah dan Kerajaan-Nya di tempat utama. Kristuspun memberi teladan dalam hal ini. Dia rela menjadi marginal, tetapi Allah tetap memberikan kepada Dia tempat utama.