Devotion from 1 Samuel 2:1-10
Bagian ini menggambarkan ucapan syukur Hana karena Tuhan telah menjawab doanya. Tetapi puji-pujian yang dipanjatkan Hana melampaui puji-pujian seorang ibu yang memperoleh seorang anak. Puji-pujian Hana adalah puji-pujian umat Tuhan yang mengenal Tuhannya. Kalimat-kalimat yang diucapkan begitu agung sehingga membuat kita makin mengakui bahwa Hana adalah seorang perempuan yang sangat limpah dengan pengenalan akan siapa Tuhannya. Hal pertama yang dinyatakan Hana adalah bahwa Tuhanlah sumber kekuatannya (ayat 1-4). Dia tidak punya kekuatan perang, tidak punya pasukan tentara, tidak punya senjata, tetapi Tuhan yang melindungi dia. Tuhan memperhatikan mereka yang tertindas. Tuhan adalah Allah yang memberikan keadilan bagi yang diperlakukan tidak adil. Seluruh Alkitab penuh dengan tema ini. Bahkan Israel pun dibebaskan Tuhan karena Tuhan tidak tahan melihat ketidakadilan terjadi (Kel. 3:7). Dalam penghakiman akhir nanti Tuhan akan menyatakan pembalasan kepada semua penindas sepanjang zaman karena belas kasihan-Nya kepada mereka yang dibunuh dengan kejam (Why. 6:9-15). Maka aneh sekali jika ada umat Tuhan yang mengaku mengenal Tuhan, tetapi tidak memahami aspek ini dari sifat-sifat Tuhan. Aneh sekali jika umat Tuhan juga tidak tergerak oleh keadaan orang-orang yang ditindas dan diperlakukan tidak adil. Lebih aneh lagi jika ada umat Tuhan yang justru menimpakan ketidakadilan kepada orang lain. Celakalah dia!
Hal berikutnya dalam pujian ini adalah bahwa Tuhan akan menilai setiap kekuatan manusia. Ayat 3 mengingatkan untuk tidak bicara berlebihan. Segala ucapan sombong, segala pikiran yang terlalu membanggakan kekuatan sendiri akan dikoreksi oleh Tuhan. Tuhanlah yang memahami sampai di mana kekuatan seorang manusia. Oleh sebab itu Dia juga yang akan mengajarkan kerendahan hati kepada setiap orang yang menilai terlalu tinggi dirinya sendiri. Siapa yang menilai dirinya terlalu tinggi melampaui kenyataan yang ada akan direndahkan oleh Tuhan. Direndahkan sehingga dia tahu bagaimana memberikan penilaian yang tepat tentang kemampuan dirinya. Siapa sajakah orang yang meninggikan diri itu? Mari kita perhatikan ayat-ayat selanjutnya.
Ayat 4 dan 5 berbicara tentang orang-orang yang menganggap diri kuat dan kaya, tetapi lupa kalau sumber kekuatan dan sumber kekayaan yang sejati adalah Tuhan. Kekuatan Tuhanlah yang menopang manusia dan Tuhanlah yang memberikan segala yang dapat dinikmati oleh setiap orang. Siapa yang menganggap kekuatannya besar tanpa harus mengandalkan Tuhan, dialah orang yang akan direndahkan oleh Tuhan. Siapa yang mengatakan, “usahaku sendiri yang memberikan aku kekayaan ini,” dia juga akan direndahkan oleh Tuhan. Setelah itu ayat 6 sampai ayat 8 menyatakan pengenalan Hana akan Tuhan yang berdaulat atas segala sesuatu. Tuhan yang memegang nyawa setiap orang. Setiap hembusan nafas berasal dari topangan Tuhan. Nyawa setiap makhluk ada di tangan-Nya. Dia yang memberikan nafas dan dia juga yang memanggil nyawa setiap orang untuk kembali kepada-Nya. Semakin kita merenungkan hal ini, semakin kita sadar betapa rapuh dan lemahnya kita. Orang-orang yang menganggap diri kuat, kaya, dan berhikmat… kalau ternyata Tuhan akan matikan engkau besok, maka kekuatan, kekayaan, dan hikmatmu tidak akan sanggup menolongmu! Tuhan yang memberikan kelimpahan, maka Tuhan juga yang sanggup membuat orang paling kaya sekalipun menjadi miskin dalam sekejap. Dia juga yang meletakkan orang-orang yang hina dari debu untuk menjadi penguasa bersama-sama dengan para pangeran. Ayat 9 dan 10 menyatakan tentang Allah yang memberikan damai sejahtera kepada orang-orang yang dikasihi-Nya, tetapi juga memberikan kebinasaan bagi orang-orang fasik. Di sini ada perbandingan yang berbeda secara ekstrem mengenai cara Allah menyatakan diri kepada yang dikasihi-Nya dengan cara Allah menyatakan diri kepada orang-orang fasik yang memusuhi Dia. Yang satu mendapatkan kelimpahan berkat, kasih, dan penyertaan-Nya, sedangkan yang lain mendapatkan kebinasaan, murka, dan kehancuran.
Semua seruan Hana ternyata menjadi bagian dari nubuat yang Tuhan izinkan diucapkan oleh mulut seorang manusia mengenai keadaan zaman akhir nanti. Kristus dan orang-orang yang dibenarkan oleh darah-Nya akan mewakili kelompok yang dikasihi Tuhan. Kristus dan gereja-Nya adalah orang-orang yang tidak mengandalkan kekuatan dari dunia ini, tetapi yang berserah kepada Allah Bapa. Kristus dan gereja-Nya adalah orang-orang yang miskin dan lapar, tetapi diberikan kekayaan dan kelimpahan. Kristus dan gereja-Nya berada dalam keadaan yang hina dan rendah, terbaring dalam debu, tetapi ditinggikan dan diangkat menjadi pemerintah atas segala ciptaan Tuhan. Sebaliknya dengan orang-orang yang memusuhi Allah. Mereka mungkin kuat, kaya, dan mulia. Tetapi Allah akan memberikan bagian yang memang pantas mereka terima. Kekuatan mereka akan patah, kekayaan mereka menjadi tidak berharga, dan kehinaan akan menggantikan kemuliaan mereka.
Inilah puji-pujian Hana. Puji-pujian yang dipanjatkan oleh seorang perempuan biasa dengan permasalahan yang sangat kecil bila dibandingkan dengan catatan perjalanan sejarah Israel. Tetapi Tuhan memakai dia untuk menyatakan puji-pujian yang bukan saja menjelaskan dengan tepat tentang siapakah Allah, tetapi juga membukakan apa yang akan Tuhan kerjakan di dalam Kristus pada akhir zaman nanti. Inilah pengharapan besar Hana. Sebagai seorang perempuan dia datang kepada Tuhan dengan segala keluh-kesah dan permasalahannya. Tetapi sebagai umat Tuhan dia juga merindukan hal yang lebih besar, yaitu supaya kerajaan Allah jadi di bumi ini seperti di surga. Kerinduan yang sangat terlihat di dalam ekspresi ucapan syukurnya kepada Allah.
Mari kita terus memperbarui hati kita dengan firman Tuhan dan mengingat hal di bawah ini:
Biarlah pergumulan pribadi kita tidak pernah mengambil porsi utama menggantikan pergumulan umat Tuhan secara total. Sangat tidak layak bila kita berseru kepada Tuhan untuk “penderitaan” yang kita dapat dari pendapatan bulanan yang berkurang dari 20 juta menjadi 10 juta per bulan, sedangkan begitu banyak orang bahkan tidak tahu akan dapat uang dari mana untuk hidup esok hari. Demikian juga sangat tidak layak bila kita terus berseru tentang keadaan hati kita tanpa menghiraukan pergumulan seluruh gereja Tuhan. Pergumulan terbesar gereja Tuhan adalah pengharapan menantikan Kristus datang dan mendirikan kerajaan-Nya di bumi ini. Kedatangan yang akan membereskan semua ketidakadilan, semua penindasan, semua kenajisan dan kecemaran akibat dosa, dan semua penyembahan berhala yang dilakukan oleh semua manusia. Apakah pantas kalau pergumulan gereja ini tidak sedikit pun masuk ke dalam hati kita, atau kita justru menjadi tenggelam karena diri kita tidak mendapatkan apa yang diri kita inginkan? Mari belajar seperti Hana. Meskipun dirinya mengalami sakit hati, tetapi ucapan syukurnya tetap diarahkan pada hal utama, yaitu kerinduan akan kebenaran, kemuliaan, dan keadilan Allah dinyatakan di dunia. Jika kita terus merindukan hal yang benar, maka kerinduan kita tersebut akan menjadi kerinduan yang selaras dengan kehendak Tuhan, dan hanya orang-orang yang selaras dengan Tuhanlah yang akan mendapatkan kelimpahan hidup. Bahagia sejati dan kepuasan dari Tuhan akan menjadi milik mereka yang menantikan kebenaran Allah (lihat Mat. 5:6).