Devotion from 2 Samuel 14:25-15:12
2 Samuel 14:25 menyatakan bahwa Absalom begitu tampan. Dia seorang yang sangat gagah dan bahkan dalam ayat 26 dikatakan bahwa berat rambutnya saja dua ratus syikal, atau lebih dari dua kilogram. Mungkin Absalom membiarkan rambutnya menjadi panjang, lalu memberikan berbagai macam hiasan rambut yang umum pada waktu itu. Kemungkinan rambutnya juga dioles dengan debu emas sehingga menjadi begitu berat. Ketampanannya menjadikan dia sangat populer di Israel. Tetapi di dalam ayat 28 dikatakan bahwa dia tidak pernah bertemu dengan raja walaupun telah lewat dua tahun setelah dia kembali ke Yerusalem. Setelah membakar ladang Yoab untuk menarik perhatian panglima raja itu, maka Absalom bertanya kepada Yoab mengenai relasinya dengan ayahnya. Apakah dia tidak boleh lagi dianggap anak raja? Ataukah kesalahannya masih perlu dihukum lagi oleh raja Daud? Ternyata, setelah Yoab memberitahukan ini kepada raja, raja memanggil Absalom dan mencium dia. Apakah permasalahan telah selesai? Tidak. Mengapa tidak? Karena Absalom makin sadar betapa jauhnya dia dari takhta raja. Dia adalah anak ke-3 (setelah Amnon, yang telah dibunuhnya, dan Kileab – 2Sam. 3:3). Daud mungkin tidak lagi memberikan kepada dia kesempatan untuk menikmati status sebagai calon pengganti raja. Selain adanya Kileab, kemungkinan juga Daud telah mengetahui bahwa anak Batsyeba, yaitu Salomo, adalah yang akan meneruskan takhta Daud, bukan anak-anaknya yang lain. Itulah sebabnya setelah bertemu raja, Absalom menyadari bahwa dia sudah jauh dari takhta kerajaan.
Maka pada bagian selanjutnya dikatakan bahwa Absalom mengambil 50 orang prajurit untuk mengawal dia. 50 orang dan sebuah kereta kuda sebagai pameran bahwa dia adalah orang yang sangat agung. Dia bukan raja, tetapi sudah menjalankan gaya hidup seperti seorang raja. Mengapa ini terjadi setelah dia bertemu dengan Daud? Mungkin karena dia melihat bahwa dia tidak akan pernah menggantikan Daud menjadi raja. Itu sebabnya dia mulai menyusun strategi untuk menghancurkan Daud. Bagaimanakah strategi itu dijalankan? Absalom mulai bertemu dengan orang-orang yang sedang antri untuk bertemu raja. Mereka yang mempunyai permasalahan dan ingin raja menolong mereka ternyata sangat banyak. Begitu banyaknya sehingga hanya sebagian kecil yang akhirnya bisa benar-benar bertemu dengan raja. Maka Absalom mulai berbicara dengan orang-orang lain yang belum dapat bertemu raja, tetapi merupakan kawan-kawan baiknya. Maka Absalom makin gencar membelokkan hati orang Israel untuk memperkenalkan kebaikannya dan kemauannya untuk membantu orang-orang miskin dan tertindas. Kebaikan yang palsu. Kebaikan politisi yang hanya ingin dukungan untuk berkuasa. Inilah yang dilakukan Absalom dalam 2 Samuel 15:3-6.
Absalom sangat berbakat. Walaupun masih muda dia sudah sanggup membelokkan hati orang Israel, bahkan penasihat Daud, yaitu Ahitofel, juga mengikut Absalom. Inilah seorang yang sangat berkarisma dan sangat mampu membuat orang terkesan padanya. Seorang dengan karakter sangat kuat untuk memengaruhi orang lain tetapi semua ini dilakukannya untuk mendapatkan kuasa. Ambisi Absalom sekarang adalah menggulingkan keluarga ayahnya sendiri supaya dia, bukan Daud ataupun salah satu dari saudara-saudaranya, yang bertakhta atas Israel. Ayat 7 menyatakan bahwa semua ini dilakukan dengan sangat mulus oleh Absalom selama empat tahun. Setelah empat tahun hati orang Israel sekarang terpikat kepada dia. Dengan tipu daya dia juga minta izin kepada ayahnya untuk pergi ke Hebron guna beribadah kepada Tuhan. Tetapi Absalom tidak berniat untuk beribadah kepada Tuhan di Hebron. Dia mau mengangkat dirinya menjadi raja di Hebron. Suatu rencana yang sangat jahat dan licik.
2 Samuel 14:25 menyatakan bahwa Absalom begitu tampan. Dia seorang yang sangat gagah dan bahkan dalam ayat 26 dikatakan bahwa berat rambutnya saja dua ratus syikal, atau lebih dari dua kilogram. Mungkin Absalom membiarkan rambutnya menjadi panjang, lalu memberikan berbagai macam hiasan rambut yang umum pada waktu itu. Kemungkinan rambutnya juga dioles dengan debu emas sehingga menjadi begitu berat. Ketampanannya menjadikan dia sangat populer di Israel. Tetapi di dalam ayat 28 dikatakan bahwa dia tidak pernah bertemu dengan raja walaupun telah lewat dua tahun setelah dia kembali ke Yerusalem. Setelah membakar ladang Yoab untuk menarik perhatian panglima raja itu, maka Absalom bertanya kepada Yoab mengenai relasinya dengan ayahnya. Apakah dia tidak boleh lagi dianggap anak raja? Ataukah kesalahannya masih perlu dihukum lagi oleh raja Daud? Ternyata, setelah Yoab memberitahukan ini kepada raja, raja memanggil Absalom dan mencium dia. Apakah permasalahan telah selesai? Tidak. Mengapa tidak? Karena Absalom makin sadar betapa jauhnya dia dari takhta raja. Dia adalah anak ke-3 (setelah Amnon, yang telah dibunuhnya, dan Kileab – 2Sam. 3:3). Daud mungkin tidak lagi memberikan kepada dia kesempatan untuk menikmati status sebagai calon pengganti raja. Selain adanya Kileab, kemungkinan juga Daud telah mengetahui bahwa anak Batsyeba, yaitu Salomo, adalah yang akan meneruskan takhta Daud, bukan anak-anaknya yang lain. Itulah sebabnya setelah bertemu raja, Absalom menyadari bahwa dia sudah jauh dari takhta kerajaan.
Maka pada bagian selanjutnya dikatakan bahwa Absalom mengambil 50 orang prajurit untuk mengawal dia. 50 orang dan sebuah kereta kuda sebagai pameran bahwa dia adalah orang yang sangat agung. Dia bukan raja, tetapi sudah menjalankan gaya hidup seperti seorang raja. Mengapa ini terjadi setelah dia bertemu dengan Daud? Mungkin karena dia melihat bahwa dia tidak akan pernah menggantikan Daud menjadi raja. Itu sebabnya dia mulai menyusun strategi untuk menghancurkan Daud. Bagaimanakah strategi itu dijalankan? Absalom mulai bertemu dengan orang-orang yang sedang antri untuk bertemu raja. Mereka yang mempunyai permasalahan dan ingin raja menolong mereka ternyata sangat banyak. Begitu banyaknya sehingga hanya sebagian kecil yang akhirnya bisa benar-benar bertemu dengan raja. Maka Absalom mulai berbicara dengan orang-orang lain yang belum dapat bertemu raja, tetapi merupakan kawan-kawan baiknya. Maka Absalom makin gencar membelokkan hati orang Israel untuk memperkenalkan kebaikannya dan kemauannya untuk membantu orang-orang miskin dan tertindas. Kebaikan yang palsu. Kebaikan politisi yang hanya ingin dukungan untuk berkuasa. Inilah yang dilakukan Absalom dalam 2 Samuel 15:3-6.
Absalom sangat berbakat. Walaupun masih muda dia sudah sanggup membelokkan hati orang Israel, bahkan penasihat Daud, yaitu Ahitofel, juga mengikut Absalom. Inilah seorang yang sangat berkarisma dan sangat mampu membuat orang terkesan padanya. Seorang dengan karakter sangat kuat untuk memengaruhi orang lain tetapi semua ini dilakukannya untuk mendapatkan kuasa. Ambisi Absalom sekarang adalah menggulingkan keluarga ayahnya sendiri supaya dia, bukan Daud ataupun salah satu dari saudara-saudaranya, yang bertakhta atas Israel. Ayat 7 menyatakan bahwa semua ini dilakukan dengan sangat mulus oleh Absalom selama empat tahun. Setelah empat tahun hati orang Israel sekarang terpikat kepada dia. Dengan tipu daya dia juga minta izin kepada ayahnya untuk pergi ke Hebron guna beribadah kepada Tuhan. Tetapi Absalom tidak berniat untuk beribadah kepada Tuhan di Hebron. Dia mau mengangkat dirinya menjadi raja di Hebron. Suatu rencana yang sangat jahat dan licik.
-
Kaitan bagian ini dengan seluruh Kitab 2 Samuel.
Bacaan hari ini menyatakan kisah Absalom dan pemberontakannya sebagai penggenapan dari hukuman Tuhan kepada Daud. Kaum keluarga Daud sedang mengalami perpecahan yang besar. Absalom segera akan mengadakan pemberontakan paling sukses dalam sejarah kerajaan Daud di Yerusalem. Satu-satunya kali Daud harus melarikan diri dari pertempuran setelah dia menjadi raja adalah di tangan anaknya sendiri, Absalom. Maka bagian ini memberikan penjelasan mengenai latar belakang kekuatan Absalom untuk memberontak. Inilah cara Tuhan menghukum Daud. Daud merayu Batsyeba untuk tidur dengan dia; Absalom merayu seluruh Israel untuk bergabung dengan dia. Daud merancang kematian Uria; Absalom merancang kematian Amnon dan pemberontakan melawan Daud. Daud menghina janji Tuhan mengenai kaum keluarganya dengan mengambil istri orang lain; Absalom menjadi duri yang mengoyak kaum keluarga Daud. Daud menghina takhta yang diberikan Tuhan dengan bertindak jahat; Absalom menghukum dengan merebut takhta Israel dari Daud. Demikianlah seluruh bagian ini mempersiapkan kita untuk sebuah kisah dramatis yang sangat besar mengenai kehidupan Daud, yaitu Daud, sang raja Israel, sekali lagi berada dalam pelarian! -
Apakah yang dapat kita pelajari?
Hal-hal yang sangat penting dapat kita pelajari pada bagian ini. Yang pertama adalah betapa besarnya Allah yang membangkitkan orang sebesar Absalom, dengan segala bakat, karisma, ketampanan, kemampuan memimpin orang lain, tetapi tidak memakai dia menjadi salah satu pemimpin Israel. Tuhan tidak memakai Absalom! Bakat demikian besar tidak secara otomatis menjadikan Absalom raja Israel. Jikalau semua kelebihan dan bakat yang dimilikinya dipakai hanya untuk ambisi pribadi dan keagungan sendiri, maka Tuhan tidak akan mau menyertai. Jikalau Tuhan tidak mau menyertai, semua kelebihan dan bakat yang dimilikinya tidak akan bisa bertahan. Mari kita belajar rendah hati di hadapan Tuhan, walaupun kita diberikan segala kelebihan yang membuat kita lebih daripada orang lain. Semua kelebihan itu tidak akan ada manfaat apa pun jika hanya dimanfaatkan untuk diri sendiri. Celakalah kita kalau kita begitu yakin akan kemampuan yang Tuhan berikan sehingga kita lupa bahwa tanpa Tuhan kita sebenarnya tidak sanggup melakukan apa-apa. Biarlah semua orang menyadari hal ini. Tuhanlah yang memiliki segala kemuliaan. Dialah yang membagikan kepada kita semua keindahan yang unik dan kelebihan-kelebihan yang spesial. Marilah belajar rendah hati di hadapan Tuhan. Segala semarak dan ketampanan Absalom hanyalah kemuliaan yang sedang pudar dan menghilang.
Orang-orang yang memiliki kelebihan, jangan sombong di hadapan Tuhan. Jikalau kita sangat pandai dalam dunia akademik, jangan sombong di hadapan Tuhan. Jikalau kita tampan atau cantik, jangan sombong di hadapan Tuhan. Jikalau kita diberkati dengan harta yang melimpah, jangan sombong di hadapan Tuhan. Jangan merendahkan orang lain. Jangan merasa gereja perlu sumbangsih kita baru bisa berhasil. Jangan menganggap bahwa kita akan menolong Tuhan dengan segala kelebihan yang kita miliki. Tuhan tidak akan memakai kita. Tuhan tidak memakai Absalom menjadi raja. Tuhan hanya mengizinkan dia untuk sementara waktu mengambil takhta Israel, tetapi setelah itu dia harus mati di tangan Tuhan. Apakah Israel tidak rugi kalau orang seperti Absalom mati? Tidak. Mengapa? Karena Tuhanlah yang memiliki segala kemuliaan dan kemampuan, dan Dialah yang akan bekerja menyatakan karya-Nya melalui setiap orang yang mau datang kepada-Nya dengan murni dan tulus. -
Bayang-bayang Kristus.
Kristus, berbeda dengan Absalom, memiliki jiwa yang penuh dengan sifat rendah hati. Mengapa? Karena meskipun Dia mulia, tetapi Dia tidak meminta 50 malaikat berbaris di depan Dia untuk menyatakan kemuliaan-Nya. Absalom perlu pamer 50 tentara yang menjaga dia. Kristus justru memamerkan kelemahan-Nya, tidak membela diri ketika difitnah dan disiksa, bahkan Dia memamerkan kematian-Nya di atas kayu salib untuk dilihat oleh semua orang, tetapi hanya menyatakan kebangkitan-Nya kepada beberapa orang saksi, bukan kepada semua orang. Absalom akhirnya mati dan tidak bangkit lagi. Kristus, dengan kematian-Nya, justru masuk ke dalam kemuliaan kebangkitan-Nya. Kristuslah Sang Anak Daud sejati, bukan Absalom.