Devotion from 2 Samuel 8:1-18
Bacaan kita hari ini kembali kepada eksposisi 2 Samuel. Bagian hari ini menggambarkan betapa besar kuasa militer Daud. Ayat 1 langsung menyatakan bahwa Filistin takluk mutlak kepada Daud. Musuh besar Israel selama puluhan tahun sekarang kehilangan kota-kota terpenting mereka. Israel menguasai bukan hanya kota-kota penting itu, tetapi juga menundukkan mereka menjadi bangsa jajahan. Mereka harus membayar upeti kepada Daud (ay. 12). Tanpa ada latar belakang kisah dan penuturan yang detail bagian ini langsung menyatakan bahwa Moab juga takluk kepada Daud. Begitu singkatnya kisah-kisah perang Daud sehingga membuat kita mempunyai kesan bahwa kemenangan perang adalah hal yang biasa bagi Daud. Kemenangan demi kemenangan Tuhan terus berikan karena Tuhan memang berniat memperbesar daerah Israel. Daerah kekuasaan Daud meluas ke Selatan, Barat, dan juga Timur, hingga sampai ke sungai Efrat! Daud memperluas Israel dengan luas daerah yang begitu besar sehingga di dalam sejarah Israel hingga kedatangan Kristus, hanya dua orang, yaitu anaknya, Salomo, dan seorang raja Yudea bernama Alexander Jannaeus pada tahun 80 SM yang pernah mencapai daerah lebih luas dari Daud. Kekuatan perang Daud bukan hanya ketika melakukan pertempuran terbuka, tetapi juga ketika mereka menduduki daerah musuhnya. Begitu banyak daerah jajahan Daud hingga upeti dan pajak yang dipungut Daud begitu berlimpah. Jika kita melihat ayat 6, 7, 8, 10, 11,12, dan 14, bisa dibayangkan berapa banyak kekayaan Israel di bawah Daud akibat hasil dari penaklukan-penaklukan ini! Semua ini adalah pekerjaan Tuhan mempersiapkan zaman damai dan limpah ketika Salomo bertakhta. Damai, kaya, dan siap untuk membuat Bait Suci!
Pada bagian ini kekuatan perang Daud mempunyai beberapa fungsi. Yang pertama adalah untuk menghukum raja-raja yang fasik dan musuh-musuh Israel yang telah ditumpas Daud. Yang kedua adalah pasukan Daud memberikan gambaran dari perang “menghancurkan kefasikan” yang akan dilakukan pada waktu Kristus datang kedua kalinya nanti. Yang ketiga adalah raja harus menjadi alat untuk menyatakan keadilan di tengah-tengah rakyat. Keadilan yang sesuai dengan sifat-sifat Kristus. keadilan yang harus diperjuangkan dengan tulus dan motivasi yang murni dari diri sendiri. Raja mempunyai pasukan perang yang memegang senjata. Ini adalah tanda hak yang Tuhan berikan kepada pemerintah. Pemerintah adalah hamba Tuhan yang dipanggil untuk memastikan keadilan dan kebenaran Tuhan dapat dijalankan dengan semurni-murninya.
Bacaan kita hari ini kembali kepada eksposisi 2 Samuel. Bagian hari ini menggambarkan betapa besar kuasa militer Daud. Ayat 1 langsung menyatakan bahwa Filistin takluk mutlak kepada Daud. Musuh besar Israel selama puluhan tahun sekarang kehilangan kota-kota terpenting mereka. Israel menguasai bukan hanya kota-kota penting itu, tetapi juga menundukkan mereka menjadi bangsa jajahan. Mereka harus membayar upeti kepada Daud (ay. 12). Tanpa ada latar belakang kisah dan penuturan yang detail bagian ini langsung menyatakan bahwa Moab juga takluk kepada Daud. Begitu singkatnya kisah-kisah perang Daud sehingga membuat kita mempunyai kesan bahwa kemenangan perang adalah hal yang biasa bagi Daud. Kemenangan demi kemenangan Tuhan terus berikan karena Tuhan memang berniat memperbesar daerah Israel. Daerah kekuasaan Daud meluas ke Selatan, Barat, dan juga Timur, hingga sampai ke sungai Efrat! Daud memperluas Israel dengan luas daerah yang begitu besar sehingga di dalam sejarah Israel hingga kedatangan Kristus, hanya dua orang, yaitu anaknya, Salomo, dan seorang raja Yudea bernama Alexander Jannaeus pada tahun 80 SM yang pernah mencapai daerah lebih luas dari Daud. Kekuatan perang Daud bukan hanya ketika melakukan pertempuran terbuka, tetapi juga ketika mereka menduduki daerah musuhnya. Begitu banyak daerah jajahan Daud hingga upeti dan pajak yang dipungut Daud begitu berlimpah. Jika kita melihat ayat 6, 7, 8, 10, 11,12, dan 14, bisa dibayangkan berapa banyak kekayaan Israel di bawah Daud akibat hasil dari penaklukan-penaklukan ini! Semua ini adalah pekerjaan Tuhan mempersiapkan zaman damai dan limpah ketika Salomo bertakhta. Damai, kaya, dan siap untuk membuat Bait Suci!
Pada bagian ini kekuatan perang Daud mempunyai beberapa fungsi. Yang pertama adalah untuk menghukum raja-raja yang fasik dan musuh-musuh Israel yang telah ditumpas Daud. Yang kedua adalah pasukan Daud memberikan gambaran dari perang “menghancurkan kefasikan” yang akan dilakukan pada waktu Kristus datang kedua kalinya nanti. Yang ketiga adalah raja harus menjadi alat untuk menyatakan keadilan di tengah-tengah rakyat. Keadilan yang sesuai dengan sifat-sifat Kristus. keadilan yang harus diperjuangkan dengan tulus dan motivasi yang murni dari diri sendiri. Raja mempunyai pasukan perang yang memegang senjata. Ini adalah tanda hak yang Tuhan berikan kepada pemerintah. Pemerintah adalah hamba Tuhan yang dipanggil untuk memastikan keadilan dan kebenaran Tuhan dapat dijalankan dengan semurni-murninya.
-
Kaitan bagian ini dengan keseluruhan Kitab 2 Samuel
Bagian ini ditulis untuk membuat kita mengerti betapa kuat dan kokohnya kerajaan Daud. Pada zaman Daud inilah militer Israel mencapai puncak yang sulit disamai lagi oleh siapa pun. Pasukan Daud begitu berani dan kuat. Sepanjang kehidupan Daud dia belum pernah mengalami satu kali pun kekalahan dalam bertempur. Tidak pernah dicatat bahwa Israel melarikan diri pada zaman Daud. Tetapi pasukan Daud selalu sanggup membuat musuh mereka kocar kacir dan hancur lebur. Bagian ini adalah puncak dari seluruh pergumulan Daud dan orang-orangnya sejak dari masa pelarian dulu. Orang-orang yang bergabung bersama Daud ketika dia ada di gua Adulam dan mereka yang menggabungkan diri setelahnya semua melihat keluasan hati Daud dan jiwa gembala dan jiwa panglima perang yang dimiliki Daud. Tidak salah kalau berdasarkan catatan Kitab 1 dan 2 Samuel kita menempatkan Daud sebagai salah satu panglima perang terbaik di sepanjang sejarah manusia. Setelah sekian lama mengembara dan menjaga hatinya untuk selalu takut akan Tuhan, akhirnya Daud mulai menuai hasilnya.
Selain menyatakan hasil yang mulai dituai Daud ketika menjadi pemimpin sejak periode pelarian, bagian ini juga menjadi rangkuman bagi catatan kehebatan perang Daud setelah menjadi raja. Kekuatan pasukan Daud membuat tidak ada tentara bangsa mana pun di dunia ini yang sanggup melawan Daud pada waktu itu. Tetapi siapakah yang akhirnya menggoyahkan Daud? Seorang perempuan bernama Batsyeba dan anaknya sendiri bernama Absalom. Bagian ini adalah puncak kehebatan militer Daud, tetapi kekuatan militer yang berlipat ganda kekuatannya sekalipun tidak sanggup mencegah kejatuhan Daud. Tetapi, sebelum kita membahas mengenai kejatuhan Daud pada hari-hari berikutnya, untuk hari ini kita memberikan fokus kepada kekuatan perang Daud pada bagian ini. -
Apakah yang dapat kita pelajari
Allah adalah yang mengatur kekuatan bangsa-bangsa. Mengapa Israel bisa sedemikian kuat di zaman Daud, tetapi terus ditaklukkan oleh Filistin pada zaman Saul? Karena ini adalah rencana Tuhan. Kekuatan Daud dalam berperang dan kemampuannya untuk menjadi teladan dalam memimpin memang dipakai oleh Tuhan. Tetapi mengubah kerajaan yang baru beberapa tahun sebelumnya kehilangan raja dan anak-anak raja karena kalah dalam perang, lalu menjadikannya kerajaan yang superior adalah hal yang mustahil. Tetapi waktu Tuhan telah tiba dan Israel sebagai senjata murka Allah sekarang telah terbentuk. Di bawah sang raja pilihan Tuhan sekarang Israel menjadi begitu kuat. Mari kita renungkan. Bukankah ini juga yang Tuhan janjikan kepada Saul? Bukankah kepada Saul juga Tuhan berkata bahwa kerajaannya akan kokoh dan akan diberkati Tuhan? Ketidaksetiaan Saul membuat Tuhan memilih raja yang lain. Kepasifan Daud dan ketaatan Daud membuat kita sulit menerima bahwa ini adalah orang yang akan Tuhan pilih. Tetapi setelah kemenangan-kemenangan yang begitu banyak telah dia alami, maka tentu tidak ada lagi orang yang masih sulit menerima fakta bahwa Daudlah yang diurapi Tuhan.
Dengan merenungkan ini marilah kita melihat bagaimana penyertaan Tuhan bagi hamba-hamba-Nya. Tuhan menyertai dengan cara yang unik sehingga kita makin takjub akan cara Tuhan memberkati. Biarlah kita belajar tunduk kepada situasi apa pun yang Tuhan bebankan kepada kita. Biarlah kita dengan rendah hati menjalankan pelayanan kita. Hamba Tuhan, pengurus gereja, dan orang-orang penting di dalam gereja, jangan gila hormat! Orang-orang Kristen yang melayani Tuhan dan Tuhan tempatkan dalam posisi sulit, ingat Daud. Ingat bahwa sebelum dia menjadi raja atas negara dengan militer terkuat pada saat itu, Daud hanya tinggal di gua dan melarikan diri dari satu padang gurun ke padang gurun lain. Ingat bahwa sebelum itu dia hanyalah seorang pelarian yang ingin dibunuh karena fitnahan atasannya, yaitu raja Saul. Masih ingatkah? Sekarang Daud mulai menuai apa yang dahulu ditaburnya. Dia menabur ketaatan dan kebertundukan kepada Allah dalam situasi mana pun. Sebelum kita menuai apa pun, mari manfaatkan saat menabur dengan hati yang setia dan taat, serta tetap beriman kepada Allah. Dan jika kita tidak menjadi lelah dan kecewa, maka kita akan menuai pada waktu yang Tuhan nyatakan. -
Bayang-bayang Kristus
Kekuatan perang Israel hanyalah gambaran dari TUHAN semesta alam (YHVH Tsavaoth), yaitu TUHAN pemimpin pasukan besar malaikat. Tuhan digambarkan sebagai pemimpin perang dengan pasukan malaikat-Nya yang siap membalaskan semua yang menodai kesucian Tuhan. Gambaran yang begitu jelas dan sangat diingat oleh orang Israel. Tuhanlah pemimpin perang yang akan membawa pasukan-Nya menghakimi orang-orang fasik. Tetapi ternyata penggenapan dari kekuatan perang Israel adalah kedatangan kembali Tuhan Yesus bersama dengan pasukan malaikat untuk membalaskan setiap kecemaran. Tuhan Yesus adalah Sang Raja yang mengepalai pasukan besar yang sangat luar biasa itu. Itu sebabnya panggilan Daud sebagai raja baru bisa dipahami dengan melihat dia sebagai gambaran dari kekuatan bala tentara surga. Kekuatan yang baru akan tiba di bumi untuk menghakimi manusia pada saat kedatangan Kristus yang kedua kali nanti. Perang melawan kefasikan yang dilakukan Daud pada akhirnya akan memuncak dan digenapi di dalam perang Kristus, Tuhan di atas segala tuhan dan Raja di atas segala raja.