Elia dan Elisa

Devotion from 1 Raja-raja 19:1-21

Elia telah berhasil mengalahkan para nabi Baal. Dia bahkan menyembelih seluruh nabi Baal (1Raj. 18:40). Dia membuat seluruh Israel berseru bahwa Tuhan adalah Allah. Tetapi ternyata Elia tetap takut ketika ancaman dari sang ratu, yaitu Izebel, datang. Dia menjadi takut, melarikan diri, bahkan mengeluh kepada Tuhan. Lebih dari itu semua, dia bahkan meminta Tuhan saja yang mencabut nyawanya (ay. 4). Apakah yang membuat Elia meminta mati? Mungkin karena dia melihat bahwa kekuatan sesungguhnya yang membuat Israel tersesat adalah Izebel. Dia tidak dapat membalikkan hati orang Israel selama para pemimpin mereka belum sungguh-sungguh membalikkan hati mereka kembali kepada Tuhan. Elia merasa bahwa segala sesuatu yang dia kerjakan percuma. Sama seperti nenek moyangnya gagal mempertobatkan Israel, demikian dia juga merasa gagal menjalankan tugas yang Tuhan percayakan kepada dia untuk mengembalikan hati umat-Nya kepada Dia. Keadaan inilah yang membuat dia melarikan diri ke padang gurun dan ingin mati. Inilah kenyataan tentang sang nabi yang agung ini. Dia hanyalah manusia biasa sama seperti kita semua (Yak. 5:17). Dia penuh dengan kegentaran dan kelemahan. Ketika Izebel mengancam akan membunuh dia, dia pun menjadi takut. Kegentaran segera datang menghampiri dia karena Izebel pernah dengan kejam membunuh nabi-nabi Tuhan sebelumnya (1Raj. 18:13). Kegentaran Elia sebenarnya juga sudah terbaca ketika dia tidak bertindak melakukan apa-apa kepada nabi-nabi Asyera. Seluruh nabi Baal dibunuhnya (1Raj. 18:40) tetapi dia tidak melakukan apa pun kepada nabi-nabi Asyera.

Tetapi kegentaran Elia ini membuat dia menjadi sangat putus asa. Dia putus asa karena ternyata dia juga orang yang sama rusaknya dengan para nenek moyang Israel (ay. 4). Dia tidak sanggup mengerjakan apa yang Tuhan percayakan. Dia ingin membawa seluruh Israel kembali kepada Tuhan, tetapi keadaan ini terhalang oleh karena dua hal. Yang pertama adalah kerasnya hati Israel, sehingga mereka akan terus serong. Mereka tetap tidak sepenuh hati kembali kepada Tuhan setelah terjadi tanda begitu agung dengan api yang turun dari langit. Hal kedua adalah lemahnya Elia. Dia sadar bahwa dirinya sendiri terlalu lemah dan gagal membawa Israel kepada Tuhan. Dia menjadi sangat putus asa karena hal ini. Itulah sebabnya dia meminta Tuhan mengambil nyawanya. Mengapa? Karena ternyata dia tidak seberani yang dia harapkan. Ayat 5 mengatakan Elia akhirnya tertidur di dalam keadaan ini hingga dia dibangunkan oleh seorang malaikat. Dia diberi makan roti dan minum air. Dengan kekuatan roti ajaib ini dia berjalan 40 hari 40 malam menuju gunung Horeb.

Apakah yang ada di gunung Horeb? Gunung Horeb adalah tempat yang sangat penting. Di puncak gunung inilah Tuhan memberikan 10 hukum bagi orang Israel. Ya, gunung Horeb adalah nama lain gunung Sinai. Israel mendapatkan Taurat di gunung ini dan sekarang Elia pergi ke gunung ini untuk mengadukan bangsanya. Dia mengatakan bahwa dia telah bekerja segiat mungkin, tetapi keadaan Israel tetap tidak berubah. Mereka bukan saja tidak kembali kepada Tuhan, mereka bahkan mau membunuh dia.

Setelah mendengar jawaban Elia, Tuhan menyuruh Elia untuk berdiri di atas gunung guna menantikan kedatangan Tuhan. Tiga pernyataan Tuhan yang sangat luar biasa pun terjadi. Tuhan mengirimkan angin besar yang memecahkan bukit-bukit batu. Setelah tanda dahsyat itu Tuhan melanjutkannya dengan mengirimkan gempa yang besar. Menutup tiga pernyataan besar ini Tuhan memberikan api. Tetapi heran, setelah semua tanda ini, tidak ada Allah di situ. Barulah setelahnya muncul angin sepoi-sepoi basa dan barulah Tuhan berfirman. Tanda-tanda ini adalah cara Allah mengajar Elia bahwa Dia tidak lagi akan bekerja secara besar-besaran, tetapi akan memanggil sekelompok sisa dari Israel yang akan terus menyembah Dia. Kelompok sisa, atau remnant, ini adalah pertama kalinya diperkenalkan oleh Tuhan. Yesaya 6:13, 10:22; Roma 11:4, dan 9:27 berbicara tentang suatu sisa. Tidak seluruh Israel yang akan Tuhan selamatkan, melainkan hanya sisanya saja. Firman kepada Elia inilah pernyataan pertama dari Allah bahwa Dia akan menghancurkan seluruh Israel dan hanya akan menyelamatkan suatu sisa. Sebelumnya kita pikir bahwa Tuhan akan mempertahankan Israel hingga kedatangan Sang Mesias. Bahkan ketika Israel harus pecah, kita berpikir bahwa kaum Yehuda akan Tuhan pelihara hingga kedatangan Sang Mesias. Tetapi dari sini Tuhan telah menyatakan sesuatu yang akan terjadi di waktu ke depan, yaitu bahwa Tuhan tidak akan mempertahankan baik Israel maupun Yehuda. Bangsa pilihan Tuhan ini akan dihancurkan dan dibuang, dan hanya melalui sekelompok sisa atau remnant Tuhan akan menurunkan Sang Mesias. Tidak ada lagi Laut Merah yang terbelah. Tidak ada lagi tiang awan dan tiang api. Tidak ada lagi suara Tuhan mengguntur di langit. Tetapi akan datang waktunya di mana hanya sekelompok kecil orang yang Tuhan pertahankan untuk kelanjutan keberadaan umat-Nya hingga Kristus datang.

Selain memberitakan tentang rencana-Nya untuk terus bekerja melalui sebagian kecil kaum sisa yang 7.000 orang ini, Tuhan juga memerintahkan beberapa hal yang akan menjadi tugas terakhir Elia, yaitu mengangkat para “algojo” untuk menghukum Israel. Tuhan telah memanggil mereka kembali melalui Elia dan menyatakan bahwa diri-Nya, bukan Baal, yang adalah Allah sejati; tetapi Israel tidak juga mengalami pertobatan dari pemimpin hingga rakyat. Mereka memang terpesona untuk pertama kalinya ketika Tuhan menurunkan api dari langit, tetapi ternyata tidak ada komitmen dan disiplin untuk sungguh-sungguh mengikuti Tuhan. Itu sebabnya Elia diperintahkan untuk mengurapi seorang raja Israel yang akan memunahkan keluarga Ahab, lalu seorang raja Aram juga harus diurapi oleh Elia, dan Elia juga harus mengurapi Elisa bin Safat untuk menggantikan dia. Tugas-tugas ini merupakan perintah untuk mulai menghabiskan Israel hingga saat di mana hanya yang tertinggal, yaitu kaum sisa, yang akan meneruskan pekerjaan Tuhan. Maka setelah itu, Elia langsung bertemu dengan Elisa, yang akan meneruskan tugas-tugas yang Tuhan bebankan kepada dia. Elisa adalah seorang yang sangat kaya. Bayangkan, dia membajak sawahnya dengan 12 pasang lembu! Setelah menerima jubah Elia, Elisa langsung berpamitan kepada ayah dan ibunya, memotong lembunya, dan memasak lembunya itu untuk orang-orangnya. Ini adalah tanda dia tidak akan lagi melanjutkan pekerjaannya di situ. Dia akan menjadi pengikut Elia sepanjang perjalanan Elia.

Untuk direnungkan
Pada hari ini kita diajarkan oleh Tuhan untuk melihat pekerjaan Tuhan yang kecil di tengah-tengah Israel. Jika sebelumnya pekerjaan Tuhan berkait dengan nabi besar, raja besar, dan orang-orang penting yang menentukan arah dan nasib hidup jutaan orang lain di dalam daerah Israel, maka pada bagian ini Tuhan menyatakan rencana-Nya di waktu yang akan datang untuk bekerja melalui kaum sisa yang sedikit. Biarlah kita pun memikirkan hal ini baik-baik. Tuhan yang berdaulat di dalam segala sesuatu ini menyatakan pekerjaan-Nya dan memelihara pekerjaan-Nya sehingga tidak ada yang tidak terjadi. Ketika kita berharap Tuhan melakukan sesuatu, kita harus ingat bahwa Tuhan memang sedang melakukan sesuatu dan apa yang Dia lakukan itu tidak harus konfirmasi dengan kita lebih dulu. Pernahkah kita berpikir bahwa tangan Tuhan lambat untuk bertindak? Hati-hati dengan pikiran ini karena, sama seperti pada Zaman Elia, Tuhan ternyata terus bekerja memanggil 7.000 orang untuk setia kepada Dia selain mengerjakan hal-hal penuh tanda ajaib melalui Elia. Jika kita berpikir bahwa tangan Tuhan lambat untuk bertindak, berarti kita ingin mengajar kepada Dia bagaimana harus mengerjakan pekerjaan-Nya. Siapakah kita? Karena itu biarlah kita terus ingat bahwa Tuhan tidak pernah berhenti bekerja memakai cara-Nya sendiri (Yoh. 5:17).