Raja Ahab dan perang dengan Aram

Devotion from 1 Raja-raja 20:1-22

Bacaan hari ini mengisahkan tentang peperangan Ahab dengan orang Aram. Ahab telah ditolak oleh Tuhan tetapi Tuhan masih mau memberikan penyertaan-Nya pada bagian ini. Benhadad, raja Aram, meminta harta dan juga perempuan-perempuan Israel sebagai syarat dia tidak akan memerangi Israel. Ahab telah menyetujuinya. Tetapi setelah itu Benhadad malah mengatakan bahwa dia ingin agar pegawai-pegawainya masuk ke Samaria untuk mengambil sendiri apa yang mereka mau. Ini adalah penghinaan besar. Ahab menolak permintaan kedua dari Benhadad dan ini membuat Benhadad marah dan membawa pasukannya untuk menyerang Israel. Tetapi Tuhan tetap mau menolong Ahab dari serangan orang-orang Aram ini. Mengapa Tuhan masih mau menolong? Apa lagi kalau bukan karena belas kasihan-Nya. Tuhan menolong Ahab mengalahkan musuh-musuhnya karena belas kasihan-Nya bagi Israel yang telah memberontak kepada Dia dan menguburkan nabi-nabi Tuhan.

Raja Benhadad memulai gertakan perangnya di dalam ayat 10. Dia bersumpah akan membuat Samaria menjadi puing-puing debu. Tetapi Ahab membalas dengan mengatakan bahwa Benhadad belum boleh sombong seperti itu karena kekuatannya belum terbukti. Ahab menyebut dia sebagai seseorang yang baru pertama kali memegang pedang sehingga seharusnya tidak boleh sombong seperti itu. Ahab menyebut dia sebagai pemuda kemarin sore yang banyak bicara tetapi tidak mempunyai pembuktian apa-apa untuk menghidupi reputasi bicaranya.

Setelah itu firman Tuhan datang dengan menjanjikan kemenangan dalam nama Tuhan. Betapa sabarnya Tuhan kita. Tuhan mengatakan bahwa dengan sedikit orang mereka akan mampu menghalau pulang raja Benhadad. Hanya dengan tujuh ribu rakyat dan ada 200-an anak-anak muda pegawai-pegawai dari kepala-kepala daerah. Mengapakah Tuhan mau menyerahkan Benhadad ke tangan Israel? Karena Tuhan ingin menyatakan diri-Nya sebagai Tuan yang berkuasa atas segala kerajaan di bumi sehingga Israel boleh kembali menyembah Dia dengan sepenuh hati. 7.200-an orang Israel ini memerangi ratusan ribu pasukan Benhadad dan Tuhan memberikan kemenangan kepada Israel! Berkat penyertaan Tuhan, Israel berhasil mengusir Benhadad. Benhadad melarikan diri dari Samaria dan pasukannya dihancurkan. Tetapi larinya Benhadad hanyalah untuk mengumpulkan lebih banyak lagi pasukan untuk meratakan Samaria. Kali kedua itu pun Benhadad kembali takluk.

Untuk direnungkan
Dari bacaan hari ini, kita akan sama-sama merenungkan tiga hal yang harus kita ketahui tentang Allah kita.

Tuhan adalah Allah yang akan menolong berdasarkan kedaulatan-Nya. Ayat 13 mengatakan bahwa Tuhan memutuskan untuk menolong, bukan karena Ahab meminta pertolongan atau orang Israel berseru kepada Dia. Tuhan menolong karena ingin menyatakan kuasa-Nya yang besar atas bangsa-bangsa di dunia. Tidak ada bangsa dapat bertahan di hadapan-Nya jika bukan karena izin-Nya. Tidak ada pasukan sebesar apa pun dapat meraih kemenangan jika bukan karena rancangan-Nya. Allah kita adalah Allah yang menyatakan kuasa dan kebesaran-Nya agar Dia dipuji oleh umat-Nya selamanya. Setiap orang yang menyaksikan sendiri kekuatan tangan Allah mengobrak-abrik bangsa-bangsa yang ingin Dia hancurkan pasti akan takut dan gentar di hadapan-Nya. Inilah sebabnya Allah menolong Ahab menghancurkan Benhadad. Demikian juga umat Tuhan pada zaman ini. Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang menunjukkan kemuliaan-Nya untuk dipuji dan ditinggikan oleh manusia. Apakah ini juga yang menjadi kerinduan kita sebagai umat Tuhan? Membuat orang-orang di dunia ini mengenal pekerjaan-pekerjaan besar yang telah Allah lakukan? Seharusnya inilah kerinduan terbesar kita: Mempermuliakan nama Tuhan karena segala hal besar yang telah Dia lakukan. Bukankah Dia yang telah menjadikan segala sesuatu? Bukankah Dia juga yang memelihara segala sesuatu? Bukankah Dia yang telah memelihara hidup kita? Bukankah Dia juga yang telah menebus kita dari lubang kubur dengan memberikan Kristus, Anak Tunggal-Nya untuk menjadi korban bagi kita? Bukankah dengan kuasa-Nya Kristus telah bangkit mengalahkan maut? Oh, alangkah banyaknya karya Allah yang agung itu di dalam sejarah. Bagaimana mungkin kita tidak rindu semua itu dikenal oleh seluruh dunia? Seolah-olah kita ingin berseru kepada dunia ini, “Kenallah Tuhan, Pencipta dan Pemeliharamu! Dialah yang sanggup menebusmu dari dosa!”Tuhan adalah Allah yang menunjukkan kuasa-Nya di tengah-tengah kelemahan manusia. Apakah sudah tidak ada tentara lagi di Israel sehingga mereka berperang dengan kekuatan kurang dari 8.000 orang? Bukankah pasukan Benhadad berjumlah lebih dari 100 ribu orang? Tetapi Tuhan ingin menunjukkan kuasa-Nya, dan kuasa-Nya menjadi nyata karena ditunjukkan di tengah-tengah kelemahan manusia. Bersama dengan Tuhan yang maju berperang, orang Israel bukan lagi minoritas yang hanya memiliki 7.200-an tentara. Mereka menjelma menjadi mayoritas karena Tuhan atas segala pasukan malaikat ada di pihak mereka. Sedangkan Aram, walaupun berpuluh kali lipat lebih banyak dari Israel, sebenarnya berada di pihak yang lebih lemah karena seluruh dunia pun tidak cukup banyak untuk menaklukkan pasukan yang dipimpin oleh Tuhan sendiri! Paulus mengatakan di dalam kelemahan dia justru menjadi kuat, karena di dalam kelemahannyalah menjadi nyata kuat kuasa Tuhan yang bekerja melalui dia (2Kor. 12:9-10). Ini juga menjadi refleksi pribadi kita. Di dalam kelemahan Tuhanlah yang akan memimpin. Kita tidak perlu mengandalkan dunia ini. Kita mutlak perlu mengandalkan Tuhan. Apakah yang dimaksud tidak perlu mengandalkan dunia ini? Apakah itu berarti kalau kita sakit kita tidak perlu ke dokter? Tentu saja tidak. Keahlian seorang dokter dan ilmu kedokteran itu pun diberikan oleh Tuhan untuk diselidiki dan ditemukan oleh manusia. Yang dimaksudkan adalah bahwa kita harus berserah kepada Tuhan, bukan pada kuasa atau kekuatan apa pun. Jika kita sakit, tentu kita mencari kesembuhan kepada dokter dengan perasaan tanggung jawab untuk membuat tubuh kita sehat kembali. Tetapi dalam keadaan sakit pun Tuhan tetap sanggup bekerja. Bahkan justru di dalam kelemahan dan sakit Tuhan akan tetap memimpin jika kita sungguh-sungguh menjalankan apa yang kita kerjakan untuk dipersembahkan kepada Tuhan. Di dalam kelemahan, ketidakmampuan, sakit penyakit, kita akan menggunakan bijaksana yang Tuhan sudah berikan supaya kita dapat mengatasi semuanya itu. Tetapi di atas semuanya, kita tetap berserah supaya Tuhan terus menyatakan pekerjaan-Nya yang memuliakan nama-Nya melalui kita yang sedang dalam keadaan yang lemah. Di dalam kelemahanku kuasa Kristus menjadi nyata.Tuhan adalah Allah yang mengingat janji-Nya dengan Israel meskipun bangsa ini berkali-kali menyakiti hati-Nya. Siapakah yang meragukan kesabaran Tuhan? Tuhan menyatakan keadilan, kesucian, dan murka-Nya hanya setelah Dia menunjukkan kesabaran yang panjang terlebih dahulu. Jika Israel dihukum oleh Tuhan, maka boleh dipastikan bahwa telah ada momen kesabaran Tuhan yang panjang yang telah diabaikan oleh Israel. Siapakah Israel di dalam Zaman Raja Ahab? Mereka, sama seperti raja Ahab dan Izebel, adalah penyembah-penyembah berhala yang menjijikkan. Mereka melupakan Tuhan dan hidup sembarangan sesuai dengan kehendak hati yang haus dan lapar akan penyembahan berhala. Lebih dari itu, melalui Izebel, mereka juga telah menjadi pembunuh nabi-nabi Tuhan. Tetapi Tuhan tetap sabar kepada mereka. Ayat 13 mengatakan bahwa Tuhan memimpin Ahab menaklukkan Benhadad adalah supaya seluruh rakyat tahu bahwa Dialah Tuhan, lalu berbalik kepada Dia, menyembah Dia, dan mendapatkan pengampunan sejati. Tuhan masih memanggil Israel pulang di tengah-tengah segala kerusakan mereka.