Devotion from 2 Raja-raja 3:1-27
Setelah kematian Ahazia, maka saudaranya, yaitu Yoram anak Ahab menjadi raja. Keunikan Yoram adalah dia menyingkirkan tugu berhala Baal yang didirikan oleh ayahnya. Namun demikian dia masih tetap seperti Yerobeam, tidak mengizinkan orang Israel beribadah kepada Allah yang sejati, tetapi penyembahan kepada Allah dengan cara yang tidak sesuai dengan yang Dia perintahkan. Yoram masih mengikuti kesalahan Yerobeam yang melarang Israel mempraktikkan tata cara ibadah sejati di Yerusalem. Dia mendirikan tata penyembahan sendiri dan karena itu tetap jatuh di dalam dosa penyembahan berhala.
Pada zaman Yoram ini raja Moab memberontak melawan dia. Relasinya yang dekat dengan Yosafat raja Yehuda membuat Yoram maju berperang bersama-sama dengan dia untuk menundukkan kembali Moab. Dalam perjalanannya, baik raja Yoram dari Israel, Yosafat dari Yehuda, dan ditambah dengan raja Edom bersama-sama maju untuk memerangi Moab. Tetapi dalam perjalanan melintasi padang gurun ternyata mereka kekurangan air. Di dalam keadaan terdesak ini, sebagaimana kebiasaannya, Yosafat kembali meminta mereka berkonsultasi dengan nabi Tuhan untuk meminta petunjuk (1Raj. 22:5-7). Ayat 11 dan 12 mengatakan bahwa akhirnya mereka pergi kepada Elisa. Yosafat mengakui bahwa pada Elisa ada firman Tuhan, tetapi bagi yang lain dia hanyalah dikenal sebagai “yang dulu melayani Elia” (ay. 11). Elisa menyatakan sikap yang keras kepada Yoram. Dia menolak berbicara kepada Yoram. Tetapi karena ada Yosafat raja Yehuda, maka dia akhirnya rela menerima ketiga raja ini. Setelah mendengarkan musik untuk menenangkan jiwanya akhirnya dia menyampaikan firman Tuhan untuk menolong para raja ini. Dia memerintahkan kepada mereka untuk membuat parit dan nanti Tuhanlah yang akan mengisinya dengan air. Tuhan juga bahkan mengatakan akan menyerahkan Moab ke dalam tangan mereka.
Ketiga raja ini pun akhirnya melakukan apa yang diperintahkan Tuhan. Mereka juga memberikan korban persembahan kepada Tuhan dan Tuhan mengirimkan mereka air. Setelah itu Tuhan juga mengantarkan Moab kepada mereka dan menaklukkan Moab. Bahkan ayat 27 mengatakan bahwa ketika sudah sangat terjepit, raja Moab mempersembahkan anaknya sendiri untuk menjadi persembahan korban kepada Kemos, dewa mereka. Tindakan ini membuat gusar semua yang menyerang Moab sehingga mereka pergi meninggalkan Moab. Dengan peristiwa ini, maka bagian ini adalah catatan di mana Tuhan ingin memperkenalkan Elisa sebagai nabi yang besar, bukan hanya sebagai pelayan Elia. Dia adalah penerus Elia dan harus dihargai sebesar orang menghargai Elia. Elisa melanjutkan pekerjaan Elia sebagai nabi yang menyuarakan suara Tuhan bagi para raja-raja. Tuhan masih berkenan untuk menyatakan pekerjaan-Nya bahkan dengan menyertai Israel dan memberikan kepada mereka tanda-tanda dengan maksud supaya mereka kembali kepada Dia. Bahkan, jikalau kita melihat terus kehidupan Elisa, mujizat yang dia kerjakan dua kali lebih banyak dari pada mujizat yang dilakukan Elia. Dia mengerjakan semua tanda-tanda mujizat itu bagi Israel agar mereka sadar kembali bahwa Tuhan adalah satu-satunya Allah.
Seruan Elisa pada 2 Raja-raja 14 seolah sekarang dijawab oleh Allah. Elisa berseru, “di manakah Tuhan, Allah Elia?” Sekarang Tuhan menyatakan diri-Nya melalui Elisa, dan sekarang Dia menyatakannya agar Elisa dihormati oleh para raja seperti dulu para raja menghormati Elia. Jika Tuhan ingin membangkitkan hamba-Nya untuk menjadi besar dan berpengaruh, maka Dia sendiri yang akan melakukannya. Hamba-Nya tidak pernah berjuang untuk menjadi orang besar. Mereka hanya berjuang agar dapat lebih setia, lebih sungguh-sungguh taat, dan lebih mampu menyenangkan hati Tuhan dengan melaksanakan apa yang menjadi kehendak-Nya. Tetapi Tuhanlah yang menentukan apakah suara yang dinyatakan oleh hamba-Nya itu akan terdengar di telinga sekelompok kecil kaum yang tersisa ataukah akan bergema di seluruh bangsa. Elisa, sama seperti Elia, adalah suara yang bergema di seluruh Israel. Dia dibangkitkan untuk menjadi besar dan tanda-tanda yang menyertainya membuktikan hal itu. Sekarang banyak hamba-hamba Tuhan mau menjadi besar dengan mujizat-mujizat yang mereka tawarkan tetapi mereka tidak menyatakan firman yang menantang orang untuk bertobat. Sekarang banyak orang mau menjadi populer tetapi sebenarnya tidak pernah dipanggil Tuhan untuk mewakili Dia. Orang-orang seperti inilah, yang ingin membesarkan diri tetapi tidak sungguh-sungguh mewakili Tuhan, yang akan merusak umat Tuhan. Elisa bukan orang seperti ini. Dia menghabiskan waktunya untuk melayani para rombongan nabi yang kebanyakan adalah orang-orang miskin. Dia tidak pernah mencari raja untuk mendapatkan popularitas. Tetapi Tuhan yang menggerakkan orang-orang besar itu untuk datang mencari dia dan mendengarkan apa yang harus dia katakan.
Elia tidak pernah mendapatkan popularitas seperti Elisa. Elia harus menyerukan kalimat-kalimat keras kepada raja dan mendapatkan pertentangan yang sangat hebat. Ahab membenci dia, bahkan menyebut dia musuhnya. Ahazia, anak Ahab memanggil pasukan 50 orang untuk membawa dia ke istananya karena kalimat-kalimat keras yang dia katakan tentang Ahazia. Tetapi Elisa mendapatkan dukungan Yoram meskipun dia juga mengatakan hal-hal yang keras tentang Yoram. Bahkan dia dengan terang-terangan mengatakan tidak mau bertemu dengan raja Yoram kalau raja itu tidak datang bersama-sama dengan raja Yehuda, Yosafat (ay. 14). Tetapi Yoram digerakkan Tuhan untuk tetap tunduk kepada dia dan menghargai dia sebagai wakil Tuhan yang sejati seumur hidupnya (2Raj. 8:4). Bahkan menjelang kematiannya pun raja Israel pada waktu itu, Yoas, menghargai dia sebagai bapanya sendiri yang dia hormati (2Raj. 13:14). Elia berseru dan mendapatkan konflik. Elisa menyerukan hal yang sama, tetapi Tuhan mengizinkan dia mendapatkan tempat sebagai penasihat para raja.
Untuk direnungkan
Biarlah kita sama-sama memikirkan beberapa hal ini untuk pertumbuhan rohani kita:
Adakah hamba Tuhan yang sekarang Tuhan bangkitkan, yang dapat didengar oleh orang-orang besar, dan seruannya menjadi seruan yang didengar banyak orang? Jika ya, maka itu adalah anugerah Tuhan. Doakanlah supaya Tuhan terus membangkitkan orang-orang yang sungguh-sungguh mewakili Tuhan melalui seruan dan khotbahnya dari atas mimbar. Doakan supaya orang-orang seperti ini dipelihara Tuhan dan terus dimurnikan hatinya. Bangsa-bangsa perlu suara dari orang-orang Kristen yang dibangkitkan Tuhan untuk menjadi suara hati nurani mereka. Suara yang perlu didengar bahkan oleh para pemimpin dan raja sekalipun. Tanpa ini raja-raja, para pemimpin, dan para penguasa akan kehilangan hati nurani dan tidak lagi menjalankan kebenaran dan keadilan. Suara Elisa, meskipun tidak membuat raja-raja Israel menyembah Tuhan dengan segenap hati mereka, telah membuat raja-raja Israel dikekang untuk melakukan tindakan-tindakan liar yang menjerumuskan Israel lebih dalam lagi. Kiranya Tuhan beranugerah bagi bangsa ini, membangkitkan hamba-hamba Tuhan dengan seruan yang tulus, berkuasa, dan didengar oleh para pemimpin. Biarlah ini menjadi kerinduan kita bersama yang mewarnai setiap seruan doa kita kepada Tuhan.Biarlah kita juga menjadi orang-orang yang dipakai oleh Tuhan dan setia menjalankan panggilan Tuhan atas kita. Biarlah kita tidak berambisi bagi diri kita sendiri, ingin diri kita sendiri menjadi besar. Biarlah kita semua rindu Tuhan pakai sesuai dengan kapasitas yang Tuhan percayakan kepada kita masing-masing. Dialah yang akan menentukan apakah pengaruh kita dalam melayani Tuhan akan menjangkau banyak orang atau tidak, akan menjangkau orang-orang besar atau kecil, akan didengar oleh para raja atau justru menjadikan para raja memusuhi kita. Biarlah Tuhan saja yang menentukannya. Bagian kita adalah dengan setia menjalani dan menyatakan kebenaran Tuhan bagi orang-orang di sekitar kita.