follower of jesus

Mungkin kita pernah bertanya, kenapa sih banyak gereja ditutup? Kenapa sih untuk mendirikan gereja susah sekali? Bahkan beberapa kali kita mendengar gereja mengalami ancaman bom dan tidak sedikit yang menderita serta meninggal karena penganiayaan. Kenapa jadi orang Kristen susah sekali? Menderita sekali? Bukankah katanya Tuhan terus menjanjikan berkat-Nya kepada kita? Apa sih arti mengikut Tuhan?
Di dalam Matius 8:18-27, kita belajar tentang mengikut Yesus dan peristiwa angin ribut yang diredakan oleh Yesus. Melalui peristiwa diredakannya angin ribut, kita belajar adanya kuasa dan otoritas Tuhan atas alam. Sedangkan dalam hal mengikut Yesus, kita belajar taat dan tunduk kepada kuasa dan otoritas Tuhan yang memimpin kehidupan kita. Apa hubungan dari kedua perikop ini?
Ada beberapa poin yang bisa kita ambil dari 2 perikop ini:
Pertama, sebagai pengikut Yesus kita harus siap untuk ditolak. Dalam ayat 20 dikatakan bahwa “Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.” Kata Anak Manusia digunakan oleh Matius untuk menekankan natur Yesus Kristus sebagai manusia, Dia telah menjadi sama seperti kita, Dia pun ditolak, dicaci maki, dihina, dan bahkan harus mati di kayu salib. Sebagai pengikut Kristus kita telah diberikan teladan yaitu Kristus sendiri. Oleh karena itu kita harus siap untuk ditolak, dihina, dicaci, dan bahkan menjadi martir.
Kedua, sebagai pengikut Yesus kita harus mengutamakan Dia di dalam segala aspek kehidupan kita. Dalam ayat 21-22 diceritakan ada seorang yang ingin mengikut Yesus tetapi ia meminta izin untuk menguburkan ayahnya terlebih dahulu. Pemakaman orang tua adalah salah satu tugas tertinggi dalam masyarakat Yahudi. Hal itu lebih diutamakan melebihi kewajiban lainnya yang tertulis dalam hukum Musa. Ada beberapa penafsir yang menafsirkan bagian ini bahwa sebenarnya Yesus tidak keberatan jikalau dalam mengikut Dia, ada orang-orang yang boleh mengutamakan penguburan orang tua terlebih dahulu daripada mengikut Kristus. Namun, penafsiran ini sama sekali tidak benar karena pada ayat 22 Yesus sangat keras mengatakan “Ikutlah Aku dan biarlah orang-orang mati menguburkan orang-orang mati mereka.” Hal ini berarti ketika kita mengikut Yesus maka kita siap untuk mengutamakan Tuhan melebihi yang lain, sekalipun hal itu adalah suatu kewajiban yang dianggap sangat penting. Hal-hal seperti kenyamanan kita, keegoisan kita, atau kesenangan kita, harus kita tanggalkan demi mengikut Yesus.
Yang ketiga sebagai pengikut Yesus kita harus bersandar kepada Dia dalam segala hal. Di ayat 25-26 kita melihat para murid berkata, “Tuhan, tolonglah kita binasa.” Lalu Yesus berkata: “Mengapa kamu takut, kamu kurang percaya?” Bagian ini mengajak kita untuk merenungkan seberapa besar kita telah bersandar penuh kepada Tuhan. Seberapa besar iman kita untuk percaya dan melihat bahwa Tuhan mempunyai otoritas penuh dalam hidup kita sekalipun badai kehidupan menerjang dan menerpa kita. Apakah kita akan seperti murid-murid yang segera berkata “Tuhan, tolonglah kami binasa.”
Dari ketiga poin di atas mari kita sekali lagi renungkan berapa banyak daripada kita yang mengakui bahwa kita mencintai Tuhan dan mengasihi Tuhan, tetapi ketika penderitaan atau penganiayaan datang, kita mulai mempertanyakan janji Tuhan? Atau bahkan mungkin kita menjadi orang pertama yang meninggalkan Tuhan? Tuhan tidak berjanji bahwa mengikut Dia akan selalu di dalam kenyamanan dan tidak mengalami kesulitan. Ketika kita mengikut Tuhan, sangat mungkin kita akan ditolak, dianiaya, atau penuh penderitaan. Akan tetapi Tuhan beserta kita, sehingga kita dapat mengatakan bahwa berkat terbesar yang Tuhan pernah berikan kepada orang percaya adalah kehadiran Allah sendiri. Penyertaan Allah melebihi berkat apa pun yang pernah Dia berikan kepada kita. Biarlah dengan kerendahan hati kita mau belajar taat di dalam mengikut Tuhan dan belajar setia hingga akhir kehidupan kita. Segala kemuliaan hanya bagi Allah!