israel dibuang

Devotion from 2 Raja-raja 17:1-23
Penjelasan
Di dalam ucapan janji Tuhan kepada Salomo dikatakan bahwa Tuhan akan mempertahankan janji-Nya dan terus memberkati Israel kalau mereka tetap setia kepada-Nya. Tetapi Tuhan juga memperingatkan Salomo bahwa Dia akan membuang Israel jika mereka tidak setia kepada-Nya (1Raj. 9:7). Tuhan menuntut kesetiaan dari umat-Nya sama seperti Dia telah menyatakan kesetiaan-Nya kepada umat-Nya. Tetapi apakah yang terjadi? Yang terjadi adalah mereka tidak setia kepada Tuhan. Bahkan Salomo sendiri, raja yang mendengarkan langsung peringatan Tuhan ini, jatuh ke dalam penyembahan berhala. Tetapi Tuhan penuh dengan belas kasihan. Setelah Salomo, Yerobeam dan Rehabeam (raja Israel dan raja Yehuda) sama-sama gagal untuk mengikuti Tuhan dengan setia. Kegagalan di kerajaan Israel Utara bahkan terus berlanjut. Hanya dua orang raja yang datang kepada Tuhan dan menyembah Tuhan, yaitu Yehu dan Yoahas yang datang beribadah kepada Tuhan. Itu pun dengan kesetiaan yang sangat tidak layak. Jadi seluruh bangsa Israel diperintah oleh raja-raja yang tidak pernah bisa setia kepada Tuhan dengan sepenuh hati. Tuhan terus sabar hingga raja ke-19 barulah Dia membuang mereka. Tuhan membuang mereka pada zaman Hosea, raja ke-19 yang pernah memerintah Israel Utara sejak pecahnya kerajaan Israel.
Hosea adalah raja yang jahat di mata Tuhan. Tuhan mengirimkan Salmaneser, raja Asyur untuk menaklukkan dia, tetapi dia berkhianat dan meminta pertolongan pada Mesir. Ketika diketahui raja Asyur bahwa Hosea meminta pertolongan Mesir, maka dia datang dan menangkap Hosea. Dia mengepung Samaria hingga tiga tahun dan akhirnya menaklukkan Samaria dan mengangkut orang-orang Israel ke Asyur. Ayat 7-23 menjelaskan mengapa Tuhan membuang Israel. Mereka tidak lagi setia kepada Tuhan. Mereka hidup menurut adat istiadat bangsa-bangsa lain yang menyembah berhala. Mereka mendirikan bukit-bukit pengorbanan, mendirikan tugu-tugu berhala, membakar korban bagi dewa-dewa lain, dan sujud kepada berhala-berhala. Bahkan peringatan Tuhan melalui para nabi pun tidak mereka dengarkan. Bagian ini menunjukkan bahwa Tuhan sudah sangat sabar sehingga menanti hingga sedemikian lama sebelum membuang mereka semua. Orang Israel tidak menepati bagian mereka di dalam perjanjian padahal Tuhan dengan sangat setia menjalankan bagian-Nya dengan setepat mungkin. Tuhan memelihara mereka, memberikan mereka keamanan, memberikan mereka segala hal yang mereka perlukan, tetapi mereka malah sujud kepada berhala. Mereka tidak mau datang kepada Tuhan untuk menyembah Dia dan bersyukur kepada-Nya. Mereka mengkhianati Dia, menimbulkan sakit hati-Nya, dan sujud kepada berhala-berhala.
Inilah akhir dari Israel Utara. Bahkan, berbeda dengan Yehuda yang masih akan Tuhan pulihkan, Israel Utara akan tersebar dan hancur sama sekali. Seluruh suku yang tinggal di Yehuda itulah yang meneruskan keturunan suku-suku Israel (2Taw. 11:16-17). Tetapi mereka yang memutuskan tetap tinggal di daerah Israel Utara pada akhirnya punah setelah dibuang oleh Asyur. Mereka ditangkap dan diceraiberaikan ke daerah-daerah Asyur yang lain. Pada akhirnya mereka semua akan bercampur dengan bangsa-bangsa lain di tempat di mana mereka dibuang dan akhirnya kehilangan identitas Israel mereka.
Untuk direnungkan:
Ketika kita membaca penghukuman Tuhan, biarlah kita mengingat hal ini dalam pikiran kita, yaitu bahwa Tuhan seharusnya menghukum mereka sejak awal. Setiap kali Tuhan menyatakan hukuman-Nya, itu berarti periode kesabaran, anugerah, dan tawaran untuk bertobat telah diberikan dan ditolak. Tuhan tidak pernah membuang umat-Nya ataupun memberikan hukuman kepada siapa pun dengan tanpa memberikan peringatan bertobat terlebih dahulu. Bahkan di dalam Roma 2:4 Paulus mengatakan bahwa Tuhan memberikan kesempatan bertobat melalui kemurahan dan kebaikan-Nya kepada semua bangsa di dunia. Jangan tertipu oleh dusta setan. Tuhan bukanlah Allah yang kejam yang bersenang-senang ketika menimpakan hukuman-Nya. Dia bukanlah penguasa kejam yang mengalami kepuasan di dalam menghukum. Allah selalu memberikan kesempatan berbalik kepada manusia yang akan dihukum-Nya. Apakah Israel diberikan kesempatan bertobat? Ya. Jika seluruh 19 raja Israel Utara tidak satu pun yang dianggap baik oleh Allah, mengapa menunggu begitu lama sebelum memusnahkan Israel sama sekali? Karena kesabaran-Nya dan belas kasihan-Nya yang besar. Allah terus memanggil mereka kembali. Allah bahkan memberikan banyak nabi-nabi, termasuk dua nabi yang besar, yaitu Elia dan Elisa. Kedua nabi ini berseru kepada Israel dengan tanda-tanda ajaib yang begitu banyak, tetapi Israel tetap tidak bertobat dan kembali kepada Tuhan. Kesabaran Tuhan sangat besar, tetapi ada batasnya. Kesabaran Tuhan membuat Dia menunggu ratusan tahun, tetapi waktu kemurahan Tuhan pada akhirnya akan habis. Pada zaman Hosea menjadi raja Israel akhirnya Tuhan berkata, “cukup!” Tuhan menghukum mereka karena mereka terus menghina kemurahan dan kesabaran Tuhan.
Marilah kita belajar mengenal Allah dengan tepat. Dia bukan Allah yang sembarangan menghukum. Tuhan bukanlah Allah yang kejam. Dia penuh dengan kesabaran dan belas kasihan. Dia tidak dengan tega menghukum, tetapi kekerasan hati yang terus menerus membuat belas kasihan-Nya dihina membuat Dia pada akhirnya menghukum. Kekerasan hati yang tidak mau bertobat, itulah yang akan mendapatkan murka Tuhan. Tetapi orang berdosa yang mau kembali kepada Tuhan, berapa pun besar dosanya, tetap akan diampuni oleh Dia. Siapa yang berespons kepada periode anugerah Tuhan dan menanggapi panggilan-Nya untuk bertobat, dia pasti akan mendapatkan belas kasihan Tuhan. Israel telah mendapatkan periode itu dan mereka mengabaikannya. Maka Tuhan mengirimkan Asyur untuk mengalahkan mereka, menghancurkan mereka, dan membuat tanah mereka menjadi kosong serta tidak lagi dihuni oleh keturunan Yakub.
Pertanyaan renungan:
  1. Ingatlah kembali betapa besar kesabaran Tuhan dalam kehidupan kita! Renungkan kembali tahun-tahun di mana kita mengabaikan Tuhan dan hidup di dalam dosa! Renungkan kembali saat-saat di mana kita belum mengenal Dia dan hidup di dalam perlawanan kepada Dia! Alangkah sabarnya Dia menanti kita kembali. Kapankah kita menyadari bahwa Dia menantikan kita untuk bertobat kembali kepada Dia? Kapankah saat di mana kita sadar bahwa kita telah menikmati kesabaran Tuhan yang begitu panjang sehingga akhirnya kita kembali kepada Dia?
  2. Apakah sekarang kita masih hidup dengan menguji kesabaran-Nya terus? Jika kita masih terus mempermainkan anugerah dan kesabaran Tuhan, jangan lupa bahwa waktu Tuhan akan berakhir dan kesempatan bertobat akan berhenti. Maukah kita kembali kepada Dia sekarang? Jangan menguji kesabaran Tuhan hingga habis waktunya seperti orang Israel. (JP)