Pengepungan dan Bencana Kelaparan di Samaria


Devotion from 2 Raja-raja 6:24-7:20
 
Bagian panjang yang kita baca hari ini adalah kisah kemenangan yang Tuhan berikan melalui Elisa bagi Samaria. 2 Raja-raja 6:24 mengatakan bahwa Benhadad membawa seluruh pasukannya untuk menghancurkan Samaria. Ternyata mereka berhasil maju dan mengurung Samaria di dalam kepungan mereka. Peperangan yang paling berat pada zaman Elisa adalah peperangan untuk menaklukkan kota-kota benteng. Penaklukkan ini dilakukan dengan mengepung kota berbenteng itu hingga orang-orang yang terkepung menyerah, biasanya karena kelaparan. Tentara pengepung akan memutus pasokan makanan dari luar hingga orang-orang di dalam benteng kekurangan bahan makanan. Benteng yang kuat hanya bisa ditaklukkan dengan cara seperti ini karena jika pasukan penakluk ingin langsung menyerbu, risiko serangan dari benteng berupa panah dan batu-batu yang dijatuhkan dari tembok kota sangat berpotensi memberikan pukulan besar bagi pasukan penyerang. Pasukan tentara yang sangat kuat dan berani akan tetap maju, mendirikan tangga-tangga untuk memanjat benteng, menjebol pintu masuk benteng, dan merangsek masuk ke dalam. Tetapi umumnya cara yang paling aman adalah mengepung kota itu hingga mereka terdesak karena kelaparan.
Samaria mengalami kepungan hebat dari Benhadad. Pasukan Aram berhasil memukul mundur pasukan Samaria sehingga mereka berlindung di dalam benteng Samaria. Begitu berhasilnya mereka mengurung Samaria sehingga dikatakan bahwa harga kepala keledai dan kotoran merpati menjadi mahal karena orang-orang Samaria terpaksa memakan kepala keledai dan kotoran merpati. Kelaparan ini membuat seluruh Samaria mencari alternatif makanan yang bisa mereka dapatkan. Hal yang paling membuat muak adalah karena kelaparan di tengah-tengah rakyat Samaria ternyata sampai membuat ibu-ibu memakan bayi-bayi mereka sendiri. Keadaan yang memuakkan ini membuat raja berdukacita dan bersumpah ingin memenggal kepala Elisa (6:30-31) karena dia menyalahkan Tuhan untuk kejadian ini.
Tetapi Elisa telah mengetahui kemarahan raja Yoram (6:32). Elisa juga tahu bahwa kemarahan Yoram adalah bentuk kekecewaannya kepada Tuhan, bukan karena niat untuk membunuh Elisa. Itu sebabnya Elisa mengatakan untuk menahan orang utusan raja yang berjalan mendahului raja supaya orang itu tidak membunuh dirinya. Sebab ketika raja Yoram datang, Elisa tahu bahwa dia tidak akan bertindak untuk membunuh dirinya, tetapi lebih untuk meminta nasihat Elisa mengenai apa yang telah terjadi. Kekecewaan Yoram dinyatakan di dalam 6:33. Dia merasa tidak ada gunanya lagi berharap kepada Tuhan. Tetapi Elisa menyatakan firman Tuhan bahwa besok pada waktu yang sama Tuhan akan membuat harga-harga yang tadinya begitu mahal (kepala keledai 80 syikal dan kotoran merpati 5 syikal) menjadi begitu murah (tepung 12 liter hanya satu syikal dan jelai 24 liter juga hanya satu syikal). Perwira ajudan raja Yoram menghina perkataan itu dengan mengatakan bahwa hal itu mustahil sekalipun Tuhan membuka tingkap-tingkap di langit (7:2). Ini adalah penghinaan yang sangat besar. Apakah Tuhan tidak sanggup menolong? Apakah Tuhan tidak punya kuasa untuk membuat apa yang Dia firmankan sungguh-sungguh terjadi? Tetapi kalau kita merenungkan baik-baik, di dalam keadaan kelaparan yang begitu hebat sehingga ibu-ibu pun memakan bayi-bayi mereka sendiri, apakah masih mungkin terjadi hanya dalam satu hari segala situasi ini akan berbalik? Bisakah Tuhan pulihkan krisis ekonomi yang sangat parah ini hanya dalam waktu satu hari? Pada zaman sekarang keadaan ekonomi sebuah bangsa bisa kolaps hanya dalam satu hari. Tetapi bisakah keadaan ekonomi itu pulih hanya dalam satu hari? Keraguan sang perwira raja itu sangat beralasan, tetapi juga sangat tidak beriman. Sangat beralasan jikalau tidak ada firman Tuhan yang menjanjikan hal itu. Sangat tidak beriman kalau tetap meragukan walaupun Tuhan sudah berfirman.
Ternyata Tuhan tengah bekerja memberikan ketakutan di dalam hati orang-orang Aram. Mereka sendiri memulai desas-desus bahwa raja Israel telah mengupah orang-orang Mesir dan orang-orang Het untuk menyerang orang-orang Aram (7:6). Desas-desus ini mungkin berkembang karena orang Samaria masih juga belum menawarkan harta benda mereka untuk membuat orang-orang Aram mundur dan meninggalkan mereka. Mengapa belum? Mungkin karena harta benda itu telah dijanjikan untuk orang-orang Mesir dan Het. Setelah itu Tuhan juga memberikan bunyi-bunyi kereta kuda dan tentara yang besar untuk didengar oleh orang-orang Aram. Mendengar beratnya langkah pasukan itu membuat mereka tahu bahwa ada pasukan yang sangat besar mendekat ke perkemahan mereka. Bunyi-bunyi itu, yang sebenarnya berasal dari Tuhan, begitu besar dan segera sehingga orang-orang Aram ketakutan dan lari begitu saja. Mereka lari meninggalkan semua harta dan persediaan makanan mereka yang berlimpah.
Empat orang kusta yang ada di luar pintu gerbang Samaria memutuskan untuk masuk perkemahan orang-orang Aram karena mereka sudah sangat kelaparan (7:3-4). Mereka tidak boleh masuk kota Samaria karena mereka menderita kusta. Dan mereka berpikir kalau di tempat tentara Aram mereka mati sekalipun, mereka tidak merasa rugi, karena hal yang sama akan mereka alami jika mereka terus menanti di pintu gerbang Samaria. Maka mereka sepakat untuk pergi memohon belas kasihan orang-orang Aram dan memohon makanan dari mereka. Tetapi ternyata, ketika mereka tiba di perkemahan tentara Aram, seluruh tentara telah pergi meninggalkan semua harta benda dan makanan mereka. Maka melalui mulut ke empat orang kusta ini seluruh Samaria mengetahui bahwa orang-orang Aram telah pergi meninggalkan begitu banyak jarahan dan makanan bagi mereka. Ke empat orang kusta ini tidak lupa untuk memberitakan kabar baik ini ke seluruh Samaria.
Dalam pasal 7:12 dikatakan bahwa raja tetap merasa bahwa ini adalah tipuan orang-orang Aram. Mereka pura-pura lari dan setelah orang Samaria keluar, mereka akan menaklukkan orang-orang itu dan merebut Samaria. Maka raja melakukan pengujian dengan mengutus kereta kuda dan tentaranya untuk menyelidiki. Ternyata menemukan kuda pun sulit setelah kelaparan hebat itu (7:13). Laporan dari tentara itu mengatakan bahwa perkemahan orang Aram yang besar itu sudah kosong dan dipenuhi dengan barang-barang dan makanan. Sang pengepung sekarang lari, dan Samaria yang dikepung keluar untuk menjarah milik musuh mereka seolah-olah mereka telah menaklukkan Aram. Tanpa berperang Israel menjarah milik musuhnya. Setelah itu seluruh bahan makanan orang Aram dikumpulkan dan dijual di pintu gerbang Israel. Karena begitu banyaknya persediaan makanan orang Aram itu sehingga tepung yang terbaik dijual hanya satu syikal untuk 12 liter, sesuai dengan nubuat Elisa (7:1, 16, dan 18). Perwira raja yang menghina nubuat Elisa akhirnya mati diinjak-injak rakyat Samaria di pintu gerbang ketika rakyat berebutan keluar Samaria untuk menjarah perkemahan Aram itu.
Untuk direnungkan:
Bagian panjang ini memberikan pengertian yang sangat dalam bagi kita semua. Tuhan yang memelihara Israel dapat memberikan pemeliharaan itu dengan berbagai cara. Tuhan yang memelihara Israel, juga bisa menjerumuskan Israel dalam keadaan yang sangat menyedihkan sebagai hukuman atas pelanggaran-pelanggaran mereka. Tuhan yang memelihara Israel, Dia juga yang menyatakan kebesaran-Nya melalui segala tanda-tanda ajaib yang Dia kerjakan melalui nabi-Nya. Pengertian-pengertian yang seimbang mengenai siapa Tuhan menjadi makin jelas pada bagian ini. Tuhan menghukum, memulihkan, melakukan tanda-tanda ajaib, semua adalah untuk menyatakan bahwa Dialah yang berkuasa atas Israel. Milik Dialah Israel dan karena itu segala cambukan, pengampunan, dan tanda-tanda ajaib, semuanya berguna untuk mengajar mereka untuk takut akan Tuhan dan memuji keagungan rancangan-Nya. Bagian ini juga mengingatkan bahwa di tengah-tengah umat Tuhan juga banyak yang masih tetap menganggap enteng hal-hal yang sudah Tuhan kerjakan di dalam membuat mujizat. Mujizat yang menyatakan bahwa Dialah Allah karena Dialah yang menyatakan hal-hal yang akan terjadi di kemudian hari.