Devotion from Kisah Rasul 4:32-37
Bagian ini menggambarkan kekuatan dari gereja pada zaman para rasul. Mereka dengan teguh bertahan di tengah-tengah penganiayaan dunia ini karena mereka saling menanggung beban masing-masing. Orang Kristen yang tidak pernah peduli orang lain adalah orang Kristen palsu. Orang Kristen, entah dia kaya atau miskin, semua harus memerhatikan satu sama lain. Kadang-kadang orang yang kaya menikmati hidup dengan berlimpah dan mengejar kesenangan yang tidak habis-habisnya sehingga hati nurani mereka menjadi tebal, keras, dan dingin. Kadang-kadang orang yang miskin merasa harus selalu dibantu dan melihat orang-orang lain dengan perasaan berhak meminta dan berhak ditolong sehingga mereka pun menjadi dingin dan keras, tidak tergerak untuk peduli orang lain. Ini bukan cara hidup orang-orang Kristen di dalam Kisah Rasul 4. Mereka tidak merasa bahwa segala sesuatu yang mereka miliki adalah untuk kesenangan sendiri. Mereka menyadari bahwa segala sesuatu yang mereka miliki adalah milik Tuhan dan karena itu harus bisa dinikmati oleh banyak orang juga. Kerinduan untuk menjadi berkat bagi banyak orang lain ini juga yang mendorong mereka untuk dengan rela menjual segala sesuatu untuk keperluan orang lain.
Ada orang-orang yang menafsirkan bahwa alasan orang-orang Kristen ini menjual harta mereka adalah karena mereka menganggap Tuhan Yesus akan segera datang sehingga mereka tidak memerlukan harta lagi. Ini tafsiran yang absurd. Jika mereka merasa Kristus akan datang kembali sehingga mereka tidak perlu barang-barang untuk hidup di dunia ini lagi, untuk apa mereka menolong orang-orang miskin? Bilang saja kepada orang miskin untuk menunggu karena sebentar lagi Yesus Kristus akan datang dan mereka tidak perlu harta duniawi lagi. Bagian ini dengan jelas mengatakan bahwa alasan mereka menjual barang-barang pribadi mereka adalah karena banyaknya orang lain yang memerlukannya (Kis. 4:35). Mereka berbagi karena begitu banyak orang miskin di sana. Mengapa banyak? Mungkin karena banyak dari mereka yang diusir setelah menjadi Kristen. Mungkin banyak dari mereka yang dianiaya oleh orang Yahudi dan diusir dari rumah mereka sehingga mereka perlu tempat tinggal, makanan, dan pakaian. Yang mana pun penyebabnya, tekanan dari bacaan kita hari ini adalah bahwa orang-orang Kristen sangat peka terhadap kebutuhan sesamanya.
Bagaimanakah orang-orang Kristen bisa bertahan menghadapi dunia? Mereka bisa bertahan karena Tuhan menyertai mereka dan menguatkan mereka dengan memakai saudara-saudara seiman mereka untuk saling menolong satu sama lain. Kekuatan dan penghiburan gereja Tuhan ada pada Roh Kudus yang bekerja memakai orang-orang Kristen untuk menguatkan satu sama lain. Jemaat mula-mula bukan hanya kumpulan orang-orang yang mengerti doktrin yang benar. Jemaat mula-mula juga bukan hanya kumpulan orang-orang yang giat bekerja bagi Tuhan mereka, menaati Tuhan dengan berjuang gigih memberitakan Injil. Jemaat mula-mula juga bukan hanya orang-orang yang senang berdoa dengan tidak jemu-jemu. Semua ini harus ada, tetapi belum lengkap. Belum lengkap karena harus ditambah satu hal lagi, yaitu saling peduli satu sama lain. Jemaat mula-mula adalah jemaat yang saling memerhatikan satu sama lain. Kita perlu punya pengertian yang tepat akan Kitab Suci. Kita perlu punya kegigihan mengabarkan Injil dengan tidak lelah. Kita juga perlu punya kebiasaan doa yang tekun dan sepenuh hati. Tetapi semua itu menjadi sesuatu yang tidak berguna jika kita tidak mempunyai kasih kepada sesama. Sebaliknya, kasih kepada sesama tanpa hal-hal lain tadi akan menjadi kasih buta yang tidak membangun dan tidak mungkin diperkenan Tuhan. Biarlah kita belajar menjadi jemaat Tuhan yang utuh, yang berusaha melakukan semuanya itu dengan seketat mungkin.
Ayat 33 mengatakan bahwa para rasul memberi kesaksian Injil kepada mereka semua dengan kuasa yang besar. Inilah yang mendorong mereka untuk memedulikan satu dengan lain. Jika bukan Kristus yang lebih dahulu mengasihi, tidak ada seorang manusia yang sanggup mengasihi dengan benar. Jika bukan Kristus yang lebih dahulu memberi, tidak ada seorang manusia yang sanggup memberi. Kristus yang dinyatakan oleh para rasul adalah kekuatan mereka dan juga sumber segala kelimpahan mereka. Apakah tandanya bahwa Kristus adalah sumber segala kelimpahan kita? Jika kita sudah mengerti untuk memberi kepada orang lain yang perlu, barulah kita dapat mengakui bahwa Kristus benar-benar adalah sumber kelimpahan kita. Sebab bagaimana mungkin kita dapat mengakui bahwa kita menyadari kelimpahan anugerah demi anugerah yang dibagikan oleh Bapa kepada kita melalui Kristus jika kita tidak pernah di dalam hidup menolong orang lain dengan apa yang ada pada kita?
Berikutnya di dalam ayat 35 dikatakan bahwa mereka meletakkan persembahan itu di kaki rasul-rasul untuk dibagi-bagikan. Mereka tidak mempersembahkan untuk para rasul. Mereka juga tidak mau mengatur persembahan mereka sendiri. Saat ini banyak pendeta yang ambil uang jemaat untuk diri sendiri. Persembahan perpuluhan dimasukkan ke kantong sendiri. Inilah koruptor yang menyamar jadi rohaniwan dan yang harus dihukum! Saat ini juga banyak jemaat yang kalau sudah beri persembahan besar langsung merasa bos di gereja. Sudah kasih lalu atur-atur harus bagaimana dengan persembahan itu. Jemaat mula-mula tidak demikian. Mereka memberikan uang itu kepada gereja dan menyerahkan para pemimpin gereja untuk mengaturnya. Lalu para pemimpin itu pun mengatur demi kebaikan orang lain, bukan demi diri sendiri. Mereka tidak mengatur bagian mereka harus berapa atau yang masuk kantong mereka berapa. Mereka mengatur hanya untuk kepentingan orang lain.
Untuk direnungkan:
Menjadi Kristen bukan hanya menjadi pengikut upacara-upacara agama. Menjadi Kristen berarti mengikut Kristus dan berusaha menjadi seperti Dia. Bagaimana mungkin seorang mengaku Kristen tetapi tidak mempunyai kepekaan terhadap kebutuhan saudara-saudaranya? Bagaimana mungkin juga seorang mengaku Kristen tetapi selalu mau menyerap dan merugikan saudara-saudaranya dengan menipu dan memanfaatkan mereka? Bagaimana mungkin seorang mengaku Kristen, tetapi terus mau mengatur gereja karena merasa berkuasa sebagai orang kaya? Gereja yang memperilah orang kaya dan orang kaya yang memperhamba gereja akan dihancurkan oleh Tuhan! Mari belajar peka terhadap kebutuhan saudara-saudara kita. Orang yang paling pantas ditolong adalah orang yang sudah kerja keras tetapi tetap kurang, dan tidak pernah banyak mengeluh. Orang yang terlalu sering minta-minta justru tidak perlu terlalu dipercaya. Tetapi jika yang perlu dibantu benar-benar tidak mau banyak cerita, bagaimana kita bisa tahu kalau dia perlu? Satu-satunya cara adalah kita mengenal keadaannya, mengenal hidupnya, mengenal kesulitannya dengan mengenal dia sebagai saudara. Minta kepekaan kepada Tuhan sehingga kita tidak mengabaikan mereka yang perlu bantuan dan memberikan apa yang mereka perlukan dengan rela.
Di dalam ayat 36 dan 37 dikatakan bahwa bantuan yang diberikan oleh Barnabas sangat besar. Dia menjual tanahnya dan memberikan semuanya untuk persembahan. Semua? Ya. Semua! Dia tidak memberi sekadarnya, asal terlihat sudah memberi sudah cukup. Tidak. Mengapa dia rela memberi semuanya? Karena kebutuhan yang begitu besar dan mendesak diperlukan oleh saudara-saudara seimannya pada waktu itu. Ayat ini tidak hanya menyatakan jumlah saja. Ayat ini mengajarkan bahwa bagi Barnabas orang lain lebih penting daripada uang sendiri. Yesus Kristus menganggap orang lain lebih penting daripada kemuliaan-Nya sendiri sehingga Dia rela menjadi manusia yang begitu lemah dan miskin. Yesus Kristus menganggap orang lain lebih penting daripada nyawa-Nya sendiri sehingga Dia rela mati bagi orang lain. Apakah bagi kita orang lain lebih penting daripada harta?