Devotion from Kisah Rasul 9:10-19a
Di dalam keadaan tidak berdaya, Saulus harus dituntun oleh orang-orang yang menyertai dia ke dalam kota Damsyik. Di dalam keadaan seperti ini dia menolak untuk makan dan minum selama tiga hari. Tuhan memberikan kepada Saulus orang yang mau dia seret dan tangkap untuk dihukum di Yerusalem sebagai penolong yang menampung dia di rumahnya (ay. 11). Tuhan juga mengutus Ananias, seorang murid Yesus yang penting, untuk mendoakan Saulus dan menguatkan kembali dia. Orang-orang yang mau dia binasakan sekarang menjadi orang-orang yang Tuhan pakai untuk menolong dia. Sekarang kehidupan Saulus benar-benar terbalik. Kristus yang dia tentang habis-habisan sekarang akan dia bela dan beritakan sampai mati. Murid-murid Tuhan yang begitu gigih diperangi dan ditangkap olehnya sekarang menjadi orang-orang yang menolong dan membela dia, serta menerima dia di tengah-tengah mereka.
Di dalam ayat 10 Tuhan memerintahkan Ananias untuk menumpangkan tangan ke atas Saulus. Tentu saja ini menjadi berita yang mengagetkan bagi Ananias. Orang yang sangat ditakuti sekarang menjadi salah satu saudara mereka. Ananias bertanya kepada Tuhan mengenai keadilan Tuhan sebab Saulus telah banyak menganiaya jemaat Tuhan. Bisakah segala kesalahannya menganiaya murid-murid Kristus dibebaskan tanpa ada konsekuensi apa pun? Tuhan ternyata mempersiapkan keadilan yang begitu sempurna. Saulus telah diampuni, tetapi segala kesulitan dan aniaya yang dahulu ditimpakannya kepada murid-murid Kristus akan ditimpakan kepadanya dari orang-orang yang menolak Kristus. Dan meskipun Saulus akan mengalami banyak penderitaan demi nama Kristus, tetapi Saulus telah Allah tetapkan menjadi rasul-Nya untuk memberitakan Injil bagi bangsa-bangsa, raja-raja, dan orang-orang Israel. Rasul ini akan menjadi pemberita Injil yang sangat efisien, dengan pelayanan yang menjangkau tempat begitu luas, dan dengan kegigihan yang tidak pernah berkurang seumur hidup pelayanannya. Dengan pengertian ini Ananias pergi untuk bertemu dengan rasul pilihan Tuhan yang sekarang terbaring lemah dan buta ini.
Di dalam ayat 17 Ananias pergi dan menumpangkan tangannya kepada Saulus. Tuhan memakai Ananias sehingga melaluinya Saulus dipulihkan kembali dan dipenuhi dengan Roh Kudus. Sang rasul memerlukan saudara seiman lain untuk memulihkan keadaannya dan mendoakannya agar dia penuh dengan Roh. Inilah konsep yang terus disadari oleh Saulus sehingga sampai bertahun-tahun kemudian dia tetap memohon doa dari orang-orang lain agar pelayanannya dipimpin Tuhan (2Tes. 3:1-2; Ef. 6:19-20). Melalui Ananias juga Saulus dapat melihat kembali dan dibaptis menjadi pengikut Yesus Kristus.
Untuk direnungkan:
Hal pertama yang mau kita pelajari hari ini adalah tuntutan Tuhan untuk kehidupan gereja yang mempraktikkan pengampunan. Inilah kehendak Tuhan bagi gereja-Nya, yaitu kerelaan untuk mengampuni dan menerima musuh-musuhnya yang bertobat. Bahkan seorang pemusnah gereja sekalipun harus diterima dengan begitu hangat jika dia telah bertobat. Adakah pembenci-pembenci Kristen yang kita ingat saat ini? Adakah orang-orang yang menghancurkan gereja dan memusnahkan kekristenan yang saat ini begitu ditakuti dan dibenci oleh orang-orang Kristen? Jika dia bertobat, biarlah dia melihat penerimaan yang begitu besar dari gereja Tuhan atasnya, sama seperti Tuhan telah menerima dia. Apakah semua orang Kristen pada waktu zaman para rasul dapat dengan mudah menerima Saulus? Tidak. Di dalam Kisah Rasul 9:26 dinyatakan bahwa gereja Tuhan di Yerusalem sangat sulit menerima Saulus. Gereja di setiap zaman tetap harus bergumul dan berusaha membuka diri terhadap orang-orang yang baru bertobat jika orang-orang itu memiliki latar belakang yang berbeda. Tidak mudah menerima orang-orang yang tadinya begitu kita takuti atau musuhi. Tetapi Ananias menjadi pelopor untuk penerimaan Saulus.
Hal kedua yang juga harus dipelajari oleh umat Tuhan dengan pemanggilan Saulus adalah memahami bahwa Tuhan bisa memanggil siapa pun yang Dia mau untuk tugas yang Dia persiapkan bagi orang itu. Apakah mudah menerima jalan Tuhan? Tidak. Keterbatasan pengertian kita, sifat egois kita, dan juga kebebalan kita bisa membuat pemahaman terhadap jalan Tuhan begitu sulit untuk kita miliki. Bagaimana mungkin kita dapat menerima dengan mudah fakta bahwa Tuhan memakai musuh kita untuk melakukan pekerjaan besar-Nya, dan bukan memakai kita? Saulus adalah alat pilihan Tuhan? Mengapa tidak yang lain? Mengapa tidak orang-orang yang sejak semula sudah mengikut Yesus? Mengapa pakai orang baru bertobat yang sebelumnya telah menghabiskan hari-harinya untuk memburu orang-orang Kristen dan memusnahkan kekristenan? Tetapi inilah cara Tuhan. Bukankah cara ini menyatakan betapa besar pengampunan Tuhan? Ini juga cara Tuhan melatih para pemimpin dan para rasul, juga para pengabar Injil pada waktu itu. Siapkah mereka melihat pekerjaan Tuhan dikerjakan dengan penuh kuasa dan hikmat Allah oleh seorang yang tadinya memusuhi mereka? Kebencian dan iri hati selalu menjadi masalah besar di dalam persekutuan gereja Tuhan. Kebencian dan sulit mengampuni harus dikalahkan dan murid-murid Yesus harus menerima Saulus yang sekarang telah Tuhan terima. Iri hati dan dengki harus dikalahkan dan murid-murid Yesus harus menerima Saulus yang akan Tuhan pakai demikian besar, melampaui pekerjaan yang Tuhan kerjakan melalui mereka. Marilah kita belajar memuji Tuhan dan mengagumi Nama-Nya yang mulia ketika kita melihat orang-orang yang Tuhan bangkitkan untuk pekerjaan-pekerjaan besar yang Dia persiapkan untuk mereka. Entah itu orang yang kita tidak suka, orang yang pernah menjadi ancaman bagi kita, ataupun orang yang bagi kita sangat berdosa dan sangat pantas dihukum di neraka sekalipun, kalau ternyata Tuhan mengampuni dan memakai orang itu dengan sangat besar, kita harus menerima, bersyukur, dan bahkan bersukacita dengan tulus dan sepenuh hati karena keagungan Tuhan melampaui keadaan berdosa seseorang.
Hal ketiga yang perlu diingat adalah setiap pelayan Tuhan memerlukan orang-orang lain untuk mendukung dia dalam melayani Tuhan. Keadaan Saulus dalam melayani Tuhan tidak pernah mudah. Dia mendapatkan tentangan dari orang-orang Yahudi yang tadinya begitu sepaham dengan dia dalam memusnahkan murid-murid Yesus. Dia juga dipandang dengan penuh kecurigaan oleh murid-murid Yesus. Kesulitan-kesulitan ini dilewati Saulus langkah demi langkah hingga akhirnya, setelah 14 tahun Saulus mengabarkan Injil dan setiap pekerjaan Tuhan benar-benar terbukti melalui pelayanannya, akhirnya para rasul yang lain berjabat tangan dengan dia sebagai tanda pengakuan kerasulannya (Gal. 2:1, 9). Dan di dalam segala kesulitan itu Tuhan selalu mengizinkan ada orang-orang yang menguatkan kembali Saulus dan menerima dia serta yang dipakai Tuhan untuk melayani bersama-sama dengan dia. Bahkan di awal panggilannya Saulus memerlukan seorang bernama Yusuf untuk memberi tumpangan di rumahnya ketika Saulus sedang berada di dalam keadaan tidak berdaya (ay. 11). Saulus juga memerlukan Ananias untuk membaptis dan meneguhkan panggilan kerasulannya melalui penumpangan tangannya atas Saulus. Tuhan tidak pernah membangkitkan pahlawan-pahlawan yang bertipe single fighter untuk kerajaan-Nya. Tuhan memanggil banyak orang untuk melayani, saling menguatkan, saling menopang, saling menegur, saling mengisi, saling belajar, dan saling mendoakan di dalam melayani Kristus. Biarlah kita juga belajar untuk melayani Tuhan bersama-sama, menyadari perlunya tunduk kepada otoritas yang Tuhan tetapkan di dalam kebersamaan persekutuan di gereja kita, dan menyadari panggilan masing-masing orang tidak mungkin dapat dilakukan tanpa topangan dan pertolongan orang lain. Inilah cara pekerjaan Tuhan diberkati dan diperkembangkan oleh Roh Kudus. Kiranya Tuhan memberikan kepada kita sekalian segala sifat-sifat ini.