buku AIR MATA PERIKAHAN

kali ini saya akan mengulas bali buku yang di keluarkan oleh momentum. penulisnya bernama Billy Kristanto yang berjudul air mata pernikahan. ayo kita simak sama sama


inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebabia diambil dari laki laki (kej. 2:23)

perjumpaan pertama antara adam dan hawa dimulai dengan kalimat pujian dan penerimaan. inilah cetia ciptaan mula mula: tidak ada air mata. adam tahu dengan jelas bahwa hawa adalah pemberian Tuhan Alllah baginya. hawa bukanlah hasil kerja keras adam. Tuhan Allah berkarya ketika adam dibuatnya tidur nyenyak. tidak ada campuran tangan adam disini. disini yang lain. Tuhan Allah menciptakan hawa dengan mengambil salah satu rusuk adam. mengapa ALlah melakukan ini? bukankah Ia mahakuasa? Allah memang bisa saja menciptakan hawa dari tanah, sama seperti menciptakan adam. bahkan, ia juga dapat menciptakan hawa dari ketiadaa. ketika Allah memutuskan dalam hikmatnya untuk menciptakan hawa dari rusuk adam, tentu ada pengertian penting yang hendak ia nyatakan kepada kita. sejak dari mulanya, perempuan itu" diambil dari laki laki." perempuan bukanlah satu individu yang berdiri sendiri tanpa laki laki. ini bukan merupakan perendahan kaum perempuan. justru sebaliknya! sama seperti adam bukan berasal dari dirinya sendiri melainkan berasal dari ALlah, demikian pula perempuan berasal dari dirinya melainkan berasal dari ALlah, demikian pula perempuan berasal dari laki laki. adam berasal dari Allah berarti pada mulanya adam bukanlah musuh Allah. Allah tidak menciptakan ada dengan perasaan asing terhadap makluk ciptaannya. demikian pula, adam pada mulanya tidak merasa asing terhadap hawa yang ditempatkan Allah disisinya. adam melihat hawa sebagai bagian dari tubuhnya sendiri." tulangku dan daging dari dagingku." adam juga tidak merasa keberatan dengan tindakan Allah yang telah "mengorbankan" satu tulang rusuknya demi terciptanya hawa. Allah merencanakannya dengan amat baik. Allah sengaja menunda penciptaan hawa sampai adam selesai memberi nama kepada segala binatang yang diciptakanlebih rendah dari padanya itu. Allah bisa saja menciptakan hawa pada saat yang sama dengan adam, namun, itu tidak dilakukannya. agaknya, ada tenggang waktu tertentu antara penciptaan adam dan penciptaan hawa. Alkitab memberi tahu kita alasannya: supaya yang lain itu, " ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia"(kej2:20). ada perbedaan antara orang yang menikah karena kesepian atau ketidak sanggupan untuk berdamai dengan dirinya sendiridan orang yang menikah dengan menyadari ketidaklengkapannya ketika ia hidup seorang diri tanpa penolong yang sepadandengannya. yang eprtama menikah karena eprsoalan pskikologis, sedangkan yang kedua menikah karena alasan ang alkitabiah. Allah menciptakan kita sebagai makhluk sosial, yang tidak bisa hidup tanpa penolong dan menjadi penolong. menjadi manusia berarti ditolong dan menolong. ketidaklengkapan ini adalah sesuatu yang indah, karena disitulah manusia belajar untuk menghargai apa artinya hidup dalam persekutuan. orang yang serba bisa dan tidak membutuhkan yang lain bukanlah orang yang sempurna melainkan justru adalah orang yang cacat! tentu saja, ajarkan hidup bersekutu ini tidak hanya dialami oleh suami istri. namun, mereka yang menikah memperoleh karunia khusus menghayati arti "menjadi satu daging"(kej2:24).
Perempuan yang kautempakan disisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan. (kej.3:12)
kalimat yang diucakan adam setelah kejatuhannya dalam dosa ini begitu kontras dengan kalimat yang diucapkannya saat ia pertama kali berjumpa dengan hawa. tidak ada penerimaan disini, yang ada penolakan. tidak ada pelukan, melainkan pengusiran. tidak ada pujian dan kekaguman, yang ada hanyalah cacimaki. adam tidak lagi melihat hawa sebagai bagian dari dirinya sendiri, melainkan sebagai barang asing yang ditempatkan Allah disisinya. sekalipun tidak ada kata air mata dalam cerita kejatuhan ini, kita percaya, inilah permulaan dukacita dan kepedihan manusia, hilangnya kebahagian yang sejati, yaitu ketika manusia memilih untuk berdosa terhadap Tuhan. adam tidak membimbing hawa. malahan dia membiarkan hawa memakan buah pohon pengetahuan baik dan jahat itu dan memberikannya kepada adam. adam tidak menjalankan perannya sebagai pemimpin. dia membiarkan istrinya memimpinnya. sementara adam sendiri tidak dipimpin oleh Tuhan. pernikahan dimana sang suami tidak memberi diri dipimpin oleh Tuhan akan menjadi pernikahan air mata. bagaimana seorang laki laki yang tidak dipimpin oleh Tuhan dapat memimpin istrinya? istri yang tidak memberi diri dipimpin oleh seami yang dipimpin oleh Tuhan juga akan membawa kepada pernikahan air mata. penolakan untuk dipimpin oleh suaminya adalah penolakan atas ordo yang diterapkan oleh Tuhan. dalam cerita ini, hawa sendiri memberi diri dipimpin oleh ular, ciptaan yang lebih rendah daripadanya. hawa seharusnya berkuasa atas ular, taat kepada adam. adam seharusnya berkuasa atas ahwa, taat kepada Allah. namun yang terjadi disini: ular menguasai hawa, hawa menguasai adam, adam mempersalahkan Allah. dsoa membawa keapda kehidupan yang penuh air mata. adam tidak dapat lagi meikmati kehadiran hawa yang disediakan Allah sebagai penolong yang sepadan. sekarang adam melihat hawa sebagai pengganggu, perusak, dan pengacau. tidak ada pengakuan dosa disini, baik dari sisi adam maupun hawa. keduanya saling menyalahkan yang lain. tidak ada tanggung jawab. inilah sifat ketidakdewasaan. orang yang dewasa memiliki sikap introspektif yang ketemudian membawa kepada pengakuan dosa dan pertobatan. mereka yang tidak dewasa selalu melihat kesalahan orang lain lebih besari daripada kesalahan diri sendiri. adam meminta Allah bertanggung jawab karena telah menempakan hawa disisinya! padahal, ketiak ALlah pertama kali membawa hawa kepadanya, tidak ada keberatan seperti itu kedewasaan adam belum teruji. air mata pernikahan tidka dapat diselesaikan dengan tuduhan "kamulah yang menyebabkan semua ini terjadi" seikpa seperti itu akan semakin membawa kesediahan yang semakin dalam kearena hilangnya persekutuan satu dengan yang lain. pengakuan dosa memang menyakitkan. namun, ini adlah rasa sakit yang membawa kepada kesembuhan. mengampuni memang membuat kita rentan, namun, ini adalah rasa sakit yang membawa menyakitkan. namun, ini adalah rasa sakit yang membawa kepada kesembuahn. mengampuni emmang membuat kita rentan, namun kerentanan inilah yang merupakan kekuatan olahi yang sesungguhnya. sayangnya, dalam cerita kejatuhan ini, kita tidak membaca cerita pengakuan dosa dan pengampunan dari sisi adam maupun hawa. namun, Allah telah menyediakan pengampunan ini ketika ia berkata kepada ular: "aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini,.... keturunannya akan meremkkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya" (kej3:15).


lagi aku melihat segala penindasan ayng terjadi dibawah matahari, dan lihatlah, air mata orang orang yang ditindas dan tdak ada yang menghibur mereka, karena di pihak orang orang yang menindas ada kekuasaan. (pkh 4:1)
air mata timbul akrena penindasan. tidak ada pernikahan yang kebal terhadap kekuasaan yang menindas. menurut kamus besar bahasa indonesia, menindas bisa berarti "menindih kuat kuat atau dengan barang yang berat; memperlakukan dengan sewenag wenag; menguasai dengan paksa." orang yang menindasmemiliki kekuasaan dan menyalahgunakannya untuk tujuan yang salah. bukan berarti kekuasaan itu selalu salah, namun kekuasaan yang tidak dijalankan dengan benar dapat menjadi penindasan bagi yang lain. secara fisik, emang laki laki lebih rentan terhadap dosa menindas. namun penindasan bukan tidak mungkin dilakukan oleh seorang istri. ada suami yang tidak memiliki dignitas dan wibawa lagi karena dikuasai oleh istrinya. dan tentu saja, laki laki jika tidak waspada akan gampang melakukan kekerasan, baik secara fisik maupun verbal. orang yang menindas suka memberikan beban yang berat kepada sesamanya, sementara ia sendiri tidak tertarik untuk menyentuh beban itu. tidak perlu di jelaskan lagi, orang seperti ini pasti tidak memiliki hati untuk melayani. sewenag wenang artinya tidak memedulukan hak dan bagian sesamanya, kemauan sepihak, dan tanpa bijaksana. dan bahasa ironi, pengkhotbah mengatakan bahwa orang yang belum ada, yang belum mengalami penindasan ini, lebih bahagia daripada mereka yang sudah mati maupun yang masih hidup (pkh 4:2-3). bagaimana mungkin ketidak beradaan dapat lebih bahagia daripada keberadaan? jawabannya adalah karena penindasan membuat orang yang berada, bahkan lebih daripada itu, karena manusia berada bukan untuk ditindas dan menindas. jika kita mau keluar dari kehidupan yang penuh air mata, jangan membiarkan penindasan terjadi dalam kehidapaan keluarga kita. kesewenang wenangan tidak menhargai keberadaan orang lain. demikian pula, kebahagiaan dituai ketika kita saling menghargai hak dan bagian pasangan kita. ada kebahagiaan yang lebih tinggi bagi mereka yang suka membagi hidupnya dariapda mereka yang hanya memperoleh hak dan bagiannya sendiri. selain belajar memperhatiakn hak pasanangan kita, menjauhkan diri dari menguasai dengan paksa akan mengeluarkan kita dari air mata. Tuhan adalah Allah yang mahakuasa, namun ia tidak memaksa, malinkan ia membujuk kita dengan kasihNya. ia menunjukkan cintaNya pada kita dengan menyerahkan anakNya yang tunggal mati diatas kayu salib, ditindas, demi membebaskan kita dari dosa, yang salah satunya adalah dosa menindas dan menyalahgunakan kekuasaan. pernikahan adalah sekolah untuk belajra membujuk. bukan dalam arti rayuan gombal, melainkan dalam arti memberi ruang kepada pasangan kta untuk menentukan sikapnya. Allah tidka menghancurkan kehendak bebas kita. ketika Ia menyelamatkan kita, ia membangkitkan kehendak bebas kita yang mati akrena dosa, sehingga kita bisa mengikuti dan membalas kasihnya bukan karena keterpaksaan, melainkan kerelaan. demonstrasi kekuasaan yang membuat orang lain tunduk dan menghargai kita bukanlah jalan Allah tetpai jalan iblis. Allah memenangkan manusia melalui palayanan dan pengorbanan. ia melakukannya dengan air mata. air mata ini adalah kebahagiaan kita yang dikasihiNya. 

beginilah kiranya Tuhan menghukum aku, bakan lebih lagi dari pada itu, jikalau sesuatu apapun memisahkan aku dari engkau, selain dari pada mati! (Rut 1:17)
Aayat ini biasa diucapkan dalam janji nikah bukan? tapi coba perhatikan konteks aslinya ternayta bukan dalam hubungan antara suami dan istri melainkan antara dua perempuan: hubungan antara mertua perempuan dan menantuanya perempuan. alangkah sentimentilnya perkataan ini, demikian pendapat beberapa orang. namun, bicara tentang sentimental, sebenarnya kalimat dair orpa juga cukup sentimential: "tidak, kami ikut dengan engkau pulang kepada bangsamu" (Rut 1:10). sampai pada ayat ini kedua manantu naomi sama sama memiliki solidaritas untuk tetap mau tinggal bersama dengannya. lalu mengapa akhirnya orpa meninggalkan naomi juga? orpa meninggalkan naomi setelah naomi mengucapkan satu kalimat fatal yang tidak mungkin bisa dipahami oleh orpa: "... bukankah jauh lebih pahit yang aku alami dari pada kamu, sebab tangan Tuhan teracung terhadap aku?" (Rut 1:13). apalagi yang akan mengikat orpa untuk tetap tinggal bersama dengan mertuanya? mertuanya sendiri berpendapat bahwa Tuhan sedang berperang melawan dia! dan justru disinilah letak perbedaan Orpa dan Rut. baik Orpa maupun Rut sama sama mengatakan bahwa mereka akan ikut pulang dengan naomi kepada bangsanya. solidaritas orpa hanya berada pada batas solidaritas kebangsaan. namun ini saja tidak cukup. berbeda dengan orpa, Rut buakn hanya mengatkan "bangsamulah bangsaku," melainkan juga "Allahmulah Allahku"(Rut 1:16). agaknya selama ini Rut bukan hanya merasakan kebersamaan dengan keluarga naomi, melainkan terutama ia dengan diam diam mempelajari iamn mereka. Ia adalah seorang moab, yang seharsnya beribadah kepada Allah yang sejati itu berakar dan bertumbuh. iman kepada ALlah ayng sejati inilah ayng memampukan Rut untuk tetap berpaut pada naomi. kita terlebih dahulu berpaut kepada Allah. inilah bedanya dengan sekadar keberpautan humanis dengan solidaritasnya yang tidak sanggup bertahan lama. Rut tahu dengan jelas bahwa ia tidak bisa menharapkan apa apa lagi dari naomi. naomi sendiri merupakan seseorang yang tidak suka untuk membebani orang lain. ia lebih suka menolong dan emlayani. namun sebenarnya, bukankah juga ada saat untuk dilayani dan ditolong? selalu mengambil peran seperti ini bisa membawa kita kepada paranoia keputusaan tidak lagi bai orang lain. kita tidak dipanggil untuk menjalankan cerita heroik seperti itu. justru dalam cerita ini, Rutlah yang akan menolong naomi. naomi tidak perlu melahirkan anak laki laki lagi utnuk menjadi suami Rut karena itu bukan bagian naomi, itu adalah bagian Tuhan, entah dengan atau tanpa naomi. Tuhan sebenarnya sedang bekerja untuk menghibur kepahitan naomi melalui menantunya yang mengenal Tuhan jauh lebih kemudian daripada naomi. TUhan sedang mempersiapkan Rut untuk merawar naomi. bukan hanya tidak mengharapkan apa apa lagi, Rut justru bersedia utnuk hidup berkorban bagi naomi. yang Rutsekarang dampingi adalah seorang perempuan yang tidak lagi berdaya. ya, yang mungkin hanya bisa menjadi beban baginya tapi Rut tidak keberatan dengan itu. Rut tahu bahwa naomi sedang berjalan menuju kepada kematian dan lian kubur dan Rut bersedia untuk menyertai perjalanan menuju ke liang kubur itu: " idmana engkau mati, akupun mati di sana." Rut bukanlah seorang oportunis yang hanya mau menyertai orang lain karena mendapatkan keuntungan atau manfaat. Rut enjadi gambaran dari Yesus Kristus yang rela mengalami kematian yang seharunya kita alami. Yesus mendampingi perjalanan kita menuju kematian. kita dipanggil untuk menjadi pendamping seperti Yesus, seperti Rut, yang mendampingi sesama kita berjalan menuju kepada kehancuran dan kematian, bukan karena keuntungan. karena itu tidak salah menggunakan ayat ini dalam konteks pernikahan suami istri karena janji pernikahan juga berjanji untuk mengiringi yang kita kasihi menuju kepada kematian, bukan sekadar keberhasilan dan kesuksesan. kiranya TUhan mengaruniakan kepada kita hati ayng berkorban seperti Rut, seperti kristus.

orang orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak sorai. (mzm 126:5)
tidak ada kebahagiaan tanpa air mata. ini berlaku juga dalam pernikahan. mengapa? karena kebahagiaan yang dalam dan sesungguhnya adalah kebahagiaan keluar dari penderitaan. tanpa didahului oleh air mata, yang ada hanyalah kesenangan yang hanya pada batas permukaan saja. bukan kesenangan yang hanya pada abtas permukaan saja, bukan kebahagiaan yang mendalam. dunia ini sudah jatuha ke dalam dosa. tidak mungkin kita tidak berurusan dengan penderitaan. namun dalam kesusahan yang dari TUhan. mereke yang berbagian dalam menabur akan berbagian juga dalam menuai. mazmur 126 ini adalah sebuah nyanyian ziarah. sebuah ratapan yang dinyanyikan dengan harapan akan pemulihan sion, kota Allah. pemazmur bukan meratap karena keadaan keluarga mereka melainkan karena keadaan keluarga mereka melainkan karena keadaan sion. ya. sion, kota yang didalamnya Tuhan hadir secara khusus karena ada baitNya disana. apakah kita peka dengan tidak atau kurang hadirnya Tuhan dlama pernikahan kita, dlama kehidupan keluarga kita? atau kita lebih peka dengan keadaan keluarga itu sendiri? Tuhan bukanlah sarana yang digunakan untuk mencapai kebahagian keluarga kita. sebaliknyalah yag benar adalah: konsisi keluarga kita merupakan saran untuk menikmati kehadiran TUhan didalam nya. kebahagiaan keluarga tanpa kehadiran Tuhan tidak ada artinya. apakah Tuhan berkenan hadir dalam kehidupan pernikahan kita? pemazmur berdoa agar Tuhan memulihkan keadaan umatnya, umatnya yang hidup dengan batang air kering di tanah negeb!". bagaimana Tuhan memulihkan batang air ayng kering ini? yaitu dengan mengundang kita untuk  menabur dengan mencucurkan air amta. ada motif air di sini. batang air yang kering itu dipulihkan melalui air mata kita. pernikahan dengan cucuran air mata adalah pernikahan yang sedang dipulihkan. seblaiknya, pernikahan yang tanpa air amta adalah pernikahan yang mungkin sudah ditinggalkan Tuhan. namun, sekali lagi, mengapa kita menangis? bukan karena kondisi keadaan pernikahan itu sendiri, melainkan karena tidak hadirnya TUhan dalam pernikahan kita. inilah beda pernikahan orang percaya dengan yang belum percaya. orang yang belum percaya tidak mempunyai ciri tentang kehadiran Tuhan dalam pernikahan mereka. mereka tidak peduli apakah Tuhan mendapat kemuliaan atau dipermalukan dalama pernikahan mereka, yang mereka pedulikan hanyalah apakah pernikahan mereka bahagia atau tidak. inilah pernikahan orang orang yang tidak mengenal Tuhan. mereka yang mengenal Tuhan mengetahui, bahwa pernikahan pun seperti sebuah ziarah. ziarah dimana kita menyanyikan lagu ratapan agar sion dipulihkan, agar tempat kehadiran Tuhan dipulihkan kembali. karena sesungguhnya dengan Tuhanlah umatnya menikah. TUhan adalah mempelai pria. kita adalah mempelai perempuannya. pernikahan orang percaya adalah sekolah mempelajari kehadiran Tuhan ditengah tengah umatNya. hanya dengan cara inilah kita mempersiapkan diri untuk memasuki kerajaan sorga. kerajaan sorga adalah tempat dan saat dimana kita merayakan kepenuhan kehadiran Tuhan bersama mempelainya. mereka yang menabur dengan cucuran air mata untuk kehadiran ilahi ini, akan menuai dnegan bersorak sorai. 

pada malam hari tersedu sedu ia menangis, air matanya bercucuran dippu; dari semua kekasihnya, tak ada seorangpun yang menghibur dia. (ratapan 1:2)
Ayat ini tidak berbicara tentang tangisan seorang perempuan, melainkan tangisan kota yerusalem dengan tangisan dalam pernikahan? kaitannya adlaah Yerusalem digambarkan bagai pengantin perempuan yang seharusnya berhias untuk suaminya, Tuhan sendiri (bandingkan Why 21:2). namun Yerusalem tidak menguduskan dirinya sehingga ia laksana seorang janda, yang dahulu agung, namun sekarang telah menjadi jajahan (ratapan 1:1). Tuhan sendirilah yang telah membuatnya merana. mengapa? " karena banyak pelanggarannya" (ratapan 1:5). Yerusalem tidak setia kepada suaminya. ia telah berzinah dnegan manjalin hubungan dengan banyak kekasih, bangsa bangsa lain, yang akhirnya mengkhianatinya (ratapan 1:2). Yerusalem seharunya berada dalam ikatan perjanjian dengan Allah secara eksklisif, namun ia telah mengingkari perjanjian ini dengan membuat perjanjian dengan bangsa bangsa lain. ketidaksetiaan dalam pernikahan memang membawa kehancurand dan mendatangkan murka Allah. air amta Yerusalem tidak dihapus oleh satu kekasihnya. mereka meninggalkannya karena memang tidka eprnah mencintainya. Yerusalem seperti perempuan bodoh yang ditinggalkan oleh para kekasihnya yang telah memperdaya dirinya. Tuhan akan menjadi seperti seorang seteru bagi kekasihnya yang tidak berlaku setia kepadanya (ratapan 2:5). ditengah tengah ratapan karena murka TUhan, Yeremia teringat akan kasih setia dan rahmat TUhan ayng " selalu baru tiap pagi" (ratapan 3:23). Yeremia tidka dihibur oleh kekasih kekasih palsu Yerusalem. melainkan oleh besarnay kesetiaan TUhan. ditengah tengah murkaNya, Allah tidka berhenti dari sifatnya yang penuh kasih setia. inilah yang menjadi pengharapan Yeremia ditengah tengah ratapannya. ktika Yerusalem mengatakan: "pandanglah dan lihatlah Tuhan kepadaku, untuk membuat aku merana tatkala murkaNya menyala nyala!" (ratapan 1:12). kita yagn percaya dapat menjawab denga pasti: "ada!" yaitu kesediahn yang telah ditimpakan kepada Kristus. Kristus telah menangguang pelanggaran ketidaksetiaan kita. Ia membebaskan kita dari dosa ketidaksetiaan sehingga ikatan perjanjian pernikahan kita bisa dipulihkan kembali. sekalipun pengharapan Yeremia pada pasal 3 ini memang dapat diaktakan adlaah puncak di tengah tengah pasal pasal lain yang berisi gambaran kehancuran Yerusalem, namun kitab ratapan ini justru ditutup dengan doa yang disambung dengan pertanyaan yang diwarnai keraguan: " bawalah kami kembali kepadaMu, ya Tuhan, maka kami akan kembali, baharuilah hari hari kami seperti dahulu kala! atau, apa engkau sudah membuang kami sama sekali? sangat murkakah engkau terhadap kami?" (ratapan 5:21-22). disinilah keindahan ratapan yang dinaikkan dengan kalian Tuhan: ratapan tersebut tidak harus diakhiri dengan kalimat kemenangan iman karena pergumulan memang belum selesai. Yeremia sudah yakin dengan besarnya kesetiaan Tuhan pada pasal 3 namun dia kembali menjadi ragu ragu. seluruh kitab ratapan ditutup dengan pertanyaa ragu ragu ini dan  Tuhan mengizinkan keraguan ini. lebih baik meratap dengan jujur dari pada berpura pura memiliki iman kuat yang palsu. pertanyaan ratapan di akhir kitab ini sungguh merupakan ekspresi kepercayaan. 

berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. (mat 5:5)
Yesus memulai sabda bahagia dengan menghibur mereka yang "miskin di hadapan ALlah" mat 5:3), baru setelah itu dia berbicara tentang mereka yang berdukacita. ada kaitan yang tak terpisahkan antara dukacita dan kesadaran kemiskinan rohani dihadapan Allah. diterapkan dalam konteks pernikahan, Yesus mengajak kita untuk memulai dengan kesadaran kebangkrutan pernikahan kita, dan karena itu kita berdukacita, menangisna. pernikahan kita ini terpatah patah, ada semacam keterpecahan dalam pernikahan kita. Yesus memberikan pengharapan untuk pernikahan yang seperi ini, pernikahan yang bangkrut dihadapan Allah, karena orang orang yang abngkrut inilah yang mempunyai kerajaan sorga. wajar jika kita meneteskan air mata karena kebangkrutan ini. aneh jika kita berpura pura kuat dan tidak merasa masalah. lebih aneh lagi jika kita malah tertawa. ya, tertawa untuk menutupi dukacita kehidupan, "celakalah kamu, yang sekarang ini tertawa, karena kamu akan berdukacita dan menangis" (lukas 5:25). dunia kita mengajarkan kekuatan palsu, ketenangan palsu, kedamaian palsu. apa untungnya orang lain melihat kita baik baik saja? menuai kekaguman dari mereka? atau bahkan dengan sengaja mau menimbulkan rasa iri dalam diri mereka ? lihat, pernikahan kami sangat bahagia! sementara dalam kenyataannya banyak persoalan yang ktia sembunyikan dihadapan orang lain, jangan jangan juga dihadapan Tuhan. tidak ada penghiburan bagi mereka yang tidak menangis. semkin kita asing dengan air mata semkin kita tidak tahu apa apa tentang penghiburan yang dari Tuhan. udkcita emndahului penghiburan. perasaan kemiskinan rohani mendahului dukacita. syukur pada Tuhan dia memberikan firmannya yang adalah kekuatan bagi ktia untuk berani hidup jujur. kejujuran membawa kepada kelegaan. dusta dan kepura puraan membuat kita penat dan letih lesu dan berbeban berat mellaui belajar kelemahlembutan dan kerendahan hatinya (matius 11:28-29). siapakah mereka yang rendah hati? yaitu mereka yang jujur meneteskan air amta. siapakah mereka yang lemah lembut? yaitu mereka yang banyak berduka. dukacita rohani menghasilkan kelemah lembutan adalah mereka yang tidak berdukacita. karena itu juga kalimat " berbahagialah orang yang berdukacita" segera disambung dengan "berbahagialah orang yang lemah lembut..."

hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. ( efesus 5:22-23)

ayat ayat diatas biasa dipakai sebagai nas khotbah dalam pernikahan kristen. salah mengerti ayat ini bisa mengakibatkan suatu pernikahan yang tidak dibangun diatas dasar kitab suci melainkan hanya sebatas pernikahan ala budaya timur. apa maksudnya? coba perhatikan, disitu dikatakan misalnya: "hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan" (efesus 5:22). laki laki mana yang tidak akan senang mendengar ayat seperti itu? ya, terutama laki laki orang timur! kita akan ssangat menikmati ketaatan seorang istri seperti itu, bukan? namun saya khawatir, penafsiran seperti itu sangat sepihak sifatnya bahkan kalau tidak mau dibilang keliru. perikop efesus 5:22-23 ini menarik jika dikatikan dengan satu ayat sebelumnya ( ayat 21): ' rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dlama taku akan Kristus. "betapa pentingnya ayat ini ditaruh mendahului ayat 22! secara ordo ciptaan: istri harus tunduk kepada suami; namun dalam konteks semua orang adalah ciptaan Tuhan: kita ( laki laki dan perempuan) harus saling merendahkan diri seorang kepada yang lain. ini jelas berbenturan dengan kebudaya timur dimana hanya perepuan yang perlu merendehkan diri, sementara laku laki tidak perlu. ordo berbeda dengan kebudayaan yang hierarkis. banyak pernikahan rusak dan tidak lagi mempermuliakan Tuhan karena suami yang bersikap semena mena terhadap istrinya. salah tidak eprnah minta maaf. menjaga gengsi pribadi. tidak mau dikoreksi dan menerima nasihat. ya, pendek kata: congkak dan sombong! jelas ayat 22 tidak mengajarkan hal seperti itu. lalu mengapa dikatakn istri harus tunduk kepada suaminya? karena suami terlebih dahulu menjalankan peran sebagai pemimpin/ kepala seperti Kristus (ayat 23). karena suami mengasihi istrinya sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat (ayat 25). kepemimpinan berarti pengorbanan dan beban yang lebih berat harus dipikul, bukan otoritas semena mena yang menuntut ornag lain taklik dan tunduk! kasih dan penorbanan ayng tulus akan menggerakkan mereka ayng dipimpin akan dengan rela dan sukacita menundukkan diri. orang orang percaya akan dengan senang hati menaati kristus karena kristus telah mati utnuk menebus dosa dosa kita. seorang suami yang mengasihi istrinya akan memenangkan ketaatan dan penghormatan dari istrinya. berikutnya, sebagai sesama manusia ciptaan Allah, setiap orang harus belajar untuk merendahkan diri seirang kepada yang lain. ini berarti dia sendiri perlu memiliki kekayaan pengalaman menaklukkan diri kepada orang lain. mereka yang tidak bisa tunduk kepada sesamanya mustahil memiliki kuasa persuasif utnuk membuat orang lain tunduk kepadanya. seorang pemimpin yang agung adlaha seorang yang bisa dipimpin. tidak ada jalan lagi bagi kepemimpinan yang alkitabiah. dalam konteks pernikahan, seorang suami juga diharapkan untuk menjadi pemimpin rohani bagi istri dan anak anaknya. seorang suami harus menjalankan peran seorang raja, imam, dan nabi bagi keluarganya. raja dalam arti dia adalah seorang pemimpin yang adil, yang juga mencintai kebenaran keadilan. menegur dan menghukum dengan adil. memberikan apa yang menjadi bagian orang lain. imam dalam arti dia mendoakan keluarganya dihadapan Allah. memohon pengampunan untuk keluarganya. dan adalah yang pertama yagn bertanggung jawab utnuk kesalahan keluarganya. nabi dalam arti dia memberikan pengarahan kepada keluarganya untuk mengerti dan melakukan kehendak Allah. memiliki kepekaan atas apa aygn dikehendaki Tuahn bagi keluarganya. dan juga menegur dengan kuasa Tuhan ketika keluarganya berjalan menyeleweng dari hadapan Tuhan. kiranya Tuhan menolong kita dan memberikan anugerahNya agar kita bisa menjalankan peran seorang suami ayng berkenan kepada Tuhan. 

sebab kamu tahu, bahwa kemudian, ketika ia hendak menerima berkat itu, ia ditolak, sebab ia tidak beroleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya, sekalipun ia mencarinya dengan mencucurkan air mata. ( ibrani 12:17)

ayat ini merupakan sebuah peringatan yang sangat keras, bahwa air mata tidak selalu memberikan kesempatan untuk memperbaiki kesalahan. ya, ini adalah salah satu ayat yang paling menakutkan yang ada dalam alkitab. penulis surat ibrani sedang membicarakan tentang Esau, yang "menjadicabul" dan "mempunyai nafsu yang rendah" dengan "menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan" (ibrani 12:16). mengapa esau disebut cabul disini? bukanlah dosanya, jika dikategorikan dalam tujuh dosa maut, lebih merupakan dosa kerakusan dari pada nafsu? disinilah alkitab justru menggambarkan kaitan antara kerakusan dan nafsu yang rendah. dua dosa tersebut memiliki kedekatan yaitu penolakan atas hal hal rohani. dan ini persis menggambarkan kejatuhan Esau: ketidakpeduliaannya atas hak kesulungnanya. dengan begitu gampangnya Esau menukarnya dengan sepriring makanan. ia membuang berkat rohani itu, tetapi sesungguhnya Allahlah yang membuang dia. pernikahan yang dikuasai oleh pengejaran hal hal duniawi akan mendatangkan penolakan Allah. orang cenderung tidak sadar akan selera rohani yang sudah mati ini. ia cenderung berpikir bahwa ialah yang membuang berkat rohani itu, pada kenyataannya, ia sedang dibuang oleh Tuhan. Esau hanya memikirkan dunia yang kelihatan. ia hanya memikirkan kebutuhan fisiknya belaka. ia tidak sadar akan adanya realitas kerajaan Allah. bagi dia, yang nyata hanyalah yang kelihatan. jika diterapkan dalam pernikahan, inilah pasangan yang mengatakan bahwa kebahagiaan pernikahan itu terutama adalah kebahagiaan menikmati hal hal yang kelihatan: kenikmatan lidah, kenikmatan mata, kenikmatan pancaindra, dan kenikmatan daging. sementara itu, Tuhan mau agar kita mengaitkan kenikmatan akan hal hal yang kelihatan itu dengan kenikmatan Tuhan dalam hidup yang sementara ini adalah kekacauan. bagaimana orang akan berada disorga jika ia tidak tahu menikmati Tuhan? Augustinus mengajarkan bahwa warga kota Allah hanya menggunakan hal hal dunia ini dengan tujuan untuk menikmati Allah dan kerajaannya. menikmati Allah selalu adalah tujuan dan tidak pernah dapat manjadi sarana, ya, sarana dan alat untuk menikmati hal hal didunia ini. pernikahan kita bukanlah tujuan akhir, bahkan kebahagiaan pernikahan pun juga bukanlah tujuan akhir. pernikahan adalah sebuah sarana untuk digunakan agar kita lebih bisa menikmati ALlah yang adalah tujuan akhir. esau tidak mengerti hal ini. ia melihat sepiring makanan sebagai tujuan yang lebih tinggi daripada hak kesulungannya. ia membuang berkat Allah begitu saja. tidak ada pandangan yang jauh melihat kedepan dalam dirinya. apakah ia sungguh sungguh bertobat ketika ia mencarinya dengan cucuran air mata? tampaknya tidak. Esau sudah terbiasa dengan kepekaan atas kebutuhan jasmani belaka. cucuran air matanya bukanlah tanda pertobatan dan penyesalan, melainkan lebih merupakan ekspresi cinta diri yang merasa telah ditipu dan dirugikan. pertobatan yang sejati memang sering kali melibatkan air mata. namun, tidka berarti air amta selalu merupakan tanda pertobatan. Esau tidak pernah menyesal atas kesalahannya. ia binasa dalam kesediahannya. 

sadarlah dan berjaga jagalah! lawanmu, si iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. (1 pet 5:8)

seorang pastor Lutheran yang bernama Johann Freder, yang untuk tulisnya A Dialogue In Honnor Of Marriage Martin Luther menulis sebuah perkata, mengatakan bahwa selama berabad abad iblis beruasaha untuk menyerang tatanan pernikahan yang dikehendaki Allah mellaui peremehan kaum wanita dan bersama dengan itu mencegah kau pria memasuki pernikahan. pria tidak merasa perlu menikah karena sudah bisa melampiaskan kebutuhan seksnya tanpa menikah. pernikahan merupakan ekspresi kepercayaan kita bahwa institusi pernikahan ini adalah karuna Tuhan yang baik. memang, tidak semua orang diberi karunia menikah, tetapi tidak semua orang juga diberi karunia selibat. hendaklah setiap orang menguju dirinya masing masing. mereka yang belum menikah dapat menjadi sasaran iblis. mereka yang telah menikah pun juga tetap bisa menjadi sasaran iblis. karena pernikahan adalah tatanan ciptaan yang dikehendaki oleh Tuhan sendiri, maka iblis berusaha untuk menghancurkan tatanan kudus ini banyak orang meneteskan air amta karena kehancuran yang dilakukan oleh iblis ini. petrus mengingatkan kita untuk sadar dan berjaga jaga. kita harus sadara bahwa lawan kita terutama adalah iblis. ketika konflik dan ketidakharmonisan terjadi, kita gampang sekali berpikir bahwa lawanku adlaha pasanganku. akhirnya kita berperan terhadap lawan yang salah. pasangan kita bukanlah lawan melainkan kekasih. salah satu kejahatan iblis adlaah menjadi pengatur kejahatan di belakang layar. dia adalah dalang dari segala kehancuran anmun dia tidak memperlihatkan dirinya dan membuat seolah olah yang memusuhi kita adalah orang yang paling dekat dengan kita. petrus mengajar kita untuk melawan iblis dengan iman yang teguh ( 1petrus 5:9). salah satu kunci keberhasilan dalam hidup adalah  keras terjadap yang harus dihadapi dengan lemah lembut. kita tidak menghadapi iblis denga air mata malainkan dengan keteguhan iman. mereka aygn cengeng terhadap iblis akan menjadi keras terhadap pasangannya. perkataan petrus meneguhkan iman kita dengan mengingatkan bahwa semua saudara seiman kita, dimana pun mereka berada, juga menanggung penderitaan yang sama. kita bukan juara orang susah. orang lain juga susah. jadi jangan cengen seolah olah kita dalah orang paling menderita. perasaan seperti ini hanya menjadikan kita kehilangan semangat berjuang dan bertempur melawan iblis. tidak ada kekhususan dalam penderitaan yang kita alami. sebelum ayat ini, petrus mengajak kita untuk menyerahkan segala kekhawatiran kita kepada Tuhan yang memelihara hidup kita (1petrus 5:7). terlalu banyak khawatir mengakibatkan banyak air amta yang tidak perlu dan lebih daripada itu, menjadikan kita sasaran empuk bagi iblis. kita harus berjaga jaga terhadap ketidakpercayaan atas pemeliharaan Tuhan dalam hidup kita jika kita tidak mau menjadi sasaran iblis. tidak berguna. itu hanya akan membuat kita semakin mengasihani kita sendiri dan tidak melihat pemeliharaan Tuhan yang cukup. 

merek kehabisan anggur.(yohanes 2:3) 

kehabisan anggur di saat pesta pernikahan pada zaman Yesus adalah suatu hal yang sangat memalukan. anggur bukan hanya merupakan minuman yang harus ada pada saat itu, melainkan juga merupakan tanda sukacita. perjanjian lama menggambarkan anggur dan minyak sebagai sukacita hidup manusia. TUhan memberikan hujan dan memelihara hidupmu "sehingga engkau dapat mengumpulkan gandummu, anggurmu dan minyakmu" (ulangan 11:14). Tuhan "mengeluarkan makanan dari dalam tanah dan anggur yang menyukakan hati manusia" (mzm. 104:14-15). kehabisan anggur dalam bahasa simbolis berarti kehabisan sukacita. betapa terbatasnya sukacita pernikahan kita. berbahagialah mereka yang mengundang Yesus di pernikahan mereka, karena Yesus tidak akan datang hanya sebagai tamu, melainkan dia akan menjamu kita. kitalah yang terbatas dalam menjamu tamu tamu kita karena terbatasnya anggur, terbatasnya sukacita pernikahan kita. Yesus datang bukan untuk mengganggu kebahagian pernikahan kita. dia justru datang untuk menyelesaikan persoalan ayng tidak dapat kita selesaikan dalam pernikahan kita. setelah menyadari bahwa Ia tidak berhak mengatur Yesus, maria berkata kepada para pelayan itu unutk taat pada perkataan Yesus. biarlah kita mempersilahkan Yesus untuk mengambil alih kepemimpinan dalam pesta kehidupa pernikahan kita. percayalah, dia sanggup membahagiakan kita lebih daripada kita membahagiakan diri kita sendiri. Yesus kemudian menyuruh para pelayan di kana itu untuk mengisi tempayan tempayan penuh dengan air. mengapa perlu menggunakan air disini? dalam perjanjian lama, air adalah elemen untuk pembersihan dan penyucian. Yesu tidak menciptakan anggur dari ketiadaan kaerna dia mau meneguhkan kontinuitas karya Allah dalam perjanjian lama dan perjanjian baru, yaitu perjanjian yang dimateraikan oleh darahNya sendiri, yang dilambangkan dengan anggur disini. tidak ada sukacita pernikahan yang sejati tanpa pembasuhan yang dikerjakan oleh Allah. hidup yang kotor dan najis perlu dibasuhan Allah kerjakan dalam hidup kita, kita memperoleh sukacita yang tidak terbatas. Yesus mati diatas kayu salib, mencurahkan daranya untuk membasuh kita dari segala dosa dosa kita. dalam kuasa pembasuhan inilah kita menikmati sukacita kehidupan yang tdak terbatas. anggur jasmani kita ada batasnya. kita bisa kehabisan anggur. namun anggur sukacita yang dari Tuhan tidak bisa habis. tidka ada keterbatasan dalam kuasa darah Yesus. kita hanya bisa menangis ketika menyadari bahwa sukacita kita terkuras dalam kehidupan pernikahan kita. undanglah Yesus yang sanggup menyediakan anggur yang tidak bisa habis. dialah pemberi sukacita yang sesungguhnya. dialah mempelai pria yang sesungguhnya. dialah penjamu yang sesungguhnya. kita semua adalah mempelai wanitanya. perkawinandi kana ini mengajarkan  kepada kita bahwa pernikahan kita dalam dunia ini ada keterbatasannya. selama didunia, pernikahan kita tidak sempurna namun, pernikahan ini adalah sarana dimana kita mempelajari pernikahan Yesus dan umatnya. 


maka menangislah Yesus.(Yohanes11:35)

ayat ini adalah salah satu ayat terendek dalam alkitab. salah satu pertanyaan yang sulit untuk dijawab: apa ayng ditangisi oleh Yesus? pertanyaan ini mengundang banyak tafsiran. ada yang memastikan bahwa itu bukanlah karena kematian lazarus karena bukankah sebelumnya Yesus sudah mengatakan bahwa penyakit lazarus tidak akan membawa kematian, tetpai "akan menyatakan kemuliaan Allah" (yohanes11:4). ada pulsa yang menafsir bahwa Yesus menangis oleh karena ketidakpercayaan orang orang yang ada disana pada saat itu. tafsiran tafsiran ini bisa saja diterima, namun tidak ada bukti yang cukup gamblang untuk mendukungnya. salah satu cara paling sederhana untuk menafsir kalimat ini adalah dengan melihat kalimat sebelumnya, yaitu kalimat undangan maria dan orang orang Yahudi ayng datang bersama sama pada saat itu: " Tuhan, marilah dan lihatlah" (Yohanes11:34). kita tahu kalimat ajakan ini adalah kalimat programatik, kalimat yang sebenarnya telah dicuapkan terlebih dahulu oleh Yesus kepada murid murid yang pertama (Yohanes 1:39). ajakan Yesus bukan sekadar ajakan untuk melihat rumah dimana Ia tinggal, melainkan ajakan utnuk melihat  seluruh kehidupa Yesus (Yesus tidak terus tinggal dalam rumah itu. memasuki pasal yang kedua yohanes mencatat bahwa Yesus pergi ke kana). Yesus mengundang murid muridnya untuk datang, mengikut, dan melihat kehidupannya. namun disini, Yesus justru diajak untuk melihat kehidupan manusia. kehidupan manusia? bukan! kematianlah yang Yesus lihat. manusia yang seharusnya diciptakan untuk hidup sekarang sedang ditelan oleh kematian. itulah yang membuat Yesus menangis. kematian bukanlah rencana awal ciptaan. kematian adalah upah dosa. suatu saat kita akan berhadapan dengan realitas kematian pasangan yang kita kasihi. kita sendiri boleh jadi menjaga kesehatan kita untuk umur yang lebih panjang, tetapi suatu saat kita akan mencucurkan air amta ketika harus berhadapan dengan kematian orang yang kita kasihi. Yesus menangis bersama kita. ia memang memiliki kuasa untuk "menyatakan kemuliaan Allah" dan itu akan segera dilakukannya. namun, sekalupun ia tahu dengan apsti rencananya untuk membangkitkan lazarus, bukan berarti ia tidka masuk dalam kesemntaraan kesedihan manusia. firman itu menjadi daging. ia menangis bersama dengan kita yang menangis, sekalipun ia berasal dari kekekalan. tidak salah perkataan orang orang Yahudi yang kemudian merespons tangisan Yesus: "lihatlah, betapa kasihNya kepadanya!" (Yohanes11:36). Yesus mengasihi menusia yang tidak seharusnya mati. kematian tidka hanya mendukakan maria yang ditinggalkan melainkan juga mendukakan hati Allah. air amta maria adalah air mata Allah. Yesus berada dalam kesedihan yang sama tepat dimana kita berada. air mata Yesus sesungguhnya adalah penghibur bagi kita yang ditinggalkan karena kita tahu Allah berdka bersama dengan kita. namun ceria ini tidak berhenti di sini. Yesus yang berduka sekaligus adalah " kebangkitan dan hidup," yang barangsiapa percaya kepadaNya akan hidup walaupun sudah mati( yohanes11:25). Yesus menghapus air mata kita dengan janji kebangkitan dan kehidupan yang telah mengalahkan kematian. memang, kita belum emngalami janji ini sepenuhnya didunia sekarang ini, namun janji ini begitu pasti, sehingga kita boleh percaya bahwa mereka yang telah mati sesungguhnya sedang hidup bersama dengan Yesus, sumber hidup. 

sebab anak domba yang ditengah tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka. (wahyu 7:17)

satu saat kelak, air mata kita akn dihapus oleh Allah sendiri. tidak ada lagi lapar dan dahaga. semuanya akan dipuaskan oleh anak domba yang akan menuntun kita kemata air kehidupan. mata air akna menggantikan air amta. perjumpaan ini bukanlah perjuampaan pribadi melainkan komunal: "suatu kumpulan besar orang banyak ayng tidak dapat terhitung banyaknya... berdiri dihadapan takhta dan dihadapan anak domba" (wahyu 7:9). pernikahan kita akan tenggelam dengan sukacita komunal itu. karena kita sedang menuju kesana, maka kehidupan keluarga kita seharunya mencerminkan apa yang akan terjadi kelak: kita tidak dipanggil untuk masuk kedalam pernikahan yang terlalu sadar akan pernikahan kita sendiri, malinkan menjadikan pernikahan kita sarana untuk bisa semakin menghidupi dan menghayati persekutuan orang orang kudus. dalam pengharapan eskatologis ini, apulus menasihatkan agar "dalam waktu yang masih sisa ini orang orang kudus.dalam pengharapan eskalotologis ini, paulus menasihatkan agar " dalam waktu ayng masih sisa ini orang orang yang beristeri harus berlaku seolah olah mereka tidak beristeri" (1kor 7:29). pernikahan kita sifatnya relatif terhadap persekutuan orang orang kudus yang adalah mempelai kristus. pernikahan yang dihidupi sendiri secara eksklisif, tidak membiarkan orang percaya yang lain untuk ikut bersekutu akan menjadi pernikahan yang tidak diberkati. keterbukaan kesatuan pernikahan ini bukanlah hal yang baru. kesatuan bapa dan anak yang begitu sempurna itu pun adalah kesatuan yang terbuka dan mengundang yang lain untuk masuk: ".... sama seperti engkau, ya bapa, didalam aku dan aku didalam engkau, agar emreka uga didalam kita" (yoh 17:21). kesetiaan dalama pernikahan tidak bertentangna dengan sifat keterbukaan pernikahan terhadap persekutuan orang orang percaya. ini juga adalah penghiburan ditengah tengah air amta pernikahan. wahyu 7:17 sebenarnya mengambil dari Yesaya 25:8, suatu pengharapan bahwa keselamatan bangsa bangsa akan disediakan TUhan di gunung sion. ia juga akan menuntun kita ke mata air kehidupan. tanpa air kehidupan, pernikahan kita akan menjadi pernikahan yang kering. disaat itulah air amta akan diganti dengan mata air yang disediakan Tuhan. perhatikan bahwa mata air kehidupanini tidak dapat dipusahkan dengan penggembalaan yang dikerjakan anak domba itu dalam kehidupan kita. kita seperti domba yang sedang digembalakan oleh Tuhan. namun yang menarik, ayat ini menggambarkan sang gembala itu sendiri sebagai anak domba. ia adalah domba yang menggembalakan domba. ia adalah domba yang taat,yang rela menderita, dan telah disembelih demi keselamatan kita. semakin kita memberi diri kita digembalakan olehNya, semakin kita mencicipi apa artinya Allah yang akan menghapus segala air amta dari mata kita. 

dan aku melihat kota yang kudus, Yesusalem yang baru, turun dari sorga, dari ALlah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.(wahyu 21:2)

sekali lagi, eprnikahan kita bukanlah pusat dan inti kehidupan orang percaya. pernikahan Allah dan Yerusalemlah yang merupakan pusat. berbahagialah kita yang mempersiapkan diri untuk masuk kedalam perayaan itu. Yerusalem, yang pernah digambarkan sebagai pelacur oleh nabi yeremia ada akhirnya berhias dan berdandan untuk suaminya. inilah akhir dari semua air mata pernikahan, yaitu ketika ALlah menggenapi semua pengharapan dalam perjanjiannya. "lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan lautpun tidak ada lagi" (wahyu21:1). inilah penggenapan pengharapan theologi ciptaan. dalam ciptaan yang lama ada laut, kuasa yang mengacaukan itu, ada dosa, ada kejatuhan. namun, langit dan bumi yang pertama itu telah berlalu. Tuhan menggantikannya dengan yang baru. kita sudah boleh mencicipinya disini dan sekarang, yaitu ketika kita menerima dan menaati ordo ciptaan yang Tuhan tetapkan. "lihatlah, kemah Allah ada ditengah tengah manusia dna ia akan diam bersama sama dengan mereka" (wahyu21;3). inilah penggenapan pengharapan theologi tabernakel yang ada didalam kitab keluaran. TUhan dibedakan dengan Allah bangsa bangsa lain karena ia rela diam dan berkemah di tengah tengah umatnya. Allah bukanlah Allah yang jauh saja, tapi juga Allah yang dekat. perkemahan Allah ditengah tengah pernikahan kita bukanlah suatu gangguan, ancaman, atau ketidakbebasan kita. justru sebaliknya, kehadiranNya adalah kehadiran yang menaungi dan memimpin. kita tahu ke arah mana dan kapan kita harus bergerak kapan kita berhenti. "mereka akan menjadi Allah mereka." inilah penggenapan pengharapan theologi perjanjian (covenant theology). israel dipilih dari antara banyak bangsa untuk menjadi umat ALlah. demikian pula Tuhan menjadi ALlah israel. ada kehidupan yang saling memiliki dan saling menikmati disini. hubungan covenantal ini sangat jelas kita hayati dalam kehidupan pernikahan: sepasang suami istri yang mengatakan "engkau memilikku dan aku milikmu." air mata mengalir ketika kita merusak hubungan covenantal ini, entah dengan mengubahnya menjadi hubungan hierarkis atau hubungan kontraktual. " dan ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidka akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita" (wahyu21:4). inilah pengharapan theologi penebusan dan keselamatan. air mata mengingatkan kita akan jatuhnya manusia kedalam dosa, akan yang lama ayng telah berlalu. yang awal dan yang akhir mengajak kita untuk melihat rencana ciptaan mula mula dna penggenapannya yang akan disempurnakan olehnya. air mata adalah ekspresi ratapan kehidupan yang sekarang, yang berada diantara rencana awal dan penggenapan akhir. air mata memang bukanlah hasil usaha kita, melainkan pemberian tuhan. bisa meratap dengan jujur dan mengangis pun adalah anugerah Tuhan. dan ditengah tengah perkabungan inilah, Tuhan mengundang kita untuk berharap hanya kepadanya. Sola Gratia. Sola Dei Gloria.