hai kawan kawan yang budiman sekarang kita akan membahas suatu buku karangan james buchanan. yuk disimak sama sama
PENDAHULUAN
sebagaimana halnya para ilmuwan terus menerus melakukan penemuan baru tentang natus alam semesta, demikian juga penyelidikan Alkitab dapat menghasilkan pemahaman yang baru tentang kebenaran kebenarannya. karena itu, meski doktrin pembenaran didefinisikan dengan sangat baik oleh luther pada masa reformasi, selalu ada alasan yang baik untuk memandang kebenaran itu dengan pandangan yang baru.
terlebih dari itu, doktrin ini akan menjadi suatu yang baru bagi generai baru orang percaya, dan bagi banyak orang yang menyebut diri mereka Kristen tetapi yang, dengan berbagai alasan, mungkin belum pernah mengalami makna kebenaran ini secara pribadi.
lebih lanjut lagi, pemahaman akan doktrin pembenaran merupakan perisai terbaik dalam menghadapi dua kesalahan imim dimasyarakat masa kini. di satu pihak, ada banyak orang yang berdalih bahwa mereka hanya akan mempercayai apa yang dapat dibuktikan dengan logika kaum rasionalis. dipihak lain, ada banyak orang yang sudah merasa puas hanya dengan melakukan upacara religius dan tugas tugas religius kaum ritualis.
kaum rasionalis bersalah karena mereka mengabaikan, atau tidak rela mempercayai, tuntutan tuntutan Allah atas dirinya. kaum ritualis, yang mengganggap bahwa upacara upacara sudak cukup untuk memperkenan Allah, bersalah karena tidka memiliki kesadaran atas dosa dan kesalahannya, juga atas kesempurnaan yang telah Kristus lakukan bagi orang orang berdosa.
pengajaran Alkitab tentang pembenaran oleh iman termasuk diantaranya: penyelidikan atas kesucian Allah dan tuntutannya yang tidak dapat diubah atas kita semua; penyelidikan atas kesalahan yang tidak bisa diabaikan dihadapan ALlah; penyelidikan atas kesempurnaan keselamatan yang dihasilkan oleh Yesus Kristus mewakili orang orang berdosa yang telah dengan sempurna memenuhi keadilan Allah. karena itu, memahami pembenaran sama halnya dengan menghindarkan kesalahan dari baik kaum rasionalis maupun ritualis, yang banyak terjadi disekitar kita.
perlu diperhatikan bahwa meskipn doktrin pembenaran yang Alkitabiah diajarkan secara khusus pada masa Reformasi, doktrin ini tidak sepenuhnya tak dikenal pada masa sebelum Reformasi.
kebenaran ini ditemukan dalam perjanjian lama dan baru dan bisa juga ditemukan dalam berbagai tulisan dari banyak bapa gereja mula mula.
bahkan pada abad kedua banyak yang telah menyerang doktrin ini dengan mengatakan bahwa itu buka kebenaran Alkitab. dan kita jangan pernah lupa bahwa ketidakpercayaan ini berakar begitu kuat didalam hati semua manusia, membantah kebutuhan akan pembenaran yang dikatakan Alkitab.
semuanya ini membuat penyelidikan atas kebenaran ini menjadi sangat kita perlukan
pengajaran Alkitab tentang pembenaran oleh iman termasuk diantaranya: penyelidikan atas kesucian Allah dan tuntutannya yang tidak dapat diubah atas kita semua; penyelidikan atas kesalahan yang tidak bisa diabaikan dihadapan ALlah; penyelidikan atas kesempurnaan keselamatan yang dihasilkan oleh Yesus Kristus mewakili orang orang berdosa yang telah dengan sempurna memenuhi keadilan Allah. karena itu, memahami pembenaran sama halnya dengan menghindarkan kesalahan dari baik kaum rasionalis maupun ritualis, yang banyak terjadi disekitar kita.
perlu diperhatikan bahwa meskipn doktrin pembenaran yang Alkitabiah diajarkan secara khusus pada masa Reformasi, doktrin ini tidak sepenuhnya tak dikenal pada masa sebelum Reformasi.
kebenaran ini ditemukan dalam perjanjian lama dan baru dan bisa juga ditemukan dalam berbagai tulisan dari banyak bapa gereja mula mula.
bahkan pada abad kedua banyak yang telah menyerang doktrin ini dengan mengatakan bahwa itu buka kebenaran Alkitab. dan kita jangan pernah lupa bahwa ketidakpercayaan ini berakar begitu kuat didalam hati semua manusia, membantah kebutuhan akan pembenaran yang dikatakan Alkitab.
semuanya ini membuat penyelidikan atas kebenaran ini menjadi sangat kita perlukan
Dr. James Buchanan
1867
Ceramah 1. sejarah dokrin ini
1. pembenaran sebagaimana ditemukan dalam alkitab perjanjian lama
dalam seluruh ceramah ini, "pembenaran" memiliki arti seseorang dianggap dan diperlakukan oleh Allah sebagai orang yang bebas dari segala kesalahan dan sebagai orang yang memiliki kekudusan yang sempurna. orang seperti itu menikmati perkanan dan berkat Allah. pembenaran berarti lebih dari sekadar diampuni dari dosa; ini berarti orang yang dibenarkan dianggap telah memegang hukum hukum Allah tanpa cela.
hukum hukum Allah adalah sat satunya hukum yang dapat menyebabkan kita dibenarkan atau dihukum. karena itu, tentu saja kita harus berkata bahwa pembenaran tidaklah mungkin bagi kita, karena kita semua telah melanggar semua hukum hukum itu. bagaimana kita bisa dibenarkan? inilah pembahasan utama buku kita. injil Yesus Kristus mampu menyelesaikan masalah ini.
alkitab menggambarkan dua metode pembenaran.
I. dulu pernah terjadi dimana pria dan wanita hidupbebas dari segala kesalahan. yang saya maksud adalah orangtua kita percaya, yaitu adam dan hawa. mereka diciptakan kudus dan bahagia dan bebas dari segala dosa. Allah menyatakan kepada mereka, bahwa dengan memegang perintah perintahNya, mereka dapat tetap tinggal dalam keadaan kudus dan bahagia seperti itu, dibenarkan oleh ketaatan mereka. ketidaktaatan, kata Allah, akan berakhir dengan hilangnya perkenaan ilahi dan kematian mereka.
metode pertama pembenaran adalah melalui ketaatan pada perintah Allah. tetapi metode ini hanya cocok untuk mereka yang memang telah menjadi kudus dan tidak berdosa. pada waktu adam dan hawa tidak menaati Allah, metode pembenaran ini tidak lagi dapat menolong mereka. hukum Allah, dilanggar oleh ketidaktaatan mereka, harus menghukum mereka sebagai para pelanggaran hukum: hukum ini tidak mungkin membernarkan mereka; artinya hukum ini tidak lagi dapat menyatakan bahwa mereka kudus dan bebas dari kesalahan.
II. sejak adam dan hawa jatuh kedalam dosa karena ketidkataatan mereka, pembenaran perlu dimungkinkan bagi mereka yang adalah orang orang berdosa. metode pembenaran yang kedua diungkapkan oleh Allah ketika Adam dan Hawa diminta muncul di hadapanNya (kej. 4:14-16). kata kata yang diucapkan oleh Allah kepada mereka kemudian memiliki makna bahwa ia sedang mengambil pembenaran mereka kedalam tanganNya; sehingga ia akan mengirim kedunia seorang juru selamat yang dilahirkan dari seorang wanita, yang akan menyelamatkan orang orang berdosa dari genggaman iblis.
pengumuman pertama tentang Allah yang penuh belas kasihan ini dibuat dengan menggunakan istilah istilah yagn sangat umum, namun memiliki kebenaran yang sama yang diungkapkan dengan lengkap didalam injil perjanjian baru, yaitu metode pembenaran oleh anugerah Allah. seorang penyelamat ilahi akan datang yaitu Yesus Kristus yang akan menderita menanggung dosa menggantikan orang orang berdosa. Allah dengan kedaulatanNya telah mengambil alih pembenaran orang orang berdosa yang tak berdaya melalui pemberian anugerah keselamatan.
karena janji Allah akan seorang juru selamat. adam dan hawa, dan selanjutnya orang orang percaya perjanjian lama, merasakan perasaan yang campur aduk: di satu pihak ada rasa takut akan Allah karena ketidaktaatan kepadaNya; dan di pihak lain ada harapan akan janji Allah bagi kelepasan mereka. semua perasaan ini diungkapkan melalui upacara persembahan korban hewan bagi Allah.
seekor hewan disembelih. darah hidup telah ditumpahkan hal itu mengungkapkan kebenaran tentnag murka Allah dalam penghakiman. hewan itu dibunuh sebagai ganti orang yang berdosa itu. hal ini mengungkapkan kebenaran disediakannya seorang penyelamat ilahi.
korban dalam perjanjian lama seperti ini jelas merupakan bentuk simbolis karya Yesus Kristus "anak domba Allah" yang meng hapus dosa dunia (Yoh. 1:29). dengan mempersembahkan korban semacam itu dan percaya akan signifikansinya, habel "memperoleh kesaksian kepadanya, bahwa ia benar" (Ibr 11:4). jelas bahwa semua orang pada masa itu yang percaya akan jalan keselamat Allah melalui kematian seorang pengganti yang tidak berdosa niscaya dibenarkan; demikian juga yang terjadi pada orang percaya pada masa sekarang. orang orang tidak percaya yang menolak jalan keselamatan Allah harus tetap berada dibawah penghakiman ALlah bai dosa mereka.
mellaui air bah melenyapkan setiap orang kecuali nuh dan keluarga (Kej. 7:23), ALlah mendemontrasikan baik murkaNya atas orang orang berdosa yagn terus melekat pada ketidakpercaya mereka maupun pembenarannya atas orang orang percaya yang taat yagn berada didalam bahtera.
setelah air bah itu, wahyu tentang metode pembenaran dimana Allah yang dengan belas kasih menyiapkan seorang juruselamat menjadi semakin jelas. hal pembenaran oleh anugerah pada amsa amsa patriarkhal yang paling suakr dilupakan adalah yang terjadi pada abraham. apa yang dialaminya sering kali dijadikan contoh dalam tulisan tulisan perjanjian baru tentang metode kedua pembenaran.
era besar berikutnya yagn terjadi dalam sejarah pembenaran dalam perjanjian lama ialah yang diperkenalkan melalui pemberian hukum kepada musa digunung sinai. tujuan hukum ini bersifat ganda yaitu untuk mengatur kehidupan bangasa yahudi dan untuk mendidik mereka dalam menyambut juruselamat yang dijanjikan dimana melalui dia, sebagaimana dipahami Abraham, "semua bangsa dibumi akan mendapat berkat" (kej 22:18).
dalam hubungannya dengan tujuan pertama yaitu hukuman yang membimbing kehidupan bangsa kesejahteraan mereka secara fisik tergantung pada ketaatan mereka terhadap hukum itu. secara kebangsaan, kemakmuran mereka tergantung pada perbuatan mereka. hukum tersebut dapat dianggap sebagai "kovenan kerja" bangsa.
dalam hal keselamatan kekasl orang orang percaya, tujuan hukum yang kedua ialah untuk meyakinkan orang yahudi atas dosa dan mendidik mereka utnuk mempersiapkan kedatangan juruselamat. rasul paulus menggunakan hukum ini dengan cara demikian, untuk membuktikan ketidakmungkinan siapa pun mengalami pembenaran melalui kepatuhan terhadap hukum, karena memang tidak mungkin ciptaan yang berdosa mematuhinya dengan sempurna.
oleh sebab itu, hukum tersebut tidak bertentangan dengan metode pembenaran dimana Allah oleh kemurahan hatinya menyediakan seorang juru selamat. sebaliknya, hukum itu dirancang untuk semakin memperjelas makna metode yang digunakan. segala upacara legal yang diperintahkan untuk dijalankan merupakan simbol bermakna tentang hal hal rohani. keseluruhan ritual gereja perjanjian lama menjadi gambaran aspek yang berbeda beda dari karya Kristus sang jusu selamat. jadi orang israel yang percaya, yang memangdang kedepan, yang dibenarkan oleh anugerah melalui iman dalam Kristus, tidak kurang berarti dibanding orang percaya masa perjanjian baru yang memandang kebelakang. pada masa hukum itu, Allah mengirim kepada orang yahudi sejumlah nabi untuk menjelaskan signifikansi hukumNya, baik secara nasional maupun rohani. pada masa daud dan samuel, ada sejumlah besar pertambahan pengetahuan yang disingkapkan tentang mesias yang akan datang. sesudah itu, Yesaya dan nabi nabi lain menggambarkannya secara jauh lebih mendetil. semua kebenaran ini merupakan dasar iman orang orang percaya yang sejati di dalam gereja orang yahudi.
pada halaman halam pembukaan injil matius dan lukas dalam perjanjian baru kita dapati sejumlah nama orang orang percaya sejati yagn mencari pembenaran melalui penggenapan janji Allah, yang diberikan sebelumnya, yaitu mengirimkan seorang juru selamat. Zakaria, Elisabet, simeon, hana, dan yang lain "mencari keselamatn di Yerusalem" ( Luk. 1 dan 2 kjv).
perjanjian lama yang dianggap sebagai catatan perngetahuan kehidupan rohani, tidak memiliki paralel dengan para penulis filsafat kuno yang lain. perjanjian lama penuh dengan kebenaran injil bahwa allah memberikan pembenaran secara cuma cuma kepada orang orang berdosa yang percaya kepadaNya. hanya karena injil ini diketahui dan dipercayai pada zaman perjanjian lama sajalah maka para rasul dapat mendasarkan banyak ajaran mereka tentang metode pembenaran ini atas pengalaman Abraham dan Daud (Rm. 4) serta orang orang percaya lainnya dalam perjanjian lama (Ibr 11).
karena janji Allah akan seorang juru selamat. adam dan hawa, dan selanjutnya orang orang percaya perjanjian lama, merasakan perasaan yang campur aduk: di satu pihak ada rasa takut akan Allah karena ketidaktaatan kepadaNya; dan di pihak lain ada harapan akan janji Allah bagi kelepasan mereka. semua perasaan ini diungkapkan melalui upacara persembahan korban hewan bagi Allah.
seekor hewan disembelih. darah hidup telah ditumpahkan hal itu mengungkapkan kebenaran tentnag murka Allah dalam penghakiman. hewan itu dibunuh sebagai ganti orang yang berdosa itu. hal ini mengungkapkan kebenaran disediakannya seorang penyelamat ilahi.
korban dalam perjanjian lama seperti ini jelas merupakan bentuk simbolis karya Yesus Kristus "anak domba Allah" yang meng hapus dosa dunia (Yoh. 1:29). dengan mempersembahkan korban semacam itu dan percaya akan signifikansinya, habel "memperoleh kesaksian kepadanya, bahwa ia benar" (Ibr 11:4). jelas bahwa semua orang pada masa itu yang percaya akan jalan keselamat Allah melalui kematian seorang pengganti yang tidak berdosa niscaya dibenarkan; demikian juga yang terjadi pada orang percaya pada masa sekarang. orang orang tidak percaya yang menolak jalan keselamatan Allah harus tetap berada dibawah penghakiman ALlah bai dosa mereka.
mellaui air bah melenyapkan setiap orang kecuali nuh dan keluarga (Kej. 7:23), ALlah mendemontrasikan baik murkaNya atas orang orang berdosa yagn terus melekat pada ketidakpercaya mereka maupun pembenarannya atas orang orang percaya yang taat yagn berada didalam bahtera.
setelah air bah itu, wahyu tentang metode pembenaran dimana Allah yang dengan belas kasih menyiapkan seorang juruselamat menjadi semakin jelas. hal pembenaran oleh anugerah pada amsa amsa patriarkhal yang paling suakr dilupakan adalah yang terjadi pada abraham. apa yang dialaminya sering kali dijadikan contoh dalam tulisan tulisan perjanjian baru tentang metode kedua pembenaran.
era besar berikutnya yagn terjadi dalam sejarah pembenaran dalam perjanjian lama ialah yang diperkenalkan melalui pemberian hukum kepada musa digunung sinai. tujuan hukum ini bersifat ganda yaitu untuk mengatur kehidupan bangasa yahudi dan untuk mendidik mereka dalam menyambut juruselamat yang dijanjikan dimana melalui dia, sebagaimana dipahami Abraham, "semua bangsa dibumi akan mendapat berkat" (kej 22:18).
dalam hubungannya dengan tujuan pertama yaitu hukuman yang membimbing kehidupan bangsa kesejahteraan mereka secara fisik tergantung pada ketaatan mereka terhadap hukum itu. secara kebangsaan, kemakmuran mereka tergantung pada perbuatan mereka. hukum tersebut dapat dianggap sebagai "kovenan kerja" bangsa.
dalam hal keselamatan kekasl orang orang percaya, tujuan hukum yang kedua ialah untuk meyakinkan orang yahudi atas dosa dan mendidik mereka utnuk mempersiapkan kedatangan juruselamat. rasul paulus menggunakan hukum ini dengan cara demikian, untuk membuktikan ketidakmungkinan siapa pun mengalami pembenaran melalui kepatuhan terhadap hukum, karena memang tidak mungkin ciptaan yang berdosa mematuhinya dengan sempurna.
oleh sebab itu, hukum tersebut tidak bertentangan dengan metode pembenaran dimana Allah oleh kemurahan hatinya menyediakan seorang juru selamat. sebaliknya, hukum itu dirancang untuk semakin memperjelas makna metode yang digunakan. segala upacara legal yang diperintahkan untuk dijalankan merupakan simbol bermakna tentang hal hal rohani. keseluruhan ritual gereja perjanjian lama menjadi gambaran aspek yang berbeda beda dari karya Kristus sang jusu selamat. jadi orang israel yang percaya, yang memangdang kedepan, yang dibenarkan oleh anugerah melalui iman dalam Kristus, tidak kurang berarti dibanding orang percaya masa perjanjian baru yang memandang kebelakang. pada masa hukum itu, Allah mengirim kepada orang yahudi sejumlah nabi untuk menjelaskan signifikansi hukumNya, baik secara nasional maupun rohani. pada masa daud dan samuel, ada sejumlah besar pertambahan pengetahuan yang disingkapkan tentang mesias yang akan datang. sesudah itu, Yesaya dan nabi nabi lain menggambarkannya secara jauh lebih mendetil. semua kebenaran ini merupakan dasar iman orang orang percaya yang sejati di dalam gereja orang yahudi.
pada halaman halam pembukaan injil matius dan lukas dalam perjanjian baru kita dapati sejumlah nama orang orang percaya sejati yagn mencari pembenaran melalui penggenapan janji Allah, yang diberikan sebelumnya, yaitu mengirimkan seorang juru selamat. Zakaria, Elisabet, simeon, hana, dan yang lain "mencari keselamatn di Yerusalem" ( Luk. 1 dan 2 kjv).
perjanjian lama yang dianggap sebagai catatan perngetahuan kehidupan rohani, tidak memiliki paralel dengan para penulis filsafat kuno yang lain. perjanjian lama penuh dengan kebenaran injil bahwa allah memberikan pembenaran secara cuma cuma kepada orang orang berdosa yang percaya kepadaNya. hanya karena injil ini diketahui dan dipercayai pada zaman perjanjian lama sajalah maka para rasul dapat mendasarkan banyak ajaran mereka tentang metode pembenaran ini atas pengalaman Abraham dan Daud (Rm. 4) serta orang orang percaya lainnya dalam perjanjian lama (Ibr 11).
Ceramah 2. pembenaran sebagaimana ditemukan dalam alkitab perjanjian baru
sekarang kita mengalihkan perhatian kita kepada apa yang sebelumnya sebagai doktrin pembenaran diantara orang bukan yahudi dan orang yahudi ketika injil untuk pertama kalinya dibawa kepada mereka.
kita telah melihat bahwa dari awal sejarah pengajaran ilahi tentang pembenaran atas orang orang berdosa termasuk janji tentang pembenaran atas orang orang berdosa termasuk janji tentang seorang juru selamat yang akan datang dan instruksi tentang praktik korban. dari adam hingga Abraham semunya ini telah diketahui secara iniversal. pada masa itu tidak ada pembagian antara dunia orang bukan yahudi dan yahudi. situasi setelah abraham memang berbeda:
I. di antara orang bukan yahudi. pengetahuan tentnag kebenaran telah dilupakan atau disimpangkan oleh mereka yang tidak lagi menerima wahyu dari Allah sebagaimana diberikan kepada abraham dan orang orang Yahudi. dunia orang bukan Yahudi memelihara kebiasaan penyembahan religius primitif. kebiasaan hewan korban terus berlanjut. tetapi semuanya itu dilakukan tanpa pengetahuan akan kebenaran injil dan sebagai konsekuensinya berkembang menjadi sistem takhayul penyembahan berhala bisa jadi mengesankan. hal ini mendeminstrasikan kenyataan bahwa manusia memiliki kebutuhan untuk diterima oleh kekuasaan yang lebih tinggi, meski yang mereka miliki adalah pengetahuan yang tercemar tentang Allah, tentang dosa, dan tentang kebutuhan akan keselamatan.
orang orang bukan Yahudi yang terpelajar mencemooh takhayul, mereka mencari jawaban atas pertanyaan pertanyaan religius melalui filsafat. dalam cahaya samar samar wahyu Allah melalui alam semesta, mereka bergumul dengan banyak masalah. mereka tidak memiliki doktrin yang pasti tentang pembenaran. kadang kadang memang mereka berdalih bahwa manusia sudah berharga didalam dirinya sendiri dan bahwa sungguh salah menganggap mereka sebagai orang oragn berdosa yang tak berdaya yang membutuhkan pembenaran.
II. diantara orang orang yahudi. kebenaran pembenaran oleh anugerah ALlah melalui iman tidak pernah hilang sama sekali. tetapi telah dikaburkan oleh pengajaran yang salah. paulus menggambarkan para pemimpin Yahudi sebagai "tidak mengenal kebenaran Allah dan berusaha untuk mendirikan kebenaran Allah dan berusaha untuk mendirikan kebenaran Allah dan berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka sendiri" (Rm. 10:3). oleh sebab itu kesalahan banyak orang Yahudi adalah pembenaran diri sendiri. mereka bnayak orang yahudi adalah pembenaran diri sendiri. mereka berpikir bahwa manusia, melalui penderitaan dapat memperoleh pengampunan atas dosa; dan bahwa melalui perbuatan baik (doa, beramal, upacara agama, kepatuhan terhadapa hukum)mereka dapat beroleh hidup yang kekal. pangajaran ini memperlihatkan kurangnya pengetahuan tentang ajaran ini memperlihatkan kurangnya pengetahuan tentang sifat dosa yang sejati dan tidak mengindahkan apa yang Yesus Kristus lakukan untuk menghasilkan keselamatan bagi orang berdosa. dengan demikian , baik orang bukan Yahudi maupun orang Yahudi sama sama percaya bahwa apa yang mereka telah lakukan, atau akan lakukan, dapat membenarkan mereka; dan dengan demikian keduanya menaruh kepercayaan mereka pada penampilan luar upacara agama untuk menyenangkan Allah. injil keselamatan oleh anugerah Allah dikhotbah kepada orang orang yang percaya akan kesalahan baik orang bukan Yahudi maupun orang Yahudi ini. pengetahuan akan kenyataan ini menolong kita memahami banyak bagian injil dan surat surat para rasul. Tuhan kita, dalam menerangkan makna rohani dari hukum Allah, menekankan syarat ketaatan didalam hati dan pikiran. Ia menekankan fakta hukuman kekal atas dosa dan perlunya lahir baru dari dalam. bahkan kita mendapati dia menggunakan hukum dalam hubungannya dengan kovenan kebangsaan dalam membangkitkan kesadaran akan dosa "perbuatlah demikian maka engkau akan hidup" (Luk. 10:28). Tuhan kita menyiapkan jalan bagi injil tetang pembenaran oleh iman saja (Yoh. 3:16).
para rasul menangani kesalahan yang sama dengan orang yahudi maupun bukan yahudi. paulus secara berulang ulang memperlihatkan bahwa baik yahudi maupun bukan Yahudi sama sama berdosa, tidak berdaya di bawah murka Allah, yang dengan usaha mereka sendiri tidak akan mendapat penerimaan dari Allah. lalu paulus membuktikan kebutuhan yang mendesak akan metode pembenaran yang bukan dirancang oleh mereka sendiri. jalan itu dipersiapkan bagi orang orang yagn dibenarkan oleh Allah karena iman dalam Yesus Kristus (Rm. 3:22 kjv).
sangat membantu untuk menyadari bahwa semua kesalahan yahudi dan bukan yahudi ini masih terus dirangi oleh gereja dalam mengajarkan doktrin pembenaran yang Alkitbiah. semua agama yang lain memiliki kesamaan ini; semua mengajarkan semacam keyakinan diri yang dapat menyelamatkan diri sendiri dan lebih kurang bertentangna dengan ketergantunganpada anugerah pembenaran dari Allah. dalam hal orang yahudi ada kesalahan lain, yaitu bahwa mereka menyadarkan pembenaran berdasarkan pada kehormatan khusus mereka sebagai bangsa pilihan ALlah. ketiga kesalahan ini ditemukan di antara banyak orang orang Kristen yang taat secara nominal pada masa sekarang.
III. tambahan atas semua kesalaan tadi dapat ditemukan dalam injil perjanjian baru ketika pertama kli dikhotbahkan, dimana di gereja Kristen mula mula muncul pertanyaan pertanyaan yang lebih jauh tentang pembenaran. pertanyaan pertanyaan itu muncul karena pengaruh yudaisme dan filsafat Yunani.
dari pengaruh Yahudi muncul pertanyaan: "apa perlu bagi orang Kristen Yahudi untuk mengikuti upacara Yudaisme?" haruskah orang bukan Yahudi yang ingin menjadi Kristen pertama tama menjadi Yahudi terlebih dahulu secara seremonial?" apakah iman didalam Kristus cukup bagi pengampunan dosa seseorang dan penerimaan oleh Allah, tanda menaati hukum secara moral atau seremonial sebagai alasan bagi pembenaran (Kis. 15).
tujuan surat kepada orang Ibrani adalah untuk meyakinkan orang orang Yahudi yang percaya bahwa, sebagai orang Kristen, mereka sekarang menghadapi realitas dimana Yudaisme hanya berisi simbol simbol. catatan dalam kitab kisah para rasul tentang Roh kudus yang datang memenuhi orang orang Yahudi tidaklah perlu bagi pengalaman Kristen. surat surat kepada Jemaat Roma dan galatia menekankan bahwa keselamatan hanyalah melalui iman didalam Kristus saja dan tidka membutuhkan perbuatan baik manusia untuk menjadikan efektif. sebuah penyelidikan tentang bagaimana para rasul menjawab semua pertanyaan pada masa itu memberikan banyak sekali informasi tentang pemahaman mereka atas doktrin pembenaran.
dari pengaruh filsafat yunani muncul bidat yang mengatakan bahwa segala subtansi material adalah jahat. maka dikatakan tubuh fisik kita pada dasarnya berdosa. hal ini membawa kepada penyangkalan atas sifat kedagingan sejati tubuh Kristus, dengan demikian Kristus yang menderita dan mencurahkan darahnya tidak memenuhi syarat sebagai pengganti sejati abgi orang orang berdosa. dalam hal ini pembenaran karena iman didalam Kristus sebagai juru selamat tidak lagi didalam Kristus sebagai juru selamat tidak lagi dimungkinkan menanggapi kesalahan semacam itu, rasul Yohanes yang sudah Tua dengan sungguh sungguh berkata: " setiap Rohya mengakubahwa Yesus Kristus telah datang dalam dagingberassal dari Allah,tetapi setiap roh yang tidak mengakuiYesus datang dalam daaging tidak berasal dari Allah" (1Yoh. 4: 1-3 kjv). benar jika diaktakan bahwa rongrongan terhadap kebenaran kristen sering kali datang dari pengaruh "filsafat dan tipu muslihat yang hampa (kol. 2:8 kjv).
Ceramah 3. Pembenaran sebagaimana diajarkan oleh bapa bapa gereja hingga 1200 M
tulisan tulisan dari para bapa gereja bukan merupakan kita suci yang diinspirasi. kita tidak menganggap tulisan tulisan itu memang memberikan bukti bukti pengajaran yang diberikan kepada gereja pada masa itu. kita memiliki rangkaian tulisan yang tidak terputus dari zaman para rasul hingga hari ini yang dapat memperlihatkan kepada kita keseluruhan sejarah pemikiran Kristen tentang pembenaran.
pertanyaan yang kita ajukan kepada para bapa gereja mula mula ialah: "dapatkan doktrin pembenaran karena anugerah melalui iman didalam Kristus bisa dilacak didalam berbagai tulisan disepanjang periode pertama sejarah gereja?" apabila dapat, maka kita memiliki bukti konklusif bahwa doktrin ini bukanlah penemuan Luther, seperti sering kali disebutkan! tetapi apabila kebenarna ini dikenal oleh salah seorang bapa gereja awal, maka pasti telah diketahui jauh sebelum reformasi.
klemen dari Roma menulis dalam suratnya kepada roang orang korintus: "kami juga, yang terpanggil oelh kehendaknya dalam Kristus Yesus, tidak dibenarkan oleh diri kami sendiri, juga bukan oleh hikmat atau pengertian kami, atau kesalehan, atau pekerjaan yang kami lakukan dalam kekudusan hati, melainkan melalui iman..." (surat kepada jemaat korintus)
ignatius, murid rasul Yohanes, menulis:
"salibNya, dan kematianNya, dan kebangkitanNya, dan iman melalui Dia, adalah piagam yang tidak dapat cemar; dan dalam semuanya ini melalui doa doamu aku dibenarkan." (surat kepada jemaat filadelfia)
polikarpus. juga adalah murid Rasul Yohanes, menulis:
"aku tahu bahwa melalui iman engkau diselamatkan, itu bukan hasil usahamu, melainkan oleh kehendak Allah, melalui Yesus Kristus." (surat kepada jemaat filipi)
justinus martir menulis:
"bukan lagi melalui darah daging dan domba, atau abu sapi muda... dosa dihapus; melainkan oleh iman, melalui darah Yesus Kristus dan kematianNya, yang mati oleh sebab hal ini." (dialog dengan trypho)
dalam sebuah surat yang dikirimkan kepada seorang yang bernama diognetus, yang tampaknya tertarik pada kekristenan, ditemukan kalimat kalimat ini : "Allah memberikan putranya sendiri sebagai tebusa bagi kita.... karena apakah, selain kebenarannya, yang dapat menutupi dosa kita? dalam diri siapakah dimungkinkan bahwa kita, para pelanggar hukum Allah dan pendosa, dapat dibenarkan, kecuali dalam diri anak Allah sendiri?...o keuntungan yang tak terduga, bahwa pelanggaran banyak ruang ditutupi oleh satu orang benar dan bahwa kebenaran satu orang dapat mebenarkan banyak palanggaran hukum."
pada masa yang diawali dengan berkuasanya kaisar konstantin ketika keKristenan menjadi agama yang diakui secara resmi. bertentangna dengan penganiayaan yang terjadi pada masa itu, sejumlah bidat bangkit melawan berbagai doktrin dasar keKristenan. tak terhindarkan lagi, kesalahpahaman terhadap kebenaran kebenaran lainnya: misalnya, kesalahpahaman terdahap dosa mengakibatkan kesalahpengertian tentang kebutuhan akan juruselamat. bidat lain yang berhubungna dengan trinitas, inkarnasi Kristus, serta ketidak mampuan orang berdosa untuk melakukan tindakan rohani. semua kesalahan ini melamahkan pengertian akan pembenaran yang Alkitabiah.
dalam memerangi semua bidat ini dan dalam menyakinkan kembali akan keberdosaan sifat manusia. serta kebutuhan akan keselamatan oleh anugerah dan penebusan nyata yang ditawarkan Kristus, sejumlah kecil orang yang setia kepada gereja meletakkan landasan yang kokoh bagi doktrin pembenaran oleh anugerah melalui iamn dalam Kristus.
Irenaaeus, seorang murid polikarpus menulis:
".... melalui ketaatan seorang manusia yang dilahirkan dari anak dara, banyak yang dibenarkan dan menerima keselamatan."
ciprianus, seorang uskup sebuah gereja di afrika utara, menulis:
"jika Abraham percaya kepada ALlah dan hal itu diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran , maka setiap orang yang percaya kepada Allah dan hidup oleh iman, adalah orang yang benar."
Athanasius, uskup dari Aleksandria selama empat puluh tahun, menulis:
"bukan oleh semua ini melainkan oleh iman, seorang manusia dibenarkan sebagaimana yang dialami oleh abraham."
Basil, seorang uskup dari kapodakia adalah seorang penulis yang luas wawasannya meninggalkan banyak tulisan seperti ini:
"inikah sikap memuliakan Allah yang sejati dan sempurna, yaitu ketika seseorang ditinggikan bukan oleh kebenarannya sendiri, melainkan kerinduannya akan kebenaran yang sejati dan dibenarkan hanya oleh iman dalam Kristus."
Ambrosius, seorang uskup dari milan. terkenal sebagai pengkhotbah besar, meninggalkan bagi kita kata kata berikut ini:
"tanpa melakukan hukum taurat, orang yang tidak percaya, misalnya orang bukan yahudi, ketika percaya kepada Kristus maka "imannya diperhitungkan sebagai kebenaran" sebagaimana halnya pada abraham.
dari origenus, seorang pengajar besar kristen, pemikir dan penulis diperoleh yang berikut ini:
"oleh iman, tanpa melakukan hukum taurat, pencuri yang sedang sekarat dibenarkan; karena tuhan melihat bukan apa yang telah diperbuatnya sebelumnya, bukan juga menunggu apa yang akan dilakukan setelah percaya; tetapi ia menariknya kepada dirinya karena belas kasihan. dibenarkan semata mata oleh pengakuannya."
joreme, seorang penerjemah besar alkitab kedalam bahasa latin, telah menulis:
"ketika orang yang tidak percaya bertobat, Allah membernarkan dia oleh iman semata, bukan berdasarkan pekerjaan baik yang tidka ia miliki."
Chysostom, mungkin merupakan pengkhotbah terbesar dari antara semua bapa gereja melewatkan banyak tahun di konstatinopel. dari kita mendapat:
"kalau begitu apakah yang Allah lakukan? Ia membuat pribadi yang benar menjadi orang berdosa, agar Dia menjadikan orang berdosa dibenarkan yaitu kebenaran Allah, ketika kita dibenarkan, bukan oleh usaha kita melainkan oleh anugerah, dimana semua dosa dilenyapkan."
dari augustinus, uskup dari Hippo dekat carthage, seorang pemikir besar tentang theologi keselmatan melalui anugerah Allah semata, kita memperoleh:
"anugerah diberikan kepadamu, bukan sebagai upah yang dibayarkan kepadamu melainkan disebut anugerah karena diberikan secara cuma cuma. kamu tidka membeli apa ayng telah kamu terima dnegan menggunakan jasa yang kamu lakukan sebelumnya. sebab itu orang berdosa menerima anugerah init telebih dahulu, sehingga dosanya diampuni baru kemudian pekerjaan yang baik dilakukan oleh orang yang telah dibenarkan: ia tidak melakukan sebelumnya agar dibenarkan pekerjaan yang baik, dilakukan setelah pembenaran, memperlihatkan apa yang telah diterima oleh seseorang."
anselmus dari canterbury, seorang theolog besar, mungkin yang terbaik dalam studinya tentang penebusan dosa oleh Kristus, menulis:
"percayakah kamu bahwa tidak dapat diselmatkan selain oleh kamatian Kristus? karena itu, pergilah, dan letakkan keyakinanmu atas kematiannya saja. seandainya Allah berkata kepadamu, kamu orang berdosa katakanlah, aku telah meletakkan kematian Tuhan Yesus Kristus antara aku dan dosaku."
Dari bernard of claivaux, yang dianggap sebagai bapa gerja yang terakhir diperoleh kata kata berikut ini:
"bukankah segala kebenaran kita sesungguhnya merupakan ketidak benaran dan cacat cela belaka? kalau begitu apakah yang akan kita katakan tentnag dosa dosa kita, ketika bahkan kebenaran kita pun tidak dapat kejawab dirinya sendiri? karena itu marilah kita, dengan segala kerendahan hati, menghampiri satu satunya sumber belas kasihan yang dapat menyelamatkan jiwa kita barang siapa lapar dan haus akan kebenaran, biarlah mereka percaya kepadamu, yang membenarkan, biarlah mereka percaya kepadamu, yang "membenarkan orang yang tidak benar," dan dengan demikian, setelah dibenarkan melalui iamn saja, ia beroleh damai dengan Allah."
jadi kita lihat bahwa, melampaui segala keraguan, doktrin pembenaran oleh anugerah melalui iman bukan hal baru yang diperkenalkan kedalam gereja oleh Luther dan Calvin. meski ada banyak bidat dan pemahaman yang sesat pada abad abad pertama sejarah gereja, namun tetap ada aliran yang sambung menyambung oleh para penulis ada pemikir yang memegang dan mengajarkan kebenaran Alkitabiah ini.
Ceramah 4. Pembenaran sebagaimana diajarkan pada masa Reformasi Protestan
pada amsa itu penemuan doktrin pembenaran menjadi alasan terjadinya reformasi pada Abad ke enam belas. Reformasi merupakan reaksi melawan doktrin yang salah dan praktik prakik sesat yang telah berkembang dikalangan gereja katolik Roma sebelumnya. mari kita telusuri bagaimana semua kesalahan ini perlahan lahan berkembang.
pertama tama, ada pengajaran katolik Roma tentang pengampunan dosa. diajarkan bahwa semua dosa yang dilakukan sebelum pembaptisan mendapat pengampunan melalui baptisan dan bahwa melalui baptisan seseorang menerima hidup Rohani yang baru.
semua dosa yang dilakukan setelah baptisan diampuni hanya melalui pengakuan kepada imam, melaksanakan penitensi penitensi dan penderitaan yang dialami secara pribadi di purgatori.
gereja katolik Roma membagi dosa menjadi dua jenis, mortal (fana) yang hanya dapat ditebur leh kematian Kristus, dan venial (dapat diampuni) yang cukup ditebus melalui pelaksanaan hukuman dari penitensi.
pembenaran, menurut pengajaran ini, hanya dapat dilakkan melalui usaha pendosa sendiri serta jasa pribadi.
kedua, kesadaran dalam kehidupan sehari hari bahwa banyak usaha telah dilakukan untuk menebusnya. membawa orang pada gagasan jasa yang dapat di tranfer dari orang kudus yang paling suci kepada manusia yang lebih rendah .
diyakini bahwa jumlah jasa yang teakumulasi didalam diri orang orang kudus dan para martir selama bertahun tahun ini dapat dibagikan oleh sang paus sendiri atau melalui agen yang diberi kuasa olehnya. "pengampunan dosa" ini, demikian mereka menyebutnya dapat dibeli dengan uang tunai. penjualannya menjadi sumber keuangan bagi paus
Ketiga, bersamaan dengan kesalahpahaman tentang jasa atau usaha manusia ini, timbul pengajaran bahwa misa ekaristi dapat berubah menjadi, atas kehendak imam, pengorbanan tubuh dan darah Kristus yang sesungguhnya. roti dan anggur dianggap berubah menjadi tubuh dan darah Kristus. bagaimana bentuk nilai jasa usaha manusia, jasa dari perayaan kematina Kristus yang dilakukan berulang ulang pastilah tidak ada habisnya! jadi "pengorbanan altar" juga menjadi sumber keuangan, karena misa Ekaristi dikatakan untuk menyediakan jasa usaha demi jiwa iwa orang yang hidup maupun sudah mati.
ada empat hal dimana pengajaran alkitab, yang juga adalah pengajar para Reformator, berbeda dari pengajar katolik Roma tentang pembenaran:
I. natur pembenaran. pengajaran katolik Roma adalah bahwa hanya melalui hidup Rohani orang berdosa benar benar menerima hidup Rohani yang baru, membuat dia mampu membenarkan dirinya sendiri. berdasarkan Alkitab para Reformator mengajarkan bahwa pembenarna merupakan pengampunan lengkap atas segala dosa melalui keputusan Allah yang penuh kasih karunia. sehingga orang berdosa seketika itu juga dianggap benar.
II. dasar pembenaran. pengajaran Roma katolik ialah bahwa kehidupan rohani yang diterima apda saat pembaptisan merupakan alasan bagi Allah untuk menerima orang berdosa. Alkitab dan para Reformator mengajarkan bahwa kebenaran Kristus yang diletakan pada orang berdosa, adalah satu satunya dasar pembenaran.
III. metode pembayaran . pengajaran Roma katolik ialah bahwa orang berdosa dibenarkan ketika kehidupan Rohani yang diterima pada saat pembaptisan menghasilkan tindakan yang kudus yaitu pengakuan dosa, mengambil bagian dalam sakramen gereja, melakukan penitensi, dna lain lain. Alkitab dan para reformator mengajarkan bahwa pembenaran adalah melalui iman didalam Kristus saja. iamn sejati seperti ini tentunya akan menghasilkan "buah Roh" dalam hidup. tetapi pembenaran secara alkitabiah terkait kepada iman, bukan kepada pekerjaan baik yang dilakukan setelah pengakuan.
IV. efek pembenaran. pengajaran Roma katolik ialah bahwa pembenarna tidak pernah tercapai dengan sempurna. selalu ada kebutuhna kana penitensi bagi dosa yang dilakukan kemudian. tak seorang pun dapat merasa yakin akan pembenarna yang sempurna sampai ia mencapai sorga setelah mengalami penderitaan di purgatori. Alkitab dan para Reformator mengajarkan bahwa pembenarna mencakup pengampunan cuma cuma atas segala dosa dna kepastian hidup kekal. mereka mengatakan bahwa pengajaran Roma berisi "iman yang tidak pasti, penuh dengan keragu raguan." ini sangat berbeda denga pengjaran Protestan yang berisi natur pembenarna yang lengkap, final, dna tidka dapat dibalik dari tindakan Allah yang penuh kasih karunia.
pengajaran Roma Katolik memiliki efek penekanan terhadap usaha manusia dalam pembenaran; hal ini mengecilkan kekayaan dan kebesaran nilai anugerah Allah. harga kehidupan dan kematian Kristus tidak lagi mencukupi orang berdosa harus menambahkan jasa atas usahanya sendiri. tidak cukup satu pengorbanan saja bagi dosa: pengorbanan harus diulang ulang hingga tak berakhir, didalam misa ekaristi. usaha orang berdosa dalam membenarkan dirinya sendiri dapat ditambah pula dengan jasa usaha orang orang kudus dan para martir. pengampunan atas dosa bukan lagi pemberian langsung dari Allah melainkan sesuatu yang tidak meyakinkan yang tergantung pada pengakuan dosa, melakukan penitensi, dan penghapusan konsekuensi dosa yang diberikan oleh iman yang adalah manusia. dan praktik yang salah dalam menjual surat pengampunan secara alami muncul sebagai akibat semua kesalahpahaman tentang doktrin ini, yang dengan bijak dilihat oleh luther. kebenaran Alkitab tentang pembenarna oleh iamn yang secara cuma cuma diberikan oleh Allah dan menghasilkan keyakinan akan keselamatan bagi orang berdosa, menyambar laksana aliran listrik melampaui segala keraguan dan kesalahpahaman yang terjadi pada abad keenam belas. pengertian yang baru ini membawa kepada reformasi beberapa gereja beserta pembaruannya mengikuti pola zaman para rasul.
Ceramah 6. Pandangan katolik Roma tentang pembenarna setelah masa Reformasi
pada tahun 1930 luther dan yang lain menerbitkan sebuah pernyataan yang menggambarkan pemahaman mereka atas pengajaran Alkitab tentang pembenaran orang orang berdosa semata mata oleh anugerah Allah, dan melalui iman atas karya Kristus saja. para theolog katolik Roma menolak doktrin ini dan menganggapnya sebagai Roma menolak doktrin ini dan mengangapnya sebagai Roma menolak doktrin ini dan menganggapnya sebagai "sebuah hal yang baru." yang artinya sesuatu yang diperkenalkan untuk pertama kali! mereka mengacu kepada pengajaran yang salah oleh gereja Roma sebelumnya sebagai dasar untuk menganggap sebagai hal yang baru.
Luther dan yang lain menjawwab bahwa doktrin itu mungkin baru bagi banyak orang dikalangan gereja Roma karena pengajarna mereka yang salah telah menyembunyikan kebenaran yang dipegang oleh para rasul dan bapa gereja mula mual!
selama beberapa tahun, sebuah usaha dilakukan oleh erasmus dan yang lain untuk menyatukan kedua pandangna yang berbeda antara para teolog protestan dan katolik Roma. secara mengejutkan, para theolog Roma menyetujui bahwa pebenaran adalah oleh iman "berdasarkan karya Yesus Kristus saja." tetapi nilaidefinisi itu tergantung pada apa yang dimakud dengan "iman."
bagi kamu protestan, iman dipahami sebagai tindakan sederhana menyadarkan diri sepenuh pada Kristus, sebagai satu satunya pengharpan akan kebenaran bagi orang berdosa. akan tetapi bagi para theolog katolik Roma, iman digunakan dengan makna pengaruh Roh Kudus dalam diri orang percaya yang menghasilkan kebenaran dalam mereka, sehingga membuat mereka mendapat penerimaan Allah.
"orang berdosa dibenarkan oleh... iman yang adalah gerakan Roh Kudus dimana.... kasih dicurahkan kedalam hati dan mereka mulai menggenapi hukum."
keyakinan sejati didalam hati seseorang akan diikuti oleh pertumbuhan dalam kekudusan. tetapi pembenaran orang tersebut tidak bergantung pada pertumbuhan; malinkan datangnya semata mata dari Kristus, kepada siapa orang tersebut dipersatukan oleh iman, usaha untuk menyatukan pandangan protestan dan katolik Roma tidak menghasilkan apa apa. kedua pandangan pembenaran itu sangat berbeda; yang satu bergantung pada karya Kristus yang telah selesai bagi orang berdosa; yang lain bergantung pada karya Roh kudus yang masih terus berlanjut dalam diri orang berdosa.
untuk waktu yang lama gereja katolik Roma menerapkan kebijakan ganda melawan pengajaran Reformasi tentang pembenarnan. beberapa berdalih bahwa ajaran tersebut adalah sebuah hal baru yang tidak dikenal sebelumnya; yang lain berdalih bahwa merupakan kebenaran Alkitab ketiak kebenaran yang membenarkan adalah kebenaran yang dihasilkan didalam diri orang percaya oleh Allah.
banyak usaha dilakukan untuk menyatukan pandangna protestan (Reformasi) tentang pembenarna dengan pandangna katolik Roma. tetapi, tidak seorang pun yang sungguh sungguh mengerti baik pandangan Roma maupun pandangna Reformed, secara jujur dapat mengusulkan kompromi macam apa yang bisa diusulkan diantara keduanya.
kita tidak menyakal bahwa para anggota gereja katolik Roma dapat dibenarkan dan mendapat penerimaan ALlah. tetapi kita menyangkal bahwa orang berdosa dapat dibenarkan oleh kebenaran mereka sendiri. kita menolak pengajaran Roma tentang pembenarna dan menyebutnya tidak Alkitabiah. mereka digereja itu yang adalah orang percaya sejati, buakn dibenarkan oleh pengjaranan gereja itu melainkan semata mata oleh keyakinan dalam karya Kristus, yang dengan penuh Rahmat dianugerahkan kepada mereka oleh Allah.
Luther menulis: " apabila daging tidka dibenarkan oleh karya hukum Allah, maka tidak ada yang dapat dibenarkan oleh peraturan benedict, francis, atau augustinus..... tetapi orang yang tidak menemukan perbuatan baik yang dapat menangkal murka dan penghakiman Allah, pergi menghampiri kematian dan belas kasih Kristus, dan dengan cara sederhana itu ia diselamatkan.
Ceramah 6. Berbagai pandangan protestan tentang pembenaran setelah masa Reformasi
kesatuan yang ada diantara para theolog Reformasi tentang pembenaran sungguh luar biasa, kebenaran ALkitab telah lama tersembunyi oleh gereja yang salah dimasa kegelapan. literatur theologi yang ada pada waktu itu umumnya mengajarkan topik ini dengan keliru. segala upacara dan prktik gereja yang ada pada waktu itu bertentang dengan kebenaran bahwa pembenarna hanya oleh iman dalam Kristus saja. Para Reformator ketika itu telah dibesarkan dengan tradisi gereja seperti itu. namun, meski mereka berbeda pandangan dalam beberapa hal, para Reformator memiliki kesepakatan dalam kebenaran Alkitab yang ini semua tulisan, khotbah, katekismus, dan tafsiran mereka sepakat tentang kebenarna ini. dan kenyataan bahwa pengajaran tentang pembenarna hanya oleh iman paling sering mendapat serangan dari para theolog katolik Roma, menjadi bukti bahwa mereka juga menganggapnya sebagai kebenaran yang paling signifikan yang ditonjolkan pada masa reformasi.
akan tetapi, pada tahun tahun yang kemudian, kesatuan yang luar biasa tentang keyakinan akan kebenaran Alkitab ini membuka jalan bagi berbagai pandangan yang berbeda, bahkan diantara kaum protestan sendiri.
salah satu pandangan ini berkata bahwa kebenaran yang membenarkan orang berdosa adalah kebenaran yang Allah letakkan didalam diri kepada Allah letakkan didalam diri orang percaya melalui hidup Kristus didalma mereka.
pandangna yang lain berkata bahwa pertobatan dari dosa dan ketaatan yang baru kepada Allah yang dihasilkan oleh iman sejati didalam diri orang percaya merupakan alasan pembeneran mereka.
lebih salah lagi adalah pandangn yang muncul dikalangan Protestan yang mengadopsi theologi antinomian, dan dikalangan pengikut socianisme. yang pertama mengajarkan bahwa karya Kristus dianugerahkan kepada orang percaya agar mereka sungguh sungguh menjadi benar secara pribadi; agar oran gpercaya sungguh sungguh dipersatukan dengan Kristus sedemikian rupa seolah olah ia tidak ada bedanya dengan mereka; bahwa pembenarna orang percaya berlangsung didalam masa lalu yang kekal, atau dalam kematian Kristus, dan tidak berhubungan dengan momen percaya orang berdosa; dan bahwa karena itu rasa berdosa atau doa permohonan ampun tidka dapat dianggap sebagai pengalaman orang percaya sejati.
singkatnya, pandangan socinian ialah bahwa Allah dengan belas kasihanNya membenarkan orang orang berdosa, dan kemudian mereka sendiri bisa bertobat dan memperbarui hidup mereka. berawal dari pandangan bahwa dosa semata mata adalah kelemahan manusia dan bukan kejahatan melawan Allah yang melibatkan rasa berdosa dan kematian. karena itu, pembenaran merupakan sikap penuh pengertian dari Allah akan usaha menusia untuk menjadi lebih baik. usaha untuk membuat kompromi antara pandangn socinian dan pengajaran Reformasi ialah bahwa pembenarn hanya didasarkan atas karya Kristus. disetujui bahwa Allah dapat membenarkan orang berdosa yang memperbaiki diri dengan cara pertobatan dan pembaruan. namun dikatakn bahwa Allah menolong mempengaruhi orang berdosa untuk membuat perbaikan diri semacam itu melalui teladan moral yang luar biasa melalui kehidupan dan kematian Kristus. dengan cara ini pembenarna dan kematian Kristus. dengan cara ini pembenaran mereka dapat dianggap diturunkan dari Kristus.
namun pandangan lain mengatakan bahwa semua umat manusia memiliki "cahaya" batin ilahi sebagai bagian dari sifat manusiawi mereka. ketiak "cahaya batin" itu dipupuk dan petunjuknya diikuti, maka " Kristus terbentuk didalma. "kehadiran yang kudus itu menjadi dasar pembenarna orang tersebut.
lalu pandang yang lain lagi berkata bahwa oleh kematianNya Kristus memenuhi tuntutan keadilan Allah bagi segenap umat manusia. keselamatan bagi tiap orang kini dimungkinkan, selama ada tanggapan pertobatan, iman, dan keteguhan hati yang tepat dari orang tersebut.
kelihatnnya memusingkan ada begitu banyak pandangn yang berbeda beda tentang sebuah kebenarna ALkitab. Luther mengingatkan bahwa kesalahan seperti itu memang mungkin terjadi. didalam hati setiap manusia ada kecenderungan untuk menyombongkan kebenaran diri sendiri, atau kecerobohan hidup yang enggan meneima disiplin moral seperti apapun. salah satu dari kedua pengaruh ini dapat menyelewengkan kebenaran pemahaman tentang pembenenaran.
Alkitab mengajarkan bahwa akan ada perbedaan pandangan didalam gereja Kristen: "sebab diantara kamu harus ada perpecahan, supaya nyata nanti siapakah diantara kamu yang tahan uji" (1kor. 11:9). kebenarna Alkitab didefinisikan karena kontroversi yang muncul disepanjang sejarah gereja.
tak seorang pun akan menyangkal bahwa karya Roh Kudus dalam diri orang percaya yang menghasilakn pertumbuhan dalam kekudusan tidka dapat dipisahkan dari akrya Kristus mewakili orang percaya itu. keduanya amat perlu. sama benarnya bahwa pembenarna bukan karena karya Roh Kudus melainkan karena karya Kristus: oleh anugerah Allah, bukan usaha manusia; mellaui karya Kristus yang diimputasikan, bukan kebenaran manusia yang dinyatakan.
Ceramah 7. Berbagai pandangn gereja anglikan tentan pembenarna setelah masa reformasi
sebagai hasil Reformasi, gereja inggris memegang pandang pembenaran, yang sangat sesuai dengan para Reformator. hal ini tampak jelas dalam artikel kesebelas dari tiga pulug sembilan artikel gereja inggris misalnya, dan oleh pengajaran the Homilies, sebuha buku resmi gereja inggri syang berisi pengajaran Alkitab, diterbitkan pada tahun 1547 dan 1563 dan dimaksudkan untuk dibaca di semua gereja.
namun tahun tahun yang kemudian menjadi saksi bagaimana sejumlah pandangn yang berbeda tentang pembenarna diterima didalam gereja anglika. pada tahun 1628, pengaruh theologi arminian telah menyebabkan sejumlah theolog gereja inggris berargumentasi bahwa pembenarna didasarkan pada hal hal baik pada orang percaya dan bahwa tidak ada eprbedaan aygn vital antara pandang Roma dan pandangan Protestan.
dan bukan hanya pengaruh luar yang telah menyebabkan pergeseran dari pandangna reformasi. ada juga apa yang disebut "kecenderungna memuju duru didalam hati manusia." Artinya, keinginan yang ada didalam diri untuk meyakini bahwa ada cukup kebaikan didalam dikita, didalam moticasi kita, didalam keyakinan moral kita yang membuat kita dapat berkenan kepada Allah. kecenderungna yang menetap seperti itu menjadi pengaruh yang kuat yang menggeser ktia dari doktrin yang ada tentang kebutuhan akan anugerah Allah semata, kepada pengajaran dan praktik gereja Roma. "kecenderungan memuji diri' seperti itu membuat kita mau menerima pengaruh apa pun yang mendorong kebanggaan diri yang kita samakan dengan pembenarna diri!
didalam gereja inggris, sebuah gerekan muncul dengan gagasan bahwa pembenaran kita harus didasarkan pada inkarnasi Kristus dan bukan pada ketaatanya yang sempurna didalam kehidupan dan kematiannya. dengan menjadi manusia, kata mereka, Allah mengindikasikan kasih yang tak berubah kepada umat manusia. sebuah gerakan lain didalam gereja berusaha mempopulerkan kembali kesalahan lama bahwa kita dibenarkan oleh Kristus "yang terbentuk didalam kita" atau karya Roh Kudus didalam kita; dan selanjutnya mengatakan bahwa sakramen gereja (bukan iman) yang menjadi alat dimana melaluinya kita menerima berkat ini.
jika kita mengerti kebenaran ALkitab, tidak sulit untuk melihat bagaimana pengajaran semacam itu adalah salah dan telah berkali kali dinyatakan salah di masa lalu. misalnya, mereka yang mengatakan bahwa inkarnasi Kristus merupakan dasar pembenaran karena memperlihatkan kasih bapa kepada uamt manusia, sebenarnya mangabaikan kenyataan keberdosaan manusia. Allah bukan saja bapa dari ciptaannya. ia juga adalah sang pemberi hukum dan hakim semua makluk ciptaan itu yang sekarang, oleh dosa mereka, memberontak melwawan Dia dan layak merima murkanya. karena itu, salah jika berpedapat Kristus menjadi manusia sebagai bukti bahwa umat manusia menikmati kasih Allah yang kudus dan telah dibenarkan dalam pandanganNya.
John Henry Nweman dari Gereja Anglikan mencoba untuk memperlihatkan bahwa baik pandangan Roma maupun Protestan tentang pembenaran keduanya benar. Ia mangatakan bahwa keuda pandang ini sebenarnya dua sisi dari satu kebenaran yang sama; pembenarna oleh iman dan juga mellaui usaha manusia. Newman memandang kedua hal ini terpisah tetapi tidak bertentangan. ia tidak merasa bahwa memagang keduanya sebagai kebenaran merupakan hal yang tidak kosisten.
melihat berbagai pandangn yang mulai muncul pada sejarah gereja Anglikan mulai dari Reformasi higga sekarang sungguh sulit untuk meramalkan apa lagi yang akan berkembang. yang paling diperlukan adalah kebangunan Rohani besar, untuk menandai kembalinya kepada "injil Kristus; karena itulah kuasa Allah ayng mendatangkan keselamatan abgi setiap orang yang percaya; karena di dalam injil kebenaran ALlah diungkapkan dari iman, sebagaimana tertulis orang benar akan hidup oleh iman" (Rm. 1:16).
Ceramah 8. makna kata pembenaran sebagaimana digunakan dalam alkitab
untuk memahami makna kata yang digunakan Alkitab kita tidak boleh mencarinya dari sumber lain kecuali kitab suci berbahasa ibrani dan Yunani.
pembenaran digunakan didalam kita suci dengan makna penerimaan seseorang sebagai orang yang benar oleh Allah. pembenarna berarti bahwa Allah memperlakukan sseorang yang bersalah atas dosa sebagai tidak bersalah; Allah menyatakan bahwa orang itu harus dipandang sebagai benar secara hukum. bukti bahwa penggunaan pembenaran sekadar dimaksudkan memiliki arti pernyataan bahwa seseorang benar dimata hukum dapat dipahami melalui tiga cara:
i. kata dinyatakan benar digunakan sebagai lawa kata dinyatakan salah di sejumlah ayat alkitab, misalnya ulangan 25:1. menyatakan orang salah tidak berarti betul betul membuat orang itu salah, melainkan menyatakan bahwa itulah klasifikasi mereka dari sisi hukum jadi, "menyatakan benar' bukan berarti membuat orang menjadi benar melainkan menyatakna bahwa itulah posisi mereka dari sisi hukum.
ii. kata menyatakan benar dan kebenaran sering digunakan dalam ayat ayat yang berbicara tentang tindakan lega atau hukum. contoh ayat ayat seperti ini ialah: mazmur 32:1; 143:2; Roma 8:23. ini adalah referensi pembenaran sebagai bagian dari proses pengadilan. ini membuktikan bahwa menyatakan benar dalam Alkitab artinya menyatakan bahwa orang tersebut benar secara hukum.
iii. kata kata atau frasa lain yang digunakan sejajar dengan pembenaran juga mengindikasikan perubahan hubungan legal dan bukan perubahan karakter. misalnya, hubungan legal dan bukan perubahan karakter. misalnya pembenaran dijelaskan sebagai "( Rm. 4:3, 6-8, 2kor. 5:19,21). ini berarti (Rm. 4:5) bahwa kebenaran diperhitungakn pada orang yang pada kenyataannya berdosa. jadi pembenaran sekali lagi terbukti sebagai pernyataan legal yang dengan penuh rahmat dilakukan oleh Allah yang mengampuni orang berdosa dan memperhitungkan sebagai benar melalui karya Kristus.
pembenaran memiliki dua bagian: pertama berarti penerimaan orang berdosa sebagai benar oleh Allah: dan juga berarti pengalaman akan kepastian ketika orang berdosa tahu bahwa mereka dibenarkan. disanalah terdapat bukti fakta itu. yang satu adalah pernyataan Allah; yang lain adalah kesadaran ornag atas fakta ALlah; yang lain adalah kesadaran orang atas fakta itu. jelas, keputusan Allah untuk membenarkan seseorang pasti mendahului bukti pembenaran apa pun dalam diri orang itu.
perbedaan antara kedua "wajah" pembenarna ini dapat digambarkan oleh apa yang akan terjadi pada penghakiman terakhir. semua yang telah dibenarkan Allah akan tampak didepan umum sebagai yang dibenarkan. didalam alkitab, hari itu disebutkan sebagai hari "anak anak Allah dinyatakan" (Rm. 8:19).
kedua bagian pembenaran ini, fakta dan bukti, menjelaskna topik pembenaran yang tampak seolah berkontradiksi satu dengan yang lain yang ditulis oleh paulus dan yakobus. paulus berkata bahwa kita "dibenarkan oleh iman bukan karena melakukan hukum taurat". Yakobus berkata "oleh perbuatannya manusia dibenarkan, bukan hanya oleh iman" . tidak ada kontradiksi disini. paulus berbicara tentang fakta pembenaran. orang orang berdosa dibenarkan karena Allah dengan penuh rahmat mengampuni dan menerima mereka oleh Kristus dan bukan karena perbuatan mereka. pembenaran seperti ini hanya diterima oleh iman saja.
tetapi, yakobus sedang menuliskan kesadaran orang dibenarkan. tak ada alasan roang untuk menganggap bahwa mereka dibenarkan kecuali perbuatan mereka dibenarkan kecuali perbuatan mereka menjadi bukti yang mulia atas fakta itu. paulus menuliskan pernyataan pembenaran Allah: bahwa hal itu tidak tergantung pada perbuatan baik kita. Yakobus menulis bagaimana mengetahui orang yang telah dibenarkan: ya itu melalui bukti hidup kudus yang dijalani.
baik paulus maupun yakobus menyebutkan Abraham sebagai contoh argumen mereka. kedua bagian pembenaran itu dapat dilihat didalam diri abraham. pertama tama, ia dibenarkan oleh iman sebelum hidupnya, karena ia tidak ragu untuk menaati perintah Allah kepadanya.
paulus menulis untuk menyanggah pendapat bahwa kita dapat membenarkan diri dalam pandangna Allah dengan usaha kita sendiri. yakobusmenulis menentang pengajaran yang tidak mementingkan bagaimana ornag percaya hidup. pembenarna adalah pemberian Allah yang rahmani dan dibuktikan melalui hidup kudus orang orang percaya. kedua kebenaran ini tercakup didalam apa yang dimaksud dengan pembenaran.
Ceramah 9. apa itu pembenarna
pembenaran dapat dimengerti sebagai dua hal: yaitu sebagai sesuatu yang Allah lakukan; dan sebagai sesuatu yang diterima orang berdosa. dalam keduanya tercakup: pengampunan penuh dari dasa; perkenan Allah; dan hak untuk memperoleh hidup yang kekal.
i. pembenarna adalah sesuatu yang Allah lakukan. "Allah yang membenarkan" (Rm. 8:33). karena itu kita mengerti bahwa pembenarna adalah sesuatu yang terjadi diluar kita. tujuan ALlah bagi keselamatan telah ada sebelum dunia dijadika, sehingga sama sekali terlepas dari pengaruh kita. juga, pembenarna adlaah sebuah tindakan ayng terjadi seketiak tidak ada yang namanya pembenarna progresif; pembenarna adlaha sebuah tindakan bagi nilai yang kekal. orang berdosa yang telah mengalami pembenarnan dipersatukan dengan Kristus selamanya (Yoh. 5:24).
akan tetapi pembenaran ini bukan semata mata sesuatu yang Allah lakukan dalam kekakalan diamsa yang lalu yang kini dinyatakan, melainkan sebuah tindakan dari Allah didalam diri ornag tertentu yang terjadi pada suatu saat dalam hidupnya. sebelum orang berdosa menjadi percaya, mereka tetap berada dibawah murka Allah. ketika oleh anugerah ALlah mereka diselamatkan da diampuni, hubungan mereka dengan Allah ubahkan sejak saat itu. dengan kata lain, mereka dibenarkan!
ii. pembenaran adalah sesuatu yang diterima oleh orang berdosa. didalamnya tercakup pengampunan, perkenan Allah,d an hidup yang kekal. namun ada orang termasuk orang katolik Roma dan Protestan juga yang menyangkal bahwa pembenaran mencakup pengampunan penuh dari dosa. ada yang berpendapat bahwa pengampunan itu adlah atas dosa dosa yang dilakukan sebelum menjadi percaya; dan yang lain lagi berpendapat bahwa pengampunan itu mencakup kekuasaan dosa atas orang percaya. dikatakan bahwa orang percaya dengan usahanya sendiri masih harus berupaya untuk mendapat remisi dari hukuman atas dosa dosa yang mereka lakukan. semua kesalah pengertian ini berasal dari ketidakacuhan dan ketidak percayaan atas natur sejati dari dosa dan murka Allah atasnya.
pengmpunan tidak akan dipahami sepenuhnya sampai disadari bahwa dosa menghasilakan kebersalahan dan kebersalahan tetap untuk selamanya. hanya pengampunan yang dapat lahan dimasa yang lalu. hanya pengampunan yang dapat menyingkirkan kebersalahan. karena itu, berpendapat bahwa pembenaran berarti pengampunan hanya untuk sebagaian aspek dari dosa, tidak mungkin dapat diterima. pengampunan menyingkirkan semua kebersalahan, dan hanya itulah satu satunya yang dapat melakukannya. apabila kebersalahan tetap ada, berarti pengampunan yang sesungguhnya belum dialami.
juga tidka benar untuk berpendapat bahwa pembenaran berarti semata mata pengampunan atas dosa dikatakan perkenan Allah sesudahnya. pengampunan atas dosa. akan tetapi, kita bukan saja harus tidak bersalah dihadapan Allah, melainkan juga benar secara positif, dan Alkitab dengan jelas mengajarkan bahwa Allah memperhitungkan kebenaran semacam itu. berkat positif Kristus yang kita terima melalui iman merupakan bagian dari pembenaran kita, sebagaimana hal itu juga merupakan bagian dari pengampunan kita.
hak hak istimewa yang diterima orang Kristen sebagai orang percaya yang dibenarkan meningkat dalam skala kemuliaan yang terus menerus semakin bertambah. ada pengampunan yang dimahkotai kebenaran; ada kebenaran yang dimahkotai perkenan Allah; perkenan Allah yang dimahkotai adopsi sebagai anak dan pewaris Allah!
iii. pembenaran dan pengudusan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan namun berbeda satu dengan yang lain. dalam pembenaran, ALlah memperhitungkan kebenaran Kristus kepada orang percaya; dalam pengudusan, Roh kudus memberikan anugerah kekudusan dan memberikan kekuatan untuk hidip benar. dalam pembenaran, dosa ditaklukkkan. pembenaran membebaskan semua orang percaya dari murka Allah secara sama rata; namun pengudusan tidak pernah sama rata didalma setiap orang percaya, melainkan bervariasi sesuai dengna pertumbuhan orang percaya itu didalam anugerah. pengudusan tidak pernah sempurna didalam diri siapa pun di kehidupan ini, tetapi orang percaya tidak mungkin lebih dibenarkan daripada sekarang! pembenaran mereka sudah mencakup perkenan Allah sepenuhnya dan hak untuk kehidupan yang kekal.
Ceramah 10. pembenaran dan hukum Allah
kebanyakan pendapat keliru tentang pembenarna muncul karena pendapat yang keliru tentang hukum Allah. yang kita maksud dengan hukum ALlah ialah ketentuan ketentuan moral yang digunakan Allah untuk mengatur ciptaannya. jika keadilan Allah tidka mensyaratkan ketaatan penuh atas kehukum hukumNya, atau jika belas kasihan Allah dapat mengampuni ketidaktaatan kita atas hukum hukumnya, maka hal dibenarkan dihadapan Allah menjadi sesuatu yang mudah sekali! maka kita pun tidak harus memegang hukum hukumnya sepenuhnya.
tetapi kenyataannya ialah bahwa hukum hukum Allah menuntut ketaatan kita sepenuhnya: tak seorang pun dapat dibenarkan dihadapan Allah kecuali ia benar sepenuhnya, yaitu tanpa cela, dan kudus seluruhnya. ketegasan keadilan Allah tidak memungkinkanNya bersikap lembek terhadap syarat pembenarnan. kita harus mengerti bahwa hukum Allah adalah standar tinggi yang harus dijangkau kebenaran kita jika mau dibenarkan.
hal ini tampak jelas dalam pengaturan yang dibuat Allah bagi adam dan hawa ketika mereka pertama kali diciptakan. Allah memberikan kepada mereka perintah khusus. ketaatan membawa serta upah yaitu hidup; ketidak taatan berakibat hukuman, yaitu maut. pembenaran mereka tergantung semata mata apda ketaatan sepenuhnya kepada hukum.
leb dari itu, Alkitab menyatakan bahwa adam diminta untuk menaati Allah sepenuhnya, bukan demi dirinya sendiri saa melainkan juga dalam mewakili setiap pribadi manusia yang adalah keturunannya. tidak ada penjelasan yang memuaskan dalam hal keberadaan dosa secara universal pada ras manusia maupun dalam hal universalitas kematian kecuali jika kita menerima penjelasaan Alkitab bahwa keduanya merupakan akibat dosa adam, yang sekarang mempengaruhi kita.
dari sinilah asalnya dosa adam menjadikan kita orang orang berdosa. sebagai wakil kita, kesalahannya berarti kesalahan kita. kita juga mewarisi natur berdosa adam dan ini membuat kita berdosa. kita menambahkan dosa kita kepada dosa yang kita terima dari adam! jadi, karena dua alasan yaitu kesalahan adam dan kesalahan kita sendiri kita tidak dapat membenarkan diri sendiri dengan mengatakan bahwa kita telah memegang hukum Allah tanpa cela. ada yang "tidak mungkin dilakukan hukum taurat (Rm. 8:3); yaitu tidak mungkin dapat membenarkan orang berdosa, dan kita benar benar adalah orang berdosa. karena diri kita sendiri, kita berada jauh dari pembenaran.
untuk mengindari kesulitan ini ada yang berpendapat bahwa hukum Allah tidak lagi perlu ditaati, atau bahwa hukum Allah telah dimofidikasi sedemikian rupa sehingga masih mungkin ditaati, bahkan oleh orang berdosa.
dapatkah kita mengatakan bahwa hukum Allah telah dibatalkan dan tidak perlu lagi ditaati? tidka! apablia Allah tidka menuntut ketaatan kita lagi, kita tidak algi di kontrol oleh tuntutan moral. apabila pencipta kita tidak memiliki arti. "dosa itu tidak diperhitungkan kalau tidak ada hukum taurat" (Rm. 5:13). suara hati nurani hanyalah ilusi apabila tidak ada aturan yang universal. lebih baik diatur oleh Allah yang benar daripada hidup didalam dunia yang tak berhukum.
maka apabila hukum ALlah tidka dibatalkan, dapatkah kita berkata bahwa hukum itu telah dimodifikasi untuk memungkinkan orang berdosa menaatinya? jika kita mengatakan demikian, maka ketidakmampuan manusia menaati hukum tersebut harus disesuaikan agar cocok dengan manusia yang memiliki kelemahannya. tetapi hal ini berartibahwa semakin jahat seseorang, semakin longgar hukum Allah, dan hukum Allah akan semakin berkurang oleh semakin bertambahnya dosa!
pendapat lain mengatakan bahwa penderitaan dan kematian Kristus telah memodifikasi tingkah laku ayng dikehendakiNya dari kita, sehingga apabila kita dengan tulus berusaha untuk hidup sebaik baiknya, kita dapat mengalami pembenaran, meski kita tidak sempurna. tetapi kemudian muncul banyak pertanyaan, misalnya: apa yang dimaksud hukum yang baru yang telah dimodifikasi ini? mungkinkah sebuah hukum, sekalipun yang telah dimodifikasi, dipuaskan melalui ketaatan yang tidak sempurna? apabila ketidaksempurnaan dalam hal ini dapat diterima, berapakah jumlah minimum ketaatan yang tidak sempurna dianggap tulus padahal tidak sempurna? dimana di Alkitab dikatakan bahwa Kristus datang untuk memodifikasi hukum?
tak seorang Kristen pun sempurna, meski demikian mereka mendapat perkenan Allah terlepas dari ketaatan yang tidak sempurna itu. tetapi bukan karena diri mereka sendirimereka diterima, melainkan oleh hubungan mereka denganYesus Kristus. orang orang percaya tidak mengandalkan perbuatan mereka yang tidak sempurna itu untuk memperoleh pembenaran melainkan mengandalkan karya Yesus Kristus.
akhirnya, harus dipahami bahwa hukum hukum Allah bukanlah semata mata peraturan yang diturunkanNya dimana ia bisa, kalau ia mau, membatalkan ataupun memodifikasinya. hukum hukum ALlah merupakan ungkapan natur moralNya sendiri. ia kudus, adil, dan baik. karena itu hukum hukumNya kudus, adil, dan baik. hukumNya tidak dapat menuntut kurang dari kekudusan keadilan dan kebaikan. hukum hukum Allah tidak dapat dibatalkan ataupun dimodifikasi kecuali apabila naturNya juga dapat diubah ubah....
dari sinilah berangkat keyakinan bahwa Allah tidak dapat mengampuni kesalahan seseorang kecuali suatu cara penebusan telah dilakukan atas dosa orang tersebut. kekudusan, keadilan, dan kebaikan Allah harus dipenuhi sebelum orang dapat dibenarkan. hukum harus digenapi. pada saat inilah kita menerima injil dengan sukacita, karena hanya itulah satu satunya cara orang berdosa dibenarkan.
Ceramah 11. pembenaran, kehidupan, dan kematian Kristus
pembenarna dan kedatangan Kristus yang kedua kali ditunjukan oleh Alkitab sebagai dua hal yangberhubungan dengan hukum Alla. tuntutan hukum Allah menjadi Alasan mengapa kita perlu pembenaran; Kristus datang memenuhi hukum itu. karena itu pembenaran dan kedatangan Kristus harus saling berhubungan satu dengan yang lain. orang Kristus setuju bahwa Kristus menaati semua kehendak ALlah dan bahwa pembenaran kita berasal dari ketaatan itu. akan tetapi, tidak semua sepakat tentang bagaimana pembenarnan itu dimungkinkan oleh ketaatan Kristus.
ada yang berpendapat bahwa ketaatan Kristus menjadi penyebab kasih Allah kepada orang berdosa. ada juga yang berpendapat bahwa karena ia adlah kasih, Allah dapat bersikap murah hati kepada orang berdosa sehingga mereka tidak memerlukan penebusan, seolah olah kasih Allah tidka memungkinkanNya marah menentang dosa. Allah tidak memungkinkan bahwa kedua pandangan ini salah, dengan cara berikut ini:
i. Alkitab menunjukkan dengan sangat jelas bahwa adalah ujuan kekal Allah untuk membenarkan orang berdosa melalui Kristus dan dengan ini menyatakan kesempurnaan natur ilahiNya. misalnya, kita baca didalam Alkitab tentang "maksud abadi, yang telah dilaksanakanNya dalma Kristus Yesus Tuhan kita" (Ef. 3:11). karena itu ketaatan Kristus terhadap hukum ALlah bukan sebab dari kasih Allah kepada orang berdosa. sebaliknya, merupakan kasih kekal ALlah yang membentuk tujuan dikirimkannya Kristus untuk memenuhi hukumNya dan mati abgi orang berdosa. keselamatan kita menyatakan bahwa natur Allah adalah kasih.
lebih dari itu, rencana keselamatan Allah menyatakan fakta bahwa Allah adalah Trinitas. Alkitab mengajarakan bahwa ALlah bapa mengirimkan Anaknyamenjadi juruselamat dan Allah Roh kuuds mengaplikasikan keselamatan itu pada orang berdosa. ALkitab dengan jelas memperlihatkan bahwa ketiga pribadi ilahi in bersepakat untuk melaksanakan rencana keselamatan. orang orang percaya dapat menghibur diri mereka bahwa keselamatan terletak pada tujuan yagn satu dan kekal dari ketiga pribadi Allah. keselamatan menyatakan natur ketiga Pribadi Allah.
Alkitab juga menyatakan dengan jelas bahwa Allah dapat mengalami kasih dan murka yang kudus pada saat bersamaan. adkaha orang yang begitu dikasihi Alah seperti sang anak? namun adakah orang yang begitu sangat menderita oleh karena murka yang kudus terhadap dosa sebagaimana dialami Kristus di kayu salib? jadi, dalam pembenaran orang berdosa, kasih Allah dipuaskan. orang berdosa diselamatkan oleh kematian Kristus bagi mereka, dan murka kudus Allah dipuaskan. dosa diterbus oleh kematian Kristus. Allah menunjukkan kesempurnaan keadilan dan kasihNya yang kekal melalui rencana keselamatan dengan cara yang belum pernah terjadi dimanapun.
ii. Alkitab menyatakan bahwa Kristus menyelamatkan dan memnyelamatkan dan membenarkan umatnya dnegan cara menjadi pengganti bagi mereka. ia bukan sekadar nabi yang mengajar mereka; bukan sekadar raja yang memerintah mereka; Kristus adalah seorang imam dan korban, seorang wakil umatNya.
ada orang yang meragukan mungkinkah seseorang dapat dengan cara ini begitu saja mengambil alih hukuman yang diperuntukkan bagi orang lain. mereka beranggapan bahwa orang yang berdosa harus dihukum. jawabannya ialah bahwa orang yang berdosa harus dihukum. jawabannya ialah bahwa dengan menjadikan adam sebagai wakil ras manusia, Allah telah menggunakan Metode seorang menggantikan semua yang lain (Rm. 5:19). jika Allah menggunakan metode perwakilan ini, maka pastilah itu merupakan metode yang benar. akrena itu, sebagaimana halnya kesejahteraan orang banyak tergantung pada Kristus.
Agar Kristus dapat menjadi pengganti yang sejati, maka ia "lahir dari seorang perempuan, dan takluk kepada hukum taurat" (Gal. 4:4). dengan kata lain, ia memiliki natur manusia yang sama dengan umatNya dan harus memenuhi Tuntutan hukum yang sama dengan yang gagal dipenuhi umatnya. karena kesamaan ini, Kristus menjadi pengganti sah yang memenuhi syarat bagi umatNya.
iii. Alkitab mengatakan bahwa karya Kristus sebagai juruselamat termasuk inkarnasiNya, hidup yang taat sepenuhnya kepada Bapa, dan penderitaan serta kematianNya (Flp. 2:8). kesatuan natur manusia dan ilahi dalam Kristus merupakan kualifikasi yang unik yang membuatNya memenuhi syarat sebagai mediator antara Allah dan manusia. hanya Allah yang dapat menyuruh kemarahan Allah. tampaknya seperti tidak mungkin. jika semua orang berdosa diseluruh dunia memberikan dirinya untuk dikorbankan, pengorbanan itu masih belum cukup. tetapi didalam Kristus, natur ilahi dan manusia begitu menyatu sehingga manusia yang sempurna itu memenuhi syarat sebagai korban, yang juga memiliki nilai natur Allah yang tak terhingga. dengan kata lain, inkarnasi Kristus memungkinkan segala kesempurnaan KaryaNya sebagai mediator.
karyaNya termasuk menjadi pelayanan Allah yang sempurna sepanjang hidupNya dan menjadi pengganti bagi umatNya dalam kematiaannya. oleh sebab itu, Kristuslah satu satunya mediator yang sempurna antara Allah dan manusia. berbagai sebab kematiannya kehendak Allah kerelaanNya sendiri, kasihNya, kejahatan orang orang yang membenci Dia, pekerjaan iblis, dan sebagainya. tetapi satu alasan terbesar bagi kematiannya adalah dosa umatNya (Yes. 53:5). hukum Allah menuntut hukuman atas dosa dan ketaatan yang benar. didalam Kristus, keduanya digenapi; bukan demi diriNya, melainkan demi ornag lain.
iv. Alkitab mengatakan kepada kita bahwa apa ayng Kristus lakukan sepenuhnya memenuhi tuntutan hukum Allah. Kristus menaati semua tuntutan hukum dan membayar semua penalti hukum. karena itu Ia sungguh sungguh menghasilkan keselamatan bagi semua yang oleh mereka ia mati; hukum tidka lagi berkuasa atas mereka.
ada orang yagn berpendapat bahwa hasil karya Kristus hanya dapat diperoleh orang berdsoa yang sekarang sedang melakukan pekerjaan baik mereka sendiri, pandangan seperti itu bukan hanya menghalangi kita menerima keselamatan penuh sekaligus, melainkan kita menerima keselamatan penuh sekaligus, melainka juga menghina Kristus dengan tidak menghormati karyaNya. sebaliknya, kita memahami ajaran ALkitab bahwa, sebagai hasil kesempurnaan karyaNya yang menyelamatkan sekarang Kristus memiliki "kuasa di sorga dan di dunia" untuk memberikan hidup kekal bagi mereka yang dipilihNya. jadi apakah memang diperlukan usaha kita sebagai tambahan kepada karya Kristus itu?
v. pembenaran orang berdosa dimungkinkan, menurut Alkitab, karena Kristus telah memenuhi tuntutan hukum dan keadilan Allah. Allah bukan semata mata membatalkan hukum atas dosa, bukan juga mengabaikan tuntutan keadilanNya. karena kalau demikian sama saja dengan membuat keadilanNya. karena kalau demikian sama saja dengan membuat keadilanNya tidak penting. yang terjadi ialah, keadilan Allah dijunjung tinggi karena Kristus memenuhi tuntutan Allah dengan sempurna.
sebagai ringkasan, pembenaran didasarkan atas kematian Kristus (Rm. 5:9-10). hal ini berkaitan dengan ketaatan Kristus (Ibr. 5:8); dengan kebenaranNya (Yes. 45:24-25); dengan namaNya(1kor. 6:11); dengan pengatuhanNya (Yoh. 17:3-4). untuk mendapat perkenan Allah, umat tebusan Kristus bergantung sepenuhnya pada kesempurnaan segala aspek hasil karya Kristus. baca Yeremia 23:6.
oleh kemampuan Kristus yagn sedemikian rupa. sekali lagi kita melihat bagaimana rencana keselamatan menyatakan aspek yang berbeda beda dari antur Allah yang mulia. kemuliaan Allah tampak di wajah Yesus Kristus. dengan demikian, pembenaran kita timbul dari kehendak kekal Allah untuk menunjukkan kemuliaanNya sendiri melalui keselamatan kita. betapa luar biasa penghiburan karena memiliki keyakinan ini dan karena tahu bahwa kehendak ALlah kini ditinggikan dan sepenuhnya di genapi bagi kita!
ceramah 12. karya Kristus adalah satu satunya landasan pembenaran kita
banyak orang yang sepakat bahwa pembenaran kita berkaitan dengan karya Kristus sebagai juruselamat dan mediator. tetapi mereka tidak sepakat bahwa pembenaran tergantung hanya kepada karya Kristus saja. sebagaimana kita lihat didalam bab sebelumya, ada yang berpendapat bahwa apa yang Kristus lakukan sebenarnya tidak mungkinkan kita dibenarkan jika kita menambahkan perbuatan baik kita sendiri pada karya Kristus. karena itu perlu bagi kita untuk cukup yakin bahwa kebenarna Kristus adalah satu satunya landasan pembenarna kita. Alkitab mengajarkan bahwa demikianlah halnya; ada empat sebab:
i. kebenarna dimana kepadanya pembenaran bergantung secara bervariasi digambarkan sebagai "kebenaran Kristus,";"kebenaran oleh iman;" "ketaatan dari satu orang," dan sebagainya. yang terpenting, kebenaran itu disebut "kebenaran Allah." dari semua frasa ini jelaslah bahwa tidak ada kebenaran yang diusahakan baik oleh orang yang diselamatkan ataupun tidak diselamatkan yang termasuk dalam deskripsi pembenaran mereka.
apabila kebenaran kita dapat membuat kita berkenan kepada Allah, maka tentulah "kebenaran Allah" tidak diperlukan. apabila "kebenaran Allah" tidak diperlukan. apabila "kebenaran Allah" diperlukan, maka tidka ada kebenaran manusia yang berguna; baca Roma 3:20-22. Alkitab menyatakan dengan jelas bahwa pembenarna berlandaskan pada "kebenaran Allah," Alkitab tidak pernah mengatakan bahwa kebenarna manusia diperlukan agar kita mendapat perkenan Allah.
tetapi apa aygn dimaksud dengna frasa "kebenarna Allah?" ada yang berpendapat bahwa maksudnya semata mata metode Allah yang membenarkan orang berdosa. dalam hal itu, kebenaran ALlah tidak akan berarti hasil karya yang dapat ditransfer kepada orang lain. tetapi interpretasi ini tidka akan sesuai dengan ayat ayat seperti "Kristus Yesus, yang oleh Allah... membenarkan kita" (1kor. 1:30). maksudnya ayat ini pastilah bahwa karya kehidupan Kristus yang benar serta kematian yang dijalani sebagai bukti ketaatan, memang diberikan kepada kita. jadi "kebenaran Allah" tidak dapat memiliki arti semata amta metode Allah dalam menjadikan ktia benar melainkan harus memiliki arti nilai hal hal yang benar yang dilakukan oleh Allah dalam Kristus.
deskripsi lain dari kebenaran ini, seperti "kebenarna Kristus," atau "ketaatan dari satu orang," juga mengonfirmasi bahwa kebenaran yang padanya dalam mana pembenarna bergantung bukanlah metode ilahi tentang sebuah karya melainkan hasil karya yang sesungguhnya dari Kristus melalui hidup dan matiNya.
ii. orang orang percaya dibenarkan oleh nilai kebenaran yang dikenakan pada mereka ini. akan tetapi pembenarran tidka menjadikan karakter mereka benar secara pribadi. misalnya, kesalahan yang dilakukan onesimus terhadap filemon dibebankan kepada paulus (flm. 18). tetapi kesalahan itu sebenarnya tidak dilakukan oleh paulus. yang bersalah tetap onesimus. dengan cara berpikir yang sama, akrena kebenarna Kristus diperhitungkan kepada kita, tidak berarti dapat dikatakan bahwa kita telah melakukan semua perbuatan yang menghasilkan pembenaran ini.
demikian juga, dosa dosa kita telah ditanggungkan pada Kristus ketika ia mati menggantikan kita. akan tetapi tidak pernah dikatakn bahwa ia melakukan semua dosa itu. jad, ketika kebenarannya diperhitungkan atas kita, ketika kebenarannya diperhitngkan atas kita, tidak berarti bahwa ktia telah sungguh sungguh hidup benar.
iii. bahkan ketika kebenaran Kristus diperhitungkan kepada orang berdosa yang mana pun juga, tetap saja itu merupakan kebenaran Kristus. kebenaran ini, tentu saja, dilimpahkan kepada orang berdosa, tetapi tidak pernah pergi berhenti menjadi milik Kristus. orang berdosa itu tidak pernah berkata, "sekarang aku dapat memperoleh hidup kekal sebagai upah kebenaranku sendiri." kebenaran hanya menjadi milik kita karena kita dipersatukan dengan Kristus. kebenarna kita da "didalam dia."
iv. segala yang dilakukan Kristus dalam menaati sepenuhnya kehendak bapaNya dan dalam memberikan dirinya sendiri di kayu salib, dilakukanNa sebagai pengganti bagi umatNya. karena itu, kepada mereka dibenrikan seluruh hasil yang diperoleh Kristus. pembenaran ayng diterima orang berdosa lengkap dan sempurna. mereka tidak memerlukan apa pun lagi untuk melengkapi penerimaan Allah atas mereka.
ada yang berpendapat bahwa dotrin imputasi ini seperti namaNya, mengimputasikan artinya kredit dari hal aygn baik, atau jahat, tergantung mana yang dimaksud ditransfer dari satu orang kepada yang lain adalah teori yang ditemukan oleh manusia. karena itu, mereka tidak percaya bahwa semua orang berdosa karena dosa adam jga mereka tidak eprcaya bahwa seseorang dibenarkan semata mata oleh ketaatan Kristus. terhadap hal ini, harus dikatakan bahwa mengimputasikan dosa dan mengimputasikan kebenarna adlaha fakta yang dinyatakan didalam Alkitab adalah untuk kita percayai: "didalam Tuhan kebenaran dan kekuatanku; bahkan kepada dia semua orang akan datang... didalam Tuhan seluruh keturunan israel akan dibenarkan dan akan bermegah" (Yes. 45:24-25). tidak ada kebenaran bagi kita dengan cara yang lain selain oleh kebenara bagi kita dengan cara yang lain selain oleh kebenaran Kristus yang diperhitungkan sebagai milik kita.
Ceramah 13. pembenaran sehubungan anugerah Allah dan usaha manusia
ada roang yagn berpendapat bahwa apabila pembenaran merupakan pemberian bagi kita oleh anugerah Allah, maka tidak mungkin hal itu merupakan hasil pembayaran tebusan. tetapi paulus tidka menemukan kesulitan dalam menghubungkan anugerah Allah dan karya penebusan Kristus dengan pembenarna kita: "oleh kasih karunia (anugerah) telah dibenarkan dengan cuma cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus" (Rm 3:24).
kita tidak boleh berpikir bahwa anugerah ALlah bagi kita merupakan salah satu hal yang dihasilkan oleh karya penebusan Kristus. sebaliknya, karya penebusan Kristus mengalir dari anugerah Allah bagi kita. karena itu pembenaran adalah oleh anugerah dan melalui pembayaran tebusan oleh Kristus.
pembenarnan sebagai pemberian Allah yang rahmani dalam Alkitab selalu terkait dengan iamn dan anugerah dan tidak pernah dengan tindakan apa pun yang orang berdosa dapat lakukan (Rm. 3:16). sebaliknya paulus menekankan perbedaan yang sangat besar antara percobaan pembenaran dengan usaha manusia dan pembenaran yang diterima "oleh karena iman dalam Kristus Yesus'"(Gal. 2:16). jelaslah, pembenarna ALkitabiah berkaitan dengan anugerah dan iman, bukan dengan usaha manusia.
kita dapat dengan mudah melihat mengapa orang berdosa tidak dapat dibenarkan oleh usaha mereka sendiri. mereka bersalah karena telah berdosa. karena itu, sebagai orang orang bersalah, tidka mungkin mereka dapat menawarkan pekerjaan yang baik! hukum Allah harus menetapkan mereka bersalah; hukum itu tidak dapat menyebut mereka benar, ataupun menyetujui usaha pekerjaan mereka.
ada orang yang berpendapat bahwa satu satunya hukum yang harus diataati agar beroleh pembenaran dalam pandangan ALlah ialah hukum secremonial fisik sebagaimana diberikan kepada orang Yahudi. jika demikian, masih mungkin seseorang melakukannya. tetapi, ketika paulus menulis tentang hukum yang harus ditaati dnegan sempurna dan yang karenanya tidak pernah dapat menunjukkan bukan tindakan seremonial melainkan hukum moral Allah yang universal (Rm. 3:10-20).
lebih dari itu, ketika paulus menulis tentang Abraham yang dibenarkan, ia menunjukkan bahwa hal ini terjadi sebelum upacara sunat diperkenalkan (Rm. 4:3); BDK. kej. 15:6. sunat belum diperintahkan sampai kej. 17). jelaslah, Abraham bukan dibenarkan karena menaati hukum seremonial yang mana pun. jadi kita tidak dapat setuju bahwa kebenarna adalah semata mata masalah pelaksanaan seremonial fisik.
Allah menuntut agar hukum moralNya ditaati dengan sempurna. karena itu, sejauh berhubungna dengan masalah orang berdosa, "oleh perbuatan hukum tak seorang pun dibenarkan di hadapNya." pekerjaan yang baik tidak dapat dilakukan oleh orang yang bersalah. agar dapat disebut "baik" dalam pandangna Allah, sebuah tindakan haruslah:
1. sesuai dengan kehendakNya
2. dilakukan karena ketaatan
3. datang dari motivasi yang benar
4. merupakan ungkapan kasih kepada Allah
5. mendatangkan kemuliaan Allah
jadi pembenaran tidak pernah mungkin jika didasarkan atas usaha manusia yang bersalah, yang tidka pernah dapat menunjukkan satu pun pekerjaan yang "baik" yang memenuhi kelima syarat ini.
bahkan dalam diri orang percaya, pembenaran tidak didasarkan atas pekerjaan baik mereka yang mana pun. orang orang percaya tentulah harus melakukan pekerjaan yang baik (Ibr. 13:15-16), yang merupakan hasil iman mereka, sebagaimana dieprlihatkan dengan jelas dalam contoh contoh ibrani 11. semua pekerjaan baik ini yang adalah hasil dari iman, merupakan bukti pembenaran yang, sebagaimana kita lihat, adalah oleh iman. pekerjaan baik orang percaya tidak mungkin merupakan alasan pembenaran kalau hal itu merupakan bakti adanya pembenaran!
terlebih lagi, bahkan pekerjaan baik orang percaya tidak sempurna (gal 5:17). meskipun pekerjaan baik ornag percaya lebih menyenangkan Allah daripada pekerjaan jahat orang yang tidka eprcaya, keduanya masih belum sempurna, karena tidaka ada orang percaya aygn sempurna secara rohani dalam hidip ini, tentunya, semakin dewasa seorang percaya secara rohani, semakin mereka menghargai betapa seriusnya dosa mereka. jadi bahkan pekerjaan baik orang eprcaya tidaklah cukup baik untuk memperoleh pembenaran.
pembenaran oleh anugerah dan iman tidak bertentangna dengan kebutuhan ornag percaya untuk menerapkan buak yang baik dari Roh dalam hidup mereka, tetapi bertentangan dengan anggapan bahwa semua pekerjaan baik itu sebagai alasan pembenarna orang percaya (Flp.3:7-9).
ceramah 14. pembenaran sehubungan dengan iman
ada orang yang berpendapat bahwa meskipun kita tidak dapat apa pun yang kita lakukan, namun iman itu sendiri merupakan tindakan yang memberikan hasil yang hingga taraf tertentu, membuat pembenaran kita dimungkinkan. dalam hal Abraham, ALkitab mengatakan bahwa imannya diperhitungkan kepadanya sebagai kebenarna (Rm. 4:3). ada yang berpendapat bahwa karena itu iman abraham menjadi alasan pembenaran, dan bahwa memiliki iamn sama dengan pembenaran.
kebenarna secara bervariasi digambarkan didalma Alkitab sebagai "dari iamn," "kepada iman,""oleh iman" dan "melalui iamn," jelaslah ada hubungan yang dekat antara pembenaran dengan iamn; tetapi juga bahwa tidka mungkin ada dua nama untuk hal yang sama apabila kedua hal itu harus dihubungkan oleh preposisi "dari," "kepada,""oleh,"dan "melalui."
kalau begitu bagaimana caranya kita mengerti ayar "Abraham mempercayai Allah dan hal itu diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran?" ada dua cara bagaimana ayat ini bisa dimengerti.
i. kata "iman" sering kali digunakan dengan makna buakn tindakan mempercayai melainkan kebenaran yang dipercayai, misalnya "iman ayng telah disampaikan kepada orang orang kudus" (Yud. 3). apabila kata "iman" gunakan tentang abraham dalam hal ini, maka hal berarti bahwa Kristuslah (tunas yang dijanjikan) yang perhitngkan kepada Abraham sebagai kebenaran, karena janji tunas itu adalah kebenran yang diyakini Abraham (kej 15:5-6).
ii. ada juga ayng ebrpendapat bahwa istilah "iman" harus dipahami sebagai tindakan Abraham yang mempercayai. Allah dapat melihat bahwa iman ini adalah ima murni. Allah dapat melihat bahwa iman ini adalah im murni yang menyelamatkan. karena itu iman yang diketahui ALlah akan menghasilakn kebenarna; itulah yang akan membuat Abraham menaati ALlah. sebagaimana sebuah tunas memiliki potensi buah didalamnya, demikian juga iman ini melahirkan kepastian akan keselamatan penuh bagi Abraham; karena itu ia kemudian dianggap telah dibenarkan.
frasa yang digunakna tentang iman Abraham, :bagi kebenarna" atau "sebagai kebenaran" atau "sebagai kebenaran" berarti dalam Roma 4:3, secara harfiah "menuju kebenaran." jelaslah dari sini bahwa pembenaran dan iman, meskipun sangat terkati, tidaklah sama. iamn tidak sama dengan kebenaran yang menyediakan pembenarna; melainkan iamn "memandang ke arah" pembenaran.
iman digambarkan sebagai pemberian ALlah (Flp. 1:29). dan iman ini merupakn anugerah Rohani yang menghasilkan ketaata kepada kehendak Allah dalam hidup kita. namun, sebagaimana kita lihat, ketaatan oleh iman bukanlah kebenaran yang membuat kita diterima oleh Allah. iamn ayng taat adalah Alat untuk menerima kebenaran Kristus. iman adalah alat yang dihasilkan oleh kebenaran. makan itu perlu uitnuk kesehatan Tubuh kita, tetapi sebenarnNya makanna yang kita makan adalah menyehatkan tubuh kita. demikian juga, iman perlu dalam menerima kebenaran tetapi kebenaran Kristuslah yang sesungguhnya membenarkan kita.
iman adalah satu satunya alat untuk menerima pembenaran. pembenarna bukan oleh iman plus pengetahuan bahwa seseorang termasuk umat pilihan. pembenarna bukan oleh iman Plus sejumlah pertobatan ats dosa. benar bahwa tak seorang pun akan percaya kecuali mereka dipilih Allah dan diyakinkan atas dosa mereka dan kebutuhan akan seorang juruselamat, tetapi semata mata iman kita dalam janji keselamatan dari Allah dalam Kristus bagi oragn berdosa yang membawa dari Allah dalam Kristus bagi orang berdosa yang membawa pembenaran, bukan apa pun yang kita ketahui atau rasakan.
alasan mengapa iman saja sebagai alat kita menerima pembenarna ialah karena hanya dengan mempercayai dan bukan dengan alasan lain kita dapat bersandar pada karya Kristus yang menyelamatkan. bukan kesedihan atas dosa yang mempersatukan kita dengan KRistus. bukan anugerah rohani kasih dan pengharapan yang menjadikan kita bagian dari kebenaran Kristus. melainkan oleh penggunaan iman sehingga orang berdosa bersandar pada Kristus bagi keselamatannya.
segala anugerah yang lain hadir ketika iman yang sejati hadir, karena iman adalah bagian dari seluruh kehidupan orang percaya melalui karya Roh Kudus. tetapi iman itulah khususnya yang berhubungan dengan pembenaran secara langsung lebih dari anugerah yang lainnya.
ceramah 15. pembenaran dan karya Roh Kudus
perubahan rohani dalam kehidupan orang percaya yang disebut "ciptaan baru" (2kor. 5:17) adalah karya Roh kudus. akan tetapi adalah sesuatu kesalahan jika berpendaat bahwa pembenaran tergantung pada karya Roh kudus didalam diri orang berdosa. pembenaran, sebagaimana telah kita lihat, tergantung pada hidup dan mati Kristus bagi orang berdosa.
penting untuk tidak mengacaukan kedua aktivitas ilahi ini. karena pembenaran tergantung pada karya Kristus yang kini telah selesai, pembenarna kita telah sangat sempurna. apabila hal itu bergantung pada karya Roh dalam kita, pembenaran kita akan masih sangat tidak lengkap karena karya Roh dalam kita belumlah lengkap.
ketiga pribadi dalam trinitas Allah sepakat akan tujuan keselamatan bagi orang berdosa. namun ALkitab juga menunjukkan bahwa masing masing pribadi ilahi memiliki tugas yang berbeda beda untuk melaksanakan rencana ini. bapa digambarkan sebagai yang mengasihi orang yang ditebus dan mengirimkan anakNya untuk menjadi juruselamat mereka. anak digambarkan sebagai yang memenuhi kehendak bapa dari menanggung dosa kita didalam tubuh sendiri. Roh digambarkan sebagai dikirim oleh anak dari bapa untuk memberi kesaksian tentang Kristus, untuk meyakinkan dosa dna untuk berdiam didalam diri orang percaya.
karena itu kita harus membedakan antara apa yang Kristus lakukan bagi kita dan apa yang Roh lakukan dalam kita. dan pembenaran muncul dari karya Kristus bagi orang berdosa, sebagaimana telah kita lihat sebelumnya.
karya Roh perlu bagi penyelamatan kita sebagaimana halnya karya Kristus (1Kor. 6:11). tetapi kedua karya itu mengerjakan tujuan yang berbeda. karya Kristus memperdamaikan kita dengan Allah dengan cara menyingkirkan kesalahan kita dan memberikan kepada kita kebenaran yang baru. karya ROh sesungguhnya mengubah kehendak kita dan membuat kita mempercayai dan mengikuti Kristus. Kristus menghasilkan keselamatan itu pada kita. Roh kudus mengaplikasikan keselamatan itu pada kita. karya Roh kudus ialah bersaksi bagi Kristus (Yoh. 15:26). karena itu karya Roh kudus bukanlah penyebab penebusan kita melainkan konsekuensi penebusan yang telah dihasilakn oleh Kristus; hal in merupakan bukti dari, dan bukan alasan untuk, pembenaran kita.
sementara memang benar karya Kristus dan karya Roh Kudus berbeda dalam hal tujunnya masing masing keduanya tidak boleh dipisahkan satu dari yang lain. tak seorang pun yang dibenarkan bisa gagal diperbarui; tak seorang pun diperbarui bisa gagal dibenarkan. disinilah maksudnya, baik disadari maupun tidak, dalam hidup setiap petobat sejati "berpindah dari maut kepada hidup." pada saat itu, pembenarna dan regenerasi oran gpercaya telah terjadi pada waktu yang bersamaan. Roh kudus telah mengaplikasikan hasil karya Kristus kepada orang berdosa dan pada saat yang sama menghasilkan didalam diri orang berdosa itu kupercayaan dan kasih yang baru kepada Kristus.
apabila ditanyakan. ' bagaimana mungkin Allah ayng kudus memberikan RohNya kepada orang berdosa yang masih berdosa?", atau "bagaimanamungkin ALlah membenarkana seorang berdosa kepada siapa Roh kudus belum mengaplikasikan hasil karya Kristus? yang mana lebih dulu?", kita hanya dapat menjawab dengan mengingatkan bahwa tujuan belas kasih Allah terhadap umat pilihanNya bersifat kekal. selalu menjadi tujuanNya membenarkan dan meregenerasikan mereka. jadi baik pembenaran maupun regenerasi merupakan pemberian anugerah kekal yang sama. keduanya berasal dari tujuan kekal Allah. karena itu, tak satu pun dari antara keduanya, yang menjadi prioritas lebih utama dari yang lain.
kesimpulan dari buku ini
1. kita perlu mengerti bahwa doktrin Alkitab tentang pembenarna ini merupakan salah satu injil Kristen yang paling mulia. apda iman lain yang mana pun tidka terdapat penyelesaian yang lengkap tentang masalah bagaimana Allah yang kudusdapat membenarkan orang berdosa tanpa mengecilkan dosa atau menyangkal kebesaran kekudusan Allah. oleh doktrin ini, dosa ditebus; kekudusan ALlah dijunjung tinggi; dan pada saat yang sama orang berdosa diselamatkan!
2. kita perlu menyadari bahwa pada dasarnya hanya ada dua macam agama. ada agama yang mengajarkan bahwa pembenarna kita perlu dan sama sekali merupakan pemberian cuma cuma dari Allah melalui kebenaran Kristus sendiri, yang diterima oleh iman. inilah agama Alkitab.
ada juga agama yang berpendapat bahwa pembenarna kita bergantung kepada kekudusan dan ketaatan kita sendiri kepada Allah. hal ini, menurut kita, bertentangna dengan ajaran Alkitab dan karena itu merupakan agama palus. sejak masa awal gereja Kristus, telah ada perpecahan antara kebenaran yang menyelamatkan dengan kesalahpengertian tentang hal hal yang alkitabiah (gal. 1:3-7).
tentunya merupakan tugas kita untuk mengungkapkan apa yang benar yang dinyatakan oleh Allah didalam kitab suci. merupakan suatu hal yang sangat penting untuk mengikuti dengan benar jalan keselamatan yang Allah telah perlihatkan. tidak memiliki iman didalam jalan keselamatan Allah, baik karena ceroboh maupun karena kebencian akan kebenaran, disebut bersalah karena tidak percaya mungkin yang sangat fatal.
para rasul menangani kesalahan yang sama dengan orang yahudi maupun bukan yahudi. paulus secara berulang ulang memperlihatkan bahwa baik yahudi maupun bukan Yahudi sama sama berdosa, tidak berdaya di bawah murka Allah, yang dengan usaha mereka sendiri tidak akan mendapat penerimaan dari Allah. lalu paulus membuktikan kebutuhan yang mendesak akan metode pembenaran yang bukan dirancang oleh mereka sendiri. jalan itu dipersiapkan bagi orang orang yagn dibenarkan oleh Allah karena iman dalam Yesus Kristus (Rm. 3:22 kjv).
sangat membantu untuk menyadari bahwa semua kesalahan yahudi dan bukan yahudi ini masih terus dirangi oleh gereja dalam mengajarkan doktrin pembenaran yang Alkitbiah. semua agama yang lain memiliki kesamaan ini; semua mengajarkan semacam keyakinan diri yang dapat menyelamatkan diri sendiri dan lebih kurang bertentangna dengan ketergantunganpada anugerah pembenaran dari Allah. dalam hal orang yahudi ada kesalahan lain, yaitu bahwa mereka menyadarkan pembenaran berdasarkan pada kehormatan khusus mereka sebagai bangsa pilihan ALlah. ketiga kesalahan ini ditemukan di antara banyak orang orang Kristen yang taat secara nominal pada masa sekarang.
III. tambahan atas semua kesalaan tadi dapat ditemukan dalam injil perjanjian baru ketika pertama kli dikhotbahkan, dimana di gereja Kristen mula mula muncul pertanyaan pertanyaan yang lebih jauh tentang pembenaran. pertanyaan pertanyaan itu muncul karena pengaruh yudaisme dan filsafat Yunani.
dari pengaruh Yahudi muncul pertanyaan: "apa perlu bagi orang Kristen Yahudi untuk mengikuti upacara Yudaisme?" haruskah orang bukan Yahudi yang ingin menjadi Kristen pertama tama menjadi Yahudi terlebih dahulu secara seremonial?" apakah iman didalam Kristus cukup bagi pengampunan dosa seseorang dan penerimaan oleh Allah, tanda menaati hukum secara moral atau seremonial sebagai alasan bagi pembenaran (Kis. 15).
tujuan surat kepada orang Ibrani adalah untuk meyakinkan orang orang Yahudi yang percaya bahwa, sebagai orang Kristen, mereka sekarang menghadapi realitas dimana Yudaisme hanya berisi simbol simbol. catatan dalam kitab kisah para rasul tentang Roh kudus yang datang memenuhi orang orang Yahudi tidaklah perlu bagi pengalaman Kristen. surat surat kepada Jemaat Roma dan galatia menekankan bahwa keselamatan hanyalah melalui iman didalam Kristus saja dan tidka membutuhkan perbuatan baik manusia untuk menjadikan efektif. sebuah penyelidikan tentang bagaimana para rasul menjawab semua pertanyaan pada masa itu memberikan banyak sekali informasi tentang pemahaman mereka atas doktrin pembenaran.
dari pengaruh filsafat yunani muncul bidat yang mengatakan bahwa segala subtansi material adalah jahat. maka dikatakan tubuh fisik kita pada dasarnya berdosa. hal ini membawa kepada penyangkalan atas sifat kedagingan sejati tubuh Kristus, dengan demikian Kristus yang menderita dan mencurahkan darahnya tidak memenuhi syarat sebagai pengganti sejati abgi orang orang berdosa. dalam hal ini pembenaran karena iman didalam Kristus sebagai juru selamat tidak lagi didalam Kristus sebagai juru selamat tidak lagi dimungkinkan menanggapi kesalahan semacam itu, rasul Yohanes yang sudah Tua dengan sungguh sungguh berkata: " setiap Rohya mengakubahwa Yesus Kristus telah datang dalam dagingberassal dari Allah,tetapi setiap roh yang tidak mengakuiYesus datang dalam daaging tidak berasal dari Allah" (1Yoh. 4: 1-3 kjv). benar jika diaktakan bahwa rongrongan terhadap kebenaran kristen sering kali datang dari pengaruh "filsafat dan tipu muslihat yang hampa (kol. 2:8 kjv).
Ceramah 3. Pembenaran sebagaimana diajarkan oleh bapa bapa gereja hingga 1200 M
tulisan tulisan dari para bapa gereja bukan merupakan kita suci yang diinspirasi. kita tidak menganggap tulisan tulisan itu memang memberikan bukti bukti pengajaran yang diberikan kepada gereja pada masa itu. kita memiliki rangkaian tulisan yang tidak terputus dari zaman para rasul hingga hari ini yang dapat memperlihatkan kepada kita keseluruhan sejarah pemikiran Kristen tentang pembenaran.
pertanyaan yang kita ajukan kepada para bapa gereja mula mula ialah: "dapatkan doktrin pembenaran karena anugerah melalui iman didalam Kristus bisa dilacak didalam berbagai tulisan disepanjang periode pertama sejarah gereja?" apabila dapat, maka kita memiliki bukti konklusif bahwa doktrin ini bukanlah penemuan Luther, seperti sering kali disebutkan! tetapi apabila kebenarna ini dikenal oleh salah seorang bapa gereja awal, maka pasti telah diketahui jauh sebelum reformasi.
klemen dari Roma menulis dalam suratnya kepada roang orang korintus: "kami juga, yang terpanggil oelh kehendaknya dalam Kristus Yesus, tidak dibenarkan oleh diri kami sendiri, juga bukan oleh hikmat atau pengertian kami, atau kesalehan, atau pekerjaan yang kami lakukan dalam kekudusan hati, melainkan melalui iman..." (surat kepada jemaat korintus)
ignatius, murid rasul Yohanes, menulis:
"salibNya, dan kematianNya, dan kebangkitanNya, dan iman melalui Dia, adalah piagam yang tidak dapat cemar; dan dalam semuanya ini melalui doa doamu aku dibenarkan." (surat kepada jemaat filadelfia)
polikarpus. juga adalah murid Rasul Yohanes, menulis:
"aku tahu bahwa melalui iman engkau diselamatkan, itu bukan hasil usahamu, melainkan oleh kehendak Allah, melalui Yesus Kristus." (surat kepada jemaat filipi)
justinus martir menulis:
"bukan lagi melalui darah daging dan domba, atau abu sapi muda... dosa dihapus; melainkan oleh iman, melalui darah Yesus Kristus dan kematianNya, yang mati oleh sebab hal ini." (dialog dengan trypho)
pada masa yang diawali dengan berkuasanya kaisar konstantin ketika keKristenan menjadi agama yang diakui secara resmi. bertentangna dengan penganiayaan yang terjadi pada masa itu, sejumlah bidat bangkit melawan berbagai doktrin dasar keKristenan. tak terhindarkan lagi, kesalahpahaman terhadap kebenaran kebenaran lainnya: misalnya, kesalahpahaman terdahap dosa mengakibatkan kesalahpengertian tentang kebutuhan akan juruselamat. bidat lain yang berhubungna dengan trinitas, inkarnasi Kristus, serta ketidak mampuan orang berdosa untuk melakukan tindakan rohani. semua kesalahan ini melamahkan pengertian akan pembenaran yang Alkitabiah.
dalam memerangi semua bidat ini dan dalam menyakinkan kembali akan keberdosaan sifat manusia. serta kebutuhan akan keselamatan oleh anugerah dan penebusan nyata yang ditawarkan Kristus, sejumlah kecil orang yang setia kepada gereja meletakkan landasan yang kokoh bagi doktrin pembenaran oleh anugerah melalui iamn dalam Kristus.
Irenaaeus, seorang murid polikarpus menulis:
".... melalui ketaatan seorang manusia yang dilahirkan dari anak dara, banyak yang dibenarkan dan menerima keselamatan."
ciprianus, seorang uskup sebuah gereja di afrika utara, menulis:
"jika Abraham percaya kepada ALlah dan hal itu diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran , maka setiap orang yang percaya kepada Allah dan hidup oleh iman, adalah orang yang benar."
Athanasius, uskup dari Aleksandria selama empat puluh tahun, menulis:
"bukan oleh semua ini melainkan oleh iman, seorang manusia dibenarkan sebagaimana yang dialami oleh abraham."
Basil, seorang uskup dari kapodakia adalah seorang penulis yang luas wawasannya meninggalkan banyak tulisan seperti ini:
"inikah sikap memuliakan Allah yang sejati dan sempurna, yaitu ketika seseorang ditinggikan bukan oleh kebenarannya sendiri, melainkan kerinduannya akan kebenaran yang sejati dan dibenarkan hanya oleh iman dalam Kristus."
Ambrosius, seorang uskup dari milan. terkenal sebagai pengkhotbah besar, meninggalkan bagi kita kata kata berikut ini:
"tanpa melakukan hukum taurat, orang yang tidak percaya, misalnya orang bukan yahudi, ketika percaya kepada Kristus maka "imannya diperhitungkan sebagai kebenaran" sebagaimana halnya pada abraham.
dari origenus, seorang pengajar besar kristen, pemikir dan penulis diperoleh yang berikut ini:
"oleh iman, tanpa melakukan hukum taurat, pencuri yang sedang sekarat dibenarkan; karena tuhan melihat bukan apa yang telah diperbuatnya sebelumnya, bukan juga menunggu apa yang akan dilakukan setelah percaya; tetapi ia menariknya kepada dirinya karena belas kasihan. dibenarkan semata mata oleh pengakuannya."
joreme, seorang penerjemah besar alkitab kedalam bahasa latin, telah menulis:
"ketika orang yang tidak percaya bertobat, Allah membernarkan dia oleh iman semata, bukan berdasarkan pekerjaan baik yang tidka ia miliki."
Chysostom, mungkin merupakan pengkhotbah terbesar dari antara semua bapa gereja melewatkan banyak tahun di konstatinopel. dari kita mendapat:
"kalau begitu apakah yang Allah lakukan? Ia membuat pribadi yang benar menjadi orang berdosa, agar Dia menjadikan orang berdosa dibenarkan yaitu kebenaran Allah, ketika kita dibenarkan, bukan oleh usaha kita melainkan oleh anugerah, dimana semua dosa dilenyapkan."
dari augustinus, uskup dari Hippo dekat carthage, seorang pemikir besar tentang theologi keselmatan melalui anugerah Allah semata, kita memperoleh:
"anugerah diberikan kepadamu, bukan sebagai upah yang dibayarkan kepadamu melainkan disebut anugerah karena diberikan secara cuma cuma. kamu tidka membeli apa ayng telah kamu terima dnegan menggunakan jasa yang kamu lakukan sebelumnya. sebab itu orang berdosa menerima anugerah init telebih dahulu, sehingga dosanya diampuni baru kemudian pekerjaan yang baik dilakukan oleh orang yang telah dibenarkan: ia tidak melakukan sebelumnya agar dibenarkan pekerjaan yang baik, dilakukan setelah pembenaran, memperlihatkan apa yang telah diterima oleh seseorang."
anselmus dari canterbury, seorang theolog besar, mungkin yang terbaik dalam studinya tentang penebusan dosa oleh Kristus, menulis:
"percayakah kamu bahwa tidak dapat diselmatkan selain oleh kamatian Kristus? karena itu, pergilah, dan letakkan keyakinanmu atas kematiannya saja. seandainya Allah berkata kepadamu, kamu orang berdosa katakanlah, aku telah meletakkan kematian Tuhan Yesus Kristus antara aku dan dosaku."
Dari bernard of claivaux, yang dianggap sebagai bapa gerja yang terakhir diperoleh kata kata berikut ini:
"bukankah segala kebenaran kita sesungguhnya merupakan ketidak benaran dan cacat cela belaka? kalau begitu apakah yang akan kita katakan tentnag dosa dosa kita, ketika bahkan kebenaran kita pun tidak dapat kejawab dirinya sendiri? karena itu marilah kita, dengan segala kerendahan hati, menghampiri satu satunya sumber belas kasihan yang dapat menyelamatkan jiwa kita barang siapa lapar dan haus akan kebenaran, biarlah mereka percaya kepadamu, yang membenarkan, biarlah mereka percaya kepadamu, yang "membenarkan orang yang tidak benar," dan dengan demikian, setelah dibenarkan melalui iamn saja, ia beroleh damai dengan Allah."
jadi kita lihat bahwa, melampaui segala keraguan, doktrin pembenaran oleh anugerah melalui iman bukan hal baru yang diperkenalkan kedalam gereja oleh Luther dan Calvin. meski ada banyak bidat dan pemahaman yang sesat pada abad abad pertama sejarah gereja, namun tetap ada aliran yang sambung menyambung oleh para penulis ada pemikir yang memegang dan mengajarkan kebenaran Alkitabiah ini.
Ceramah 4. Pembenaran sebagaimana diajarkan pada masa Reformasi Protestan
pada amsa itu penemuan doktrin pembenaran menjadi alasan terjadinya reformasi pada Abad ke enam belas. Reformasi merupakan reaksi melawan doktrin yang salah dan praktik prakik sesat yang telah berkembang dikalangan gereja katolik Roma sebelumnya. mari kita telusuri bagaimana semua kesalahan ini perlahan lahan berkembang.
pertama tama, ada pengajaran katolik Roma tentang pengampunan dosa. diajarkan bahwa semua dosa yang dilakukan sebelum pembaptisan mendapat pengampunan melalui baptisan dan bahwa melalui baptisan seseorang menerima hidup Rohani yang baru.
semua dosa yang dilakukan setelah baptisan diampuni hanya melalui pengakuan kepada imam, melaksanakan penitensi penitensi dan penderitaan yang dialami secara pribadi di purgatori.
gereja katolik Roma membagi dosa menjadi dua jenis, mortal (fana) yang hanya dapat ditebur leh kematian Kristus, dan venial (dapat diampuni) yang cukup ditebus melalui pelaksanaan hukuman dari penitensi.
pembenaran, menurut pengajaran ini, hanya dapat dilakkan melalui usaha pendosa sendiri serta jasa pribadi.
kedua, kesadaran dalam kehidupan sehari hari bahwa banyak usaha telah dilakukan untuk menebusnya. membawa orang pada gagasan jasa yang dapat di tranfer dari orang kudus yang paling suci kepada manusia yang lebih rendah .
diyakini bahwa jumlah jasa yang teakumulasi didalam diri orang orang kudus dan para martir selama bertahun tahun ini dapat dibagikan oleh sang paus sendiri atau melalui agen yang diberi kuasa olehnya. "pengampunan dosa" ini, demikian mereka menyebutnya dapat dibeli dengan uang tunai. penjualannya menjadi sumber keuangan bagi paus
Ketiga, bersamaan dengan kesalahpahaman tentang jasa atau usaha manusia ini, timbul pengajaran bahwa misa ekaristi dapat berubah menjadi, atas kehendak imam, pengorbanan tubuh dan darah Kristus yang sesungguhnya. roti dan anggur dianggap berubah menjadi tubuh dan darah Kristus. bagaimana bentuk nilai jasa usaha manusia, jasa dari perayaan kematina Kristus yang dilakukan berulang ulang pastilah tidak ada habisnya! jadi "pengorbanan altar" juga menjadi sumber keuangan, karena misa Ekaristi dikatakan untuk menyediakan jasa usaha demi jiwa iwa orang yang hidup maupun sudah mati.
ada empat hal dimana pengajaran alkitab, yang juga adalah pengajar para Reformator, berbeda dari pengajar katolik Roma tentang pembenaran:
I. natur pembenaran. pengajaran katolik Roma adalah bahwa hanya melalui hidup Rohani orang berdosa benar benar menerima hidup Rohani yang baru, membuat dia mampu membenarkan dirinya sendiri. berdasarkan Alkitab para Reformator mengajarkan bahwa pembenarna merupakan pengampunan lengkap atas segala dosa melalui keputusan Allah yang penuh kasih karunia. sehingga orang berdosa seketika itu juga dianggap benar.
II. dasar pembenaran. pengajaran Roma katolik ialah bahwa kehidupan rohani yang diterima apda saat pembaptisan merupakan alasan bagi Allah untuk menerima orang berdosa. Alkitab dan para Reformator mengajarkan bahwa kebenaran Kristus yang diletakan pada orang berdosa, adalah satu satunya dasar pembenaran.
III. metode pembayaran . pengajaran Roma katolik ialah bahwa orang berdosa dibenarkan ketika kehidupan Rohani yang diterima pada saat pembaptisan menghasilkan tindakan yang kudus yaitu pengakuan dosa, mengambil bagian dalam sakramen gereja, melakukan penitensi, dna lain lain. Alkitab dan para reformator mengajarkan bahwa pembenaran adalah melalui iman didalam Kristus saja. iamn sejati seperti ini tentunya akan menghasilkan "buah Roh" dalam hidup. tetapi pembenaran secara alkitabiah terkait kepada iman, bukan kepada pekerjaan baik yang dilakukan setelah pengakuan.
IV. efek pembenaran. pengajaran Roma katolik ialah bahwa pembenarna tidak pernah tercapai dengan sempurna. selalu ada kebutuhna kana penitensi bagi dosa yang dilakukan kemudian. tak seorang pun dapat merasa yakin akan pembenarna yang sempurna sampai ia mencapai sorga setelah mengalami penderitaan di purgatori. Alkitab dan para Reformator mengajarkan bahwa pembenarna mencakup pengampunan cuma cuma atas segala dosa dna kepastian hidup kekal. mereka mengatakan bahwa pengajaran Roma berisi "iman yang tidak pasti, penuh dengan keragu raguan." ini sangat berbeda denga pengjaran Protestan yang berisi natur pembenarna yang lengkap, final, dna tidka dapat dibalik dari tindakan Allah yang penuh kasih karunia.
pengajaran Roma Katolik memiliki efek penekanan terhadap usaha manusia dalam pembenaran; hal ini mengecilkan kekayaan dan kebesaran nilai anugerah Allah. harga kehidupan dan kematian Kristus tidak lagi mencukupi orang berdosa harus menambahkan jasa atas usahanya sendiri. tidak cukup satu pengorbanan saja bagi dosa: pengorbanan harus diulang ulang hingga tak berakhir, didalam misa ekaristi. usaha orang berdosa dalam membenarkan dirinya sendiri dapat ditambah pula dengan jasa usaha orang orang kudus dan para martir. pengampunan atas dosa bukan lagi pemberian langsung dari Allah melainkan sesuatu yang tidak meyakinkan yang tergantung pada pengakuan dosa, melakukan penitensi, dan penghapusan konsekuensi dosa yang diberikan oleh iman yang adalah manusia. dan praktik yang salah dalam menjual surat pengampunan secara alami muncul sebagai akibat semua kesalahpahaman tentang doktrin ini, yang dengan bijak dilihat oleh luther. kebenaran Alkitab tentang pembenarna oleh iamn yang secara cuma cuma diberikan oleh Allah dan menghasilkan keyakinan akan keselamatan bagi orang berdosa, menyambar laksana aliran listrik melampaui segala keraguan dan kesalahpahaman yang terjadi pada abad keenam belas. pengertian yang baru ini membawa kepada reformasi beberapa gereja beserta pembaruannya mengikuti pola zaman para rasul.
Ceramah 6. Pandangan katolik Roma tentang pembenarna setelah masa Reformasi
pada tahun 1930 luther dan yang lain menerbitkan sebuah pernyataan yang menggambarkan pemahaman mereka atas pengajaran Alkitab tentang pembenaran orang orang berdosa semata mata oleh anugerah Allah, dan melalui iman atas karya Kristus saja. para theolog katolik Roma menolak doktrin ini dan menganggapnya sebagai Roma menolak doktrin ini dan mengangapnya sebagai Roma menolak doktrin ini dan menganggapnya sebagai "sebuah hal yang baru." yang artinya sesuatu yang diperkenalkan untuk pertama kali! mereka mengacu kepada pengajaran yang salah oleh gereja Roma sebelumnya sebagai dasar untuk menganggap sebagai hal yang baru.
Luther dan yang lain menjawwab bahwa doktrin itu mungkin baru bagi banyak orang dikalangan gereja Roma karena pengajarna mereka yang salah telah menyembunyikan kebenaran yang dipegang oleh para rasul dan bapa gereja mula mual!
selama beberapa tahun, sebuah usaha dilakukan oleh erasmus dan yang lain untuk menyatukan kedua pandangna yang berbeda antara para teolog protestan dan katolik Roma. secara mengejutkan, para theolog Roma menyetujui bahwa pebenaran adalah oleh iman "berdasarkan karya Yesus Kristus saja." tetapi nilaidefinisi itu tergantung pada apa yang dimakud dengan "iman."
bagi kamu protestan, iman dipahami sebagai tindakan sederhana menyadarkan diri sepenuh pada Kristus, sebagai satu satunya pengharpan akan kebenaran bagi orang berdosa. akan tetapi bagi para theolog katolik Roma, iman digunakan dengan makna pengaruh Roh Kudus dalam diri orang percaya yang menghasilkan kebenaran dalam mereka, sehingga membuat mereka mendapat penerimaan Allah.
"orang berdosa dibenarkan oleh... iman yang adalah gerakan Roh Kudus dimana.... kasih dicurahkan kedalam hati dan mereka mulai menggenapi hukum."
keyakinan sejati didalam hati seseorang akan diikuti oleh pertumbuhan dalam kekudusan. tetapi pembenaran orang tersebut tidak bergantung pada pertumbuhan; malinkan datangnya semata mata dari Kristus, kepada siapa orang tersebut dipersatukan oleh iman, usaha untuk menyatukan pandangan protestan dan katolik Roma tidak menghasilkan apa apa. kedua pandangan pembenaran itu sangat berbeda; yang satu bergantung pada karya Kristus yang telah selesai bagi orang berdosa; yang lain bergantung pada karya Roh kudus yang masih terus berlanjut dalam diri orang berdosa.
untuk waktu yang lama gereja katolik Roma menerapkan kebijakan ganda melawan pengajaran Reformasi tentang pembenarnan. beberapa berdalih bahwa ajaran tersebut adalah sebuah hal baru yang tidak dikenal sebelumnya; yang lain berdalih bahwa merupakan kebenaran Alkitab ketiak kebenaran yang membenarkan adalah kebenaran yang dihasilkan didalam diri orang percaya oleh Allah.
banyak usaha dilakukan untuk menyatukan pandangna protestan (Reformasi) tentang pembenarna dengan pandangna katolik Roma. tetapi, tidak seorang pun yang sungguh sungguh mengerti baik pandangan Roma maupun pandangna Reformed, secara jujur dapat mengusulkan kompromi macam apa yang bisa diusulkan diantara keduanya.
kita tidak menyakal bahwa para anggota gereja katolik Roma dapat dibenarkan dan mendapat penerimaan ALlah. tetapi kita menyangkal bahwa orang berdosa dapat dibenarkan oleh kebenaran mereka sendiri. kita menolak pengajaran Roma tentang pembenarna dan menyebutnya tidak Alkitabiah. mereka digereja itu yang adalah orang percaya sejati, buakn dibenarkan oleh pengjaranan gereja itu melainkan semata mata oleh keyakinan dalam karya Kristus, yang dengan penuh Rahmat dianugerahkan kepada mereka oleh Allah.
Luther menulis: " apabila daging tidka dibenarkan oleh karya hukum Allah, maka tidak ada yang dapat dibenarkan oleh peraturan benedict, francis, atau augustinus..... tetapi orang yang tidak menemukan perbuatan baik yang dapat menangkal murka dan penghakiman Allah, pergi menghampiri kematian dan belas kasih Kristus, dan dengan cara sederhana itu ia diselamatkan.
Ceramah 6. Berbagai pandangan protestan tentang pembenaran setelah masa Reformasi
kesatuan yang ada diantara para theolog Reformasi tentang pembenaran sungguh luar biasa, kebenaran ALkitab telah lama tersembunyi oleh gereja yang salah dimasa kegelapan. literatur theologi yang ada pada waktu itu umumnya mengajarkan topik ini dengan keliru. segala upacara dan prktik gereja yang ada pada waktu itu bertentang dengan kebenaran bahwa pembenarna hanya oleh iman dalam Kristus saja. Para Reformator ketika itu telah dibesarkan dengan tradisi gereja seperti itu. namun, meski mereka berbeda pandangan dalam beberapa hal, para Reformator memiliki kesepakatan dalam kebenaran Alkitab yang ini semua tulisan, khotbah, katekismus, dan tafsiran mereka sepakat tentang kebenarna ini. dan kenyataan bahwa pengajaran tentang pembenarna hanya oleh iman paling sering mendapat serangan dari para theolog katolik Roma, menjadi bukti bahwa mereka juga menganggapnya sebagai kebenaran yang paling signifikan yang ditonjolkan pada masa reformasi.
akan tetapi, pada tahun tahun yang kemudian, kesatuan yang luar biasa tentang keyakinan akan kebenaran Alkitab ini membuka jalan bagi berbagai pandangan yang berbeda, bahkan diantara kaum protestan sendiri.
salah satu pandangan ini berkata bahwa kebenaran yang membenarkan orang berdosa adalah kebenaran yang Allah letakkan didalam diri kepada Allah letakkan didalam diri orang percaya melalui hidup Kristus didalma mereka.
pandangna yang lain berkata bahwa pertobatan dari dosa dan ketaatan yang baru kepada Allah yang dihasilkan oleh iman sejati didalam diri orang percaya merupakan alasan pembeneran mereka.
lebih salah lagi adalah pandangn yang muncul dikalangan Protestan yang mengadopsi theologi antinomian, dan dikalangan pengikut socianisme. yang pertama mengajarkan bahwa karya Kristus dianugerahkan kepada orang percaya agar mereka sungguh sungguh menjadi benar secara pribadi; agar oran gpercaya sungguh sungguh dipersatukan dengan Kristus sedemikian rupa seolah olah ia tidak ada bedanya dengan mereka; bahwa pembenarna orang percaya berlangsung didalam masa lalu yang kekal, atau dalam kematian Kristus, dan tidak berhubungan dengan momen percaya orang berdosa; dan bahwa karena itu rasa berdosa atau doa permohonan ampun tidka dapat dianggap sebagai pengalaman orang percaya sejati.
singkatnya, pandangan socinian ialah bahwa Allah dengan belas kasihanNya membenarkan orang orang berdosa, dan kemudian mereka sendiri bisa bertobat dan memperbarui hidup mereka. berawal dari pandangan bahwa dosa semata mata adalah kelemahan manusia dan bukan kejahatan melawan Allah yang melibatkan rasa berdosa dan kematian. karena itu, pembenaran merupakan sikap penuh pengertian dari Allah akan usaha menusia untuk menjadi lebih baik. usaha untuk membuat kompromi antara pandangn socinian dan pengajaran Reformasi ialah bahwa pembenarn hanya didasarkan atas karya Kristus. disetujui bahwa Allah dapat membenarkan orang berdosa yang memperbaiki diri dengan cara pertobatan dan pembaruan. namun dikatakn bahwa Allah menolong mempengaruhi orang berdosa untuk membuat perbaikan diri semacam itu melalui teladan moral yang luar biasa melalui kehidupan dan kematian Kristus. dengan cara ini pembenarna dan kematian Kristus. dengan cara ini pembenaran mereka dapat dianggap diturunkan dari Kristus.
namun pandangan lain mengatakan bahwa semua umat manusia memiliki "cahaya" batin ilahi sebagai bagian dari sifat manusiawi mereka. ketiak "cahaya batin" itu dipupuk dan petunjuknya diikuti, maka " Kristus terbentuk didalma. "kehadiran yang kudus itu menjadi dasar pembenarna orang tersebut.
lalu pandang yang lain lagi berkata bahwa oleh kematianNya Kristus memenuhi tuntutan keadilan Allah bagi segenap umat manusia. keselamatan bagi tiap orang kini dimungkinkan, selama ada tanggapan pertobatan, iman, dan keteguhan hati yang tepat dari orang tersebut.
kelihatnnya memusingkan ada begitu banyak pandangn yang berbeda beda tentang sebuah kebenarna ALkitab. Luther mengingatkan bahwa kesalahan seperti itu memang mungkin terjadi. didalam hati setiap manusia ada kecenderungan untuk menyombongkan kebenaran diri sendiri, atau kecerobohan hidup yang enggan meneima disiplin moral seperti apapun. salah satu dari kedua pengaruh ini dapat menyelewengkan kebenaran pemahaman tentang pembenenaran.
Alkitab mengajarkan bahwa akan ada perbedaan pandangan didalam gereja Kristen: "sebab diantara kamu harus ada perpecahan, supaya nyata nanti siapakah diantara kamu yang tahan uji" (1kor. 11:9). kebenarna Alkitab didefinisikan karena kontroversi yang muncul disepanjang sejarah gereja.
tak seorang pun akan menyangkal bahwa karya Roh Kudus dalam diri orang percaya yang menghasilakn pertumbuhan dalam kekudusan tidka dapat dipisahkan dari akrya Kristus mewakili orang percaya itu. keduanya amat perlu. sama benarnya bahwa pembenarna bukan karena karya Roh Kudus melainkan karena karya Kristus: oleh anugerah Allah, bukan usaha manusia; mellaui karya Kristus yang diimputasikan, bukan kebenaran manusia yang dinyatakan.
Ceramah 7. Berbagai pandangn gereja anglikan tentan pembenarna setelah masa reformasi
sebagai hasil Reformasi, gereja inggris memegang pandang pembenaran, yang sangat sesuai dengan para Reformator. hal ini tampak jelas dalam artikel kesebelas dari tiga pulug sembilan artikel gereja inggris misalnya, dan oleh pengajaran the Homilies, sebuha buku resmi gereja inggri syang berisi pengajaran Alkitab, diterbitkan pada tahun 1547 dan 1563 dan dimaksudkan untuk dibaca di semua gereja.
namun tahun tahun yang kemudian menjadi saksi bagaimana sejumlah pandangn yang berbeda tentang pembenarna diterima didalam gereja anglika. pada tahun 1628, pengaruh theologi arminian telah menyebabkan sejumlah theolog gereja inggris berargumentasi bahwa pembenarna didasarkan pada hal hal baik pada orang percaya dan bahwa tidak ada eprbedaan aygn vital antara pandang Roma dan pandangan Protestan.
dan bukan hanya pengaruh luar yang telah menyebabkan pergeseran dari pandangna reformasi. ada juga apa yang disebut "kecenderungna memuju duru didalam hati manusia." Artinya, keinginan yang ada didalam diri untuk meyakini bahwa ada cukup kebaikan didalam dikita, didalam moticasi kita, didalam keyakinan moral kita yang membuat kita dapat berkenan kepada Allah. kecenderungna yang menetap seperti itu menjadi pengaruh yang kuat yang menggeser ktia dari doktrin yang ada tentang kebutuhan akan anugerah Allah semata, kepada pengajaran dan praktik gereja Roma. "kecenderungan memuji diri' seperti itu membuat kita mau menerima pengaruh apa pun yang mendorong kebanggaan diri yang kita samakan dengan pembenarna diri!
didalam gereja inggris, sebuah gerekan muncul dengan gagasan bahwa pembenaran kita harus didasarkan pada inkarnasi Kristus dan bukan pada ketaatanya yang sempurna didalam kehidupan dan kematiannya. dengan menjadi manusia, kata mereka, Allah mengindikasikan kasih yang tak berubah kepada umat manusia. sebuah gerakan lain didalam gereja berusaha mempopulerkan kembali kesalahan lama bahwa kita dibenarkan oleh Kristus "yang terbentuk didalam kita" atau karya Roh Kudus didalam kita; dan selanjutnya mengatakan bahwa sakramen gereja (bukan iman) yang menjadi alat dimana melaluinya kita menerima berkat ini.
jika kita mengerti kebenaran ALkitab, tidak sulit untuk melihat bagaimana pengajaran semacam itu adalah salah dan telah berkali kali dinyatakan salah di masa lalu. misalnya, mereka yang mengatakan bahwa inkarnasi Kristus merupakan dasar pembenaran karena memperlihatkan kasih bapa kepada uamt manusia, sebenarnya mangabaikan kenyataan keberdosaan manusia. Allah bukan saja bapa dari ciptaannya. ia juga adalah sang pemberi hukum dan hakim semua makluk ciptaan itu yang sekarang, oleh dosa mereka, memberontak melwawan Dia dan layak merima murkanya. karena itu, salah jika berpedapat Kristus menjadi manusia sebagai bukti bahwa umat manusia menikmati kasih Allah yang kudus dan telah dibenarkan dalam pandanganNya.
John Henry Nweman dari Gereja Anglikan mencoba untuk memperlihatkan bahwa baik pandangan Roma maupun Protestan tentang pembenaran keduanya benar. Ia mangatakan bahwa keuda pandang ini sebenarnya dua sisi dari satu kebenaran yang sama; pembenarna oleh iman dan juga mellaui usaha manusia. Newman memandang kedua hal ini terpisah tetapi tidak bertentangan. ia tidak merasa bahwa memagang keduanya sebagai kebenaran merupakan hal yang tidak kosisten.
melihat berbagai pandangn yang mulai muncul pada sejarah gereja Anglikan mulai dari Reformasi higga sekarang sungguh sulit untuk meramalkan apa lagi yang akan berkembang. yang paling diperlukan adalah kebangunan Rohani besar, untuk menandai kembalinya kepada "injil Kristus; karena itulah kuasa Allah ayng mendatangkan keselamatan abgi setiap orang yang percaya; karena di dalam injil kebenaran ALlah diungkapkan dari iman, sebagaimana tertulis orang benar akan hidup oleh iman" (Rm. 1:16).
Ceramah 8. makna kata pembenaran sebagaimana digunakan dalam alkitab
untuk memahami makna kata yang digunakan Alkitab kita tidak boleh mencarinya dari sumber lain kecuali kitab suci berbahasa ibrani dan Yunani.
pembenaran digunakan didalam kita suci dengan makna penerimaan seseorang sebagai orang yang benar oleh Allah. pembenarna berarti bahwa Allah memperlakukan sseorang yang bersalah atas dosa sebagai tidak bersalah; Allah menyatakan bahwa orang itu harus dipandang sebagai benar secara hukum. bukti bahwa penggunaan pembenaran sekadar dimaksudkan memiliki arti pernyataan bahwa seseorang benar dimata hukum dapat dipahami melalui tiga cara:
i. kata dinyatakan benar digunakan sebagai lawa kata dinyatakan salah di sejumlah ayat alkitab, misalnya ulangan 25:1. menyatakan orang salah tidak berarti betul betul membuat orang itu salah, melainkan menyatakan bahwa itulah klasifikasi mereka dari sisi hukum jadi, "menyatakan benar' bukan berarti membuat orang menjadi benar melainkan menyatakna bahwa itulah posisi mereka dari sisi hukum.
ii. kata menyatakan benar dan kebenaran sering digunakan dalam ayat ayat yang berbicara tentang tindakan lega atau hukum. contoh ayat ayat seperti ini ialah: mazmur 32:1; 143:2; Roma 8:23. ini adalah referensi pembenaran sebagai bagian dari proses pengadilan. ini membuktikan bahwa menyatakan benar dalam Alkitab artinya menyatakan bahwa orang tersebut benar secara hukum.
iii. kata kata atau frasa lain yang digunakan sejajar dengan pembenaran juga mengindikasikan perubahan hubungan legal dan bukan perubahan karakter. misalnya, hubungan legal dan bukan perubahan karakter. misalnya pembenaran dijelaskan sebagai "( Rm. 4:3, 6-8, 2kor. 5:19,21). ini berarti (Rm. 4:5) bahwa kebenaran diperhitungakn pada orang yang pada kenyataannya berdosa. jadi pembenaran sekali lagi terbukti sebagai pernyataan legal yang dengan penuh rahmat dilakukan oleh Allah yang mengampuni orang berdosa dan memperhitungkan sebagai benar melalui karya Kristus.
pembenaran memiliki dua bagian: pertama berarti penerimaan orang berdosa sebagai benar oleh Allah: dan juga berarti pengalaman akan kepastian ketika orang berdosa tahu bahwa mereka dibenarkan. disanalah terdapat bukti fakta itu. yang satu adalah pernyataan Allah; yang lain adalah kesadaran ornag atas fakta ALlah; yang lain adalah kesadaran orang atas fakta itu. jelas, keputusan Allah untuk membenarkan seseorang pasti mendahului bukti pembenaran apa pun dalam diri orang itu.
perbedaan antara kedua "wajah" pembenarna ini dapat digambarkan oleh apa yang akan terjadi pada penghakiman terakhir. semua yang telah dibenarkan Allah akan tampak didepan umum sebagai yang dibenarkan. didalam alkitab, hari itu disebutkan sebagai hari "anak anak Allah dinyatakan" (Rm. 8:19).
kedua bagian pembenaran ini, fakta dan bukti, menjelaskna topik pembenaran yang tampak seolah berkontradiksi satu dengan yang lain yang ditulis oleh paulus dan yakobus. paulus berkata bahwa kita "dibenarkan oleh iman bukan karena melakukan hukum taurat". Yakobus berkata "oleh perbuatannya manusia dibenarkan, bukan hanya oleh iman" . tidak ada kontradiksi disini. paulus berbicara tentang fakta pembenaran. orang orang berdosa dibenarkan karena Allah dengan penuh rahmat mengampuni dan menerima mereka oleh Kristus dan bukan karena perbuatan mereka. pembenaran seperti ini hanya diterima oleh iman saja.
tetapi, yakobus sedang menuliskan kesadaran orang dibenarkan. tak ada alasan roang untuk menganggap bahwa mereka dibenarkan kecuali perbuatan mereka dibenarkan kecuali perbuatan mereka menjadi bukti yang mulia atas fakta itu. paulus menuliskan pernyataan pembenaran Allah: bahwa hal itu tidak tergantung pada perbuatan baik kita. Yakobus menulis bagaimana mengetahui orang yang telah dibenarkan: ya itu melalui bukti hidup kudus yang dijalani.
baik paulus maupun yakobus menyebutkan Abraham sebagai contoh argumen mereka. kedua bagian pembenaran itu dapat dilihat didalam diri abraham. pertama tama, ia dibenarkan oleh iman sebelum hidupnya, karena ia tidak ragu untuk menaati perintah Allah kepadanya.
paulus menulis untuk menyanggah pendapat bahwa kita dapat membenarkan diri dalam pandangna Allah dengan usaha kita sendiri. yakobusmenulis menentang pengajaran yang tidak mementingkan bagaimana ornag percaya hidup. pembenarna adalah pemberian Allah yang rahmani dan dibuktikan melalui hidup kudus orang orang percaya. kedua kebenaran ini tercakup didalam apa yang dimaksud dengan pembenaran.
Ceramah 9. apa itu pembenarna
pembenaran dapat dimengerti sebagai dua hal: yaitu sebagai sesuatu yang Allah lakukan; dan sebagai sesuatu yang diterima orang berdosa. dalam keduanya tercakup: pengampunan penuh dari dasa; perkenan Allah; dan hak untuk memperoleh hidup yang kekal.
i. pembenarna adalah sesuatu yang Allah lakukan. "Allah yang membenarkan" (Rm. 8:33). karena itu kita mengerti bahwa pembenarna adalah sesuatu yang terjadi diluar kita. tujuan ALlah bagi keselamatan telah ada sebelum dunia dijadika, sehingga sama sekali terlepas dari pengaruh kita. juga, pembenarna adlaah sebuah tindakan ayng terjadi seketiak tidak ada yang namanya pembenarna progresif; pembenarna adlaha sebuah tindakan bagi nilai yang kekal. orang berdosa yang telah mengalami pembenarnan dipersatukan dengan Kristus selamanya (Yoh. 5:24).
akan tetapi pembenaran ini bukan semata mata sesuatu yang Allah lakukan dalam kekakalan diamsa yang lalu yang kini dinyatakan, melainkan sebuah tindakan dari Allah didalam diri ornag tertentu yang terjadi pada suatu saat dalam hidupnya. sebelum orang berdosa menjadi percaya, mereka tetap berada dibawah murka Allah. ketika oleh anugerah ALlah mereka diselamatkan da diampuni, hubungan mereka dengan Allah ubahkan sejak saat itu. dengan kata lain, mereka dibenarkan!
ii. pembenaran adalah sesuatu yang diterima oleh orang berdosa. didalamnya tercakup pengampunan, perkenan Allah,d an hidup yang kekal. namun ada orang termasuk orang katolik Roma dan Protestan juga yang menyangkal bahwa pembenaran mencakup pengampunan penuh dari dosa. ada yang berpendapat bahwa pengampunan itu adlah atas dosa dosa yang dilakukan sebelum menjadi percaya; dan yang lain lagi berpendapat bahwa pengampunan itu mencakup kekuasaan dosa atas orang percaya. dikatakan bahwa orang percaya dengan usahanya sendiri masih harus berupaya untuk mendapat remisi dari hukuman atas dosa dosa yang mereka lakukan. semua kesalah pengertian ini berasal dari ketidakacuhan dan ketidak percayaan atas natur sejati dari dosa dan murka Allah atasnya.
pengmpunan tidak akan dipahami sepenuhnya sampai disadari bahwa dosa menghasilakan kebersalahan dan kebersalahan tetap untuk selamanya. hanya pengampunan yang dapat lahan dimasa yang lalu. hanya pengampunan yang dapat menyingkirkan kebersalahan. karena itu, berpendapat bahwa pembenaran berarti pengampunan hanya untuk sebagaian aspek dari dosa, tidak mungkin dapat diterima. pengampunan menyingkirkan semua kebersalahan, dan hanya itulah satu satunya yang dapat melakukannya. apabila kebersalahan tetap ada, berarti pengampunan yang sesungguhnya belum dialami.
juga tidka benar untuk berpendapat bahwa pembenaran berarti semata mata pengampunan atas dosa dikatakan perkenan Allah sesudahnya. pengampunan atas dosa. akan tetapi, kita bukan saja harus tidak bersalah dihadapan Allah, melainkan juga benar secara positif, dan Alkitab dengan jelas mengajarkan bahwa Allah memperhitungkan kebenaran semacam itu. berkat positif Kristus yang kita terima melalui iman merupakan bagian dari pembenaran kita, sebagaimana hal itu juga merupakan bagian dari pengampunan kita.
hak hak istimewa yang diterima orang Kristen sebagai orang percaya yang dibenarkan meningkat dalam skala kemuliaan yang terus menerus semakin bertambah. ada pengampunan yang dimahkotai kebenaran; ada kebenaran yang dimahkotai perkenan Allah; perkenan Allah yang dimahkotai adopsi sebagai anak dan pewaris Allah!
iii. pembenaran dan pengudusan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan namun berbeda satu dengan yang lain. dalam pembenaran, ALlah memperhitungkan kebenaran Kristus kepada orang percaya; dalam pengudusan, Roh kudus memberikan anugerah kekudusan dan memberikan kekuatan untuk hidip benar. dalam pembenaran, dosa ditaklukkkan. pembenaran membebaskan semua orang percaya dari murka Allah secara sama rata; namun pengudusan tidak pernah sama rata didalma setiap orang percaya, melainkan bervariasi sesuai dengna pertumbuhan orang percaya itu didalam anugerah. pengudusan tidak pernah sempurna didalam diri siapa pun di kehidupan ini, tetapi orang percaya tidak mungkin lebih dibenarkan daripada sekarang! pembenaran mereka sudah mencakup perkenan Allah sepenuhnya dan hak untuk kehidupan yang kekal.
Ceramah 10. pembenaran dan hukum Allah
kebanyakan pendapat keliru tentang pembenarna muncul karena pendapat yang keliru tentang hukum Allah. yang kita maksud dengan hukum ALlah ialah ketentuan ketentuan moral yang digunakan Allah untuk mengatur ciptaannya. jika keadilan Allah tidka mensyaratkan ketaatan penuh atas kehukum hukumNya, atau jika belas kasihan Allah dapat mengampuni ketidaktaatan kita atas hukum hukumnya, maka hal dibenarkan dihadapan Allah menjadi sesuatu yang mudah sekali! maka kita pun tidak harus memegang hukum hukumnya sepenuhnya.
tetapi kenyataannya ialah bahwa hukum hukum Allah menuntut ketaatan kita sepenuhnya: tak seorang pun dapat dibenarkan dihadapan Allah kecuali ia benar sepenuhnya, yaitu tanpa cela, dan kudus seluruhnya. ketegasan keadilan Allah tidak memungkinkanNya bersikap lembek terhadap syarat pembenarnan. kita harus mengerti bahwa hukum Allah adalah standar tinggi yang harus dijangkau kebenaran kita jika mau dibenarkan.
hal ini tampak jelas dalam pengaturan yang dibuat Allah bagi adam dan hawa ketika mereka pertama kali diciptakan. Allah memberikan kepada mereka perintah khusus. ketaatan membawa serta upah yaitu hidup; ketidak taatan berakibat hukuman, yaitu maut. pembenaran mereka tergantung semata mata apda ketaatan sepenuhnya kepada hukum.
leb dari itu, Alkitab menyatakan bahwa adam diminta untuk menaati Allah sepenuhnya, bukan demi dirinya sendiri saa melainkan juga dalam mewakili setiap pribadi manusia yang adalah keturunannya. tidak ada penjelasan yang memuaskan dalam hal keberadaan dosa secara universal pada ras manusia maupun dalam hal universalitas kematian kecuali jika kita menerima penjelasaan Alkitab bahwa keduanya merupakan akibat dosa adam, yang sekarang mempengaruhi kita.
dari sinilah asalnya dosa adam menjadikan kita orang orang berdosa. sebagai wakil kita, kesalahannya berarti kesalahan kita. kita juga mewarisi natur berdosa adam dan ini membuat kita berdosa. kita menambahkan dosa kita kepada dosa yang kita terima dari adam! jadi, karena dua alasan yaitu kesalahan adam dan kesalahan kita sendiri kita tidak dapat membenarkan diri sendiri dengan mengatakan bahwa kita telah memegang hukum Allah tanpa cela. ada yang "tidak mungkin dilakukan hukum taurat (Rm. 8:3); yaitu tidak mungkin dapat membenarkan orang berdosa, dan kita benar benar adalah orang berdosa. karena diri kita sendiri, kita berada jauh dari pembenaran.
untuk mengindari kesulitan ini ada yang berpendapat bahwa hukum Allah tidak lagi perlu ditaati, atau bahwa hukum Allah telah dimofidikasi sedemikian rupa sehingga masih mungkin ditaati, bahkan oleh orang berdosa.
dapatkah kita mengatakan bahwa hukum Allah telah dibatalkan dan tidak perlu lagi ditaati? tidka! apablia Allah tidka menuntut ketaatan kita lagi, kita tidak algi di kontrol oleh tuntutan moral. apabila pencipta kita tidak memiliki arti. "dosa itu tidak diperhitungkan kalau tidak ada hukum taurat" (Rm. 5:13). suara hati nurani hanyalah ilusi apabila tidak ada aturan yang universal. lebih baik diatur oleh Allah yang benar daripada hidup didalam dunia yang tak berhukum.
maka apabila hukum ALlah tidka dibatalkan, dapatkah kita berkata bahwa hukum itu telah dimodifikasi untuk memungkinkan orang berdosa menaatinya? jika kita mengatakan demikian, maka ketidakmampuan manusia menaati hukum tersebut harus disesuaikan agar cocok dengan manusia yang memiliki kelemahannya. tetapi hal ini berartibahwa semakin jahat seseorang, semakin longgar hukum Allah, dan hukum Allah akan semakin berkurang oleh semakin bertambahnya dosa!
pendapat lain mengatakan bahwa penderitaan dan kematian Kristus telah memodifikasi tingkah laku ayng dikehendakiNya dari kita, sehingga apabila kita dengan tulus berusaha untuk hidup sebaik baiknya, kita dapat mengalami pembenaran, meski kita tidak sempurna. tetapi kemudian muncul banyak pertanyaan, misalnya: apa yang dimaksud hukum yang baru yang telah dimodifikasi ini? mungkinkah sebuah hukum, sekalipun yang telah dimodifikasi, dipuaskan melalui ketaatan yang tidak sempurna? apabila ketidaksempurnaan dalam hal ini dapat diterima, berapakah jumlah minimum ketaatan yang tidak sempurna dianggap tulus padahal tidak sempurna? dimana di Alkitab dikatakan bahwa Kristus datang untuk memodifikasi hukum?
tak seorang Kristen pun sempurna, meski demikian mereka mendapat perkenan Allah terlepas dari ketaatan yang tidak sempurna itu. tetapi bukan karena diri mereka sendirimereka diterima, melainkan oleh hubungan mereka denganYesus Kristus. orang orang percaya tidak mengandalkan perbuatan mereka yang tidak sempurna itu untuk memperoleh pembenaran melainkan mengandalkan karya Yesus Kristus.
akhirnya, harus dipahami bahwa hukum hukum Allah bukanlah semata mata peraturan yang diturunkanNya dimana ia bisa, kalau ia mau, membatalkan ataupun memodifikasinya. hukum hukum ALlah merupakan ungkapan natur moralNya sendiri. ia kudus, adil, dan baik. karena itu hukum hukumNya kudus, adil, dan baik. hukumNya tidak dapat menuntut kurang dari kekudusan keadilan dan kebaikan. hukum hukum Allah tidak dapat dibatalkan ataupun dimodifikasi kecuali apabila naturNya juga dapat diubah ubah....
dari sinilah berangkat keyakinan bahwa Allah tidak dapat mengampuni kesalahan seseorang kecuali suatu cara penebusan telah dilakukan atas dosa orang tersebut. kekudusan, keadilan, dan kebaikan Allah harus dipenuhi sebelum orang dapat dibenarkan. hukum harus digenapi. pada saat inilah kita menerima injil dengan sukacita, karena hanya itulah satu satunya cara orang berdosa dibenarkan.
Ceramah 11. pembenaran, kehidupan, dan kematian Kristus
pembenarna dan kedatangan Kristus yang kedua kali ditunjukan oleh Alkitab sebagai dua hal yangberhubungan dengan hukum Alla. tuntutan hukum Allah menjadi Alasan mengapa kita perlu pembenaran; Kristus datang memenuhi hukum itu. karena itu pembenaran dan kedatangan Kristus harus saling berhubungan satu dengan yang lain. orang Kristus setuju bahwa Kristus menaati semua kehendak ALlah dan bahwa pembenaran kita berasal dari ketaatan itu. akan tetapi, tidak semua sepakat tentang bagaimana pembenarnan itu dimungkinkan oleh ketaatan Kristus.
ada yang berpendapat bahwa ketaatan Kristus menjadi penyebab kasih Allah kepada orang berdosa. ada juga yang berpendapat bahwa karena ia adlah kasih, Allah dapat bersikap murah hati kepada orang berdosa sehingga mereka tidak memerlukan penebusan, seolah olah kasih Allah tidka memungkinkanNya marah menentang dosa. Allah tidak memungkinkan bahwa kedua pandangan ini salah, dengan cara berikut ini:
i. Alkitab menunjukkan dengan sangat jelas bahwa adalah ujuan kekal Allah untuk membenarkan orang berdosa melalui Kristus dan dengan ini menyatakan kesempurnaan natur ilahiNya. misalnya, kita baca didalam Alkitab tentang "maksud abadi, yang telah dilaksanakanNya dalma Kristus Yesus Tuhan kita" (Ef. 3:11). karena itu ketaatan Kristus terhadap hukum ALlah bukan sebab dari kasih Allah kepada orang berdosa. sebaliknya, merupakan kasih kekal ALlah yang membentuk tujuan dikirimkannya Kristus untuk memenuhi hukumNya dan mati abgi orang berdosa. keselamatan kita menyatakan bahwa natur Allah adalah kasih.
lebih dari itu, rencana keselamatan Allah menyatakan fakta bahwa Allah adalah Trinitas. Alkitab mengajarakan bahwa ALlah bapa mengirimkan Anaknyamenjadi juruselamat dan Allah Roh kuuds mengaplikasikan keselamatan itu pada orang berdosa. ALkitab dengan jelas memperlihatkan bahwa ketiga pribadi ilahi in bersepakat untuk melaksanakan rencana keselamatan. orang orang percaya dapat menghibur diri mereka bahwa keselamatan terletak pada tujuan yagn satu dan kekal dari ketiga pribadi Allah. keselamatan menyatakan natur ketiga Pribadi Allah.
Alkitab juga menyatakan dengan jelas bahwa Allah dapat mengalami kasih dan murka yang kudus pada saat bersamaan. adkaha orang yang begitu dikasihi Alah seperti sang anak? namun adakah orang yang begitu sangat menderita oleh karena murka yang kudus terhadap dosa sebagaimana dialami Kristus di kayu salib? jadi, dalam pembenaran orang berdosa, kasih Allah dipuaskan. orang berdosa diselamatkan oleh kematian Kristus bagi mereka, dan murka kudus Allah dipuaskan. dosa diterbus oleh kematian Kristus. Allah menunjukkan kesempurnaan keadilan dan kasihNya yang kekal melalui rencana keselamatan dengan cara yang belum pernah terjadi dimanapun.
ii. Alkitab menyatakan bahwa Kristus menyelamatkan dan memnyelamatkan dan membenarkan umatnya dnegan cara menjadi pengganti bagi mereka. ia bukan sekadar nabi yang mengajar mereka; bukan sekadar raja yang memerintah mereka; Kristus adalah seorang imam dan korban, seorang wakil umatNya.
ada orang yang meragukan mungkinkah seseorang dapat dengan cara ini begitu saja mengambil alih hukuman yang diperuntukkan bagi orang lain. mereka beranggapan bahwa orang yang berdosa harus dihukum. jawabannya ialah bahwa orang yang berdosa harus dihukum. jawabannya ialah bahwa dengan menjadikan adam sebagai wakil ras manusia, Allah telah menggunakan Metode seorang menggantikan semua yang lain (Rm. 5:19). jika Allah menggunakan metode perwakilan ini, maka pastilah itu merupakan metode yang benar. akrena itu, sebagaimana halnya kesejahteraan orang banyak tergantung pada Kristus.
Agar Kristus dapat menjadi pengganti yang sejati, maka ia "lahir dari seorang perempuan, dan takluk kepada hukum taurat" (Gal. 4:4). dengan kata lain, ia memiliki natur manusia yang sama dengan umatNya dan harus memenuhi Tuntutan hukum yang sama dengan yang gagal dipenuhi umatnya. karena kesamaan ini, Kristus menjadi pengganti sah yang memenuhi syarat bagi umatNya.
iii. Alkitab mengatakan bahwa karya Kristus sebagai juruselamat termasuk inkarnasiNya, hidup yang taat sepenuhnya kepada Bapa, dan penderitaan serta kematianNya (Flp. 2:8). kesatuan natur manusia dan ilahi dalam Kristus merupakan kualifikasi yang unik yang membuatNya memenuhi syarat sebagai mediator antara Allah dan manusia. hanya Allah yang dapat menyuruh kemarahan Allah. tampaknya seperti tidak mungkin. jika semua orang berdosa diseluruh dunia memberikan dirinya untuk dikorbankan, pengorbanan itu masih belum cukup. tetapi didalam Kristus, natur ilahi dan manusia begitu menyatu sehingga manusia yang sempurna itu memenuhi syarat sebagai korban, yang juga memiliki nilai natur Allah yang tak terhingga. dengan kata lain, inkarnasi Kristus memungkinkan segala kesempurnaan KaryaNya sebagai mediator.
karyaNya termasuk menjadi pelayanan Allah yang sempurna sepanjang hidupNya dan menjadi pengganti bagi umatNya dalam kematiaannya. oleh sebab itu, Kristuslah satu satunya mediator yang sempurna antara Allah dan manusia. berbagai sebab kematiannya kehendak Allah kerelaanNya sendiri, kasihNya, kejahatan orang orang yang membenci Dia, pekerjaan iblis, dan sebagainya. tetapi satu alasan terbesar bagi kematiannya adalah dosa umatNya (Yes. 53:5). hukum Allah menuntut hukuman atas dosa dan ketaatan yang benar. didalam Kristus, keduanya digenapi; bukan demi diriNya, melainkan demi ornag lain.
iv. Alkitab mengatakan kepada kita bahwa apa ayng Kristus lakukan sepenuhnya memenuhi tuntutan hukum Allah. Kristus menaati semua tuntutan hukum dan membayar semua penalti hukum. karena itu Ia sungguh sungguh menghasilkan keselamatan bagi semua yang oleh mereka ia mati; hukum tidka lagi berkuasa atas mereka.
ada orang yagn berpendapat bahwa hasil karya Kristus hanya dapat diperoleh orang berdsoa yang sekarang sedang melakukan pekerjaan baik mereka sendiri, pandangan seperti itu bukan hanya menghalangi kita menerima keselamatan penuh sekaligus, melainkan kita menerima keselamatan penuh sekaligus, melainka juga menghina Kristus dengan tidak menghormati karyaNya. sebaliknya, kita memahami ajaran ALkitab bahwa, sebagai hasil kesempurnaan karyaNya yang menyelamatkan sekarang Kristus memiliki "kuasa di sorga dan di dunia" untuk memberikan hidup kekal bagi mereka yang dipilihNya. jadi apakah memang diperlukan usaha kita sebagai tambahan kepada karya Kristus itu?
v. pembenaran orang berdosa dimungkinkan, menurut Alkitab, karena Kristus telah memenuhi tuntutan hukum dan keadilan Allah. Allah bukan semata mata membatalkan hukum atas dosa, bukan juga mengabaikan tuntutan keadilanNya. karena kalau demikian sama saja dengan membuat keadilanNya. karena kalau demikian sama saja dengan membuat keadilanNya tidak penting. yang terjadi ialah, keadilan Allah dijunjung tinggi karena Kristus memenuhi tuntutan Allah dengan sempurna.
sebagai ringkasan, pembenaran didasarkan atas kematian Kristus (Rm. 5:9-10). hal ini berkaitan dengan ketaatan Kristus (Ibr. 5:8); dengan kebenaranNya (Yes. 45:24-25); dengan namaNya(1kor. 6:11); dengan pengatuhanNya (Yoh. 17:3-4). untuk mendapat perkenan Allah, umat tebusan Kristus bergantung sepenuhnya pada kesempurnaan segala aspek hasil karya Kristus. baca Yeremia 23:6.
oleh kemampuan Kristus yagn sedemikian rupa. sekali lagi kita melihat bagaimana rencana keselamatan menyatakan aspek yang berbeda beda dari antur Allah yang mulia. kemuliaan Allah tampak di wajah Yesus Kristus. dengan demikian, pembenaran kita timbul dari kehendak kekal Allah untuk menunjukkan kemuliaanNya sendiri melalui keselamatan kita. betapa luar biasa penghiburan karena memiliki keyakinan ini dan karena tahu bahwa kehendak ALlah kini ditinggikan dan sepenuhnya di genapi bagi kita!
ceramah 12. karya Kristus adalah satu satunya landasan pembenaran kita
banyak orang yang sepakat bahwa pembenaran kita berkaitan dengan karya Kristus sebagai juruselamat dan mediator. tetapi mereka tidak sepakat bahwa pembenaran tergantung hanya kepada karya Kristus saja. sebagaimana kita lihat didalam bab sebelumya, ada yang berpendapat bahwa apa yang Kristus lakukan sebenarnya tidak mungkinkan kita dibenarkan jika kita menambahkan perbuatan baik kita sendiri pada karya Kristus. karena itu perlu bagi kita untuk cukup yakin bahwa kebenarna Kristus adalah satu satunya landasan pembenarna kita. Alkitab mengajarkan bahwa demikianlah halnya; ada empat sebab:
i. kebenarna dimana kepadanya pembenaran bergantung secara bervariasi digambarkan sebagai "kebenaran Kristus,";"kebenaran oleh iman;" "ketaatan dari satu orang," dan sebagainya. yang terpenting, kebenaran itu disebut "kebenaran Allah." dari semua frasa ini jelaslah bahwa tidak ada kebenaran yang diusahakan baik oleh orang yang diselamatkan ataupun tidak diselamatkan yang termasuk dalam deskripsi pembenaran mereka.
apabila kebenaran kita dapat membuat kita berkenan kepada Allah, maka tentulah "kebenaran Allah" tidak diperlukan. apabila "kebenaran Allah" tidak diperlukan. apabila "kebenaran Allah" diperlukan, maka tidka ada kebenaran manusia yang berguna; baca Roma 3:20-22. Alkitab menyatakan dengan jelas bahwa pembenarna berlandaskan pada "kebenaran Allah," Alkitab tidak pernah mengatakan bahwa kebenarna manusia diperlukan agar kita mendapat perkenan Allah.
tetapi apa aygn dimaksud dengna frasa "kebenarna Allah?" ada yang berpendapat bahwa maksudnya semata mata metode Allah yang membenarkan orang berdosa. dalam hal itu, kebenaran ALlah tidak akan berarti hasil karya yang dapat ditransfer kepada orang lain. tetapi interpretasi ini tidka akan sesuai dengan ayat ayat seperti "Kristus Yesus, yang oleh Allah... membenarkan kita" (1kor. 1:30). maksudnya ayat ini pastilah bahwa karya kehidupan Kristus yang benar serta kematian yang dijalani sebagai bukti ketaatan, memang diberikan kepada kita. jadi "kebenaran Allah" tidak dapat memiliki arti semata amta metode Allah dalam menjadikan ktia benar melainkan harus memiliki arti nilai hal hal yang benar yang dilakukan oleh Allah dalam Kristus.
deskripsi lain dari kebenaran ini, seperti "kebenarna Kristus," atau "ketaatan dari satu orang," juga mengonfirmasi bahwa kebenaran yang padanya dalam mana pembenarna bergantung bukanlah metode ilahi tentang sebuah karya melainkan hasil karya yang sesungguhnya dari Kristus melalui hidup dan matiNya.
ii. orang orang percaya dibenarkan oleh nilai kebenaran yang dikenakan pada mereka ini. akan tetapi pembenarran tidka menjadikan karakter mereka benar secara pribadi. misalnya, kesalahan yang dilakukan onesimus terhadap filemon dibebankan kepada paulus (flm. 18). tetapi kesalahan itu sebenarnya tidak dilakukan oleh paulus. yang bersalah tetap onesimus. dengan cara berpikir yang sama, akrena kebenarna Kristus diperhitungkan kepada kita, tidak berarti dapat dikatakan bahwa kita telah melakukan semua perbuatan yang menghasilkan pembenaran ini.
demikian juga, dosa dosa kita telah ditanggungkan pada Kristus ketika ia mati menggantikan kita. akan tetapi tidak pernah dikatakn bahwa ia melakukan semua dosa itu. jad, ketika kebenarannya diperhitungkan atas kita, ketika kebenarannya diperhitngkan atas kita, tidak berarti bahwa ktia telah sungguh sungguh hidup benar.
iii. bahkan ketika kebenaran Kristus diperhitungkan kepada orang berdosa yang mana pun juga, tetap saja itu merupakan kebenaran Kristus. kebenaran ini, tentu saja, dilimpahkan kepada orang berdosa, tetapi tidak pernah pergi berhenti menjadi milik Kristus. orang berdosa itu tidak pernah berkata, "sekarang aku dapat memperoleh hidup kekal sebagai upah kebenaranku sendiri." kebenaran hanya menjadi milik kita karena kita dipersatukan dengan Kristus. kebenarna kita da "didalam dia."
iv. segala yang dilakukan Kristus dalam menaati sepenuhnya kehendak bapaNya dan dalam memberikan dirinya sendiri di kayu salib, dilakukanNa sebagai pengganti bagi umatNya. karena itu, kepada mereka dibenrikan seluruh hasil yang diperoleh Kristus. pembenaran ayng diterima orang berdosa lengkap dan sempurna. mereka tidak memerlukan apa pun lagi untuk melengkapi penerimaan Allah atas mereka.
ada yang berpendapat bahwa dotrin imputasi ini seperti namaNya, mengimputasikan artinya kredit dari hal aygn baik, atau jahat, tergantung mana yang dimaksud ditransfer dari satu orang kepada yang lain adalah teori yang ditemukan oleh manusia. karena itu, mereka tidak percaya bahwa semua orang berdosa karena dosa adam jga mereka tidak eprcaya bahwa seseorang dibenarkan semata mata oleh ketaatan Kristus. terhadap hal ini, harus dikatakan bahwa mengimputasikan dosa dan mengimputasikan kebenarna adlaha fakta yang dinyatakan didalam Alkitab adalah untuk kita percayai: "didalam Tuhan kebenaran dan kekuatanku; bahkan kepada dia semua orang akan datang... didalam Tuhan seluruh keturunan israel akan dibenarkan dan akan bermegah" (Yes. 45:24-25). tidak ada kebenaran bagi kita dengan cara yang lain selain oleh kebenara bagi kita dengan cara yang lain selain oleh kebenaran Kristus yang diperhitungkan sebagai milik kita.
Ceramah 13. pembenaran sehubungan anugerah Allah dan usaha manusia
ada roang yagn berpendapat bahwa apabila pembenaran merupakan pemberian bagi kita oleh anugerah Allah, maka tidak mungkin hal itu merupakan hasil pembayaran tebusan. tetapi paulus tidka menemukan kesulitan dalam menghubungkan anugerah Allah dan karya penebusan Kristus dengan pembenarna kita: "oleh kasih karunia (anugerah) telah dibenarkan dengan cuma cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus" (Rm 3:24).
kita tidak boleh berpikir bahwa anugerah ALlah bagi kita merupakan salah satu hal yang dihasilkan oleh karya penebusan Kristus. sebaliknya, karya penebusan Kristus mengalir dari anugerah Allah bagi kita. karena itu pembenaran adalah oleh anugerah dan melalui pembayaran tebusan oleh Kristus.
pembenarnan sebagai pemberian Allah yang rahmani dalam Alkitab selalu terkait dengan iamn dan anugerah dan tidak pernah dengan tindakan apa pun yang orang berdosa dapat lakukan (Rm. 3:16). sebaliknya paulus menekankan perbedaan yang sangat besar antara percobaan pembenaran dengan usaha manusia dan pembenaran yang diterima "oleh karena iman dalam Kristus Yesus'"(Gal. 2:16). jelaslah, pembenarna ALkitabiah berkaitan dengan anugerah dan iman, bukan dengan usaha manusia.
kita dapat dengan mudah melihat mengapa orang berdosa tidak dapat dibenarkan oleh usaha mereka sendiri. mereka bersalah karena telah berdosa. karena itu, sebagai orang orang bersalah, tidka mungkin mereka dapat menawarkan pekerjaan yang baik! hukum Allah harus menetapkan mereka bersalah; hukum itu tidak dapat menyebut mereka benar, ataupun menyetujui usaha pekerjaan mereka.
ada orang yang berpendapat bahwa satu satunya hukum yang harus diataati agar beroleh pembenaran dalam pandangan ALlah ialah hukum secremonial fisik sebagaimana diberikan kepada orang Yahudi. jika demikian, masih mungkin seseorang melakukannya. tetapi, ketika paulus menulis tentang hukum yang harus ditaati dnegan sempurna dan yang karenanya tidak pernah dapat menunjukkan bukan tindakan seremonial melainkan hukum moral Allah yang universal (Rm. 3:10-20).
lebih dari itu, ketika paulus menulis tentang Abraham yang dibenarkan, ia menunjukkan bahwa hal ini terjadi sebelum upacara sunat diperkenalkan (Rm. 4:3); BDK. kej. 15:6. sunat belum diperintahkan sampai kej. 17). jelaslah, Abraham bukan dibenarkan karena menaati hukum seremonial yang mana pun. jadi kita tidak dapat setuju bahwa kebenarna adalah semata mata masalah pelaksanaan seremonial fisik.
Allah menuntut agar hukum moralNya ditaati dengan sempurna. karena itu, sejauh berhubungna dengan masalah orang berdosa, "oleh perbuatan hukum tak seorang pun dibenarkan di hadapNya." pekerjaan yang baik tidak dapat dilakukan oleh orang yang bersalah. agar dapat disebut "baik" dalam pandangna Allah, sebuah tindakan haruslah:
1. sesuai dengan kehendakNya
2. dilakukan karena ketaatan
3. datang dari motivasi yang benar
4. merupakan ungkapan kasih kepada Allah
5. mendatangkan kemuliaan Allah
jadi pembenaran tidak pernah mungkin jika didasarkan atas usaha manusia yang bersalah, yang tidka pernah dapat menunjukkan satu pun pekerjaan yang "baik" yang memenuhi kelima syarat ini.
bahkan dalam diri orang percaya, pembenaran tidak didasarkan atas pekerjaan baik mereka yang mana pun. orang orang percaya tentulah harus melakukan pekerjaan yang baik (Ibr. 13:15-16), yang merupakan hasil iman mereka, sebagaimana dieprlihatkan dengan jelas dalam contoh contoh ibrani 11. semua pekerjaan baik ini yang adalah hasil dari iman, merupakan bukti pembenaran yang, sebagaimana kita lihat, adalah oleh iman. pekerjaan baik orang percaya tidak mungkin merupakan alasan pembenaran kalau hal itu merupakan bakti adanya pembenaran!
terlebih lagi, bahkan pekerjaan baik orang percaya tidak sempurna (gal 5:17). meskipun pekerjaan baik ornag percaya lebih menyenangkan Allah daripada pekerjaan jahat orang yang tidka eprcaya, keduanya masih belum sempurna, karena tidaka ada orang percaya aygn sempurna secara rohani dalam hidip ini, tentunya, semakin dewasa seorang percaya secara rohani, semakin mereka menghargai betapa seriusnya dosa mereka. jadi bahkan pekerjaan baik orang eprcaya tidaklah cukup baik untuk memperoleh pembenaran.
pembenaran oleh anugerah dan iman tidak bertentangna dengan kebutuhan ornag percaya untuk menerapkan buak yang baik dari Roh dalam hidup mereka, tetapi bertentangan dengan anggapan bahwa semua pekerjaan baik itu sebagai alasan pembenarna orang percaya (Flp.3:7-9).
ceramah 14. pembenaran sehubungan dengan iman
ada orang yang berpendapat bahwa meskipun kita tidak dapat apa pun yang kita lakukan, namun iman itu sendiri merupakan tindakan yang memberikan hasil yang hingga taraf tertentu, membuat pembenaran kita dimungkinkan. dalam hal Abraham, ALkitab mengatakan bahwa imannya diperhitungkan kepadanya sebagai kebenarna (Rm. 4:3). ada yang berpendapat bahwa karena itu iman abraham menjadi alasan pembenaran, dan bahwa memiliki iamn sama dengan pembenaran.
kebenarna secara bervariasi digambarkan didalma Alkitab sebagai "dari iamn," "kepada iman,""oleh iman" dan "melalui iamn," jelaslah ada hubungan yang dekat antara pembenaran dengan iamn; tetapi juga bahwa tidka mungkin ada dua nama untuk hal yang sama apabila kedua hal itu harus dihubungkan oleh preposisi "dari," "kepada,""oleh,"dan "melalui."
kalau begitu bagaimana caranya kita mengerti ayar "Abraham mempercayai Allah dan hal itu diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran?" ada dua cara bagaimana ayat ini bisa dimengerti.
i. kata "iman" sering kali digunakan dengan makna buakn tindakan mempercayai melainkan kebenaran yang dipercayai, misalnya "iman ayng telah disampaikan kepada orang orang kudus" (Yud. 3). apabila kata "iman" gunakan tentang abraham dalam hal ini, maka hal berarti bahwa Kristuslah (tunas yang dijanjikan) yang perhitngkan kepada Abraham sebagai kebenaran, karena janji tunas itu adalah kebenran yang diyakini Abraham (kej 15:5-6).
ii. ada juga ayng ebrpendapat bahwa istilah "iman" harus dipahami sebagai tindakan Abraham yang mempercayai. Allah dapat melihat bahwa iman ini adalah ima murni. Allah dapat melihat bahwa iman ini adalah im murni yang menyelamatkan. karena itu iman yang diketahui ALlah akan menghasilakn kebenarna; itulah yang akan membuat Abraham menaati ALlah. sebagaimana sebuah tunas memiliki potensi buah didalamnya, demikian juga iman ini melahirkan kepastian akan keselamatan penuh bagi Abraham; karena itu ia kemudian dianggap telah dibenarkan.
frasa yang digunakna tentang iman Abraham, :bagi kebenarna" atau "sebagai kebenaran" atau "sebagai kebenaran" berarti dalam Roma 4:3, secara harfiah "menuju kebenaran." jelaslah dari sini bahwa pembenaran dan iman, meskipun sangat terkati, tidaklah sama. iamn tidak sama dengan kebenaran yang menyediakan pembenarna; melainkan iamn "memandang ke arah" pembenaran.
iman digambarkan sebagai pemberian ALlah (Flp. 1:29). dan iman ini merupakn anugerah Rohani yang menghasilkan ketaata kepada kehendak Allah dalam hidup kita. namun, sebagaimana kita lihat, ketaatan oleh iman bukanlah kebenaran yang membuat kita diterima oleh Allah. iamn ayng taat adalah Alat untuk menerima kebenaran Kristus. iman adalah alat yang dihasilkan oleh kebenaran. makan itu perlu uitnuk kesehatan Tubuh kita, tetapi sebenarnNya makanna yang kita makan adalah menyehatkan tubuh kita. demikian juga, iman perlu dalam menerima kebenaran tetapi kebenaran Kristuslah yang sesungguhnya membenarkan kita.
iman adalah satu satunya alat untuk menerima pembenaran. pembenarna bukan oleh iman plus pengetahuan bahwa seseorang termasuk umat pilihan. pembenarna bukan oleh iman Plus sejumlah pertobatan ats dosa. benar bahwa tak seorang pun akan percaya kecuali mereka dipilih Allah dan diyakinkan atas dosa mereka dan kebutuhan akan seorang juruselamat, tetapi semata mata iman kita dalam janji keselamatan dari Allah dalam Kristus bagi oragn berdosa yang membawa dari Allah dalam Kristus bagi orang berdosa yang membawa pembenaran, bukan apa pun yang kita ketahui atau rasakan.
alasan mengapa iman saja sebagai alat kita menerima pembenarna ialah karena hanya dengan mempercayai dan bukan dengan alasan lain kita dapat bersandar pada karya Kristus yang menyelamatkan. bukan kesedihan atas dosa yang mempersatukan kita dengan KRistus. bukan anugerah rohani kasih dan pengharapan yang menjadikan kita bagian dari kebenaran Kristus. melainkan oleh penggunaan iman sehingga orang berdosa bersandar pada Kristus bagi keselamatannya.
segala anugerah yang lain hadir ketika iman yang sejati hadir, karena iman adalah bagian dari seluruh kehidupan orang percaya melalui karya Roh Kudus. tetapi iman itulah khususnya yang berhubungan dengan pembenaran secara langsung lebih dari anugerah yang lainnya.
ceramah 15. pembenaran dan karya Roh Kudus
perubahan rohani dalam kehidupan orang percaya yang disebut "ciptaan baru" (2kor. 5:17) adalah karya Roh kudus. akan tetapi adalah sesuatu kesalahan jika berpendaat bahwa pembenaran tergantung pada karya Roh kudus didalam diri orang berdosa. pembenaran, sebagaimana telah kita lihat, tergantung pada hidup dan mati Kristus bagi orang berdosa.
penting untuk tidak mengacaukan kedua aktivitas ilahi ini. karena pembenaran tergantung pada karya Kristus yang kini telah selesai, pembenarna kita telah sangat sempurna. apabila hal itu bergantung pada karya Roh dalam kita, pembenaran kita akan masih sangat tidak lengkap karena karya Roh dalam kita belumlah lengkap.
ketiga pribadi dalam trinitas Allah sepakat akan tujuan keselamatan bagi orang berdosa. namun ALkitab juga menunjukkan bahwa masing masing pribadi ilahi memiliki tugas yang berbeda beda untuk melaksanakan rencana ini. bapa digambarkan sebagai yang mengasihi orang yang ditebus dan mengirimkan anakNya untuk menjadi juruselamat mereka. anak digambarkan sebagai yang memenuhi kehendak bapa dari menanggung dosa kita didalam tubuh sendiri. Roh digambarkan sebagai dikirim oleh anak dari bapa untuk memberi kesaksian tentang Kristus, untuk meyakinkan dosa dna untuk berdiam didalam diri orang percaya.
karena itu kita harus membedakan antara apa yang Kristus lakukan bagi kita dan apa yang Roh lakukan dalam kita. dan pembenaran muncul dari karya Kristus bagi orang berdosa, sebagaimana telah kita lihat sebelumnya.
karya Roh perlu bagi penyelamatan kita sebagaimana halnya karya Kristus (1Kor. 6:11). tetapi kedua karya itu mengerjakan tujuan yang berbeda. karya Kristus memperdamaikan kita dengan Allah dengan cara menyingkirkan kesalahan kita dan memberikan kepada kita kebenaran yang baru. karya ROh sesungguhnya mengubah kehendak kita dan membuat kita mempercayai dan mengikuti Kristus. Kristus menghasilkan keselamatan itu pada kita. Roh kudus mengaplikasikan keselamatan itu pada kita. karya Roh kudus ialah bersaksi bagi Kristus (Yoh. 15:26). karena itu karya Roh kudus bukanlah penyebab penebusan kita melainkan konsekuensi penebusan yang telah dihasilakn oleh Kristus; hal in merupakan bukti dari, dan bukan alasan untuk, pembenaran kita.
sementara memang benar karya Kristus dan karya Roh Kudus berbeda dalam hal tujunnya masing masing keduanya tidak boleh dipisahkan satu dari yang lain. tak seorang pun yang dibenarkan bisa gagal diperbarui; tak seorang pun diperbarui bisa gagal dibenarkan. disinilah maksudnya, baik disadari maupun tidak, dalam hidup setiap petobat sejati "berpindah dari maut kepada hidup." pada saat itu, pembenarna dan regenerasi oran gpercaya telah terjadi pada waktu yang bersamaan. Roh kudus telah mengaplikasikan hasil karya Kristus kepada orang berdosa dan pada saat yang sama menghasilkan didalam diri orang berdosa itu kupercayaan dan kasih yang baru kepada Kristus.
apabila ditanyakan. ' bagaimana mungkin Allah ayng kudus memberikan RohNya kepada orang berdosa yang masih berdosa?", atau "bagaimanamungkin ALlah membenarkana seorang berdosa kepada siapa Roh kudus belum mengaplikasikan hasil karya Kristus? yang mana lebih dulu?", kita hanya dapat menjawab dengan mengingatkan bahwa tujuan belas kasih Allah terhadap umat pilihanNya bersifat kekal. selalu menjadi tujuanNya membenarkan dan meregenerasikan mereka. jadi baik pembenaran maupun regenerasi merupakan pemberian anugerah kekal yang sama. keduanya berasal dari tujuan kekal Allah. karena itu, tak satu pun dari antara keduanya, yang menjadi prioritas lebih utama dari yang lain.
kesimpulan dari buku ini
1. kita perlu mengerti bahwa doktrin Alkitab tentang pembenarna ini merupakan salah satu injil Kristen yang paling mulia. apda iman lain yang mana pun tidka terdapat penyelesaian yang lengkap tentang masalah bagaimana Allah yang kudusdapat membenarkan orang berdosa tanpa mengecilkan dosa atau menyangkal kebesaran kekudusan Allah. oleh doktrin ini, dosa ditebus; kekudusan ALlah dijunjung tinggi; dan pada saat yang sama orang berdosa diselamatkan!
2. kita perlu menyadari bahwa pada dasarnya hanya ada dua macam agama. ada agama yang mengajarkan bahwa pembenarna kita perlu dan sama sekali merupakan pemberian cuma cuma dari Allah melalui kebenaran Kristus sendiri, yang diterima oleh iman. inilah agama Alkitab.
ada juga agama yang berpendapat bahwa pembenarna kita bergantung kepada kekudusan dan ketaatan kita sendiri kepada Allah. hal ini, menurut kita, bertentangna dengan ajaran Alkitab dan karena itu merupakan agama palus. sejak masa awal gereja Kristus, telah ada perpecahan antara kebenaran yang menyelamatkan dengan kesalahpengertian tentang hal hal yang alkitabiah (gal. 1:3-7).
tentunya merupakan tugas kita untuk mengungkapkan apa yang benar yang dinyatakan oleh Allah didalam kitab suci. merupakan suatu hal yang sangat penting untuk mengikuti dengan benar jalan keselamatan yang Allah telah perlihatkan. tidak memiliki iman didalam jalan keselamatan Allah, baik karena ceroboh maupun karena kebencian akan kebenaran, disebut bersalah karena tidak percaya mungkin yang sangat fatal.