BAPTISAN ANAK haruskah anak anak kecil di baptis ?

teman teman gkin hosiana tersayang kita kali ini akan membahas tentang baptisan anak dalam buku yang sudah ditulis oleh orang orang pilihan Tuhan. yuk di simak.

1. baptisan adalah tandan dan meterai kovenan Allah akan pengampunan dosa
sebelum kita membahas permasalahan baptisan anak, kita harus mengerti dengna baik tentnag apakah baptisan itu. arti baptisan bisa disimpulkan sebagai berikut: baptisan adalah tandan dan meterai kovenan Allah akan pengampunan dosa. apakah yang terjadi pada saat baptisan? barangsiapa dibaptis, ia memberi dirinya dibasuh dengan air. hal ini disebutkan dalam kisah para rasul 8. Filipus diutus Tuhan untuk memberitakan Yesus kepada seorang sida sida dari etiopia. pada saat itu, orang tersebut langsung mengaku imannya dna langsung diizinkan unutk menerima baptisan: "lihat," dia berkata, "disitu ada air, apakah halangnanya, jika aku dibaptis?" sahut Filipus: " jika tuan percaya dengan segenap hati, boleh." dan keduanya turun kedalam air baik Filipus maupun sida sida itu, dan Filipus membatis dia ( kis 8:26-40). akan tetapi, dalam baptisan, bukannya permandian atau pemercikan itu yang penting; bukan juga penghapusan kecemaran jasmani yang menjadi tujuan baptisan. bandingkan 1petrus 3:21, " juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasanna, yaitu baptisan maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah oleh kebangkitan Yesus kristus." jadi, pembasuhan dengan air baptisan adalah suatu kiasan, suatu tanda dari pembasuhan dosa. hanya Allah sajalah yang bisa mengampuni dosa. Ia membasuh dosa didalam darah Kristus. bandungkan dengan 1 Yohanes 1:7 "tetappi jika kita hidup didalam terang, sama seperti dia ada didalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, anakNya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa" (bdk. juga wahyu 1:5b; 7:14; 1kor. 6:11). dengan demikian, baptisan adalah suatu tanda: baptisan memperlihatkan apa yang dikerjakan Allah dalam batin kita. air tidka bisa menghilangkan dosa dosa kita secara otomatis. air juga tidak mempunyai kekuatan gaib. ini terlihat dalam kisah Simon, si tukang sihir (kis. 8). Simon belum sungguh sungguh bertobat. walaupun ia telah dibaptis, hal itu sendiri tidak mengesahkan pengampunan bagi dosa dosanya (ayt 20-24). baptisan dan pengampunan dosa saling berkaitan (bdk. kis. 22:16), tetapi tidak bisa diidentikan. kita bisa membandingkannya dengan sebuah cincin kawin. cincin itu adalah lambang kasih, tetapi cincin itu sendiri bukan kasih. baptisan juga adalah materai pengampunan dosa. pada dokumen resmi, sebuah materai dapat ditempelkan sebagai tanda yang mengesahkan dokumen itu. dengan maksud yang sama ALlah mengesahkan jaminan bahwa orang percaya pasti memperoleh pembersihan dosanya sebagaimana tubuh lahiriah pasti bersih oleh pembasuhan dengan air. dengan memberikan tanda baptisan itu, Allah berjanji tentang apa yang dimaksudkannya melalui tanda tersebut. berdasarkan inilah maka paulus dapat berseru dalam Kisah Para Rasul 22:16, "bangunlah, berilah dirimu dibaptis dan dosa dosamu disucikan...."; dan di titus 3:5 ia menyebut baptisan itu "permandian kelahiran kembali." bandingkan juga dengan perkataan petrus dalam Kisah Para Rasul 2:38, "bertobalah dan hendaklah kamu masih masih memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus." 

2. baptisan adalah tanda diterimanya seseorang dalam kovenan dan dalam jemaat kristus

paulus berkata dalam 1 korintus 12:13, "sebab dalam satu roh kita semua, baik orang yahudi maupun orang yunani, baik budak maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh." barangsiapa dibaptis, maka orang tersebut terikat dengan Allah. bandingkan dengan peraturan baptisan yang diberikan kristus dalam matius 28:19,"....dan baptislah mereka dalam nama bapa dan anak dan Roh kudus." ungkapan "dalam nama" tidka sama dengan "atas nama" secara harfiah( dalam bahasa yunani) matius 28 berkata: ".... dan baptislah mereka kepada nama....." dengan kata lain, menjadi "manusia Allah trinitas," karena terika dengan bapa, anak, dan roh kudus. selanjutnya, seorang yang dibaptis adalah milik kristus, orang kristen. dengan demikian, kita ( kita semua telah dibaptis, Rm. 6:1-11) telah menjadi satu dengan kematian dan kebangkitan Kristus. jadi, setiap orang yang dibaptis menerima kebenaran dan kehidupan kekal berdasarkan iman, karena ia bersama dengan kristus. oleh sebab itulah, paulus bisa menulis kepada jemaat di Galatia, "karena kamu semua yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus" (Gal. 3;27).

3. baptisan itu sendiri tidak memberikan pengampunan dosa dan hidup kekal

baptisan tidak bekerja sebagai otomat, tetapi baptisan adalah tanda dan meterai kovenan Allah. barnagsiapa menerima baptisan ayng pada hakikatnya belum diselamatkan tetapi kemudian seakan akan menjadi murtad dan imannya menjadi lemah, orang itu tentu saja tidak menerima pengampunan dosa. sebagaimana simon, si tukang sihir itu, yang walaupun telah dibaptis, namun tidak percaya dnegan sungguh sungguh. orang tersebut pasti tidak akan menerima karunia karunia yang diberikan Allah kepada orang yang beriman. sifat pembasuhan dosa, yang dijanjikan Allah dalam baptisan, sama halnya dengan apa yang paulus katakan dalam Roma 3:21-22 tentang "kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya." jadi, didalam baptisan terdapat terdapat suatu tuntutan iman. bandingkan dengan perkataan Tuhan Yesus sebelum terangkat ke sorga, "siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum" (Mrk. 16:16). maka, barang siapa yang tidak percaya akan dihukum, walaupun sudah menerima sakramen baptisan (baik baptisan anak maupun baptisan dewasa), karena baptisan itu sendiri tidak menghasilakn keselamatan bagi orang tersebut.

4. dalam perjanjian lama: sunat adlaah tanda penerimaan kedalam kovenan

dalam kitab kejadian telah disebutkan bagaimana Allah membarui kovenanNya dengan Abraham: "aku akan mengadakan perjanjian (kovenan) antara aku dan engkau serta keturunanmu turun temurun menjadi perjanjian (kovenan) yang kekal, supaya aku menjadi Allahmu dan Allah keturuanmu " (kej. 17:7). dengan kovenan ini Tuhan berjanji kepada Abraham dan keturunannya, " aku akan menjadi Allah bagimu. "oleh karena kasihNya, ia mengikatkan diri kepada Abraham dan keturunannya. akan tetapi, bersama dengan janjiNya itu, muncil juga tuntutanNya: "...hiduplah dihadapanku dengan tidak bercela" (kej. 17:1). Tuhan menuntut kasih dan ketaatan manusia sebagai jawaban atas pekerjaan baikNya yakni segala perbuatan perbuatanNya yang baik bagi manusia. sebagai tanda kovenan ini, ia memberikan sunat: "inilah perjanjianKu, yang harus kamu pegang, perjanjian antara aku dan kamu serta keturuanmu, yaitu setiap laki laki diantara kamu harus disunat; haruslah dikerat kulit khatanmu dan itulah akan menjadi tanda perjanjian antara aku dan kamu" (kej. 17:10-11). perintah ini harus tetap dipegang secara teguh: "dan orang yang tidka disunat, yakni laki laki yang tidka dikerat kulit khatannya, maka orang itu harus dilenyapkan dari antara orang orang sebangsanya: ia telah mengingkari perjanjianku (kovenanku)" (kej 17:14).

5. dalam perjanjian lama, siapakah yang harus disunat itu?

dalam perjanjian lama, siapakah yang harus diberii tanda kovenan, yakni sunat itu? kejadian 17:12-13 menjawabnya secara teliti: "anak yang berumur delapan hari haruslah disunat, yakni setiap laki laki diantara kamu, turun temurun: baik yang lahir dirumahmu, maupun yang dibelu dengan uang dari salah seorang asing, tetapi tidka termasuk keturunanmu. orang yang lahir dirumahmu dan orang yang engkau beli dengan uang harus disunat....." jadi, tanda kovenan itu adalah utnuk Abraham dan utnuk semua hamba yang bekerja dalam rumah tangganya dan untuk anak anak laku laku abraham. dengan taat Abraham melaksanankan perintah ini. pertama tama ismael, dan kemudian ishak. dan sejak zaman abraham ini hingga permulaan perjanjian baru, sunat tetap berfungsi sebagai tanda kovenan (bdk im. 12:3; luk.2:21; kis.15:1-21; 1kor.7:17-19). apakah kovenan ALlah dalam masa perjanjian lama hanya bagi orang laki laki dan anak anak lelaku saja? tidak! karena kovenan Allah dalam perjanjian lama jelas untuk abraham dan keturuanannya, yakni bagi semua orang yang percaya dan semua anak anak mereka. namun dalam perjanjian lama, Tuhan memangdang bahwa cukup hanya orang laki laki dan anak laki laki saja yang menerima tanda kovenan itu.

6. didalam sunat terkandung tuntutan iman

sejak penetapan sunat, semua laki laki Israel harus disunat pada hari kedelapan. maka, bolehkah kita menyimpulkan bahwa ALlah tidka menuntut keberadaan iman? (bukankah karena anak anak itu belum bisa mengakui kepercayaan mereka?) sama sekali tidak! tanda sunat itu diterima Abraham justru "sebagai meterai kebenaran berdasarkan iman yang ditunjukkannya, sebelum ia bersunat" (Rm 4:11). pada masa perjanjian lama, pengampunan dosa diperoleh bukan karena telah memenuhi tuntuta hukum taurat, melainkan hanya oleh anugerah Allah berdasarkan karya Yesus Kristus. jadi, itu merupakan suatu pemberian yang diterima oleh orang perjanjian lama hanya melalui iman (bdk. Rm.4). "sebab tidak seorang pun dapat dibenarkan dihadapan ALlah oleh karena melakukan huku taurat..." (Rm. 3:20). dengan demikian, kalimat ini juga berlaku untuk masa sebelum Kristes dilahirkan. dalam masa perjanjian lama, pergaulan dengan Allah dan pengampunan dosa serta hidup yang kekal hanya bisa diwujudkan oleh orang yang "buka hanya bersunat, tetapi juga mengikuti jejak iman Abraham, bapa leluhur kita, pada masa ia sebelum disunat" (Rm. 4:12). hal yang sama ditunjukkan oleh yeremia ketika ia menegur bangsa Tuhan, "sunatlah dirimu bagi Tuhan, dan jauhkanlah kulit khatan hatimu...." (Yer. 4:4). jadi pada saat itu, kovenan Allah pun disertai dengan tuntutan iman. agar bisa menerima tanda kovenan tersebut, iamn tidka berfungsi sebagai syarat bagi sunat. dengan kata lain, Allah berkata kepada setiap orang yang disunat, "berjalan dihadapku hiduplah dengan hati yang tulus; teladanilah jejak langkah iman abraham, bapamu." jelaslah bahwa ia tidak menuntut iman orang yang disunat sebagai syarat abgi sunat seseorang tidak harus memenuhi tuntutan kovenan sebelum bisa menerima janji kovenan. jadi, meterai kebenaran oleh oman (yaitu sunat), diterima oleh anak anak itu pada hari kedelapan, walaupun mereka sendiri belum bisa percaya atau memahami isi iman itu sendiri.

7. tidak semua orang yang disunat memperoleh semua yang dijanjikan kepadanya dalam kovenan 

anak anak lelaku keturunan abraham telah menerima meterai kebenaran iman (yakni suant) pada hari kedelapan dari kehiduapn mereka, yaitu sebelum merek sendiri percaya. memang Allah menuntut iman dari ketururanan abraham, yaitu hidup secara saleh dihadapan hadiratNya. namun, tetap ada kemungkinan bahwa seorang yang telah disunat kemudian tidak mau melayani Tuhan. orang semacam ini telah menerima janji dalam kovenan Allah,tetapi ia sendiri tidak mau hidup dalam persekututan dengan Tuhan . dengan kata lain, ia tidak memenuhi tuntutan kovenan dan pada hakikatnya, orang demikian tidak akan mendapat apa yang telah dijanjikan kepadanya, karena dari pihak sendiri, ia telah emngingkari kovenan itu. salah satu contoh seorang yang mengingkari kovenan adalah ismael, yang menghina saudaranya, ishak (kej. 21). ALlah telah mengatakan kepada Abraham bahwa ia akan menggenapi kovenanNya melalui Ishak. melalui ishak Ia akan menjadikan keturunan abraham menjadi satu bangsa yang besar. dariapda bangsa itu akan lahir Kristus, juruselamat yang telah dijanjikan Allah kepada adam dan hawa (kej .3:15). perlawanan ismael menentang ishak adalah perlawanan menentang pekerjaan Allah. karena ketidakpercayaannya itulah maka ismael dibuang, walaupun ia telah disunat. contoh yang lain adalah esau, saudara yakub. esau jelas telah menghina hak kesulungannya; ia menjual hak itu untuk roti dan memasakan kacang merah. dengan demikian ia menyatakan bahwa ia tidak merindukan penggenapan janji Allah, yaitu kedatangan Kristus. karenanya esau dibuang Allah. ia tidak mendapat kebenaran iman meskipun ia sudah menerima tanda sunat. Allah benar benar telah mengadakan kovenannya dengan esau. sebagai anak kovenan ia telah menerima sunat. janji kovenan itu bukanlah sebuah tipuan. karena esau sendiri yang telah mengingkari kovenan itu, maka ia dibuang. ia tidak berkesempatan untuk memperbaiki kesalahannya, sekalipun ia mencarinya dengan mencucurkan air mata (lihat Ibr. 12:15-17). selanjutnya kata juga melihat bahwa TUhan telah emlepaskan uamt israe dari mesir dengan memakai musa. Tuhan telah berjanji bahwa ia akan memberikan tanah kanaan kepada umat israel. tetapi berulang kali mereka memperlihatkan ketidakpercayaan mereka. terutama ketika dua belas pengintai kembali dari tanah yang dijanjikan Allah kepada mereka. padahal sebagai keturunan israel (yakub), mereka memiliki kovenan itu. tetapi mereka tidak menerima apa yagn telah dijanjikan Allah kepada mereka, walaupun semua laki laki dari antara mereka telah disunat. meskipun banyak karunia (yang bersifat rohaniah), yang Allah berikan kepada mereka dipadang gurun, tetapi hal ini, ibrani 4:2 mengatakan "diberitakan juga kabar kesukaan ..... kepada mereka, tetapi firman pemberitaan itu tidak berguna bagi mereka, karena tidak bertumbuh bersama sama oleh iamn dengan mereka yang mendengarnya."

8. hak istimewa yang diperoleh bersama tanda sunat

jika tidak semua orang yang disunat menerima apa yang dijanjikan kepadanya, mengapa kita tetap menganggap sunat sebagai hak istimewa bagi bangsa milik Tuhan? dari pernyataan sebelumnya telah jelas bahwa orang orang yang mendapatkna hak istimewa sunat boleh hidup dalam kovenan, yaitu dalam pergaulan dengan Tuhan, dan bahwa mereka mendengar janji janjinya. Allah berkata kepada setiap orang yang telah diterima dalam kovenan itu: "aku akan menjadi Allahmu." bersamaan dengan itu, juga ada tuntutan Tuhan untuk percaya dan hidup dalam ketaatan. barangsiapa yang setelah mengenal belas kasih Allah dan janjinya, menjadi "murtad" serta tidak menghargai semuanya itu, akan dihukum lebih berat daripada orang yang sama sekali tidak mengenal kovenan itu. dan, setiap orang yang telah menerima janji janji dalam kovenan itu mempunyai tanggung jawab yang lebih besar (bdk. mat.11:20-24; luk. 14:47-48; ibr. 6:1-8). Tuhan juga menuntut agar anak anak kovenan itu sudah dididik dalam " takut akan Tuhan" (ams 1:1-9) sejak mereka masih sangat muda. dari awal, anak anak perlu belajar untuk menghargai janji Allah sehingga mereka berpegang pada segala ketetapan dan perintah nya (bdk Ul. 6:1-9).

9. kovenan Allah dengan abraham dan kovenanNya pada masa kini

kita telah secara panjang lebar merenungkan kovenan yang telah ALlah lakukan bagi Abraham dan keturunannya. lalu, apakah artinya kovenen itu abgi kita pada masa kini? bukankah masa itu jauh berbeda dengan masa kini? kovenan Allah dengan Abraham berisi janji tentang tanah kanaan dan keturunan yang banyak, dan hal itu tercata dalam kejadian 17. misalnya ayat 8: "kepadamu dan kepada keturunanmu akan kuberikan negeri ini yang kaudiami sebagai orang asing, yakni seluruh tanah kanaan kana kuberikan menjadi milikmu untuk selama lamanya; dan aku akan menjadi ALlah mereka" (Bdk. kej 15). bukankah kovenan dengan Abraham itu telah tiadakan, karena kita sekarang hidup dalam perjanjian (kovenan) baru? apakah kovenan Allah dengan Abraham hanya berkenaan dengan perkara perkara duniawi saja, yaitu Allah menjanjikan keturunan dan tanah kanaan? adakah dalam perjanjian baru janji yang bersifat rohani? pertentangan antara perjanjian lama dan perjanjian baru sering kali dibuat, dan pertentangan ini tentu saja tidak sesuai dengan ajaran alkitab. apa yang dikehendaknya ialah untuk menggenapi janjiNya kepada adam dan hawa (kej. 3:15), yaitu kemenangan atas ular, kelepasan oleh Kristus. itulah maksudNya yang indah (Bdk. gal. 3:16). jadi, Abraham menjadi bapa leluhur, terutama bukan untuk banyak orang, tetapi untuk satu orang, yakni Kristus yang menang atas iblis. bukan saja janji tentang keturunan itu melampai hal hal yang sementara, janji tentang tanah itupun (yakni mendiami tanah kanaan) melampaui kepentingan kesementaraan, karena Kristus akan dilariakn ditanah itu. ketenteraman di tanah kanaan melambangkan ketenteraman yang kekal. jika kita tidak memahami hal ini, maka kita pun tidak dapat memahami ibrani pasal 4 (liaht juga ibr. 11:9-10). pengharapan Abraham tidka terkurung oleh tanah yang didalamnya ia dan ishak dan yakub tinggal sebagai orang asing. kepercayaannya akan janji Allah juga berarti bahwa "ia menanti nantikan kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah." yang dimaksudkan disini adalah Yerusalem yang baru. oleh karena inilah maka abraham bisa disebut "bapa semua orang percaya..." (Rm. 4:11-12). janganlah kita salah menilai perbedaan antara kovenan Allah pada masa perjanjian lama dan pada masa perjanjian baru. memang ada perbedaan, misalnya

perjanjian lama
- sebelum kelahiran Kristus
- sunat
- sementara: hukum taurat
- "hamba hamba taurat"
- belum akil balig
- terbatas pada israel
- posisi khusu untuk "tanah kanaan"

perjanjian baru
- sesudah kelahiran Kristus
-baptisan
-kekal: injil kelepasan
- "anak anak bapa"
- akil balig, dewasa
- baik "Yahudi" dan "Yunani"
- gereja tersebat diseluruh dunia

perjanjian lama lebih menekankan sifat sementara dari berkat berkat Tuhan; perjanjian baru lebih menekankan sifat kekal dari janji janji Tuhan. hal ini jangan disalah tafsirkan sebagai pertentangan, tetapi sebagai suatu perbedaan pernekanan. karena perjanjian baru pun mengandung berkat berkat yang sementara, misalnya dalam efesus 6:3.

10. bukankah kovenan baru menggantikan kovenan dengan abraham? 

surat kepada orang Ibrani  secara khusu menerangkan perbedaan antara kovenan pada masa perjanjian baru dan perjanjian lama dalam pasal 8 dan 9. perjanjian baru telah datang menggantikan perjanjian lama karena perjanjian lama tidak bisa membawa kepada kesempurnaan. Ibrani 8:13 mencatat"oleh karena ia berkata kata tentang perjanjian (kovenan) yang baru, Ia menyatakan yang pertama sebagai perjanjian (kovenan) yang telah menjadi tua. dan apa yang telah menjadi tua dan usang, telah dekat kepada kemusnahannya." apa maksud penulis dengan perjanjian (kovenan) yang pertama (yang"tua") itu bukanlah kovenan dengan abraham, melainkan kovenan Allah dengan umatnya disinai. Ibrani 8:9 menyebutkan hal ini secara jelas: "bukan seperti perjanjian (kovenan) yang telah kuadakan dnegan nenek moyang mereka, pada waktu aku memegang tangan mereka untuk membawa mereka keluar dari tanah mesir...." ketika penulis Ibrani membandingkan perjanjian baru, maka selalu disebutkan hal hal yang mengacu kepada kovenan di sinai:
A. disinai ada pemberian kemah suci (Ibrani 8:2).
B. disinai ada penetapan imam besar yang pertama (8:1-2).
C. disinai diberkati peraturan untuk korban korban (8:12-14).
D. disinai terjadi pengesahan kovenan dengan darah (9:18;22). bandingkan dengan keluaran 24:4-8.

jadi, kovenan disinai itulah yang dimaksudkan dalam surat ibrani ketika berkata tentang "perjanjian (kovenan) yang telah menjadi tua dan usang," yang pengaturannya bersifat sementara (Bdk. Gal. 3:18), dan kovenan disinai itulah yang berganti dengan kovenan baru. berbeda dengan kovenan Allah dengan Abraham. kovenan ini tidak ditiadakan. kovenan Allah dengan Abraham (menurut aspek rohaninya), tetap bertahan (gal. 3:17). janji janji ini juga tidak dihapuskan oleh kovenan baru. karena siapa pun yang pada saat ini menerima Kristus dalam iman, ia menerima berkat Abraham.

Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu.(Gal.3:14)
Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah(Gal. 3:29)
kesimpulannya adalah: kovenan Allah dengan Abraham tidak pernah ditiadakan. janji "aku akan menjadi Allah bagimu" (Kej. 17:7) tetap berlaku (lihat Ibr. 8:10). jadi demikian, bagaimana dengan tanda kovenan itu?

11. pada masa kini tanda kovenan bukan sunat

kovenan dengan Abraham tidka dihentikan, tetapi tanda kovenan itu (yakni sunat, yang diberikan Allah dalam kejadian 17), itulah yang dihentikan. barangsiapa yang pada saat ini menerima Injil dan menerima Tuhan Yesus dengan iman yang benar, tidak perlu menerima tanda sunat. hal ini sangat jelas dari Kisah para rasul 15 dan 1korintus 7:17-19. untuk menentang penyesat Yudaisme, paulus menegaskan: "sesungguhnya, aku paulus, berkata kepadamu: jikalau kamu menyunatkan dirimu, Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu" (gal. 5:2). 

12. baptisan menggantikan sunat

apa yang diwujudkan pada kovenan lama oleh tanda sunat, pada masa kini diwujudkan oleh tanda baptisan. ada kesejajaran. baptisan pun merupakan tanda kovenan, meterai janji Allah akan pengampunan dosa. sunat adalah tanda abhwa orang selalu terikat dengan Allah ("aku akan menjadi Allahmu"). demikianlah halnya dengan baptisan, sebagaimana ayng telah kita lihat dalam bab 2. sunat adalah materai kebenaran iman(Roma 4). di bab 1 telah kita lihat bahwa baptisan pun merupakan tanda dan meterai kebenaran iman, yakni pembasihan segala dosa dalam darah Kristus. oleh sebab itu,d alam surat kepada jemaat di kolose, paulus menulis bahwa baptisan telah ditetapkan untuk menggantikan sunat; sunat Kristen" adalah baptisan. "dalam dia kamu telah disunat, bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia, tetapi dengan sunat Kristus, yang terdiri dari penanggalan akan tubuh yang berdosa, karena dengan dia kamu dikuburkan dalam baptisan, dan didalam dia kamu turut dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu kepada kerja kuasa Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang mati." (kolose 2:11-12) dalam suratnya kepada jemaat di galatia, paulus melawan kaum penyesat (gal 2:4,8,16-21). mereka menuntut pelaksanaan sunat bagi orang Kriste. bukan dalam pengertian arti sunat, melainkan tanda lahirlah yang mereka alami, yakni sunat lehiriah (Bdk. Roma 2:28-29). berkenaan dengan kolose 2:11-12, ada beberapa ikhtisar yang perlu dieprhatikan. 

mereka ingin menerima 
- sunat yang dilakukan manusia
- sunat lahiriah: kulit khatan dikerat
- sunat Abraham atau musa

kamu telah menerima
- sunat yang telah dilakukan Allah
- sunat didalam hati: penanggulan tubuh dosa
- sunat Kristun

"suant Kristus" disini bukanlha sunat yang diterima oleh kristus sendiri (lihat luk. 2:21; sunat ini memang dilakukan manusia), melainkan sunat yang berkatian dengan Kristus, yakni sunat yang diterima oleh seseorang yang dipersatukan dengan Kristus. bagaimanakah seseorag bisa menerima sunat ini? bagaimanakah mereka "menanggalkan tubuh yang berdosa" itu? orang orang kristen dikolose (dan ditempat lain) berbagian dalam kematian dan ekbangkitan Kristus (Bdk. Rm. 6:1-14). oleh kematiannya, Kristus telah menebus manusia dari kutuk hukum taurat (gal 3:13) dan menghapuskan kesalahan. oleh kebangkitanNya, Ia telah mengalahkan maut, dan oleh Roh Kudus, mengajak anak anak Allah untuk semakin melawan dosa. dengan demikian, baptisan menjadi satu tanda dan meterai yang artinya adalah kesatuan dengan Kristen, kesatuan dengan kematianya. bukan berarti baptisan itu dengan sendirnya (atau secara otomatis) menyatukan manusia dengan Kristus (lihat bab 1). paulus menulis bahwa hal "kebangkitan bersama Kristus" hanya bisa diwujudkan "oleh kepercayaanmu kepada kerja kuasa Allah, yang telah membangkitkan dia dari orang mati." jadi, hanya oleh iman saja seseorang dapat memperoleh apa yang ditandakan dan dimeteraikan melalui baptiasan. tampaknya, dalam membandingkan sunat dengan baptisan, lebih baik daripada sunat. paulus bukannya menghina sunat sebagai tanda kovenan lama, akrena Allah sendiri telah menetapkan tanda suant itu sebagai suatu meterai kebenaran berdasarkan iman (Roma 4:11). secara tegas paulus melawan kaum penyesat yang: mau memaksa jemaat agar setiap orang Kristen disunat; yang terlalu menekankan sunat sebagai tanda lahiriah, dan tidak memandang suant sebagai meterai dari kebenaran berdasarkan iman. jika kita memperhatikan cara Paulus membandingkan sunat dengan baptisan, maka jelas bahwa bagi orang Kristen, baptisan telha diterapkan dengan menggantikan sunat. jadi, tanda dan meterai kovenan masa kini adalah baptisan. dalam kolose 2:11-12 (yang telah kita bahas diatas), paulus terutama menunjukan bahwa baptisan merupakan tanda dan meterai berkenakan dengan dikuburkan dan dibangkitkan bersama dengan Kristus. baptisan adalah pengganti sunat. ini tidak berarti bahwa baptisan dan sunat adalah persis sama. karena,

  • Tuhan telah memberikan lebih banyak hal bagi gereja perjanjian baru (dalam tanda baptisan) daripada bagi gereja perjanjian lama (dalam tanda sunat). 
  • setelah kematian Kristus di atas kayu salib, sakramen yang berdarah (yaitu sunat, karena kulit khatan dikerat) boleh menjadi suatu tanda tanpa darah (yaitu baptisan). sebagaimana paskah, dimana seekor domba harus disembelih (berdarah), telah diganti dengan perjamuan kudus (tidak berdarah). 
  • baptisan berlaku bagi setiap orang yang telah masuk kedalam kovenan, sedangkan sunat hanya bagi orang laki laki saja. 
jadi, perbedaan ini ada, walaupun ada persamaan pokoknya, yakni; baik sunat maupun baptisan merupakan satu tanda dan meterai kebenaran iman. 

13. masa kini.... siapakah yang menerima janji dalma kovenan Allah?

pada masa perjanjian lama, Allah tidak memberikan janjinya hanya kepada orang dewasa saja, karena anak anak Israel pun menerima tanda kovenan. jika janji ALlah pada masa kini tidak berlaku bagi anak anak kecil, maka kita harus menyimpulkan adanya satu perubahan besar dalam sifat kovenan. jika terjadi perubahan yang sebesar itu, maka Allah pasti telah menyatakan adanya perubahan itu dengan jelas, bukan? jika seseorang menolak baptisan anak berdasarkan anggapan bahwa pada masa kini Allah tidak algi memberikan janji janjinya kepada anak anak kecil, maka dia harus menunjukkan secara jelas bagian Alkitab yang menyebutkan tentang perubahan tersebut. keharusan tersebut berlaku bukan bagi pihak yang menerima baptisan anak, melainkan bagi pihak yang menolaknya. karena orang Kristen yang menerima baptisan anak bertitik tolak dari kenyataan Tuhan masih tetap mengadaka n kovenanNya dengan orang orang percaya dan anak anak mereka. apaah perjanjian abru menyatakan dengan jelas bahwa anak anak orang percaya termasuk jemaat Kristus dan bahwa janji pengampunan dosa berlaku juga bagi mereka? mari kita melihat Kisah Para Rasul 2:39. disitu petrus berkata kepada orang orang Yahudi (ayat 22), yaitu umat perjanjian Allah yang hidup pada masa itu: "sebab bagi kamulah janji itu dan bagi anak anakmu dan bagi roang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita." janji apakah yang dimaksudkannya? bagian ini (ayat 38) secara jelas menunjuk kepada janji pengampunan dosa dan karunia dan karunia Roh Kudus. Rasul Paulus pun memandang anak anak orang percaya sebagai anggota anggota jemaat Kristus. misalnya dalam Efesus 1:1 dikatakan, "kepada orang orang kudus di Efesus, orang orang percaya dalam Kristus Yesus." selanjutnya dia juga berbicara selanjutnya dia juga berbicara secara khusus kepada anak anak," hai anak anak, taatilah orangtuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian" (Efesus 6:1). dalam 1 korintus 7:14, paulus berkata bahwa meskipun hanya ayahnya saja atau ibunya saja yang percaya, anak anak itu tetap disebut sebagai anak anak kudus, yang masuk dalam kovenan Allah. sehubungan dengan itu, cerita tentang Yesus yang memberkati anak anak menjadi sangat penting. 
Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia menjamah mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu.
Ketika Yesus melihat hal itu, Ia marah dan berkata kepada mereka: "Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah.Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya."Lalu Ia memeluk anak-anak itu dan sambil meletakkan tangan-Nya atas mereka Ia memberkati mereka.(markus 10:13-16)
murid murid sebenarnya mau menghalang halangi orangtua yang ingin membawa anak anak kepada Yesus. mereka berpendapat bahwa ajaran Tuhan sudah cukup sulit bagi orang orang dewasa (misalnya satu perikot diatas markus 10:13-16), dimana Yesus menerangkan suatu hal yang sulit dipahami murid muridnya ; ayat 10 menyebutkan bahwa mereka " bertanya pula keapda Yesus, "artinya ada sesuatu hal yang tidak mudah utuk mereka mengerti). apakah artinya anak anak yang kecil (lukas 18:15) datang kepada Yesus? bukankah mereka harus cukup umur dulu agar mereka dapat memahami dan menerima perkataanNya, yakni percaya? ada yang berpendapat bahwa maksud perkataan Tuhan Yesus adalah bahwa orang dewasa harus menerima kerajaan Allah seperti anak kecil (lihat Markis 10:15). tetapi, jika Yesus berkata: :biarkan anak anak itu datang kepada Ku," maka tentulah yang ia maksudkan adalah anak anak yang dihalangi oleh murid muridNya untuk datang kepadanya. oleh karena anakan itul mka Yesus berkata: "sebab orang orang yang seperti itulah yang empunya kerajaan Allah." pada dasarnya, anak anak tersebut adalah orang orang yang harus dimurkai (efesus 2:3). meskipun demikian, Yesus berkata bahwa bagi orang orang yang seperti itulah kerajaan Allah terbuka. bagaimana hal ini bisa terjadi? ini terjadi hanya karena Allah telah mengikan diriNya kepada mereka dan memberikan janji pengampunan dosa serta Roh Kudus kepada mereka. jadi, anak anak ini telah diangkat kedalam kovenan oleh anugerahNya. lagi pula, mereka bukanlah anak anak orang kafir, melainkan anak anak Yahudi. ketika Tuhan Yesus memberkati anak anak (markus 10:1), ia berada diisrael (umat kovenan). dan para orangtua pun telah menunjukkan kepercayaan mereka kepada Yesus, sebab merek yang mengantarkan anak anak itu kepadanya. apa yang dikatakannya (yaitu " ornag orang yang seperti itulah yang empunya kerajaan Allah") tidak berlaku bagi semua anak anak pada umunya (artinya, yang diluar umat Tuhan), tetapi hanya untu0k mereka yang termasuk uma kovenanNya. markus 10 memperlihatkan bahwa kerajaa ALlah terbuka bukan saja untuk orang orang dewasa yang beriman, melainkan juga untuk anak anak mereka.

14. baptisan disertai dengan tuntutan iman 

dalam kovenan Allah terdapat suatu keterkaitan yang erat antara janji dan tuntutan, sehingga keduanya tidak boleh dipisahkan. kepada semua orang yang mendapat tempat dalam kovenanNya, Allah menuntut mereka untuk percaya."siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi yang tidak percaya akan dihukum" (Mrk. 16:16). dalam perjanjian baru, jemaat Kristus senantiasa diajak untuk percaya agar menerima apa yang telah diperoleh Kristus dan yang ditandakan dan dimeteraikan dalam baptisan. (ingat, baptisan merupakan meterai kebenaran berdasarkan iman, Rm. 4:11). kebenaran yang diberikan Allah adalah mellaui percaya kepada Kristus, yakni bagi semua orang yang percaya. ini tidak berarti bahwa Allah berkata: "percaya dulu, maka setelah itu aku memberikan janjiku." memang, percaya merupakan syarat bagi orang orang dewasa yang ingin dibaptis (Bdk. Kis. 8:36, 40), tetapi bukan bagi anak anak dari orangtua yang percaya. sebab janji itu juga ditunjukan bagi anak anak orang percaya (lihat bab 13). jika pada masa kini tanda dan meterai kebenaran oleh iman tidak boleh diberikan kepada anak anak, bagaimana ALlah bisa memberikan tanda dan meteri itu dimasa perjanjian lama? jika seseorang keberatan terhadap baptisan anak anak berdasarkan tuntutan iman apda saat dibaptis, maka secara konsukuen dia seharsnya juga keberatan terhadap sunat anak anak yang dilayakan pada masa perjanjian lama. dalam hal ini, baptisan anak anak sejajar dengan sunat anak anak. Tuhan datang dulu dengan janjinya. ia mengangkat seorang manusia (yang amsih bayi/ anak anak)kedalam kovenanNya. selanjutnya, dia juga menuntut iman. jika orang yang dalam kovenan itu bertumbuh semakin Allahdengan kasih dan kepercayaan (keyakinan), maka dia telah mengingkari kovenan tersebut. dengan demikian dia tidak akan menerima isi janji itu.

15. orang yang telah emnerima baptisan anak mempunyai pertanggung jawaban yang besar

seseorang yang telah menerima baptisan anak, dan melihat baptisan itu dalam terang alkitab, tidak akan menipu dirinya dengan berkata, "saya sudah dibaptis, ajdi semua hal baik untuk saya." dalam bab 14 kita telah melihat keterkaitan janji dengan tuntutan iman itu. secara jelas alkitab menunjukkan bahwa pengingkaran kovenan merupakan satu bahaya yang dashyat bagi umat TUhan. tetapi siapakah yang berkesempatan mengingkari kovenan itu? yakni mereka yang menjadi anggota kovenan, sedangkan yang diluar kovenan tidak dapat (dan tidak mungkin dapat) mengingkari kovenan. yang mengingkari kovenan adalah orang yang pernah menerima segala janji TUhan, sebagaimana yang tertulis dalam ibrani 6:1-8, "mreka yang pernah diterangi hatinya....."orang yang telah menerima harta, daripadanya akan dituntut banyak juga. bandingkan dnegn pembahasan di bab 7.

16. apakah baptisan anak berlawanan dengan markus 16:16? 

para penentang baptsian anak bisanaya menunjuk kepada markus 16:16 yang berbunyi: "siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum." dari ayat ini, bukankah jelas demikianlah menurut mereka bahwa seseorang harus percaya dulu baru kemudian bisa dibaptis? jika kita mau menyelidiki dengan saksama, maka kitaharus menilai pada saat Yesus mengungkapkan kalimat ini. kondisinya sebagai berikut: Tuhan Yesus telah mengutus kesebelas muridNya untuk mengabarkan injil. dia yang adalah TUhan dan Raja berkata: " pergilah ke seluruh dunia, beritakan injil kepada segala mahluk'(ayat15). selanjutnya dia berkata: "siapa yagn percaya dan dibaptis akan diselamatkan...." para murid harus memberitakan Yesus Kristus. hanya jika orang percaya kepada Yesus, maka mereka boleh melayankan baptisan. bagaiman mungkin seseorang yang tidak percayabisa menerima tandan dan materai, bahwa ia telah diangkat kedalam kovenan ALlah dan bahwa ia telah dipersatukan dengan Kristus, yakni berbagaian dalam kematian dan kebangkitanNya? bagaimana mungkin seorang yang tidak percaya dapat menerima tanda dan meterai pengampunan dosa? memang tidak bisa. dengan demikian, baptisan anak tidaklah salah. nas ini sama sekali tidak ditujukan kepada baptisan anak, sebab Yesus berbicara tentang baptisan berkanaan dengan pengabaran injil. pemberitaan injil memang tidka ditujukan kepada anak anak kecil yang belum mengerti, tetapi kepada orang orang dewasa yang bisa mengerti isi pemberitaan itu. orang orang tersebut hanya boleh menerima tanda dan meterai kovenen Allah jika mereka sungguh sungguh percaya dan berjanji untuk hidup saleh dalam kovenan itu. jadi, petrus tidak berlawan dengan markus 16:16 ketika dia berkata, tidak lama setelah Tuhan Yesus terangkat ke sorga, "sebab bagi kamulah janji itu dan anak anakmu..." (kis. 2:39). paulus pun tidak salah ketika ia membaptis lidia yang beriman itu bersama sama dengan seisi rumahnya, seluruh keluarga (kis. 16:15). lidia memang harus percaya sebelum dibaptis. demikian halnya dengan kepala penjara di filipi. karena setelah ia bertobat, ia bersama sama keluarganya dibaptiskan (kis. 16:33). ayat 31 menyatakan, "percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu...." dan lagi, paulus menceritakan bahwa ia telah membaptis keluarga stefanus (1kor. 1:16).

17. mengapa alkitab sama sekali tidak membicarakan baptisan anak ini? 

pertanyaan diatas sering kali dilontarkan oleh penetang penentang baptisan anak. mereka meminta para pembela baptisan anak untuk menunjukkan satu nas saja yang menuliskan tentang baptisan yang ditujukan kepada anak anak dari orangtua yang percaya. didalam alkitab memang tidak terdapat satu bagian pun yang memaparkan segala hal tentang bagian pun yang emmaparkan segala hal tentang baptisan anak ini. tetpai ini tidkalah perlu. bukankah firman Allah adalah pelita bagi kaki kita dan terang bagi jalan kita? jelas! tetapi alkitab tidka mencata satu nas untuk setiap permasalahan. Tuhan Allah tidka memberikan sekumpulan nas nas, melainkan firmanNya yang hidup, yaitu yang sungguh sungguh merupakan satu kesatuan. misalnya, Alkitab tidak mencatat satu nas tentnag "eutanasia." istilah ini pun tidak terdapat dalam alkitab. dari kenyataa ini, bolehkah kita menarik kesimpulan bahwa Tuhan Allah membiarkan permasalahan ini beitu saja sehingga ktia tidak tahu apa yang seharusnya kita lakukan dan yang sesuai dengan kehendakNya? tentu tidak! Tuhan mengajarkan bahwa dialah pemilik kehidupan, dan kita harus menyerahkan seluruh hidup kita kedalam tanganNya. ini bisa disimpulkan dari keseluruhan kitab suci. seseorang yang hendak menentang eutanasia berdasarkan Alkitab harus mempertimbangkan berbagai nas Alkitab secara bersama sama. demikian pula dengan permasalahan permasalahan penting lainnya. oleh karena itu, tidaklah tepat jika baptisan anak diserang dengan alasan bahwa tidak ada satu nas Alkitab pun yang secara teliti memerintahkan baptisan anak tersebut. sementara fakta diamnya Alkitab berkenaan dengan bapisan anak ini justru merupakan petujuk bahwa tanda ini diberikan kepada anak anak. pada zaman itu, tanda perjanjian lama (sunat) secara lazim diterima sebagai tanda yang juga diberikan kepada anak anak. pemberian tanda ini tidak perlu dipertanyakan lagi. dengan kata lain, jika kedatangan Kristus mengakibatkan terjadinya perubahan dalam kebiasaan ini (yakni, tanda perjanjian sekarang tidak diberikan lagi kepada anak anak yang belum mengerti, tetapi hanya kepada orang dewasa yang percaya saja), maka pastilah hal itu telah ditetapkan oleh Kristus sendiri atau oleh rasul rasulNya. bukankah secara panjang lebar mereka membahas perubahan "sunat" kepada "baptisan"? sedangkan sunat untuk orang dewasa pada waktu itu hampir tidak dilayankan. perubahan "tanda untuk anak" menjadi "tanda untuk dewasa" sama sekali tidak dibicarakan. mengapa tidak? karena memang tidak ada perubahan demikian. jadi, fakta diamnya Alkitab berkenaan dengan baptisan anak justru memperkuat alasan alasan lain yang disebutkan diatas, yakni  ahwa tanda untuk anak anak ini juga ada dalam perjanjian baru.

18. mengapa baptisan anak sedemikian penting? 

kita telah melihat baptisan anak anak bisa diterima sebagai perintah Tuhan dalam FirmatNya. perintah ini memang tidak bersurat dalam salah satu nas, melainkan tersirat dalam kovenan ALlah dengan umatNya. dengan demikian, dapat diaktakan bahwa baptisan anak merupakan hal yang sangat penting. sebab semua hal yang diperintahkan Allah merupakan hal yang penting bagi kita. ada beberapa hal penting berkenaan dengan ajaran Alkitab mengenai baptisan anak ini.
1. dalam baptisan anak ini jelas terlihat bahwa bukan kita yang memilih Tuhan, melainkan Tuhanlah yang memilih kita. dalam karya pelepasanNya, Allah senatiasa berjalan didepan manusia. sekalipun kita telah mati oleh kesalahan kesalahan kita, ia telah menghidupkan kita bersama sama dengan Kristus (efesus 2:1-10). jadi, baptisan bukan suatu tandan dan meterai kepercayaan kita, melainkan tanda dan meterai janji janji Allah.
2. diberikannya tanda kovenan ini bagi orang orang percaya menekankan pertanggung jawaban orangtua untuk mendidik anak anak mereka dalam "takut akan Tuhan." pendidikan yang baik akan mendorong anak anak sehingga, seiring dengan pertumbuhan fisik mereka, mereka semakin membalas kasih ALlah dengan kasih dan kepercayaan mereka.
3. tanda baptisan memperlihatkan bahwa anak anak yang telah menerima segala janji kovenan Allah, juga harus memenuhi tuntutan kovenan itu. jika setelah mereka beranjak dewasa, kemudianmenjadi tidak percaya, maka mereka sendiri yang telah emmutuskan kovenan itu. sebagai orang yang mengingkari kovenan , maka mereka akan emnerima hukuman yang lebih berat.
4. seseorang yang telah dibaptis sejak kecil boleh melihat kasih ALlah yang memberikan janji janjinya itu. jika dalam pertumbuhanNya dia mulai percaya, tetapi ada pergumulan dengan dosa dosa dan keragu raguannya, maka dia mendapat topangna yang kuat oleh karena baptisan anak yang diterimanya. karena TUhan telah berfirman kepadanya pada waktu masih kecil: "Engkaulah anak Ku; Aku senantiasa akan membasuh dosa dosamu dalma darah Kristus." oleh sebab itulah setiap orang yang percaya dapat mengangkat kepalanya.
5. Allah, yang memberikan janji janjiNya kepada anak anak orang percaya, merupakan penghiburan bagi para orangtua Kristen yang mengalami kematian anak anak mereka. walaupun anak anak itu belum mencapai usia dimana mereka sendiri dapat mengaku Allah dan menerima Kristus sebagai juruselamatnya secara pribadi, para orangtua boleh yakin bahwa anak anak mereka tetap dikuduskan oleh kasihNya dalam Yesus Kristus.

tentang hal ini, conons of dort pasal I, 17 mengatakan: "firman itu menyaksikan kepada kita bahwa anak anak orang percyaa adalah kudus, bukan karena natur mereka malinkan karena perjanjian rahmat yang mencakup mereka bersama orangtua mereka. maka orangtua yang saleh tidak perlu bimbang tentang pemilhan dan keselamatan anak anak mereka yang diambil Allah dari hidup ini semasa mereka masih kanak kanak (Yes. 59:21)."

melalui baptisan anak, kita mengaku bahwa karunia dan rahmat Allah dimasa perjanjian baru sama besar dengan rahmatNya dimasa perjanjian lama. berdasarkan semua yang tertulis di atas, katekismus heidelberg (minggu 27, pertanyaan dan jawaban 74) menjelaskan tentang baptisan anak ini.

haruskah anak anak kecil juga dibaptis?
harus. mereka termasuk dalam kovenan Allah dan dalam jemaatNya, sama seperti orang orang dewasa. lagi pula, melalui darah Kristus, mereka, tidak kurang daripada orang dewasa, menerima janji kelepasan dari dosa dosa dan Roh Kudus yang bekerja menciptakan iman. maka mereka pun perlu dimasukkan dalam gereja Kristen dan dibedakan dari anak anak orang tidak percaya, melalui baptisan, sebagai tanda kovenan, sebagaimana dalam masa perjanjian lama dilakukan melalui sunat, yang dalam masa perjanjian baru diganti dnegan baptisan