Devotion from 2 Samuel 5:1-16
Setelah penantian yang sangat lama, akhirnya Daud menjadi raja atas seluruh Israel. Dia telah memerintah selama tujuh tahun lebih di Yehuda dan sekarang dia menjadi raja atas Israel. Begitu lamanya Tuhan membentuk Daud. Bayangkan rentang waktu yang demikian panjang dari waktu Daud diurapi menjadi raja hingga saat di mana Daud benar-benar duduk di atas takhta kerajaan. Begitu banyaknya peristiwa sudah terjadi dari sejak dia diurapi hingga saat dia benar-benar menjadi raja. Penantian yang panjang itu berakhir pada bagian bacaan kita hari ini. Ayat 1-3 langsung menyatakan kesehatian orang Israel untuk meminta Daud menjadi raja mereka. Kesehatian yang terjadi karena Daud sejak awal telah menunjukkan hati yang rela menggembalakan seluruh Israel. Dia tidak berpikiran sempit. Dia tidak mementingkan golongan sendiri. Dia tidak meletakkan sukunya di atas suku-suku lain di Israel. Dia tidak mementingkan kedudukan pribadi. Seluruh Israellah yang datang meminta dia menjadi raja. Dia tidak mengangkat senjata dan menggulingkan raja Israel yang sebelumnya. Tuhanlah yang memberikan takhta itu kepada Daud melalui persetujuan seluruh Israel.
Kitab 2 Samuel mencatat bahwa hal pertama yang dilakukan Daud setelah menjadi raja adalah merebut Yerusalem. Yerusalem ada di bawah kekuasaan orang-orang Yebus. Ayat 6 menyatakan bahwa orang-orang Yebus begitu percaya dengan kekuatan benteng mereka sehingga mereka mengejek Daud dengan mengatakan bahwa orang buta dan timpang pun bisa menjaga benteng mereka dari serangan Daud. Kemungkinan Yerusalem pada waktu akan direbut oleh Daud diperkuat sebuah benteng yang kokoh. Lalu, kemungkinan juga Daud pergi menaklukkan daerah ini dengan jumlah tentara yang tidak terlalu besar. Mengapa? Karena bahaya ancaman musuh utama mereka, yaitu orang Filistin, membuat seluruh kekuatan tentara Israel tidak mungkin dikerahkan untuk menyerang orang-orang Yebus. Melihat kekuatan yang tidak seberapa inilah orang-orang Yebus menghina Daud dengan mengatakan bahwa benteng mereka hanya perlu dijaga oleh orang-orang timpang dan buta. Tetapi ternyata ucapan mereka itu dibalikkan oleh Daud. Daud justru menyebut orang-orang Yebus itu sebagai orang-orang buta dan timpang dan melarang satu pun orang-orang Yebus yang boleh tetap tinggal di Yerusalem (ay. 8). Kota itu akan direbut secara total dan tidak akan lagi disisakan sedikit pun untuk tempat orang Yebus. Ayat 8 mengatakan bahwa Israel merebut persediaan air kota itu sehingga menyulitkan orang-orang Yebus untuk bertahan. Mereka akhirnya menaklukkan Yerusalem dan menjadikan kota itu milik Israel. Daud sendiri mengambil sebagian tempat yang disebutnya sebagai kota Daud. Kemungkinan tempat itu adalah benteng yang tadinya sangat dibanggakan oleh orang-orang Yebus.
Direbutnya Yerusalem ini sangat penting, karena kota itu akan menjadi tempat didirikannya Bait Suci. Kota itu jugalah tempat Anak Daud, yaitu Tuhan Yesus mengakhiri perjalanan pelayanan-Nya di bumi. Tuhan Yesus juga mati di bukit di daerah Yerusalem. Yerusalem menjadi kota permai ke mana pengharapan seluruh Israel akan tertuju. Yerusalem akan menjadi pusat pemerintahan Daud dan pusat peribadatan kepada Allah. Baik fungsi Daud sebagai raja maupun sebagai imam dijalankan di kota ini.
Ayat 11-12 mengisahkan bagaimana orang-orang di luar Israel menghormati Daud. Mereka telah mendengar reputasi raja muda ini dan mereka menjalin relasi dengan dia. Ayat 12 menyatakan iman sejati dari Daud karena dia tahu bahwa Tuhanlah yang mengangkat martabatnya di depan orang-orang Israel dan di depan raja-raja sekeliling Israel. Sejak saat dia diurapi oleh Samuel hingga saat ini, Daud terus menjadi orang yang dipimpin dengan sangat ketat oleh Tuhan. Ketika waktu yang ditetapkan oleh Tuhan tiba, maka seluruh tua-tua Israel sehati menjadikan dia raja. Seluruh Israel mengakui kerajaannya. Sekarang raja di luar Israel mengakui dia sebagai raja atas Israel.
Setelah penantian yang sangat lama, akhirnya Daud menjadi raja atas seluruh Israel. Dia telah memerintah selama tujuh tahun lebih di Yehuda dan sekarang dia menjadi raja atas Israel. Begitu lamanya Tuhan membentuk Daud. Bayangkan rentang waktu yang demikian panjang dari waktu Daud diurapi menjadi raja hingga saat di mana Daud benar-benar duduk di atas takhta kerajaan. Begitu banyaknya peristiwa sudah terjadi dari sejak dia diurapi hingga saat dia benar-benar menjadi raja. Penantian yang panjang itu berakhir pada bagian bacaan kita hari ini. Ayat 1-3 langsung menyatakan kesehatian orang Israel untuk meminta Daud menjadi raja mereka. Kesehatian yang terjadi karena Daud sejak awal telah menunjukkan hati yang rela menggembalakan seluruh Israel. Dia tidak berpikiran sempit. Dia tidak mementingkan golongan sendiri. Dia tidak meletakkan sukunya di atas suku-suku lain di Israel. Dia tidak mementingkan kedudukan pribadi. Seluruh Israellah yang datang meminta dia menjadi raja. Dia tidak mengangkat senjata dan menggulingkan raja Israel yang sebelumnya. Tuhanlah yang memberikan takhta itu kepada Daud melalui persetujuan seluruh Israel.
Kitab 2 Samuel mencatat bahwa hal pertama yang dilakukan Daud setelah menjadi raja adalah merebut Yerusalem. Yerusalem ada di bawah kekuasaan orang-orang Yebus. Ayat 6 menyatakan bahwa orang-orang Yebus begitu percaya dengan kekuatan benteng mereka sehingga mereka mengejek Daud dengan mengatakan bahwa orang buta dan timpang pun bisa menjaga benteng mereka dari serangan Daud. Kemungkinan Yerusalem pada waktu akan direbut oleh Daud diperkuat sebuah benteng yang kokoh. Lalu, kemungkinan juga Daud pergi menaklukkan daerah ini dengan jumlah tentara yang tidak terlalu besar. Mengapa? Karena bahaya ancaman musuh utama mereka, yaitu orang Filistin, membuat seluruh kekuatan tentara Israel tidak mungkin dikerahkan untuk menyerang orang-orang Yebus. Melihat kekuatan yang tidak seberapa inilah orang-orang Yebus menghina Daud dengan mengatakan bahwa benteng mereka hanya perlu dijaga oleh orang-orang timpang dan buta. Tetapi ternyata ucapan mereka itu dibalikkan oleh Daud. Daud justru menyebut orang-orang Yebus itu sebagai orang-orang buta dan timpang dan melarang satu pun orang-orang Yebus yang boleh tetap tinggal di Yerusalem (ay. 8). Kota itu akan direbut secara total dan tidak akan lagi disisakan sedikit pun untuk tempat orang Yebus. Ayat 8 mengatakan bahwa Israel merebut persediaan air kota itu sehingga menyulitkan orang-orang Yebus untuk bertahan. Mereka akhirnya menaklukkan Yerusalem dan menjadikan kota itu milik Israel. Daud sendiri mengambil sebagian tempat yang disebutnya sebagai kota Daud. Kemungkinan tempat itu adalah benteng yang tadinya sangat dibanggakan oleh orang-orang Yebus.
Direbutnya Yerusalem ini sangat penting, karena kota itu akan menjadi tempat didirikannya Bait Suci. Kota itu jugalah tempat Anak Daud, yaitu Tuhan Yesus mengakhiri perjalanan pelayanan-Nya di bumi. Tuhan Yesus juga mati di bukit di daerah Yerusalem. Yerusalem menjadi kota permai ke mana pengharapan seluruh Israel akan tertuju. Yerusalem akan menjadi pusat pemerintahan Daud dan pusat peribadatan kepada Allah. Baik fungsi Daud sebagai raja maupun sebagai imam dijalankan di kota ini.
Ayat 11-12 mengisahkan bagaimana orang-orang di luar Israel menghormati Daud. Mereka telah mendengar reputasi raja muda ini dan mereka menjalin relasi dengan dia. Ayat 12 menyatakan iman sejati dari Daud karena dia tahu bahwa Tuhanlah yang mengangkat martabatnya di depan orang-orang Israel dan di depan raja-raja sekeliling Israel. Sejak saat dia diurapi oleh Samuel hingga saat ini, Daud terus menjadi orang yang dipimpin dengan sangat ketat oleh Tuhan. Ketika waktu yang ditetapkan oleh Tuhan tiba, maka seluruh tua-tua Israel sehati menjadikan dia raja. Seluruh Israel mengakui kerajaannya. Sekarang raja di luar Israel mengakui dia sebagai raja atas Israel.
-
Kaitan bagian ini dengan seluruh Kitab 2 Samuel
Bagian ini sangat penting karena menyatakan dua hal yang akan terus berlaku di sepanjang Kitab 2 Samuel. Yang pertama adalah pengakuan segenap hati dari seluruh Israel atas Daud sebagai raja mereka. Naiknya Daud ke atas takhta sangat mulus. Tidak ada pergolakan dan tidak ada penolakan dari siapa pun. Lalu bagian ini juga menceritakan asal usul kota Yerusalem. Tempat yang akan menjadi sentral di dalam sejarah Israel untuk selanjutnya. Tempat yang akan menjadi pusat peribadatan dan pusat pemerintahan. Bagian terakhir adalah pengakuan atas Daud dan rangkuman catatan tentang anak-anak Daud. Ayat 13-16 mencatat anak-anak laki-laki yang Tuhan berikan kepada Daud. Mereka akan menjadi orang-orang penting dalam pemerintahan Daud dan bahkan salah satu dari mereka, yaitu Salomo, akan menjadi penerus Daud. -
Apakah yang dapat kita pelajari dari bagian ini?
Bagian ini memberikan tiga kesimpulan dalam hal kepemimpinan Daud. Yang pertama adalah Daud memerintah setelah sebelumnya menabur dengan menerima seluruh Israel sepenuh hati. Mengapa pada akhirnya dia diterima sepenuh hati? Karena dia lebih dulu menerima seluruh Israel dengan sepenuh hati. Siapa yang dengan sepenuh hati hidup berkorban demi kepentingan orang lain, suatu hari nanti dia akan menuai. Siapa yang dengan segenap kekuatan mencari posisi bagi diri sendiri, suatu saat nanti dia juga akan menuai kesulitan. Yang kedua adalah ditaklukkannya Yerusalem untuk menjadi pusat pemerintahan. Tuhanlah yang mengarahkan Daud untuk menjadikan Yerusalem (tempat yang telah dipilih-Nya sebagai pusat ibadah – 2Sam. 24:18-19) sebagai pusat pemerintahannya. Tuhan ingin mengajarkan kepada kita semua bahwa takhta sesungguhnya tidak dapat dilepaskan dari Tabut Perjanjian yang menjadi simbol kehadiran Tuhan. Tidak satu pun penguasa yang boleh menduduki takhta apa pun tanpa mengakui bahwa Allah adalah satu-satunya pemilik kuasa. Penguasa yang menyingkirkan Allah dari takhta-Nya pada akhirnya akan disingkirkan oleh Allah. Saul menyingkirkan Allah dari takhta-Nya dan sekarang dia dan keturunannya disingkirkan oleh Allah. Biarlah kita pun menyerahkan semua kepada Allah. Kuasa atas harta kita. Kuasa atas keluarga kita. Kuasa atas pekerjaan kita. Kuasa atas bisnis kita. Kuasa atas diri kita sendiri. Kuasa atas seluruh hidup kita sendiri. Siapa yang menyingkirkan Allah dari semua hal tadi akan disingkirkan oleh Allah. Siapa yang meletakkan Allah atas semua hal tadi, justru dialah yang akan merasakan indahnya berkat penyertaan Tuhan. Daud telah merasakan indahnya berkat penyertaan Tuhan. Baik di padang rumput, ataupun di medan perang, ataupun di padang gurun tempat pelarian, maupun di takhta kerajaan yang agung, semua dia lalui dengan menyerahkan takhta utama kepada Allah, dan karena itulah dia menikmati berkat penyertaan Tuhan lebih dari pada yang dirasakan orang lain. -
Bayang-bayang Kristus
Daud yang bertakhta di Yerusalem menjadi simbol bagi kedatangan kedua Kristus. Kristus akan bertakhta di Yerusalem. Anak Daud itu akan dimahkotai di Yerusalem. Yerusalem menjadi lambang kehadiran kekal Allah dan kerajaan-Nya, sedangkan Daud menjadi gambaran dari Kristus yang akan memerintah di dalam kerajaan kekal Allah. Kristuslah raja yang sejati. Pada waktunya nanti Dia akan datang kembali, dan Dia akan memerintah atas seluruh umat tebusan-Nya. Semua orang yang berbagian di dalam darahnya akan dengan sepenuh hati menerima Dia sebagai raja yang akan bertakhta. Jangan tolak Kristus! Bagaimanakah kita telah menolak Kristus? Dengan tidak memberikan tempat utama di dalam kerajaan kita sendiri untuk Dia. Dialah yang akan menetap di seluruh Yerusalem dan Dia jugalah yang akan memancarkan sinar mulia-Nya untuk dikenal oleh dunia. Kedatangan Daud ke Yerusalem adalah simbol kedatangan Kristus ke Yerusalem baru yang akan Dia jadikan. (JP)