Devotion from 1 Raja-raja 12:1-24
Setelah matinya Salomo, anak Salomo, yaitu Rehabeam, dilantik menjadi raja atas Israel di Sikhem. Ketika mendengar bahwa Salomo telah mati, Yerobeam, yang sebelumnya telah diurapi menjadi raja oleh nabi Ahia, datang juga ke Sikhem. Di Sikhem itulah dia membawa perkaranya dan para pengikutnya ke hadapan raja. Dia mengatakan bahwa Salomo telah memberikan tekanan yang terlalu keras bagi mereka. Salomo menindas mereka dengan terlalu berat. Mungkin Salomo melakukan hal itu karena mendengar bahwa Yerobeam telah diangkat menjadi raja atas 10 suku. Maka Yerobeam meminta pertimbangan Sang Raja baru mengenai perkara ini. Setelah mendengar masukan dari Yerobeam, Rehabeam bertanya kepada para tua-tua negeri. Mereka memberikan jawaban yang sangat baik. Jawaban yang menunjukkan betapa baiknya keadaan rohani para tua-tua tersebut. Dalam ayat 7 mereka mengatakan supaya Rehabeam mengambil hati mereka dengan rela menjadi pelayan mereka. Melayani, bukan dilayani. Inilah konsep raja yang Tuhan ingin ajarkan kepada Israel. Konsep raja dalam rancangan Allah adalah sebagai pelayan bagi umat Tuhan. Mereka adalah gembala yang merawat para dombanya dengan setia. Mereka adalah orang-orang yang mau menjadi yang terkecil karena mereka telah diangkat menjadi yang terbesar. Konsep ini dimiliki oleh Daud, dan itu menyebabkan betapa besar dia dikasihi oleh rakyatnya. Jika Rehabeam ingin rakyat yang loyal dan rela berjuang bersama dengan dia, maka Rehabeam harus menabur dulu sebelum menuai. Betapa bahagianya Rehabeam. Dia memiliki orang-orang penting ini dengan hikmat yang mereka miliki untuk mengarahkan dia menjadi raja yang baik.
Tetapi bacaan kita hari ini mengatakan bahwa Rehabeam mencari anak-anak muda seusianya untuk meminta nasihat mereka. Rehabeam menunjukkan bagaimana dia tidak memiliki bijaksana seperti Salomo, ayahnya. Dia telah mendapatkan nasihat yang sangat baik dari para tua-tua tetapi dia tetap mencari nasihat dari teman-teman sebayanya. Jika ada saja sedikit hikmat dalam diri Rehabeam, maka dia akan dapat menyadari bobot nasihat yang telah diberikan para tua-tua itu untuk dia. Orang bodoh menghina didikan. Orang bodoh yang bahkan tidak sadar kalau dia adalah orang bodoh yang menghina didikan guru yang bijak. Sebaliknya, orang-orang bodoh akan merasa nyaman dengan nasihat bodoh. Rehabeam mendengarkan nasihat orang-orang muda dan nasihat itulah yang menyulut pemberontakan di Israel. Para tua-tua menasihatkan Rehabeam untuk menjadi raja sesuai dengan cara Tuhan, tetapi orang-orang muda itu menasihatkan Rehabeam untuk menjadi raja sesuai dengan cara dunia. Cara Tuhan adalah raja yang adalah pelayan, gembala yang merawat para domba. Cara dunia adalah raja yang menundukkan semua orang di sekitarnya, pemimpin yang mengandalkan kekuatan senjata dan kekerasan. Dan karena Rehabeam lebih memilih untuk menjadi raja seperti cara dunia ini, maka pemberontakan para buruh pun terjadi.
Ayat 15 mengatakan keputusan Rehabeam untuk mengikuti nasihat yang bodoh itu adalah dari Tuhan. Tuhanlah yang membalikkan keadaan agar Yerobeam dapat menjadi raja sesuai dengan rancangan-Nya dan sesuai dengan hukuman yang akan Dia timpakan kepada keturunan Salomo. Dalam ayat 16, setelah mendengarkan jawaban kasar dari Rehabeam, orang-orang menyerukan nyanyian pemberontakan yang juga pernah diucapkan oleh Seba bin Bikri (2Sam. 20:1). Maka orang-orang Israel meninggalkan Rehabeam dan mengangkat Yerobeam menjadi raja mereka. Hanya Yehuda yang tetap berpaut kepada keturunan Daud. Ini terjadi karena Tuhan merancangkan akan memberikan 10 suku kepada Yerobeam sebagai hukuman karena Salomo telah jatuh ke dalam penyembahan berhala. Dalam ayat 21 dikatakan bahwa Rehabeam kembali ke Yerusalem lalu mengumpulkan 180 ribu orang untuk membawa kembali kerajaan Israel ke dalam takhtanya sekali lagi. Ketika Rehabeam ingin memerangi Yerobeam untuk mempertahankan takhtanya atas seluruh Israel, Tuhan mencegah dengan mengatakan firman-Nya melalui nabi Semaya. Rehabeam tidak melanjutkan rencananya karena mendengar perkataan Tuhan melalui Semaya. Keturunan Salomo ini kembali kepada Tuhan dengan mendengarkan firman-Nya. Ini menunjukkan bahwa keputusan Tuhan untuk memelihara takhta Daud tetap berguna karena benih-benih mendengar firman tetap Tuhan izinkan ada pada keturunan Daud, setidaknya hingga kepada Rehabeam. Seandainya dia tetap berkeras, seperti waktu dia berkeras mendengarkan nasihat rekan-rekan sebayanya, maka dia akan tetap maju memerangi Yerobeam. Dengan 180 ribu orang sulit dipercaya kalau Rehabeam akan gagal menaklukkan Yerobeam. Tetapi dia tetap tunduk kepada nabi Semaya yang memberitakan firman Tuhan kepada dia.
Memang benar bahwa semua terjadi karena rancangan Tuhan. Tetapi rancangan Tuhan pun selalu memakai sebab akibat yang terjadi di dalam sejarah. Mengapakah Yerobeam memberontak? Karena telah direncanakan oleh Allah? Ya. Tetapi jawaban itu adalah jawaban yang hanya melihat separuh dari kebenaran. Kebenaran yang diajarkan Alkitab perlu dimengerti di dalam dimensi yang luas dan sudut pandang yang tidak mengabaikan kedaulatan kekal Allah dengan berjalannya sejarah. Mengapa Yerobeam memberontak? Karena Tuhan telah merencanakan demikian, dan juga, karena Rehabeam gagal mengambil hati rakyat. Siapakah yang rela berjuang demi orang lain? Orang yang mengutamakan uang akan mengatakan perjuangan hidupnya adalah untuk memiliki banyak uang. Orang yang mengutamakan nama baik akan menilai kesuksesannya jikalau dia diterima oleh rakyat banyak atau menjadi tokoh yang populer. Tetapi semua ini tidak bisa membuat seseorang menjadi pemimpin atau raja yang baik. Raja yang baik adalah raja yang mendedikasikan hidup untuk berjuang demi orang lain. Itulah sebabnya pemberontakan Yerobeam menjadi gampang diprovokasi. Mereka ingin seorang gembala, bukan seorang diktator bertangan besi.
Untuk direnungkan:
Setelah matinya Salomo, anak Salomo, yaitu Rehabeam, dilantik menjadi raja atas Israel di Sikhem. Ketika mendengar bahwa Salomo telah mati, Yerobeam, yang sebelumnya telah diurapi menjadi raja oleh nabi Ahia, datang juga ke Sikhem. Di Sikhem itulah dia membawa perkaranya dan para pengikutnya ke hadapan raja. Dia mengatakan bahwa Salomo telah memberikan tekanan yang terlalu keras bagi mereka. Salomo menindas mereka dengan terlalu berat. Mungkin Salomo melakukan hal itu karena mendengar bahwa Yerobeam telah diangkat menjadi raja atas 10 suku. Maka Yerobeam meminta pertimbangan Sang Raja baru mengenai perkara ini. Setelah mendengar masukan dari Yerobeam, Rehabeam bertanya kepada para tua-tua negeri. Mereka memberikan jawaban yang sangat baik. Jawaban yang menunjukkan betapa baiknya keadaan rohani para tua-tua tersebut. Dalam ayat 7 mereka mengatakan supaya Rehabeam mengambil hati mereka dengan rela menjadi pelayan mereka. Melayani, bukan dilayani. Inilah konsep raja yang Tuhan ingin ajarkan kepada Israel. Konsep raja dalam rancangan Allah adalah sebagai pelayan bagi umat Tuhan. Mereka adalah gembala yang merawat para dombanya dengan setia. Mereka adalah orang-orang yang mau menjadi yang terkecil karena mereka telah diangkat menjadi yang terbesar. Konsep ini dimiliki oleh Daud, dan itu menyebabkan betapa besar dia dikasihi oleh rakyatnya. Jika Rehabeam ingin rakyat yang loyal dan rela berjuang bersama dengan dia, maka Rehabeam harus menabur dulu sebelum menuai. Betapa bahagianya Rehabeam. Dia memiliki orang-orang penting ini dengan hikmat yang mereka miliki untuk mengarahkan dia menjadi raja yang baik.
Tetapi bacaan kita hari ini mengatakan bahwa Rehabeam mencari anak-anak muda seusianya untuk meminta nasihat mereka. Rehabeam menunjukkan bagaimana dia tidak memiliki bijaksana seperti Salomo, ayahnya. Dia telah mendapatkan nasihat yang sangat baik dari para tua-tua tetapi dia tetap mencari nasihat dari teman-teman sebayanya. Jika ada saja sedikit hikmat dalam diri Rehabeam, maka dia akan dapat menyadari bobot nasihat yang telah diberikan para tua-tua itu untuk dia. Orang bodoh menghina didikan. Orang bodoh yang bahkan tidak sadar kalau dia adalah orang bodoh yang menghina didikan guru yang bijak. Sebaliknya, orang-orang bodoh akan merasa nyaman dengan nasihat bodoh. Rehabeam mendengarkan nasihat orang-orang muda dan nasihat itulah yang menyulut pemberontakan di Israel. Para tua-tua menasihatkan Rehabeam untuk menjadi raja sesuai dengan cara Tuhan, tetapi orang-orang muda itu menasihatkan Rehabeam untuk menjadi raja sesuai dengan cara dunia. Cara Tuhan adalah raja yang adalah pelayan, gembala yang merawat para domba. Cara dunia adalah raja yang menundukkan semua orang di sekitarnya, pemimpin yang mengandalkan kekuatan senjata dan kekerasan. Dan karena Rehabeam lebih memilih untuk menjadi raja seperti cara dunia ini, maka pemberontakan para buruh pun terjadi.
Ayat 15 mengatakan keputusan Rehabeam untuk mengikuti nasihat yang bodoh itu adalah dari Tuhan. Tuhanlah yang membalikkan keadaan agar Yerobeam dapat menjadi raja sesuai dengan rancangan-Nya dan sesuai dengan hukuman yang akan Dia timpakan kepada keturunan Salomo. Dalam ayat 16, setelah mendengarkan jawaban kasar dari Rehabeam, orang-orang menyerukan nyanyian pemberontakan yang juga pernah diucapkan oleh Seba bin Bikri (2Sam. 20:1). Maka orang-orang Israel meninggalkan Rehabeam dan mengangkat Yerobeam menjadi raja mereka. Hanya Yehuda yang tetap berpaut kepada keturunan Daud. Ini terjadi karena Tuhan merancangkan akan memberikan 10 suku kepada Yerobeam sebagai hukuman karena Salomo telah jatuh ke dalam penyembahan berhala. Dalam ayat 21 dikatakan bahwa Rehabeam kembali ke Yerusalem lalu mengumpulkan 180 ribu orang untuk membawa kembali kerajaan Israel ke dalam takhtanya sekali lagi. Ketika Rehabeam ingin memerangi Yerobeam untuk mempertahankan takhtanya atas seluruh Israel, Tuhan mencegah dengan mengatakan firman-Nya melalui nabi Semaya. Rehabeam tidak melanjutkan rencananya karena mendengar perkataan Tuhan melalui Semaya. Keturunan Salomo ini kembali kepada Tuhan dengan mendengarkan firman-Nya. Ini menunjukkan bahwa keputusan Tuhan untuk memelihara takhta Daud tetap berguna karena benih-benih mendengar firman tetap Tuhan izinkan ada pada keturunan Daud, setidaknya hingga kepada Rehabeam. Seandainya dia tetap berkeras, seperti waktu dia berkeras mendengarkan nasihat rekan-rekan sebayanya, maka dia akan tetap maju memerangi Yerobeam. Dengan 180 ribu orang sulit dipercaya kalau Rehabeam akan gagal menaklukkan Yerobeam. Tetapi dia tetap tunduk kepada nabi Semaya yang memberitakan firman Tuhan kepada dia.
Memang benar bahwa semua terjadi karena rancangan Tuhan. Tetapi rancangan Tuhan pun selalu memakai sebab akibat yang terjadi di dalam sejarah. Mengapakah Yerobeam memberontak? Karena telah direncanakan oleh Allah? Ya. Tetapi jawaban itu adalah jawaban yang hanya melihat separuh dari kebenaran. Kebenaran yang diajarkan Alkitab perlu dimengerti di dalam dimensi yang luas dan sudut pandang yang tidak mengabaikan kedaulatan kekal Allah dengan berjalannya sejarah. Mengapa Yerobeam memberontak? Karena Tuhan telah merencanakan demikian, dan juga, karena Rehabeam gagal mengambil hati rakyat. Siapakah yang rela berjuang demi orang lain? Orang yang mengutamakan uang akan mengatakan perjuangan hidupnya adalah untuk memiliki banyak uang. Orang yang mengutamakan nama baik akan menilai kesuksesannya jikalau dia diterima oleh rakyat banyak atau menjadi tokoh yang populer. Tetapi semua ini tidak bisa membuat seseorang menjadi pemimpin atau raja yang baik. Raja yang baik adalah raja yang mendedikasikan hidup untuk berjuang demi orang lain. Itulah sebabnya pemberontakan Yerobeam menjadi gampang diprovokasi. Mereka ingin seorang gembala, bukan seorang diktator bertangan besi.
Untuk direnungkan:
- Apakah kita mengenal panggilan kita? Apakah perbedaan panggilan itu jika dijalani oleh orang Kristen dan orang yang bukan Kristen? Apakah standar etika dan moralitas adalah sama? Jawabannya pasti tidak. Tetapi terkadang cara Tuhan adalah cara yang kurang populer. Kadang sulit dimengerti karena berkonflik dengan kebiasaan dunia. Tetapi marilah kita belajar untuk melihat cara Tuhan di atas cara kita, dan jalan Tuhan di atas jalan kita. Cara para tua-tua dengan cara anak-anak muda itu berbeda. Cara para pemuda itu umum, dan ternyata gagal, sedangkan cara para tua-tua adalah cara yang tidak biasa (walaupun seharusnya berhasil). Cara Tuhan menjalankan bisnis kita mungkin berbeda dengan cara kita. Cara Tuhan mengerjakan hal-hal di dalam dunia kerja kita mungkin berbeda dengan cara dunia ini, tetapi iman kita akan percaya bahwa cara Tuhan jauh lebih tepat dan benar.
- Sekarang Israel menjadi terpecah. Israel Utara dan Yehuda. Apakah yang dapat kita pelajari dari hal ini? Salah satunya adalah belajar untuk melihat tangan penghukuman Tuhan dan kesetiaan Tuhan berjalan bersama-sama. Tuhan menghukum ketidaksetiaan keturunan Daud, tetapi Dia juga mempertahankan kesetiaan-Nya kepada keturunan Daud. Mengapakah Dia mempertahankan Yehuda tetap menjadi daerah yang tunduk kepada keturunan Daud? Karena janji bahwa keturunan Daud tidak akan terputus-putusnya menduduki takhta Daud. Janji Tuhan tidak akan batal. Ketidaksetiaan manusia pun tidak dapat membuat apa yang Tuhan janjikan menjadi batal. Tetapi ini juga tidak berarti kalau Tuhan sudah berjanji, kita hidup sembarangan pun Dia tidak bisa melakukan apa-apa kepada kita. Tuhan akan menghukum, tetapi kasih setia Tuhan tidak akan berhenti. Kasih setia Tuhan kepada Daud tetap berjalan, demikian juga penghukuman Tuhan kepada keturunan Daud. Ini juga yang akan diterapkan kepada kita, orang-orang percaya. Tuhan akan menghukum kita sebagai bentuk disiplin jika kita melawan Dia, tetapi kasih setia-Nya tidak akan pernah ditarik dari orang-orang pilihan-Nya.