Devotion from 2 Samuel 19:1-14
Bagian ini dimulai dengan teguran keras Yoab kepada Daud. Teguran ini dipakai Tuhan untuk memberikan pengajaran bagi Daud. Daud seharusnya tidak bersikap seperti dalam 2 Samuel 18:33 dan 2 Samuel 19:4. Dia meraung-raung karena kematian Absalom, bahkan berkata rela mati menggantikan Absalom. Ketika para tentara yang telah menyelamatkan nyawa Daud dengan mengalahkan Absalom datang, mereka bertingkah seperti kalah perang. Masuk dengan tenang dan tidak ada perayaan apa pun atas kemenangan ini. Inilah yang membuat hati Yoab gusar. Mengapa tidak ada perayaan? Sebab sang raja Daud sedang menangisi anaknya. Anak yang sebenarnya adalah musuh terbesar Daud. Inilah tragedi keluarga Daud. Siapakah musuh yang pernah mengalahkan Daud dalam pertempuran? Tidak ada satu pun. Siapakah musuh yang pernah mendesak dia hingga harus lari dari Yerusalem selama dia menjadi raja Israel? Hanya Absalom. Jika demikian siapakah musuh yang paling berat bagi Daud? Anaknya sendiri, Absalom! Seluruh tentaranya mengorbankan jiwa raga mereka demi melindungi Daud dari musuh terbesar ini. Tetapi apa yang terjadi setelah mereka berhasil mengalahkan musuh ini? Daud menangisi musuh ini! Yoab dengan keras mengatakan bahwa celaka bagi Daud akan menjadi sangat besar jika dia tidak menyelamati para tentara (ay. 7). Jika tentara-tentara itu, orang-orang yang paling setia melindungi Daud, menjadi kecewa kepada Daud, maka Daud tidak lagi punya kekuatan untuk mempertahankan takhtanya sama sekali. Daud sangat tidak bijak dengan menangisi orang yang ingin membunuh dia dan mengabaikan orang-orang yang rela mati demi dia. Suara Yoab kali ini dipakai oleh Tuhan untuk menegur Daud. Maka Daud bangkit dan duduk di pintu gerbang dan tenanglah seluruh pasukan itu.
Narasi kitab ini beralih dengan membahas kebingungan di tengah-tengah Israel. Mereka telah menolak Daud dan memilih Absalom. Tetapi sekarang Absalom telah mati, maka mereka kembali mengingat-ingat jasa Daud. Rakyat Israel benar-benar tidak tahu diri. Daud – yang begitu mengasihi mereka – disingkirkan demi Absalom yang pintar merayu mereka. Hati untuk rakyat jauh lebih berharga daripada mulut untuk rakyat. Absalom memakai mulutnya untuk mengucapkan janji-janji yang menyenangkan hati dan memakai bibirnya untuk mencium rakyat Israel (2Sam. 15:4-5), tetapi Daud memberikan hatinya untuk diisi oleh seluruh Israel. Memang benar bahwa Daud penuh dengan dosa, tetapi itu tidak berarti ketulusan hatinya untuk menggembalakan Israel menjadi hilang sama sekali. Ketika Absalom datang untuk memerangi dia di Yerusalem, bukankah Daud memilih untuk lari? Dia tidak mau mengorbankan kota terpenting di Israel untuk sebuah perang saudara. Daud adalah gembala Israel. Tetapi rakyat telah memilih perayu lebih daripada orang yang setia dengan segenap hati.
Kematian Absalom sebenarnya dapat membangkitkan banyak oportunis-oportunis untuk mengambil alih takhta. Kita akan melihat dalam pembahasan berikut bahwa seorang bernama Seba memberontak kepada Daud. Tetapi ini sulit terjadi karena dalam ayat 9 dan 10 menyatakan bahwa hati orang-orang Israel condong kepada Daud. Mereka menyadari kesalahan mereka dengan memilih Absalom. Mereka sadar bahwa raja telah sangat berjasa dengan membebaskan mereka dari musuh-musuh mereka. Tetapi anehnya di dalam ayat 11 dikatakan bahwa raja mengutus orang untuk meminta Zadok dan Abyatar yang tinggal di Yerusalem untuk berbicara kepada orang-orang Yehuda untuk menerima kembali raja Daud. Ini berarti suku Yehuda adalah yang paling terpengaruh oleh Absalom. Walaupun seluruh Israel telah menyadari kesalahan mereka dan meminta Daud pulang, kaum Yehuda belum. Itu sebabnya Daud memberikan pesan kepada tua-tua mereka untuk mengingatkan mereka bahwa dia adalah saudara mereka. Dengan dibelokkannya hati orang-orang Yehuda, maka seluruh Israel telah sepakat untuk mengundang Daud pulang dan kembali duduk di takhtanya untuk menggembalakan seluruh Israel. Inilah restorasi yang indah yang Tuhan lakukan bagi Daud. Dia telah melewati hukumannya dengan kepahitan yang sangat, dan sekarang Tuhan memulihkan dia kembali.
Bagian ini dimulai dengan teguran keras Yoab kepada Daud. Teguran ini dipakai Tuhan untuk memberikan pengajaran bagi Daud. Daud seharusnya tidak bersikap seperti dalam 2 Samuel 18:33 dan 2 Samuel 19:4. Dia meraung-raung karena kematian Absalom, bahkan berkata rela mati menggantikan Absalom. Ketika para tentara yang telah menyelamatkan nyawa Daud dengan mengalahkan Absalom datang, mereka bertingkah seperti kalah perang. Masuk dengan tenang dan tidak ada perayaan apa pun atas kemenangan ini. Inilah yang membuat hati Yoab gusar. Mengapa tidak ada perayaan? Sebab sang raja Daud sedang menangisi anaknya. Anak yang sebenarnya adalah musuh terbesar Daud. Inilah tragedi keluarga Daud. Siapakah musuh yang pernah mengalahkan Daud dalam pertempuran? Tidak ada satu pun. Siapakah musuh yang pernah mendesak dia hingga harus lari dari Yerusalem selama dia menjadi raja Israel? Hanya Absalom. Jika demikian siapakah musuh yang paling berat bagi Daud? Anaknya sendiri, Absalom! Seluruh tentaranya mengorbankan jiwa raga mereka demi melindungi Daud dari musuh terbesar ini. Tetapi apa yang terjadi setelah mereka berhasil mengalahkan musuh ini? Daud menangisi musuh ini! Yoab dengan keras mengatakan bahwa celaka bagi Daud akan menjadi sangat besar jika dia tidak menyelamati para tentara (ay. 7). Jika tentara-tentara itu, orang-orang yang paling setia melindungi Daud, menjadi kecewa kepada Daud, maka Daud tidak lagi punya kekuatan untuk mempertahankan takhtanya sama sekali. Daud sangat tidak bijak dengan menangisi orang yang ingin membunuh dia dan mengabaikan orang-orang yang rela mati demi dia. Suara Yoab kali ini dipakai oleh Tuhan untuk menegur Daud. Maka Daud bangkit dan duduk di pintu gerbang dan tenanglah seluruh pasukan itu.
Narasi kitab ini beralih dengan membahas kebingungan di tengah-tengah Israel. Mereka telah menolak Daud dan memilih Absalom. Tetapi sekarang Absalom telah mati, maka mereka kembali mengingat-ingat jasa Daud. Rakyat Israel benar-benar tidak tahu diri. Daud – yang begitu mengasihi mereka – disingkirkan demi Absalom yang pintar merayu mereka. Hati untuk rakyat jauh lebih berharga daripada mulut untuk rakyat. Absalom memakai mulutnya untuk mengucapkan janji-janji yang menyenangkan hati dan memakai bibirnya untuk mencium rakyat Israel (2Sam. 15:4-5), tetapi Daud memberikan hatinya untuk diisi oleh seluruh Israel. Memang benar bahwa Daud penuh dengan dosa, tetapi itu tidak berarti ketulusan hatinya untuk menggembalakan Israel menjadi hilang sama sekali. Ketika Absalom datang untuk memerangi dia di Yerusalem, bukankah Daud memilih untuk lari? Dia tidak mau mengorbankan kota terpenting di Israel untuk sebuah perang saudara. Daud adalah gembala Israel. Tetapi rakyat telah memilih perayu lebih daripada orang yang setia dengan segenap hati.
Kematian Absalom sebenarnya dapat membangkitkan banyak oportunis-oportunis untuk mengambil alih takhta. Kita akan melihat dalam pembahasan berikut bahwa seorang bernama Seba memberontak kepada Daud. Tetapi ini sulit terjadi karena dalam ayat 9 dan 10 menyatakan bahwa hati orang-orang Israel condong kepada Daud. Mereka menyadari kesalahan mereka dengan memilih Absalom. Mereka sadar bahwa raja telah sangat berjasa dengan membebaskan mereka dari musuh-musuh mereka. Tetapi anehnya di dalam ayat 11 dikatakan bahwa raja mengutus orang untuk meminta Zadok dan Abyatar yang tinggal di Yerusalem untuk berbicara kepada orang-orang Yehuda untuk menerima kembali raja Daud. Ini berarti suku Yehuda adalah yang paling terpengaruh oleh Absalom. Walaupun seluruh Israel telah menyadari kesalahan mereka dan meminta Daud pulang, kaum Yehuda belum. Itu sebabnya Daud memberikan pesan kepada tua-tua mereka untuk mengingatkan mereka bahwa dia adalah saudara mereka. Dengan dibelokkannya hati orang-orang Yehuda, maka seluruh Israel telah sepakat untuk mengundang Daud pulang dan kembali duduk di takhtanya untuk menggembalakan seluruh Israel. Inilah restorasi yang indah yang Tuhan lakukan bagi Daud. Dia telah melewati hukumannya dengan kepahitan yang sangat, dan sekarang Tuhan memulihkan dia kembali.
-
Kaitan bagian ini dengan seluruh Kitab 2 Samuel.
Bagian ini menyatakan akhir dari penghukuman Daud dan pelariannya. Setelah mengisahkan tentang kembalinya Daud ke takhtanya maka kitab ini sebenarnya telah selesai menuturkan narasinya. Kita telah tiba pada bagian akhir dari kehidupan Daud dan bagian hari ini menuturkan bagaimana caranya Israel dapat kembali kepada Daud. Jika selama 4 tahun Absalom telah mencuri hati mereka dengan rayuan palsu, bagaimanakah Daud memenangkan kembali hati mereka? Daud memenangkan hati seluruh Israel bukan dengan kata-kata, tetapi dengan catatan kemenangan perang yang telah dia lakukan bagi Israel. Daud tidak memenangkan kembali hati Israel dengan rayuan, tetapi dengan bukti nyata ketika dia menjadi pemimpin perang mereka yang menghancurkan musuh-musuh mereka. Dengan demikian bagian ini sangat penting untuk memberikan penjelasan mengapa kembalinya Daud ke Yerusalem bisa terjadi dengan sangat mulus. Hanya ada satu oportunis bernama Seba yang mencoba menyulut pemberontakan tetapi dia tidak didengar oleh Israel. -
Apakah yang dapat kita pelajari?
Bagian ini mengingatkan kembali kepada kita bahwa segala hal yang telah Daud tabur, itulah yang membuat hati Israel dapat segera kembali kepada dia. Absalom menarik hati mereka dengan bujuk rayu, sedangkan Daud membuktikan hatinya untuk mereka dengan segala tindakan yang telah dia lakukan sejak dulu. Track record Daud yang membawa Israel kembali kepada dia. Biarlah ini menjadi pelajaran bagi kita. Biarlah pada tiap kesempatan yang Tuhan percayakan kepada kita untuk melayani Dia, entah di gereja, di masyarakat, di keluarga, ataupun di tempat kerja, dapat kita jalankan dengan sungguh-sungguh. Kejujuran, ketulusan, integritas, tanggung jawab, usaha yang maksimal, akhirnya memenangkan hati orang-orang untuk mengakui bahwa kita sungguh-sungguh dipakai Tuhan. Tetapi segala hal ini harus ditabur dengan waktu yang lama. Kita tidak bisa mengharapkan hasil instan seperti Absalom, dengan polesan luar dapat memenangkan seluruh bangsa dalam empat tahun. Daud membuktikan dirinya puluhan tahun, bahkan sejak dia masih dalam pelarian karena dikejar Saul. Setiap kesempatan boleh bekerja bagi Tuhan datang, mari kita ingat bahwa seperti apa kita mengerjakannya akan menjadi catatan tersendiri puluhan tahun ke depan. Pdt. Stephen Tong dengan setia melayani perkabaran Injil ke daerah-daerah pedalaman selama puluhan tahun. Lalu apakah hasilnya? Hasilnya adalah di awal abad ke-21 KKR Regional dapat menjangkau jutaan siswa per tahun. Bagaimana caranya? Caranya adalah dengan memakai nama Stephen Tong. Bagaimana nama ini dapat dipercaya? Dengan taburan kerja keras, jujur, tanggung jawab, dan integritas yang teruji selama puluhan tahun. Mari perlakukan setiap kesempatan melayani seperti ini, dan kiranya Tuhan memakai semua itu puluhan tahun mendatang, untuk membesarkan nama-Nya yang mulia melalui kita. -
Bayang-bayang Kristus.
Bagian ini memberikan bayang-bayang akan utusan Injil yang memberitakan Kristus di Yerusalem dan Yudea. Tuhan Yesus disalibkan oleh orang-orang Yahudi di Yudea dan Yerusalem. Tetapi setelah Dia bangkit, Dia mengutus para murid untuk memberitakan kebangkitan-Nya ke Yerusalem, Yudea, Samaria, hingga ke ujung bumi. Betapa mengharukannya ketika orang-orang yang tadinya membenci Dia, bahkan ikut bersorak ketika Dia disalibkan, sekarang menyadari pengorbanan yang telah Kristus lakukan bagi mereka. Betapa mengharukannya ketika orang-orang seperti Paulus mengingat bagaimana dengan keras dia menolak Kristus, tetapi Kristus mengulurkan tangan-Nya dan berkata, “kamulah saudaraku, mengapa tidak ikut menyambut kedatangan-Ku sebagai Raja?” Dia tidak melihat kita sebagai musuh-Nya, tetapi menyebut kita “saudara” (Ibr. 2:11).