pedang tuhan melawan israel

Devotion from 2 Raja-raja 10:18-36

Bagian hari ini melanjutkan kegigihan Yehu untuk nama Tuhan. Dia bukan saja membunuh semua keluarga Ahab, tetapi dia juga berniat untuk menghancurkan seluruh pengikut Baal. Untuk mencapai tujuan ini dia melakukan tipu daya dengan berpura-pura mau mengadakan penyembahan untuk Baal dan perayaan besar-besaran. Dia mengundang semua penyembah Baal dan memastikan tidak ada seorang pun yang menyembah Tuhan termasuk di dalamnya. Dia menyiapkan perangkap untuk membunuh mereka semua. Yehu melakukan ini dengan sangat giat. Dia benar-benar menghancurkan peribadatan kepada Baal, setidaknya untuk sementara waktu di dalam sejarah Israel. Tuhan telah menubuatkan hal ini. Tuhan telah mengatakan kepada Elia bahwa Dia tetap menyatakan pekerjaan-Nya di dalam beberapa hal. Yang pertama adalah Dia akan membangkitkan nabi penerus Elia yang akan menghancurkan orang-orang Israel yang melanggar perjanjian dengan Tuhan. Elisa ini memang tidak membantai siapa pun, tetapi dialah yang menggerakkan Yehu dan Hazael untuk menjadi raja dan memerangi orang-orang Israel. Elisa tidak memakai pedang untuk menghancurkan Israel, tetapi dia memakai kuasa tanda-tanda dan mujizat justru untuk memberikan kesempatan pertobatan kepada Israel. Di dalam 1 Raja-raja 19:17 dikatakan bahwa Tuhan akan membangkitkan Hazael menjadi penghancur utama bagi Israel berkait dengan kejahatan. Tetapi yang masih luput dari pedang Hazael akan dibunuh oleh Yehu. Berarti Yehu adalah yang akan melakukan pembunuhan dengan tingkat yang lebih rendah dari pada Hazael. Lalu bagaimana dengan Elisa? Elisa mengutuk anak-anak muda di Betel (2Raj. 2:23-25) dan mereka mati diserang beruang. Jumlah yang jauh lebih kecil lagi. Tetapi fungsi utama Elisa adalah memelihara 7.000 orang yang tetap setia kepada Tuhan. Jumlah yang akan terus bertahan dan menjadi alasan Tuhan tetap akan memulihkan umat-Nya.

Tetapi di dalam kenyataan, secara kronologis Elisa yang lebih dulu dipanggil. Dia yang menubuatkan kehancuran keluarga Ahab dan melalui orang-orang yang dinubuatkannya menjadi raja, yaitu Hazael dan Yehu, kehancuran bagi Israel pun dimulai. Setelah Elisa maka bangkitlah Yehu. Perhatikan bahwa Kitab 2 Raja-raja mengurangi porsi pemberitaan tentang Elisa dengan sangat banyak. Elisa hampir tidak pernah lagi disebut kecuali ketika dia sudah hampir mati. Elisa seperti keluar dari catatan kitab ini dan digantikan Yehu. Maka kita sampai kepada pelayanan Yehu memusnahkan keluarga Ahab dan memusnahkan para penyembah Baal. Inilah penghakiman kedua yang Tuhan siapkan bagi Israel. Zaman pelayanan Elisa adalah zaman yang penuh dengan tanda-tanda agar orang Israel kembali kepada Tuhan dan meninggalkan berhala-berhala mereka. Tetapi ketika pelayanan Elisa diabaikan, Tuhan pun membangkitkan Yehu. Yehu membunuh orang-orang fasik dan penyembah berhala di tengah-tengah umat Tuhan dan menyatakan bahwa saat kesabaran Tuhan telah habis. Pelayanan Elisa yang diabaikan Israel membuat Tuhan membangkitkan sang pembinasa, yaitu Yehu.

Mari kita renungkan baik-baik! Jika Tuhan belum menyatakan penghukuman, apakah ini berarti Dia lupa untuk melakukan-Nya? Tidak. Alasan Tuhan belum menghukum adalah Dia masih memberikan kesabaran-Nya hingga genap waktu murka-Nya akan dinyatakan. Dia tidak akan membiarkan orang-orang yang memberontak kepada Dia luput dari hukuman, tetapi Dia lebih menyukai kalau mereka bertobat dan kembali kepada Dia. Maksud kemurahan Tuhan adalah pertobatan manusia (Rm. 2:4), dan ketika kemurahan Tuhan dihina dengan kekerasan hati manusia yang tidak mau bertobat, maka penghakiman akan datang berikutnya. Bayangkan betapa besar kesabaran Tuhan. Elisa berkali-kali dipakai Tuhan untuk meluputkan Israel dari Aram. Dia berkali-kali memberikan tanda-tanda mujizat sebagai bukti Tuhan masih bekerja di tengah-tengah Israel. Tetapi ketika pertobatan bangsa itu tidak juga terlihat, ketika orang-orang setia tetaplah hanya kaum sisa, ketika para raja dan seluruh rakyat secara mayoritas tetap hidup memberontak kepada Tuhan, maka Elisa mengangkat Hazael dan Yehu. Biarlah kita dengan seimbang mengenal siapa Allah kita. Dia adalah Allah yang panjang sabar, besar setia, dan penuh dengan kemurahan. Dia mudah berbelaskasihan kepada manusia. Tetapi jangan lupa bahwa Dia pun akan kehilangan kesabaran jika kita tidak juga bertobat. Kesabaran akan berganti dengan kegemasan, kemurahan akan berganti dengan murka, dan kesetiaan akan dinyatakan dengan hukuman dan hajaran. Dari anugerah pelayanan Elisa, sekarang Israel menghadapi murka Allah melalui Yehu.

Selain Tuhan membangkitkan Yehu, Tuhan juga mulai menggerakkan Hazael, raja Aram yang menggantikan Benhadad yang telah dibunuhnya sendiri, untuk datang dan mulai menyerang daerah Israel. Dia mulai merebut daerah-daerah Israel, daerah yang hanya dapat dipulihkan pada zaman keturunan Yehu bernama Yerobeam II. Tetapi sebelum Yerobeam lahir, Israel ditaklukkan dan dikalahkan oleh Hazael. Ayat 33 mengatakan bahwa Gad, daerah Ruben dan Manasye, mulai dari Aroer, hingga Gilead maupun Basan diambil oleh Hazael. Ini bukan pertama kali Tuhan mengirimkan bangsa lain untuk mengalahkan Israel. Inilah yang Tuhan lakukan sejak zaman hakim-hakim, ketika Israel memberontak kepada Dia. Tuhan memakai bangsa-bangsa lain untuk menghukum umat-Nya untuk menyatakan tiga hal. Yang pertama Dia ingin seluruh umat-Nya tahu bahwa Dialah pemilik seluruh bangsa di bumi. Mereka adalah alat di tangan-Nya karena milik Dialah seluruh bangsa-bangsa itu. Tuhan adalah penguasa atas seluruh bumi yang menentukan waktu dan tempat bangsa-bangsa bisa naik ataupun hancur. Yang kedua adalah Tuhan ingin membangkitkan kecemburuan di tengah-tengah umat Tuhan. Sama seperti mereka menyembah dewa-dewa bangsa-bangsa lain, maka sekarang Tuhan mengangkat bangsa-bangsa lain menjadi hamba-Nya untuk menaklukkan Israel, umat-Nya sendiri. Hal ketiga adalah Tuhan ingin mengajar orang Israel, bahwa jika mereka ingin tunduk kepada berhala-berhala bangsa-bangsa lain, maka mereka juga harus sekalian tunduk kepada bangsa-bangsa itu. Ini dilakukan supaya mereka tahu betapa bodohnya menyembah berhala bangsa lain. Kebertundukan kepada berhala bangsa lain harus diikuti dengan kebertundukan kepada bangsa pemilik berhala itu, demikianlah didikan Tuhan memakai bangsa lain untuk menghancurkan Israel. Tetapi kehancuran melalui Aram ini bukanlah kehancuran akhir. Hazael tidak dipakai Tuhan untuk menangkap seluruh Israel tertawan. Karena penghukuman yang dilakukan oleh Yehu, maka Tuhan masih memberikan kesempatan kepada Israel sebelum akhirnya bangsa Asyur datang dan menghancurkan mereka secara total pada abad ke-8 SM.

Biarlah kita juga merenungkan hal ini. Tuhan memanggil kita menjadi umat-Nya, tetapi Dia juga adalah pemilik seluruh bangsa-bangsa lain. Tuhan bisa memakai pemerintahan yang anti Tuhan untuk menghancurkan umat Tuhan yang sedang mengkhianati Tuhan. Tuhan memakai pemimpin-pemimpin politik, atau memakai orang-orang di tengah-tengah masyarakat kita untuk menghancurkan ketika kesabaran Tuhan sudah habis. Tetapi perlu kita ingat baik-baik bahwa penganiayaan dan kesulitan yang ditimbulkan oleh orang-orang yang tidak mengenal Tuhan tidak boleh diidentikkan dengan hukuman Tuhan bagi umat-Nya. Gereja mula-mula sangat setia kepada Tuhan dan hidup dengan benar di hadapan Tuhan, tetapi bangsa-bangsa kafir seperti Romawi tetap menyiksa dan menganiaya mereka. Tetapi kita juga tidak boleh menganggap bahwa Tuhan tidak akan memakai orang-orang tidak percaya untuk menghukum umat-Nya. Oleh sebab itu biarlah kita terus mengingat untuk takut akan Tuhan. Kita terus menganggap bahwa kehidupan kita yang diberkati dengan belas kasihan Tuhan adalah kesempatan bagi kita untuk sungguh-sungguh hidup bagi Tuhan. Kita tidak ingin terus mempermainkan kesabaran Tuhan. Kita ingin menyenangkan hati Dia dan hidup di dalam takut akan Dia. Inilah yang harus menjadi komitmen kita sehingga waktu kesabaran yang Tuhan telah berikan kepada kita tidak berakhir dengan murka Tuhan yang kehilangan kesabaran karena kita yang tetap tidak mau kembali kepada Dia. Biarlah kita sujud kepada Dia dan dengan peka meninggalkan segala hal yang tidak diperkenan Tuhan sehingga kita tidak harus menjadi obyek murka Tuhan. Tuhan mengasihi kita, dan karena itu biarlah kita hidup dengan penuh kekudusan, kasih akan Tuhan, dan ketaatan yang sejati di dalam masa anugerah kesabaran Tuhan.