Bukan sebuah hal yang baru dan terlihat asing di mata kita, atau terdengar aneh di telinga kita, ketika kita hadir di sebuah acara KKR (Kebaktian Kebangunan Rohani), kita melihat atau mendengar seorang hamba Tuhan berkata: malam ini Roh Kudus akan dicurahkan, terimalah Roh Kudus, yang tidak jarang disertai dengan hembusan nafasnya. Dengan segera pikiran kita akan langsung dibawa untuk mengingat pada sebuah ayat yang tercatat dalam Alkitab di Yohanes 20:22, “Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata “Terimalah Roh Kudus”.”
Mungkin, hampir sebagian besar yang hadir dalam acara tersebut akan merasa takjub. Apalagi setelah mendengarkan kesaksian pengalaman supranatural yang telah dialami oleh hamba Tuhan atau jemaat pada malam itu. Tanpa berpikir panjang, kita mungkin akan turut serta mengambil bagian di dalam pencurahan Roh Kudus tersebut dengan sangat mengamininya.
Tetapi, ada satu hal yang perlu kita ingat, Alkitab memberitahukan kepada kita: “Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia” (1Yoh. 4:1). Ini adalah sebuah perintah yang Tuhan berikan kepada kita. Artinya kita harus menguji apa yang telah disampaikan, dengan demikian kita dapat mengetahui apakah hal di atas seturut dengan firman Tuhan atau tidak. Sekarang, mari kita melihat beberapa poin di bawah ini:
Pertama, mari melihat terlebih dahulu kepada peristiwa penciptaan dalam Kejadian 2:17. Ketika manusia dibentuk dari debu tanah, manusia belum hidup, baru setelah Allah menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya, manusia menjadi hidup. Jadi kita melihat dalam peristiwa penciptaan, bahwa ketika Allah menghembuskan nafas-Nya, yang mati menjadi hidup. Ada sebuah pola “mati–hembuskan nafas–hidup”.
Kedua, pada waktu manusia jatuh dalam dosa, manusia dikatakan mati. Artinya, setelah peristiwa itu segala sesuatu yang dilakukan manusia adalah hal yang jahat, melawan Tuhan, mendukakan hati Tuhan, tidak ada lagi satu pun perbuatan manusia yang benar di hadapan Tuhan. Manusia tidak sanggup lagi merespons anugerah Tuhan. Oleh karena itu manusia perlu dilahirbarukan, dihidupkan kembali, diubahkan, sehingga manusia sanggup merespons Tuhan dengan benar, dapat kembali kepada Tuhan. Dan untuk itu Roh Kudus diberikan kepada kita.
Ketiga, waktu kita membandingkan Yohanes 20:22 dengan Kejadian 2:17, kita akan melihat pola yang sama, “mati–hembuskan nafas–hidup”. Artinya, ketika Tuhan Yesus menghembusi dan berkata “terimalah Roh Kudus”, manusia yang telah mati karena dosanya akan dilahirbarukan, dihidupkan kembali oleh Roh Kudus.
Keempat, perkataan yang diucapkan Tuhan Yesus: “terimalah Roh Kudus”. Tentunya bukan semata-mata hanya sebuah janji di mana para murid-murid akan menerima Roh Kudus. Di saat yang bersamaan mempunyai makna bahwa Roh Kudus yang merupakan pribadi Ketiga dari Allah Tritunggal akan diutus dan tinggal bersama dengan umat-Nya.
Kelima, jika kita membaca Alkitab dengan hati-hati, kita akan menemukan bahwa di dalam Alkitab, baik dari Perjanjian Lama sampai Perjanjian Baru, tidak ada satu pun manusia, baik nabi atau pun rasul melakukan hal tersebut. Tidak ada satu pun dari mereka yang mengembusi dan mengatakan “terimalah Roh Kudus”.
Melalui kelima hal yang telah dijelaskan kita dapat simpulkan, bahwa hal tersebut hanya dapat dilakukan oleh Allah dan bukan manusia. Dengan demikian peristiwa yang disebutkan di awal artikel ini merupakan hal yang sangat bertentangan dengan apa yang diajarkan oleh firman Tuhan. Oleh karena itu sebagai orang Kristen, mari kita sekali lagi belajar kembali apa yang firman Tuhan ajarkan pada kita. Jikalau kita menemukan suatu pengajaran yang bertentangan dengan firman Tuhan, baiklah kita segera meninggalkannya dan kembali kepada firman-Nya. Soli Deo gloria.