konflik israel-asyur

Devotion from 2 Raja-raja 15:1-31
Penjelasan
Bagian hari ini mencatat peristiwa pada masa pemerintahan raja Azarya dari Yehuda. Nama lain Azarya adalah Uzia. Inilah raja yang sezaman dengan nabi Yesaya. Pada tahun raja ini mati, Yesaya dipanggil Tuhan untuk melayani sebagai nabi-Nya (Yes. 6:1). Narasi kitab 2 Raja-raja tidak memberitakan dengan detail hal-hal yang dikerjakan oleh Azarya. Hal-hal yang lebih lengkap bisa kita lihat di dalam 2 Tawarikh 26. Kitab 2 Raja-raja memberikan fokus pembahasan kepada Azarya yang setia kepada Tuhan, tetapi tidak cukup setia. Bagi narator kitab ini Azarya masih belum sempurna di dalam memperjuangkan ibadah yang sejati kepada Tuhan karena membiarkan praktik mempersembahkan korban di bukit-bukit pengorbanan. Pada bagian akhir hidupnya Azarya terkena kusta. 2 Tawarikh 26:16 mengatakan dia mengambil alih peran para imam dan membakar ukupan kepada Tuhan. Tuhan menghukum dia dengan menimpakan penyakit kusta kepadanya. Tetapi, walaupun segala kesalahannya, dia tetap adalah raja Yehuda yang baik dan diberkati Tuhan. Tuhan memberkati dia dengan kekuatan tentara yang besar dan juga teknologi senjata yang sangat maju. Tuhan kembali membangkitkan Yehuda dan menjadikannya kerajaan yang kuat di bawah Azarya. Bersamaan dengan periode Azarya menjadi raja, kitab ini mencatat apa yang terjadi di Israel Utara. Lima orang raja memerintah di Israel pada waktu Azarya bertakhta. Bagian ini juga mencatat penurunan iman Israel yang makin parah hingga akhirnya Tuhan mengirim Asyur menjadi musuh baru mereka. Kisah raja-raja Israel Utara ini dimulai dengan seorang bernama Zakharia.
Zakharia
Zakharia adalah anak Yerobeam II. Dialah orang terakhir dari dinasti Yehu, sesuai dengan janji Tuhan. Empat orang akan naik takhta meneruskan takhta Yehu (ay. 12) dan itu benar-benar terjadi. Generasi ke empat setelah Yehu adalah Zakharia. Dialah raja yang terakhir dan hanya memerintah selama enam bulan dengan cara yang jahat dan dibenci oleh Tuhan. Tuhan pun mengutus seorang bernama Salum untuk membunuh dia dan menjadi raja menggantikan dia.
Salum dan Menahem
Pada masa pemerintahan Salum, orang Israel tidak dibawa menjadi lebih baik. Sebaliknya Israel menjadi semakin tidak menentu karena Salum hanya bertakhta satu bulan. Tidak lama sesudahnya Menahem membunuh Salum dan menjadi raja menggantikan dia. Menahem menjadi raja yang kejam. Dia bahkan menghancurkan satu kota bernama Tifsah dan memusnahkan semua penduduknya. Kekejaman ini membuat Tuhan mengirimkan orang Asyur di bawah pimpinan raja Pul untuk menyerang Israel. Israel masih bisa bertahan karena Menahem menundukkan dirinya kepada raja Pul dan membayar sejumlah besar perak kepada raja Asyur. Tuhan membuat Israel tidak sanggup melawan Asyur sehingga mereka mulai hidup di bawah kebertundukan kepada kerajaan besar dari timur tersebut. Kerajaan dari daerah sungai Tigris itu datang dengan pasukan besar untuk memastikan Israel tetap berada di bawah kontrolnya.
Pekahya dan Pekah
Di bawah ancaman Asyur, orang Israel tetap berebutan takhta. Setelah Menahem mati, Pekahya anaknya menggantikan dia. Pemerintahan anak Menahem ini hanya bertahan selama dua tahun karena salah satu pemimpin militernya, yaitu Pekah anak Remalya, membunuh Pekahya dan menjadi raja menggantikan dia. Pekah memerintah selama 20 tahun sebelum Hosea anak Ela membunuh Pekah dan menggantikan dia menjadi raja. Pada pemerintahan Pekah inilah Tiglat-Pileser, raja Asyur merebut seluruh daerah Naftali ditambah dengan tujuh daerah Israel lainnya. Mereka menaklukkan daerah-daerah itu dan mengangkut orang Israel di daerah itu untuk menjadi tawanan. Di tengah keadaan yang kacau secara politik ini Tuhan mulai menimpakan hukuman pembuangan bagi Israel. Perlahan-lahan Tuhan mulai membuang umat-Nya sendiri karena kejahatan yang mereka lakukan. Tetapi seluruh petinggi sibuk merencanakan untuk menggulingkan raja. Semua orang ingin memuaskan keserakahannya untuk merebut kuasa meskipun seluruh bangsa sedang dihukum oleh Tuhan.
Untuk direnungkan:
Salah satu hal yang dapat kita pelajari dalam bagian ini adalah bagaimana dosa sudah membutakan mata para pemimpin Israel. Mereka tidak sadar kalau Tuhan sudah akan mengirim bangsa Asyur yang akan menjadi alat murka-Nya bagi Israel. Hawa nafsu dan keberdosaan mereka membuat mereka hanya melihat peluang bagi diri mereka sendiri tetapi tidak melihat betapa dekatnya mereka dengan penghakiman Tuhan. Semua tokoh Israel yang kita baca hari ini berusaha menggulingkan raja sebelumnya supaya mereka sendiri dapat menjadi raja. Dan ketika mereka berhasil menjadi raja karena sukses membunuh raja sebelumnya, mereka tidak berpikir apakah dosa yang telah dilakukan raja sebelum mereka sehingga Tuhan menghancurkan dia. Dosa dan ambisi yang berpusat kepada diri sendiri membuat manusia tidak sadar akan murka Allah. Saat ini begitu banyak orang yang hidup dengan segala ambisi liar. Mereka memperbolehkan semua cara untuk mencapai apa yang mereka mau tanpa ada sedikit pun perasaan takut akan murka Allah. Mereka telah sedemikian buta sehingga mereka tidak sadar akan bencana yang sudah akan tiba. Tidak satu pun pemimpin Israel yang menjadi raja kemudian menanyakan apa yang harus dilakukan untuk meredakan murka Allah yang akan dicurahkan. Tidak satu pun yang menanyakan hal itu karena tidak satu pun yang sadar kalau Allah sedang murka. Makin hancurnya Israel hingga akhirnya dibuang adalah karena tidak satu pun raja mereka yang sadar akan perlunya reformasi. Ini berbeda dengan Yehuda. Meskipun pada akhirnya Yehuda tetap dibuang juga, namun mereka masih bisa bertahan 200 tahun karena ada tokoh-tokoh raja yang Tuhan bangkitkan yang mengadakan reformasi dan perubahan mendasar di dalam kehidupan bangsa Yehuda. Jika ada orang yang peka lalu mengadakan perubahan, ini berarti Tuhan masih memberikan belas kasihan-Nya. Zakharia, Salum, Menahem, Pekahya, dan Pekah, semua hanya tahu meraih kekuasaan dengan segera. Semua hanya tahu bagaimana memuaskan ambisi pribadi boleh menjadi raja. Tidak satu pun yang memiliki kepekaan akan hukuman Tuhan dan mengadakan perubahan agar Tuhan tidak jadi menghukum. Masih adakah pemimpin-pemimpin yang peka terhadap keadaan hati Tuhan? Jika tidak, celakalah umat Tuhan!
Biarlah setiap kegagalan yang dicatat di dalam Alkitab dapat menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita tahu bagaimana berharap dan dengan tekun menantikan janji yang Tuhan telah nyatakan (Rm. 15:4). Mereka yang gagal adalah mereka yang tidak tahu bahwa Allah menjanjikan penghiburan dan pengharapan sejati bagi mereka yang merindukan Dia. Mereka mencari segala hal di luar Dia tanpa sadar bahwa segala tindakan mereka akan menyebabkan umat Tuhan dihakimi oleh Tuhan. Mereka menginginkan untuk menjadi raja, menginginkan ini dan itu, tetapi tidak melakukannya di dalam perasaan takut akan Tuhan.
Pertanyaan renungan
Apakah kita memiliki hati yang gentar akan hukuman Tuhan? Apakah kita menyadari betapa dekatnya bangsa ini dengan penghukuman Tuhan? Apakah hati kita dengan gentar memohon ampun kepada Tuhan untuk bangsa kita yang terus membangkitkan murka Tuhan? Kiranya kita tidak bosan-bosan mendoakan pembaruan terjadi di tengah-tengah bangsa kita.Adakah hal-hal yang kita sangat ingin dapatkan sehingga segala cara dihalalkan? Hal-hal inilah yang akan makin mematikan kepekaan kita terhadap murka Tuhan.