Siapa yang kita cari?

Di dalam dunia anak muda ada satu tema yang popularitasnya hampir tidak pernah menurun. Apakah itu? Tema mengenai cinta antara laki-laki dan perempuan. Tema ini bukan hanya populer di antara kalangan orang dunia, tetapi juga di antara kaum muda-mudi Kristen. Makanya tidak heran, kalau gereja mengadakan acara dengan tema percintaan, pacaran, atau pernikahan Kristen pasti peminatnya sangat banyak. Namun, bagaimana jika tema acara tersebut diganti dengan topik-topik seperti “hidup kudus”, “mengenal Allah”, atau “Kristen sejati”? Bagaimana kira-kira jumlah peminatnya? Hampir dapat dipastikan kalau peminatnya tidak akan sebanyak acara yang bertemakan cinta. Lalu bagaimana dengan diri kita sendiri? Apakah kita hanya akan datang ke acara dengan tema cinta? Kalau pun kita datang ke kedua tema acara di atas, seberapa besar sih antusiasme kita datang ke acara dengan tema cinta dibandingkan dengan tema non-cinta? Mari kita berhenti di sini dan merenung sejenak.
Kalau mau jujur sebagian besar dari kita pasti lebih terpikat dengan tema cinta. Apakah ini salah? Tidak juga. Bukankah tema ini juga penting dalam kehidupan orang Kristen? Iya, tema ini penting juga. Namun, pertanyaan yang lebih besar yang harus kita tanyakan kepada diri kita adalah, “siapa sih yang sedang kita cari ketika kita sangat bersemangat dengan tema cinta itu?” Apakah kita mengikutinya karena kita mau menghormati dan memuliakan Tuhan melalui kehidupan cinta kita? Atau alasan utama kita mengikutinya adalah karena kita rindu ingin mempunyai kehidupan percintaan yang baik dan romantis? Dengan kata lain, sebenarnya oknum utama yang sedang kita cari melalui tema tersebut adalah Tuhannya atau kenikmatan dalam bercinta? Ingin belajar mencintai Tuhan atau mencari orang yang terus memuaskan keinginan kita untuk dicintai?
Romance adalah hal yang sangat indah yang Tuhan berikan kepada umat manusia untuk dinikmati. Namun, celakalah kita kalau kita mencarinya lebih dari mencari Sang Kasih itu sendiri. Biarlah fokus utama kita hanya kepada Tuhan dan bukan kepada diri sendiri, bahkan dalam hal percintaan. Mari kita memohon kepada Tuhan agar Dia selalu memurnikan motivasi hati kita.